Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, kami tim akreditasi RSUD
Kabupaten Bintan telah dapat menyelesaikan panduan sistem rujukan ponek tahun 2022 di
mulai dari pembuatan kebijakan sampai kelengkapan dokumen seperti SPO, lembar observasi
dan format-format.

Panduan ini berisikan kebijakan panduan sistem rujukan ponek , pengertian, ruang
lingkup, tata laksana, dan dokumentasi dari tanggung jawab rumah sakit dalam mendukung
sistem rujukan ponek baik dari unit pelayanan perujuk ataupun unit pelayanan penerima rujukan
serta rujukan balik di RSUD Kabupaten Bintan

Dalam pembuatan ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, maka untuk itu kami
sangat terbuka atas koreksi yang membangun demi kesempurnaan kegiatan akreditasi ini.

Kijang, Januari 2022


Direktur

dr. Benni Antomy, M.Ked(An),Sp.An


NIP.
BAB I

DEFINISI

Suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya


penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul baik secara vertikal
ataupun horizontal ke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau , rasional, dan tidak
dibatasi oleh wilayah administrasi.

Surat rujukan kesehatan diindonesia telah diatur dalam bentuk berjenjang yaitu
pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua dan ketiga yang pelaksanaannya tidak berdiri
sendiri-sendiri namun dalam suatu system yang saling berhubungan.

Bila suatu instalasi pelayanan kesehatan tidak dapat memberikan penanganan untuk
suatu kasus karena keterbatasan kompetensi sumber daya manusia, sarana, prasarana yang
tersedia maka dilakukan rujukan ke tingkat pelayanan diatasnya, daan seterusnya.

Dengan adanya panduan system rujukan ponek diharapkan dapat terselenggara


pelayanan kesehatan yang bermutu, komprehensif, berkelanjutan dan merata serta
memberikan kepastian hukum dalam pelayanan kesehatan kepada pasien dan masyarakat.

Tujuan dari tersusunnya panduan system rujukan ponek adalah sbb:

A. Memberikan informasi tentang system rujukan kesehatan secara keseluruhan


B. Memberikan petunjuk alur rujukan pasien maupun bahan pemeriksaan
C. Memberi petunjuk cara penanganan rujukan pasien maupun bahan pemeriksaan
D. Member petunjuk cara penanganan rujukan balik
E. Memberi petunjuk dalam hal administrasi da manajemen rujukan pasien maupun
bahan pemeriksaan termasuk dalam pelaporan dan monitoring serta evaluasi
pelaksanaannya.
BAB II

RUANG LINGKUP

Rujukan kesehatan merupakan penyerahan tanggung jawab dari satu pelayanan


kesehatan ke pelayanan kesehatan yang lain. Dalam system kesehatan nasional yang
dimaksud dengan pelayanan rujukan medic adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
atas kasus yang dilakukan secara timbale balik baik secara vertical (dari atau ke unit yang lebih
mampu menangani) maupun horizontal (antar unit-unit yang setingkat kemampuannya).

Berdasarkan undang – undang no.44 tahun 2009 tentang rumah sakit pasal 42
dinyatakan bahwa system rujukan merupakan penyelenggaraan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung jawab secara timbale balik baik vertical maupun horizontal,
structural dan fungsional terhadap kasus penyakit, masalah penyakit atau permasalahan
kesehatan . setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban merujuk pasien yang memerlukan
pelayanan d luar kemampuan pelayanan Rumah Sakit.

Berdasarkan pengertian tersebut , ruang lingkup rujukan dapat dibedakan berdasarkan


integrasi pelayanan, sifat rujukan dan pelaku rujukan diantaranya :

A. Berdasarkan integrasi pelayanan, rujukan dapat berupa :


1. Rujukan internal, yaitu rujukan antar bagian dalam satu unit
2. Rujukan eksternal, yaitu rujukan antara suatu unit dengan unit lain

B. Berdasarkan sifat rujukan maka rujukan dibedakan menjadi :


1. Rujukan Vertikal, yaitu rujukan dari atau ke unit yang lebih mampu menangani
2. Rujukan Horizontal, yaitu rujukan antar unit-unit yang setingkat kemampuannya

C. Berdasarkan pelaku rujukan, maka rujukan dibedakan menjadi :


1. Rujukan dari personal, seperti rujukan dari praktik mandiri, praktik kelompok
2. Rujukan dari institusi, baik institusi pemerintah maupun swasta, rumah sakit dan
dinas kesehatan

D. Rujukan medic terdiri atas :


1. Rujukan pasien
2. Rujukan bahan-bahan pemeriksaan laboratorium
Berdasarkan pengertian rujukan diatas, rujukan harus dilakukan bila kasus penyakit
tertentu memerlukan penanganan di luar kemampuan yang tersedia di fasilitas pelayanan
kesehatan, baik kompetensi sumber daya manusia maupun fasilitas pemeriksaan penunjang
yang ada.Selain itu, rujukan juga bisa di lakukan bila kasus tersebut secara ilmu pengetahuan
memerlukan penanganan secara spesialistik atau subspesialistik diluar klasifikasi rumah
sakitnya.

Penyelenggaran system rujukan kesehatan di Indonesia telah diatur dalam bentuk


berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan timgkat pertama, kedua dan ketiga yang dalam
pelaksanaanya tidak sendiri-sendiri namun dalam suatu system yang saling berhubungan.
Undang – undang nomor 44 tahun 2009 tentang ruamh sakit menyatakan bahwa dalam ragka
penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit
diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah sakit kelas A, B, C dan
D.
BAB III

TATA LAKSANA

Jenis Rujukan yang ada di RSUD Kabupaten Bintan:

 Rujukan keatas

 Rujukan Balik

A. UNIT PELAYANAN PERUJUK


Unit pelayanan perujuk adalah rumah sakit kelas D, puskesmas PONED, klinik
bersalin, bidan praktek mandiri. Unit pelayanan tersebut dapat melakukan rujukan
medic bila:
1. Dari pemeriksaan fisik tanpa pemeriksaan penunjang medic sudah dapat
dipastikan tidak dapat diatasi
2. Dari pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang ternyata tidak dapat
diatasi
3. Memerlukan pemeriksaan penunjang medic yang lebih lengkap yang
membutuhkan kehadiran pasien
4. Setelah diobati/dirawat, ternyata membutuhkan pemeriksaan/pengobatan
difasilitas yang lebih mampu

Sementara itu, rujukan kesehatan dapat dilakukan bila :

1. Puskesmas setempat tidak mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan


2. Pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan oleh masyarakat
3. Sarana kesehatan tidak mampu dan tidak memiliki fasilitas yang cukup
4. Tidak ada tenaga kesehatan yang kompeten disarana perujuk

Tata laksana rujukan di unit pelayanan rujukan :

1. Rujukan ke RSUD Kabupaten Bintan dilakukan atas dasar indikasi medis


yang memerlukan penanganan lebih lanjut secara spesialistik atau
subspesialistik sehubungan kompetensi SDM atau pemeriksaan penunjang
tidak tersedia di unit pelayanan perujuk
2. Sebelum pasien dirujuk, unit pelayanan perujuk berkewajiban :
a. Memberikan informasi melalui telepon langsung ke RSUD Kabupaten
Bintan mengenai kasus yang akan dirujuk, meliputi informasi :
1) Maksud dan tujuan dirujuk
2) Kemana harus dirujuk
3) Informasi ketersediaan tempat di RSUD Kabupaten Bintan
4) Memberikan informasi mengenai :
a) Identitas pasien
b) Keadaan umum pasien
c) Pemeriksaan dan penanganan serta terapi yang sudah di berikan
5) menggunakan sarana/mobil apa yang dirujuk
6) Risiko selama diperjalanan sampai tempat tujuan
7) Pembiayaaan rujukan

b. Memberikan surat pengantar rujukan ditulis dengan jelas mengenai :


1) Identitas pasien
2) Diagnosis pasien
3) Pemeriksaan dan penanganan serta terapi yang telah diberikan
4) Tanda tangan serta nama jelas dokter/bidan yang merujuk
5) Bagian/spesialis/subspesialis yang dituju di RSUD Kabupaten Bintan

c. Menjelaskan secara jelas dan terperinci kepada pasien/ keluarganya


mengenai maksud rujukan ke RSUD Kabupaten Bintan
d. Meminta pesetujuan pasien/keluarga pasien untuk dilakukan rujukan ke
RSUD Kabupaten Bintan
e. Melengkapi persyaratan administrasi pasien khususnya pasien yang
menggunakan fasilitas pembiayaan dari pemerintah
(askes/askeskin/jamkesmas/jampersal/skm/sktm) atau asuransi tertentu
sesuai ketentuan yang berlaku.
f. Memberikan pelayanan optimal oleh petugas kesehatan selama merujuk
pasien
Alur Pelayanan Rujukan Kegawatdaruratan Obstetri dan Neonatal
1. Sistem rujukan pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal mengacu pada
prinsip utama kecepatan dan ketepatan tindakan, efisien, efektif dan sesuai dengan
kemampuan dan kewenangan fasilitas pelayanan.
2. Setiap kasus dengan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal yang ke RSUD Lubuk
sikaping harus langsung dikelola sesuai Prosedur tetap sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur. Setelah dilakukan stabilisasi kondisi pasien di IGD dan
ditangani diruang obstretri Ginekologi dan di ruang bersalin, kemudian ditentukan
apakah pasien akan dikelola di RSUD Lubuk sikaping atau dilakukan rujukan ke RS
Ponek yang lebih tinggi (RSAM Bukittinggi dan RSUP M.Djamil Padang).
3. Bila pasien sudah mendapat tindakan (seperti operasi) dan dalam perawatan terjadi
sesuatu yang memerlukan penanganan yang lebih kompleks maka dilakukan rujukan
dari ruangan yang merawat ke Rumah Sakit rujukan Ponek yang lebih tinggi.
4. Rujukan dilakukan setelah menyelesaikan administrasi dan mempertimbangkan
kestabilan pasien

B.UNIT PELAYANAN PENERIMA RUJUKAN DI RSUD LUBUK SIKAPING

Pasien yang dirujuk ke RSUD Lubuk sikaping setelah melalui pendaftaran sesuai
dengan unit pelayanan penerima rujukan akan mendapatkan pelayanan sesuai standar
pelayanan medis yang telah ditetapkan di RSUD Lubuk sikaping.

Unit penerima rujukan di RSUD Lubuk sikaping, terdiri atas :

- PONEK Instalasi gawat Darurat (IGD)


ALUR PASIEN DI UNIT PENERIMA PELAYANAN RUJUKAN DI RSUD LUBUK SIKAPING

PASIEN

Instalasi Gawat Darurat


Dirujuk proses diagnosa
(IGD) PONEK

RSUD Lubuk
sikaping

Definif terapizasx

BA
LI
K
Sembuh

Meninggal
RUJUKAN
Out come Tidak tertangani
tertangattertanganit
SKEMA RUJUKAN

rs
RS KELAS A/B PENDIDIKAN Pelayanan medik spesialistik
dan sub spesialistik

RS KELAS B NON Pelayanan medik spesialistik


PENDIDIKAN dan subspesialistik terbatas

RS KELAS C Pelayanan medik dasar dan


spesialistik terbatas

RS KELAS D Pelayanan medik dasar dan


spesialistik terbatas

PUSKESMAS PONED Pelayanan medis dasar

BIDAN POLINDES Pelayanan komunitas dasar

MASYARAKAT/
KADER/BUMIL/
POSYANDU Pelayanan komunitas dasar
Keterangan :
 Rujukan
 Untuk rumah sakit diutamakan RS PONEK
 Untuk puskesmas diutamakan pukskesmas PONED
1. PENDAFTARAN
Di bagian pendaftaran unit pelayanan penerima rujukan, dilakukan verifikasi rujukan
yang meliputi :
a. Rumah Sakit dan bagian yang dituju sudah sesuai dengan surat rujukan.
b. Persyaratan administrasi sesuai dengan ketentuan masing-masing penjamin
pembiayaan ( askes/askeskin/jamkesmas/jampelsal/skm/sktm)
c. Pasien akan mendapatkan rekam medis dengan kolom khusus mengenai informasi
rujukan yang sudah terisi lengkap, mencakup:
1) Keterangan asal rujukan pasien : puskesmas poned, klinik bersalin, bidan
praktek mandiriataupun dari rumah sakit lainnya
2) Diagnosis di surat rujukan
3) Terapi/tindakan yang sudah dilakukan
4) Jenis rujukan : kasus/pemeriksaan penunjang
5) Kondisi pasien saat dating : level penyakit/status kegawatdaruratan (true
emergency, false emergency, atau non emergency)

2. INSTALASI GAWAT DARURAT

Pelaksanaannya dapat menggunakan format rujukan intern rumah sakit. Di instalasi


Gawat darurat RSUD Lubuk sikaping, upaya pelayanan PONEK meliputi :

 Stabilisasi di IGD dan persiapan untuk pengobatan definitif


Pelayanan di IGD diakukan dengan standar respon time di IGD selama 10 menit.

3. INSTALASI RAWAT JALAN


Di instalasi rawat jalan standar Rumah Sakit kelas C adalah :
a. Rujukan dari Rumah Sakit dengan severity level I dan II dengan alasan tidak dapat
dilakukan karena kasus khusus atau memerlukan perawatan spesialistik diluar
klasifikasi unit pelayanannya
b. Pasien dari IGD yang karena ketidaktahuannya datang ke IGD dan tidak life
threaning, dapat dilayani di IRJ dan masih dalam jam pelayanan IRJ.
Pelaksaannya dapat menggunaan format rujukan intern rumah sakit
c. Pasien dari rawat inap yang dirujuk ke poliklinik IRJ karena memerlukan
tindakan/pemeriksaan tertentu yang hanya terdapat di poliklinik.
Pelaksaannya dapat menggunakan format rujukan intern rumah sakit.
B. RUJUKAN BALIK
Pasien dapat dirujuk balik ke tempat pelayanan kesehatan yang merujuk setelah
mendapatkan pelayanan di RSUD Lubuk sikaping bila :
1. Kasus pasien rujukan di RSUD Lubuk sikaping setelah di diagnosis oleh tim IGD
RSUD Lubuk sikaping akan dirujuk balik ke puskesmas/bidan praktek mandiri
yang bersangkutan jika ternyata kasusnya bukan kasus life saving dan dapat
dikerjakan di rumah sakit/puskesmaas/bidan praktek mandiri pengirim.
2. Kasus pasien rujukan di IRJ setelah di diagnosis oleh Dokter di IRJ ternyata
dapat ditangani di puskesmas/bidan praktek mandiri yang merujuk.
3. Rumah Sakit akan memberikan rujukan ke puskesmas/bidan praktek mandiri
setempat apabila penanganan/penatalaksanaan kasus pasien yang dirujuk ke
RSUD Lubuk sikaping sudah dapat dilanjutkan di puskesmas/bidan praktek
mandiri.
4. Rujukan balik ke tempat pelayanan kesehatan pengirim atau terdekat
menggunakan format rujukan balik, ditulis dengan jelas diagnosis dan
penatalaksaan yang telah dilakukan, serta saran penanganan /penatalaksaan
selanjutnya bila ada

Rujukan balik di buat dan ditanda tangani oleh dokter yang memeriksa/ menangani
pasien dan disetujui oleh dokter penanggung jawab pasien.

Rujukan balik ini dapat berupa :

1. Jawaban konsul untuk suatu kasus yang di rujuk


2. Jawaban hasil pemeriksaan untuk rujukan bahan pemeriksaan
3. Surat rujukan balik yang menerangkan tindakan dan penanganan yang telah
diberikandi RSUD Lubuk sikaping
4. Surat rujukan balik untuk penanganan selanjutnya di puskesmas/bidan praktek
swasta setempat dengan pertimbangan kasus tersebut dapat ditangani di
puskesmas/bidan praktek mandiri tersebut
BAB IV

DOKUMENTASI

1. Barner sistem rujukan RSUD Lubuk sikaping


2. Leaflet sistem rujukan RSUD Lubuk sikaping
3. SK kebijakan tentang sistem rujukan
4. Alur pasien di unit penerima pelayanan rujukan RSUD Lubuk sikaping
5. Alur pelayanan rujukan pasien di instalasi rawat jalan
6. Alur pelayanan rujukan di instalasi Gawat darurat
7. Alur pelayanan rujukan bahan pemeriksaan di Radiologi dan patologi klinik
8. SPO rujukan balik
9. SPO kemampuan layanan(type kelas Rumah sakit)
10. SPO informed consent
11. SPO surat pengantar rujukan
12. SPO menerima telepon
13. SPO komunikasi
14. SPO mengantar pasien di RS lain
15. SPO menerima pasien baru di IGD
16. SPO menerima pasien baru di IRJ
17. SPO menerima pasien baru di pendaftaran
18. Dokumentasi hasil sosialisasi SPO sistem rujukan dan rujukan balik
dipenerimaan/pendaftaran,IGD dan IRJ yang meliputi : jadwal, daftar hadir dan notulen
19. SPO observasi pasien sebelum dirujuk

Anda mungkin juga menyukai