Tinjauan Pustaka
Rujukan
pemeberikan pelayanan kesehatan kepada pasien dari fasiltas kesehatan yang satu
ke fasilitas kesehatan lain dilaksanakan secara timbal balik baik secara mendatar
ataupun tegak lurus dimana wajib dipatuhi oleh peserta jaminan kesehatan dan
dilakukan dengan cara yang mendatar maupun yang tegak lurus. Rujukan yang
secara mendatar adalah rujukan ini dilakukan pada tempat pelayanan kesehatan
dalam satu tingkat jika tempat yang memberikan pelayanan kesehatan yang
merujuk pasien tidak dapat memberikan perawatan dan pengobatan pasien sesuai
dengan kebutuhan kondisi pasien dikarenakan oleh fasilitas yang terbatas, sarana
dan prasarana berua peralatan dan/atau tidak ada atau terbatasnya jumlah tenaga
9
kesehatan seperti dokter spesialis maupun petugas kesehatan yang lain yang
tingkat pelayanan yang dasar ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi atau
sebaliknya.
Rujukan yang secara tegak lurus dari tempat yang memeberikan pelayanan
rendah apabila :
maka persyaratan berdasarkan Permenkes RI No. 001 Tahun 2012 sebagai berikut:
10
3) jika tidak dilakukan rujukan maka resiko apa yang bisa muncul
dituju.
c. Adanya surat pengantar rujukan yang telah dibuat oleh perugas kesehatan
pasien.
wajib:
11
kondisi alat kesehatan serta sarana dan petugas kesehatan yang tersedia
serta kompetensinya.
merujuk maka dianggap roses rujukan telah terjadi. Fasilitas kesehatan yang
sesuai dengan ketentuan wilayah serta tingkat kemampuan sesuai kondisi pasien,
pelayanan kesehatan.
kondisi pasien yang gawat darurat. Kriteria Sistem rujukan tersebut sebagai berikut:
preferensi dari pasien dan keluarga ppasien dalam melakukan sistem pemetaan
secara lurus maupun mendatar yang dilakukan dari fasilitas kesehatan yang lebih
rendah ke fasilitas kesehatan lebih tinggi maupun sebaliknya (Kemenkes RI, 2013).
yang tingkat kedua yang dilakukan oleh dokter sub ahli atau dokter
tinggi.
berjenjangg.
kesehatan.
14
1. BPJS Kesehatan tidak akan membayar bagi pasien tidak mematuhi aturan
Rumah Sakit
rawat jalan serta rawat inap menurut permenkes No. 56 tahun 2014.
pengobatan dan perawatan yang lengkap baik secara preventif dan kuratif kepada
pasien dengan jenis pelayanan rawat jalan dan rawat inap dan bagian integral dari
Tugas dan fungsi rumah sakit. Tugas dari rumah sakit yaitu melakukan
kesehatan.
berjenjang dan fungsi rujukan, sehingga rumah sakit umum dan rumah sakit
sakit.
Jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30% dari
seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah dan 20%
dari seluruh tempat tidur untuk rumah sakit milik swasta. Sedangkan
Jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30% dari
seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit Milik Pemerintah dan 20%
dari seluruh tempat tidur untuk rumah sakit milik swasta. Sedangkan
kelas III paling sedikit 30% dari seluruh tempat tidur untuk rumah
sakit milik Pemerintah dan 20% dari seluruh tempat tidur untuk
17
orang dokter dan dua orang dokter gigi untuk pelayanan gigi
mulut.
pelayanan.
sakit.
Kelas C
medis untuk instalasi gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, rawat
dan kamar jenazah. Pelayanan rawat inap rumah sakit umum kelas
kelas III minimal 20% dari seluruh tempat tidur untuk Rumah
Tahun 2014).
kelas III paling sedikit 30% dari seluruh tempat tidur untuk rumah
sakit milik pemerintah dan 20% dari seluruh tempat tidur untuk
a. Rumah Sakit Khusus Kelas A; Rumah sakit khusus kelas A adalah rumah
Rumah sakit khusus kelas B adalah rumah sakit khusus yang mempunyai
minimal.
Preferensi
sesuatu hal terhadap sesuatu pilihan yang diminati diharapkan dapat memberikan
ataupun jasa. Dari rangkaian pengertian dari preferensi memunyai dua bagian
yang penting, yakni: (1) proses mengambil keputusan dalam membeli barang atau
jasa dan (2) proses mengevaluasi barang dan jasa yang didapatkan
seseorang dalam memilih suatu barang ataupun jasa. Menurut model Sandhusen
diri konsumen sepperti karakteristik yang melekat pada diri seseorang dan faktor
21
eksternal yaitu segala sesuatu yang berasal dari luar pembeli itum hal menentukan
respon untuk memilih suatu produk dipengaruhi segala hal berasal dari dan luar
diri konsumen.
terkait perilaku konsumen karena tidak teratur. Berikut ini adalah model perilaku
pemasaran (marketing mix) adalah dalam mencapai sasaran pada respon di pasar
yang diinginkan oleh perusahaan dengan menggunakan suatu cara atau strategi
Suatu produk dapat dikatakan sukses atau tidak dengan melihat dari
beberaa hal yang tidak dapat berdiri sendiri jika tidak didukung oleh faktor lain
b. Harga
Harga adalah suatu nilai terhadap suatu produk ataupun jasa dalam bentuk
uang Kotler dan Amstrong (2008). Seorang pelanggan untuk mendapatkan suatu
produk atau jasa maka harus berkorban dengan memberikan sesuatu disebut juga
harga.
resiko pengeluaran biaya yang banyak dalam pembelian, yang pada gilirannya
menyebabkan pencarian yang lebih besar terhadap produk lain. Karena menurut
Hartono (2010), “harga” bagi konsumen tidak hanya uang, namun pengorbanan
lain seperti waktu, tenaga, biaya perjalanan, dan kejemuan dalam menunggu
pelayanan (Setiadi,2015)
c. Tempat
menjadi faktor yang sangat krusial dalam menentukan kesuksesan suatu penjualan
jasa. Menurut Hartono bahwa lokasi merupakan dalam menentukan pilihan untuk
pelanggan.
Menurut Engel, Blackwell. Miniard bahwa selain lokasi maka jarak lokasi
Jarak lokasi tempat penjualan dengan calon pembeli juga merupakan hal yang
d. Promosi
a. Faktor budaya
persepsi, keinginan yang melekat yang telah dipelajari oleh seseorang dari
anggota keluarga, masyarakat ataupun suatu lembaga. Faktor budaya ini menjadi
kebudayaan, oleh karena itu perusahaan penyedia barang atau jasa tersebut
b. Faktor sosial
bahwa perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok
1. Kelompok Panutan
2. Keluarga
2014).
25
keputusan adalah peran dari salah satu keluarga yang memutuskan karena
kegiatan yang dilakukan oleh sesorang dan dari peran yang telah dilakukan
yaitu usia pembeli dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keuangan, gaya hidup, serta
Membeli suatu barang atau jasa akan dipengaruhi oleh pekerjaan seseorang.
penentu kelas konsumen dalam membeli barang atau jasa, gaya hidup diri
Dalam mengumpulkan aspek atau valensi yang disebut sebagai nilai sifat dari
mengurangi tegangan bila pribadi mendapatkan sesuatu itu, hal ini bersifat
tegangan bila pribadi menghampirinya, hal ini bersifat menolak (Fauzia, 2014).
Kotler dan Keller. Hal ini membuat pemasar juga harus memperhatikan
sangat memppengaruhi dalam membeli suatu barang dan jasa. Hal yang sama
seorang ibu dalam keluarga khususnya pada ibu hamil untuk mendapatkan
Gaya hidup merupakan Kegiatan, hobi dan pendapat dari yang dapat
mengekspresikan pola hidup dari seseoran, dimana gaya hidup ini merupakan
hidup menjadi strategi baru dalam menjadi sasaran pasar untuk menjual
Kepribadian merupakan ciri kejiiwaan yang melekat pada diri seseorang yang
sehingga dalam membeli suatu barang dan jasa maka akan berbeda pula
(Setiadi, 2015).
1. Motivasi
Fauzia, 2014).
2. Persepsi
2014).
3. Pembelajaran
atau produk.
Social Pribadi
Budaya Umur dan siklus hidup
• Budaya Kelompok
Pekerjaan
• Sub budaya acuan
Situasi
• Tingkat sosial sosial Keluarga Keuangan
Peran dan status Pola hidup
Kejiwaan dan konsep diri
preferensi dari bebarapa jenis produk (Philip Kotler dan Kevin Lane Keller dalam
Juwita, 2015). Menurut Ristyanti Prasetijo, & John J.O.I Ihalauw dalam Setiadi
(2015) mendefiniskan keputusan adalah tindakan untuk memilih dua atau lebih
pilihan.
beberapa faktor.
memutuskan membeli suatu barang atau jasa maka maka memilki struktur, oleh
karena itu setiap penghasil barang atau jasa perlu menyusun struktur yang terdiri
dari :
mengambil keputusan
yang lain sehingga pelanggan dapat mengambil keputusan merk apa yang
akan dibelinya.
30
atau jasa dalam memutuskan membeli suatu barang atau jasa sehingga
Hubungan antara dokter dan pasien pada hakikatnya tidak dapat terjadi
tanpa melalui interaksi yang bersifat komunikatif dimana kedua belah pihak saling
penyembuhan dan pengobatan dimana baik dokter ataupun pasien akan saling
memberi informasi sehingga tidak hanya dokter yang aktif tetapi pasien juga
kepada dokter karena dokter dianggap sebagai profesi yang tidak mungkin berbuat
oleh dokter dan dokter menyadari akan adanya pencitaan ini sehingaa dibawah
31
alam sadar dokter mengangga bahwa dirinya lebih tahu dari ppasien (Andhy,
2016).
Menurut Szasz dan Holender (Andhy, 2016) pola hubungan dokter dan
komunikasi dan membuat keputusan adalah dokter sebagai ahli medis dan
ini kondisi kooperatif antara dokter dan pasien, dokter pada posisi yang
pasien.
dari model ini adalah equal (keseimbangan) artinya bahwa dokter dan pasien
kondisinya adalah pasien itu sendiri. Informasi terkait dengan keluhan pasien
informasi
keamanan.
Penelitian ini dilakukan April 2010 dan Maret 2013 pada semua pasien
memperoleh hasil bahwa pasien lebih memilih rumah sakit yang kualitas
perjalanan yang jauh untuk mencapai rumah sakit yang mereka inginkan.
sakit.
33
rumah sakit tidak dikarenakan lokasi untuk mencaai rumah sakit, akan
harus dikeluarkan, kualitas dokter dan perawat dan juga informasi yang
diperoleh.
5. Penelitian Aggrhaeni tahun 2013 di rumah sakit Muhammadiyah Kabuaten
sakit yang mempunyai layanan kesehatan paling baik dan sebagian besar
pasien yang dirujuk adalah pasien dengan rujukan poli rawat inap bangsal.
Kerangka Berpikir
berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan tinjauan pustaka yang telah
- Pengambil Keputusan
- Fasilitas
- Persepsi kualitas
- Dokter ahli (dokter spesialis)
- Geografis
- Relasi sejawat
- Emergensi
- Pembelajaran
- Referensi
- Sosial
- Agama dan budaya
pengambilan keputusan pasien dalam pilihan rumah sakit rujukan di RSUD kota
Subulussalam terdiri dari siapa pengambil keputusan, dan adanya berbagai faktor
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Subulussalam.
penelitian ini adalah karena bervariasinya tujuan rujukan dari RSUD Kota
perbatasan antara propinsi Aceh dan Sumatera Utara serta berdasarkan penelitian
sebelumnya bahwa tingginya angka rujukan dan pengguna rujukan yang tidak
sesuai dengan sistem yang sebenarnya di wilayah kerja RSUD Kota Subulussalam
tersebut. 35
bulan Oktober 2018 (mulai dari survei penelitian sampai penyajian hasil
penelitian).
Informan Penelitian
memahami data informasi ataupun fakta dari suatu objek penelitian. Informasi
adalah data yang telah disusun sedemikian rupa sehingga bermakna dan
dukungan sumber daya yang dimiliki peneliti dan informan, maka informan yang
diwawancarai adalah :
untuk tujuan penelitian dengan tanya jawab dengan bertatapan muka antara
Kota Subulussalam.
2. Metode Dokumentasi
dengan data rujukan pasien di RSUD Kota Subulussalam, data profil RSUD
Definisi Konsep
kesehatan lanjutan.
3. Pengambil keputusan adalah siapa saja yang terlibat dalam proses
sakit rujukan
6. Emergensi merupakan Kondisi dimana pasien membutuhkan pertolongan
yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang dan para anggota dalam setiap
jenjang itu memiliki nilai - nilai, kepentingan atau minat, serta tingkah
Instrumen Penelitian
yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Untuk
penelitian kualitatif ini. Hal ini disebabkan karena penelitian kualitatif bermaksud
manusia. Selain itu ingin menemukan makna dan interaksi manusia sebagai
subyek dari kehidupan sehari-hari dalam situasi tertentu. Maka, tidak salah
1. Tahap awal.
2. Tahap Horizonalization
pernyataan penting yang relevan dengan topik. Pada tahap ini, peneliti
dialaminya.
rumah sakit rujukan di RSUD Kota Subulussalam. Laporan dari penelitian ini