Anda di halaman 1dari 11

RENCANA

PROGRAM
KERJA
2022

RUMAH SAKIT
KHUSUS IBU DAN

ANAK

ANNISA

INSTALASI
RUANG BAYI
I. PENDAHULUAN

Rumah sakit adalah salah satu bentuk organisasi pelayanan


kesehatan, khususnya terkait dengan upaya kesehatan rujukan.
Tujuan program kesehatan rujukan antara lain adalah: peningkatan
mutu, cakupan dan efisiensi rumah sakit, melalui penerapan dan
penyempurnaan standar pelayanan tenaga, standard, peralatan,
profesi dan manajemen rumah sakit (Aditama, 2003.)

Keperawatan adalah salah satu bentuk layanan profesional


yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan
bio-psikoso-sosio-spiritual yang komprehensif, baik sakit maupun
sehat yang mencakup seluruh siklus hidup manusia (Lokakarya Ners
Kelompok Kerja Keperawatan-Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1983
dalam Aditama 2003:82).

RSKIA Annisa Banjarmasin adalah rumah sakit rujukan untuk


perawatan ibu dan anak, untuk itu RSKIA Annisa Banjarmasin
harus dapat meningkatkan mutu dan pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan ini dapat dilihat
dari pelayanan yang diberikan semua perawat di semua ruangan
yang ada di RSKIA Annisa Banjarmasin Salah satunya di Ruang
Bayi.

Ruang Bayi merupakan ruang rawat inap diperuntukan bagi


pasien bayi dengan kelahiran normal maupun dengan operasi caesar
yang mengalami gangguan fisiologis baik aktual maupun potensial
yang berkaitan dengan tindakan keperawatan dan perawatan secara
intensif. Ruang Bayi perlu mengantisipasi keadaan tersebut dengan
cara upaya perbaikan dan peningkatan pada kualitas pelayanan di
berbagai sub-sistem yang ada antara lain pelayanan keperawatan
dalam rangka menurunkan angka kematian bayi khususnya di Kota
Banjarmasin. Oleh karena itu dibutuhkan dukungan dari berbagai
aspek meliputi :
sumber daya yang profesional antara lain sarana, prasarana,
peralatan medis, sumber daya manusia dan anggaran rumah sakit
yang memadai. Sehingga diperlukan suatu program kerja tahunan
guna meningkatkan mutu rumah sakit khususnya di Ruang Bayi.

Pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir (neonatus)


dibedakan dalam 3 (tiga) tingkat yaitu tingkat I : asuhan neonatus
normal, tingkat II : asuhan neonatus dengan ketergantungan tinggi
dan tingkat III : asuhan neonatus intensif. Asuhan neonatus normal
merupakan pelayanan neonatus dasar dan bayi risiko rendah,
asuhan neonatus dengan tingkat ketergantungan tinggi merupakan
pelayanan terhadap bayi sakit sedang yang diharapkan pulih secara
cepat , sedangkan asuhan neonatus intensif merupakan pelayanan
terhadap bayi sakit yang memerlukan dukungan kehidupan terus
menerus dalam jangka panjang. Pelayanan keperawatan terhadap
neonatus mengacu pada ketiga tingkat pelayanan kesehatan
tersebut.

Menurut data WHO pada tahun 2017, cakupan ASI


eksklusif di seluruh dunia hanya sekitar 40%. Dan diperkirakan 78
juta bayi (60 %) tidak disusui dalam satu jam pertama kehidupan,
menempatkan mereka pada risiko kematian dan penyakit yang lebih
tinggi serta membuat mereka kurang memiliki kesempatan untuk
terus menyusui. 3 Cakupan ASI eksklusif di Indonesia sudah lebih
tinggi dibandingkan cakupan ASI diseluruh dunia, akan tetapi
cakupan ASI eksklusif di Indonesia belum mencapai target
kementrian kesehatan sebesar 80%.

Menyusui adalah salah satu investasi yang paling efektif


yang dapat dilakukan negara untuk penduduk yang lebih cerdas dan
lebih sehat karena menyusui melindungi anak-anak dari berbagai
penyakit, meningkatkan IQ, dan mempromosikan ikatan yang kuat
antara ibu dan bayi dan juga menurunkan risiko ibu untuk kanker
payudara dan menurunkan biaya perawatan kesehatan untuk
keluarga dan masyarakat. Menyusui memiliki implikasi besar bagi
kemakmuran negara di masa depan. Sayangnya, negara-negara
tidak cukup melindungi, mempromosikan, dan mendukung
pemberian air susu ibu (ASI) melalui pendanaan atau kebijakan.
Sebagai hasilnya, mayoritas anak-anak di dunia tidak mendapat
ASI seperti yang direkomendasikan, kehilangan manfaat penting
dari pemberian ASI.

Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang


dilakukan untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam
menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan terhadap ibu dalam 3 tahap,
yakni pada kehamilan (antenatal), sewaktu ibu dalam persalinan
sampai keluar rumah sakit (perinatal), dan pada masa menyusui
selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun (postnatal) (Susiana,
2009). Persiapan menyusui pada masa kehamilan penting
dilakukan. Ibu yang menyiapkan sejak dini akan lebih siap
menyusui bayinya.

Tidak banyak bahkan tidak ada Rumah Sakit di Banjarmasin


yang mendukung pemberian ASI Ekslusif salah satu caranya adalah
dengan memberikan IMD, Rawat Gabung serta mengajarkan ibu
untuk belajar menyusui dan posisi menyusui yang benar seperti
yang kita lakukan di RSKIA Annisa Banjarmasin. Hal ini bisa
menjadi program unggulan kita dan hal ini juga sejalan dengan
program pemerintah yang mana menyusui Ekslusif hingga 6 bulan.

Perawatan NICU adalah perawatan intensive care yang


bertanggung jawab melayani neonatus yang memerlukan bantuan
berupa alat dan observasi oleh SDM yang profesional, dengan
sertifikasi Resusitasi neonatus, perawatan BBLR dan pelatihan–
pelatihan yang berhubungan dengan perawatan NICU untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien. Pelayanan
ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan di RSKIA Annisa
Banjarmasin agar bayi yang membutuhkan pelayanan yang lebih
intensif dapat ditangani di RSKIA Annisa Banjarmasin saja tidak
dilakukan rujukan lagi.
II. TUJUAN
a. Tujuan Umum :

Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan neonatus di ruangan bayi


dalam upaya penurunan angka kesakitan dan kematian bayi.

b. Tujuan Khusus
1. Adanya perencanaan program pelayanan keperawatan neonatus
sesuai standar.
2. Adanya program mendukung menyusui dengan dilakukan nya
IMD pada semua Bayi Baru Lahir Sehat yang melahirkan dengan
Normal atau Sectio Caesaria
3. Adanya program yang bisa mendukung ibu hamil dalam
menyiapkan menyusui dengan cara memberikan pelatihan atau
kelas – kelas hamil
4. Adanya program PMK bagi bayi BBLR
5. Adanya program pelayanan NICU (Neonatus Intensif Care Unit)
6. Adanya pelatihan peningkatan mutu bagi karyawan diruang bayi
III. RINCIAN KEGIATAN

1. Kegiatan Pokok

No.Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan

1. Pemberian pelayanan asuhan a. Mengkaji


keperawatan pada bayi sehat b. Merumuskan diagnose
c. Merencanakan
dan sakit
d. Melaksanakan
e. evaluasi

2. Program
Pengembangan Perawatan bayi level 1, 2 dan 3

pelayanan perawatan
bayi berdasarkan level
perawatan

Mengikuti pelatihan minimal 1


3. Program peningkatan skill dan
pengetahuan perawat dalam 1 tahun

4. Program pelaksanaan Menfasilitasi pemberian


manajemen laktasi ASI

Menfasilitasi pelaksanaan PMK


5. Program pelaksanaan PMK

6. Program NICU

2. Cara Melaksanakan Kegiatan

Planning :

1. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien neonatus normal dan sakit

2. Melakukan penanganan pasien neonatus dengan kegawatan


3. Mampu melakukan penanganan pasien neonatus sesuai dengan level
perawatan (Level I,II,III)
4. Melakukan tindakan resusitasi neonatus

5. Mengoperasionalkan peralatan canggih seperti ventilator, syiringe pump,


blue light, CPAP dll.
6. Mengikuti pendidikan / pelatihan Resusitasi Neonatus, Manajemen
Laktasi dan Kegawatan Neonatus minimal untuk kepala shift.
7. Melaksanakan manajemen laktasi.

8. Memfasilitasi keluarga dalam melakukan perawatan metode kangguru


(PMK).
9. Memberikan pelatihan NICU kepada karyawan di ruang bayi

DO:

1. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien neonatus normal dan sakit.


a. Neonatus normal : bayi baru lahir tanpa masalah
b. Neonatus sakit : bayi baru lahir usia 0-28 hari yang memiliki
masalah kesehatan.
2. Melakukan penanganan pasien neonatus dengan kegawatan :
a. Syok
b. Kejang
c. Distres napas

3. Melakukan tindakan resusitasi neonatus

4. Mengoperasionalkan peralatan canggih seperti infuse pump, syiringe


pump, blue light, incubator, infant warmer,
5. Mengikuti pendidikan / pelatihan Resusitasi Neonatus, Manajemen
Laktasi dan Kegawatan Neonatus serta pelatihan NICU
Check :

1. Asuhan keperawatan pada pasien neonatus normal dan sakit diberikan


sesuai dengan standar pelayanan
2. Penanganan pasien neonatus dengan kegawatan diberikan sesuai dengan
standar pelayanan
3. Penanganan pasien neonatus sesuai dengan level perawatan (Level I,II,III)
belum dilakukan
4. Tindakan resusitasi neonates telah dilaksanakan sesuai standar pelayanan
5. Pengoperasionalan peralatan canggih seperti ventilator, syiringe pump,
blue light telah dilaksanakan sesuai standar pelayanan
6. Pendidikan / pelatihan Resusitasi Neonatus, Manajemen Laktasi dan
Kegawatan Neonatus telah dilakukan staf perawat perinatologi
7. Melaksanakan manajemen laktasi.

8. Menfasilitasi keluarga dalam melakukan perawatan metode kangguru


(PMK) belum dapat dilakukan.
9. Memberikan asuhan neonatus intensif care unit kepada bayi yang
membutuhkan

Action :
1. Terlaksananya asuhan keperawatan pada pasien neonatus normal dan sakit
sesuai dengan standar pelayanan
2. Mampu melakukan penanganan pasien neonatus dengan kegawatan

3. Mampu melakukan penanganan pasien neonatus sesuai


dengan level perawatan (Level I,II,III)
4. Mampu mengoperasionalkan peralatan canggih seperti
ventilator, syiringe pump, blue light, dll.
5. Mengikuti pendidikan / pelatihan Resusitasi Neonatus,
Manajemen Laktasi dan Kegawatan Neonatus minimal
untuk penaggung jawab ruangan
6. Mampu melaksanakan manajemen laktasi.

7. Mampu memfasilitasi keluarga dalam melakukan perawatan


metode kangguru (PMK).
8. Mampu memberikan pelayanan kepada bayi yang
memerlukan pelayanan khusus
3. SASARAN KEGIATAN

Staff ruang bayi, pasien (neonatus) dan keluarga

4. AJUAN PELATIHAN PENINGKATAN SKILL PERAWAT RUANG


BAYI

1. Pelatihan Resusitasi Neonatus


Ifit

2. Pelatihan BBLR
Hayati

3. Pelatihan PICU / NICU Yogjakarta bulan Agustus Koordinator


Nurul, Erni

4. Workshop Neonatus (luar kota)


Mahda, Lisna

5. Annual Neonatology update (luar kota)


Trisna
6. Manajemen Laktasi
Nove
5. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN
PELAPORAN
Evaluasi akan dilakukan setiap 6 bulan

6. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatanberupa notulen rapat dan
laporan bulanan

7. AJUAN ALAT DI RUANG BAYI


Laringoskon Neonatus
Timbangan digital

8. PENUTUP

Demikian Program Kerja Ruang Bayi RSKIA Annisa Banjarmasin Tahun


2022 disusun agar dapat memberikan persamaan persepsi dan konsepsi kepada
seluruh pengelola kegiatan dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun
Anggaran 2022.

Anda mungkin juga menyukai