Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum w.w

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang menciptakan manusia dan menambah ilmu
pengetahuan bagi mereka yang berusaha mendapatkannya. Salawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada Rasulullah, penghulu dan mahaguru bagi kita semua. Alhamdulillah
Panduan Perawatan Metode Kangguru Edisi 1 tahun 2018 RSUD Lubuk sikaping telah kita
miliki. Panduan ini diharapkan menjadi acuan dalam peningkatan mutu pelayanan di lingkungan
RSUD Lubuk sikaping yang kita cintai ini.

Ucapan terimakasih kepada Instalasi Rawat Inap Kebidanan, Perinatologi, dan PONEK
yang telah menyelesaikan Panduan Perawatan Metode Kangguru Edisi 1 tahun 2018 RSUD
Lubuk sikaping ini. Kami percaya bahwa tidak ada yang sempurna kecuali Allah SWT, saran
dan masukan dari kita sangat diharapkan untuk kesempurnaan panduan ini untuk masa yang
akan datang.

Wassalamu’alaikum w. w.

Lubuk sikaping, Juli 2018


Direktur

dr. Yong Marzuhaili


NIP. 19740928 200604 1 009
PANDUAN PERAWATAN METODE KANGGURU (PMK)
BAB I
DEFINISI

A. DEFENISI
1. Perawatan metode kangguru (PMK) adalah perawatan bayi berat lahir rendah dengan
melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu (skin to skin contact)
2. Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah kelompok bayi lahir dengan berat kurang dari
2500 gram tanpa memandang usia kehamilanya, baik premature atau cukup bulan
3. PMK berselang (cotinous KMC) adalah perawatan kangguru yyang dipraktekan selama
beberapa jam atau tiap beberapa hari
4. Bangsal/unit PMK adalah sarana kesehatan untuk mempraktekan PMK.

B. PRINSIP METODE KANGGURU


Menggantikan perawatan bayi baru lahir dalam incubator dengan ibu bertindak seperti ibu
kangguru yang mendekap bayinya dengan tujuan mempertahankan suhu bayi stabil dan
optimal (36’5 - 37’5°C)

C. TUJUAN
Ibu bertindak seperti ibu kangguru yang mendekap bayinya dengan tujuan
mempertahankan suhu bayi stabil dan optimal.Suhu optimal ini diperoleh dengan kontak
langsung secara terus menerus.

D. KEUNTUNGAN
Ada beberapa keuntungan dari metode kangguru :
 Meningkatkan hubungan emosional ibu dan anak
 Menstabilkan suhu tubuh ( 36’5 - 37’5°C) , denyut jantung ( 120 – 160 x/menit ), dan
pernapasan bayi ( 40 – 60 x/menit )
 Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih baik
 Mengurangi stress pada ibu dan bayi
 Meningkatkan produksi ASI
 Menurunkan resiko terinfeksi selama perawatan di rumah sakit
 Mempersingkat masa rawat di rumah sakit

BAB II
RUANG LINGKUP

A. RUANG LINGKUP
Adapun kriteria bayi untuk metode kangguru adalah :
1. Bayi dengan berat badan < 2500 gram
2. Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai.
3. Perkembangan selama di inkubator (rumah sakit) baik
4. Kesiapan dan keikutsertaan orang tua, sangat mendukung dalam keberhasilan.

B. KOMPONEN PERAWATAN METODE KANGGURU


1. Program PMK terdiri atas empat komponen yaitu :
a. Kangoroo position yaitu posisi kangguru (kengoroo position merujuk pada kontak
kulit ibu dan bayi)
b. Kangoroo nutrition yaitu nutrisi kangguru (merujuk pada praktek pemberian ASI
yang diperkuat dengan kontak kulit ibu dengan kulit bayi)
c. Kangoroo discharge (merujuk pada kelanjutan praktek PMK dirumah setelah
keluar dari rumah sakit)
d. Kangoroo support yaitu dukungan kangguru (merupakan bentuk dukungan pada
PMK dapat berupa dukungan fisik maupun emosional pada ibu)

2. Konsep pelayanan
a. Dilakukan dengan cara komprehenshif (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif)
b. Hospital based dan community based
c. Harus integrasi dengan pekayanan yang ada
d. Semua tindakan harus terdokumentasi
e. PMK utamanya merupakan intervensi perwatan dengan dukungan medis
BAB III
TATA LAKSANA

A. CARA PERAWATAN METODE KANGGURU


Perawatan metode kangguru dapat dilakukan dengan 2 cara :
 PMK Intermiten
PMK yang tidak diberikan sepanjang waktu tetapi hanya dilakukan jika ibu
mengunjungi bayinya yang masih berada dalam perawatan inkubator.
Kriteria bayi yang dilakukan PMK Intermiten :
- Level II-III
- Bayi dengan penyakit atau kondisi yang berat yang membutuhkan
perawatan intensif dan khusus di ruang rawat perinatology, bahkan
mungkin memerlukan bantuan alat.
Kriteria Ibu yang memerlukan PMK Intermiten :
- Ibu tidak dalam perawatan intensif
RSUD Lubuk sikaping menerapkan metode ini.

 PMK Kontinu
PMK yang dilakukan secara terus menerus.
Kriteria bayi yang dilakukan PMK Kontinu:
- Ruang rawat PMK ( level I)
- Kondisi bayi dalam keadaan stabil
- Bayi dapat bernapas secara alami tanpa bantuan oksigen

B. ALUR PASIEN DALAM PELAYANAN


Bayi dengan berat badan lahir rendah bisa mendapatkan pelayanan metode kangguru
( PMK) didalam dan diluar rumah sakit. Bayi-bayi yang masih memerlukan fasilitas
perawatan spesialistik dirawat di rumah sakit.Sedangkan bayi-bayi dengan kondisi
umum stabil, toleransi minum baik dan ibu dianggap mampu melakukan PMK dapat
dirawat diluar rumah sakit atau dirumah dengan pengawasan tenaga kesehatan
terlatih.Jika bayi kembali masuk dalam keadaan gawat dapat langsung datang ke
rumah sakit atau unit gawat darurat.
ALUR PASIEN DALAM PELAYANAN

pasien

ugd poliklinik

Ruang Perinatologi

NICU Spesial care Ruang rawat gabung

(LEVEL III) (LEVEL II) (LEVEL I)

discharge

rumah Poliklinik/
puskesmas

C. PROSEDUR/ ALGORITMA PELAYANAN


Pelayanan PMK diberikan sesuai standar profesi, prosedur pelayanan sebagai berikut :
a. PMK pada BBLR dilakukan setelah pemeriksaan dan persetujuan oleh tenaga
medis ( dokter).
b. Setelah dokter memutuskan bahwa bblr dapat dilakukan PMK, selanjutnya inisiasi
oleh tenaga keperawatan
c. Keluarga pasien diberikan informasi mengenai pelayanan PMK, setelah setuju
maka keluarga menandatangani informed consent
d. Edukasi pada keluarga pasien mengenai pelaksanaan PMK, sesuaikan dengan
level perawatan bayi :
- Ruang rawat PMK ( level I) : dilakukan PMK secara kontinyu
- Level II-III : PMK intermiten
e. Melatih keluarga untuk melakukan PMK terutama mengenai posisi bayi, cara
menyusui dan personal hygiene. Setelah keluarga dilatih maka dilakukan uji coba
penerapan PMK ( dengan persetujuan dokter )
f. Perawat melakukan observasi terhadap pasien dan keluarga pasien selama
melaksanakan perawatan PMK
g. Pulang dan kunjungan kontrol
- Pemulangan (discharge) pasien dapat dilakukan setelah mendapatkan
persetujuan dokter
- Pada saat pulang keluarga diberikan edukasi mengenai hal-hal yang perlu
dilakukan dan diperhatikan selama melakukan PMK dirumah. Dapat diberikan
catatan mengenai kesehatan bayi menggunakan buku KIA atau sejenisnya.
- Kunjungan kontrol dapat dilakukan di tempat pemberi layanan RS atau
fasilitas kesehatan diluar rumah sakit 9 puskesmas, klinik, dokter/bidan
swasta) apabila pasien sebelumnya kiriman/rujukan dari sarana kesehatan
tersebut.

D. ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan merupakan suatu rangkaian kegiatan keperawatan dalam upaya
memenuhi kebutuhan bayi baru lahir dan keluarganya. Pendekatan yang digunakan
adalah proses keperawatan yaitu suatu pendekatan sistematis dimulai dari pengkajian,
perumausan masalah, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Untuk mengidentifikasi
masalah pemenuhan kebutuhan dasar bayi baru lahir secara optimal, pengkajian harus
dilakukan secara seksama baik itu pengkajian pada bayi maupun pengkajian terhadap
kebutuhan belajar dari orang tua bayi.
Perawatan metode kangguru utamanya intervensi perawatan BBLR dengan dukungan
medis.Sehingga berperan untuk melatih dan mendididk ibu adalah perawat atau bidan
terlatih. Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal yang terkait dengan asuhan keperawatan
yang diberikan tidak hanya ke[ada si bayi tetapijuga kepada ibu, bahkan
keluarganya.dalam memberikan asuhan keperawatan PMK, komponen yang perlu
diperhatikan adalah :
a. Edukasi kepada ibu
Ada dua macam edukasi, yaitu saat :
 Periksa kehamilan (ANC)
 Setelah persalinan dengan bayi berat badan lahir rendah (BBLR)
Edukasi yang diberikan berisi :
 Apa dan bagaimana terjadinya BBLR
 Penanganan BBLR, dimana diantaranya denganPMK
 Informasi tentan PMK mulai dari tujuan sampai manfaat
 Membangun kesadaran akan pentingnya mencegah dan menangani masalah
BBLR

b. Konseling
Konseling adalah cara berhubungan dengan orang dimana anda mengerti apa
yang mereka rasakan dan menolong mereka untuk memutuskan yang harus
dilakukan.
Prinsip-prinsip konseling :
 Menggunakan komunikasi bahasa non verbal
 Pertanyaan terbuka
 Merespon bahasa tubuh yang menunjukan minat
 Mengulang ucapan ibu
 Empati, perlihatkan bahwa anda mengerti yang ibu rasakan
 Hindari kata-kata yang menghakimi

Setelah dikonseling dan ibu memutuskan untuk PMK maka dilanjutkan dengan
latihan penerapan.
Pendidikan dan konseling merupakan metode pemberian informasi dalam upaya
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga, informasi tentang PMK
merupakan dasar bagi keluarga dalam memutuskan kesediaanya melakukan
PMK. Tujuan akhir dari kegiatan ini adalah keluarga mampu melaksanakan
perawatan metode kangguru dirumah.

Untuk mendapatkan hasil yang optimal, perawat dan tenaga kesehatan lain harus
memiliki keterampilan dalam memberikan informasi, memahami perawatan
metode kangguru, dan memahami kesiapan keluarga dalam menerima informasi.
Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi kualitas informasi yang diterima oleh
keluarga terhadap pelaksanaan PMK.
Keluarga merupakan pemberi asuhan utama bayi premature keluar dari rumah
sakit melalui pemberian pendidikan kesehatan dan konseling sangatlah penting
mengingat bayi premature memrlukan perawatan khusus dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya.

c. Perawatan metode kangguru


1. Persiapan
Sebelum ibu mampu melakukan PMK dilakukan latihan untuk adaptasi
selama lebih kurang 3 hari. Saat melakukan latihan ibu diajarkan juga
personal hygiene : dibiasakan mencuci tangaan, kebersihan kulit bayi (tidak
dimandikan hanya dengan baby oil), kebersihan tubuh ibu dengan mandi
sebelum melakukan PMK. Serta diajarkan tanda-tanda bahaya seperti :
- Kesulitan bernafas ( dada tertarik kedalam, merintih)
- Bernafas sangat cepat atau sangat lambat
- Serangan henti nafas (apnea) sering dan lama
- Bayi terasa dingin : suhu bayi dibawah normal walaupun telah dilakukan
penghangatan
- Sulit minum : bayi tidak lagi terbangun untuk minum, nerhenti minum atau
muntah
- Kejang
- Diare
- Sclera / kulit menjadi kuning
2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan PMK perlu diperhatikan empat komponen PMK:
a. Posisi bayi
Letakkan bayi diantara payudaraa dengan posisi tegak, dada bayi
menempel kedada ibu.Posisi bayi dijaga dengan kain panjang atau
pengikat lainya.Kepala bayi dipalingkan kesisi kanan atau kiri dengan
posisi sedikit tengadah (ekstensi).Ujung pengikat tepat berdada dibawah
kuping bayi.Tungkai bayai haruslah dalam “posisi kodok” tangan harus
dalam posisi fleksi.Ikatkan kain dengan kuat agara pada saat ibu bangun
dari duduk, bayi tidak tergelincir.Pastikan juga bahwa ikatan yang kuat
dari kain tersebut menutupi dada si bayi.Perut bayi jangan sampai
tertekan dan sebaiknya berada di sekitar epigastrium ibu. Dengan cara
ini bayi dapat melakukan pernafasan perut.

Berikut ini adalah cara mengeluarkan bayi dari baju kangguru misalnya
saat akan disusui :
- Pegang bayi dengan satu tangan diletakkan di belakang leher
sampai punggung bayi
- Topang bagian bawah rahang bayi dengan ibu dan jari-jari lainya
agar kepala bayi tidak tertekuk dan tak menutupi saluran nafas ketika
bayi berada pada posisi tegak
- Tempatkan tangan lainya dibawah pantat bayi

b. Nutrisi dalam pemberian ASI


Dengan melakukan PMK, proses menyusui menjadi lebih berhasil dan
sebagian besar bayi yang dipulangkan memperoleh ASI.Bayi pada
kehamilan kurang dari 30-32 minggu biasanya perlu diberi minum dulu
melalui pipa naso gastrik, untuk ASI yang diperas (expressed breast
milk).Bayi dengan masa kehamilan 32-34 minggu dapat diberi minum
melalui gelas kecil.Sedangkan bayi dengan kehamilan sekitar 32 minggu
atau lebih, sudah dapat mulai menyusu pada ibu.

c. Dukungan ( support)
Saat bayi telah lahir, ibu memerlukan dukungan dari berbagai pihak,
diantaranya berupa :
- Dukungan emosional : ibu memerlukan dukungan untuk
melakukan PMK. Banyak ibu-ibu muda yang mengalami keraguan
yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan bayi pertamanya
sehingga membutuhkan dukungan dari keluarga, teman serta
petugas kesehatan.
- Dukungan fisik : selama beberapa minggu pertama PMK, merawat
bayi akan sangat menyita waktu ibu. Istirahat dan tidur yang cukup
sangat penting perananya pada PMK. Oleh karna itu, ibu
memerlukan dukungan untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas
rumah.
- Dukungan edukasi : sangat penting memberikan informasi
yang ibu butuhkan agar ia dapat memahami seluruh proses PMK
dan mengetahui manfaat PMK. Hal ini membuat PMK lebih
bermakna dan akan meningkat kemungkinan bahwa ibu akan
berhasil menjalankan PMK baik dirumah sakit ataupun dirumah.
Dukungan bisa diperoleh dari petugas kesehatan, seluruh anggota
keluarga, ibu dan masyarakat. Tanpa adanya dukungan akan sangat
sulit bagi ibu untuk dapat melakukan PMK dengan berhasil.

d. Pemulangan ( discharge )
Pemulangan bayi dilakukan atas persetujuan dokter berdasarkan laporan
perawat. Bayi PMK dapat dipulangkan dari rumah sakit setelah
memenuhi kriteria dibawah ini :
- Kesehatan bayi secara keseluruhan dalam kondisi baik dan tidak ada
henti nafas (apnea) atau infeksi
- Bayi minum dengan baik
- Berat bayi selalu bertambah ( sekurang-kurangnya 15gram /kg berat
badan/hari )
- Ibu mampu merawat bayi dan dapat datang secara teratur untuk
melakukan follw up
- Mereka akan tetap memerlukan dukungan meskipun tidak sering dan
seintensif seperti sebelumnya. Jika tidak ada layanan tindakan lanjut
atau lokasi rumah sakit letaknya jauh, pemulangan dapat di tunda,
sebelum dipulangkan, pastikan ibu sudah mengerti tanda-tanda
bahaya bayi, jadwal kontrol bayi, monitoring tumbuh kembang dan
bagaiman cara merujuk kerumah sakit jika ada bahaya.

e. Monitoring kondisi bayi


Hal – hal yang harus dimonitoring adalah :
- Tanda vital 3x/hari ( setiap ganti shift)
- Timbang berat badan bayi 1x/hari
- Panjang badan dan lingkar kepala 1x/minggu
- Predischarge score setiap hari
- Jejas pasca persalinan
- Skrining bayi baru lahir
- Tumbuh kembang bayi : terutama panca inderanya.

f. Monitoring kondidi ibu


Hal – hal yang perlu dimonitoring :
- Tanda - tanda vital
- Involusi uteri
- Laktasi
- Perdarahan post partum
- Luka operasi
- Luka perineum

g. Penanganan pencegahan
- Untuk endapat penyakit, maka BBLR perlu mendapat imunisasi
sesuai jadwal yang dianjurkan
- Tanya dan cari tanda-tanda apapun yang mengidentifikasi adanya
penyakit, baik yang dilaporkan atau tidak oleh ibu.
- Tangani setiap penyakit berdasarkan standar operasional prosedur
dan juklak local
- Jika pertambahan berat badan tidak mencukupi, tanya dan cari
permasalahanya, penyebab dan solusi. Semua ini umumnya
berhubungan dengan pemberian minum dan penyakit.
BAB IV
DOKUMENTASI

A. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Berdasarkan pencatatan dan pelaporan maka kualitas asuhan dapat diidentifikasi dan
di tingkatkan.
a. Pencatatan
Beberapa format pencatatan yang dapat digunakan dalam pelaksanaan PMK :
- Lembar observasi bayi dalam PMK : digunakan untuk memantau bayi setiap
hari mencakup tanda-tanda vital, berat badan, dukungan khusus yang
diberikan seperti oksigen.
- Catatan harian berat badan bayi : digunakan untuk melihat kenaikan berat
badan yang dilakukan PMK secara keseluruhan. Catatan di isi setiap hari oleh
penanggung jawab PMK.
- Lembar penilaian kesiapan pulang ( predischarge scoring ) : format ini berisi
tentang kondisi bayi saat menyusui, produksi ASI, rasa percaya diri, ibu dalam
merawat bayi, dukungan social ekonomi, pertambahan berat badan setiap
hari, pengetahuan tentang PMK, rasa percaya diri ibu dalam memberikan
obat, penerimaan dan penerapan PMK. Masing-masing pernyataan diberi
rentang 0-2. Nilai tinggi menggambarkan lebih siap. Kriteria bayi boleh pulang
adalah apabila nilai predischarge score lebih dari 16. Penilaian dilakukan oleh
pemberian asuhan.

b. Pelaporan
Laporan tentang proses pelaksanaan harus mencakup :
- Waktu pelaksanaan PMK : hal ini mencakup usia berapa hari rata-rata PMK
dilakukan
- Tipe PMK : apakah PMK dilaksanakan berselang ( intermiten) atau 24 jam
secara terus menerus ( continous)
- Masalah/kendala yang dihadapi : kendala selama pelaksanaan dapat PMK
diidentifikasi melalui proses pemantauan.

Sesuai dengan sifatnya, laporan dibagi menjadi dua yaitu :


- Laporan internal : terkait pelaksanan PMK diruang rawat, dilakukan secara
berkala tiap bulan.
- Laporan eksternal : semua hal terkait laporan disampaikan ke devisi laporan
mencakup semua hal terkait dengan pelaksanaan PMK, laporan dilakukan 6
bulanan sekali.

E. Model implementasi keperawatan metode kangguru


a. Model A : perawat metode kangguru berselang sukarela dan menyediakan
pelayanan PMK terus menerus
b. Model B: berada dalam bangsal neonatal, dimana dilakukan PMK terus menerus.
Terdapat ruang terpisah untuk PMK dan dekat dengan ruang NICU dan high care.
Jika pemondokan tersedia, ibu dan bayi langsung dimasukan ke bangsal PMK dan
ibu melakukan sebagian besar perawatan bayi, sedangkan jika fasilitas
pemondokan tidak tersedia, ibu pulang dan dating untuk melakukan PMK
berselang juga pemberian ASI.
c. Model C : bangsal PMK terpisah dari bangsal neonatal. Perawatan di NICU dan
high care menggunakan incubator dan PMK berselang. Pada tahap ini bangsal
PMK sebagai persiapan bayi untuk dipulangkan.
d. Model D: merupakan variasi dan model C dimana terdapat unit PMK terpisah
dengan NICU tersendiri. Ibu dapat memutuskan apakah akan dirawat secara PMK
atau konvensional. Ibu mulai dengan PMK berselang di ruang khusus walaupun
bayi dengan ventilator. Setelah kondisi bayi membaik dapat ditingkatkan dengan
PMK terus menerus sampai bayi siap dipulangkan.setelah ibu dan bayi pulang
akan dilakukan kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan. Model D sangat
memakan biaya dan bukan pilihan yang baik untuk Negara miskin.
e. Model E : fasilitas high care tidak tersedia. Rumah sakit tidak punya ruang atau
pemondokan ibu, dapaat merujuk ibu dan bayi ke fasilitas lain sampai bayi
mencapai berate yang cukup.
f. Model F : iniadalah model perawatan PMK setelah bayi dipulangkan. Bayi dirawat
secara PMK terus menerus, dan ibu membawa ke klinik khusus setiap hari atau
dua kali seminngu untuk control. Semakin kuat bayi, ferkuensi kunjungan control
semakin jarang. Model ini hanya dapat bekerja dimana system rawat jalan dan
transportasi umum tersedia.

Anda mungkin juga menyukai