Anda di halaman 1dari 21

Jejaring system pelayanan

rujukan di rs dan fasilitas


primer
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

• Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan alat dan atau tempat utk menyelenggarakan pelayanan kesehatan, baik

peningkatan, pencegahan, pengobatan, maupun pemulihan oleh pemerintah dan atau masyarakat, termasuk swasta.
• Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang, sesuai kebutuhan medis dimulai tingkat pertama primer hingga

tingkat ketiga/tersier.
• Rujukan dibagi dlm rujukan medik/perorangan yg berkaitan dgn pengobatan & pemulihan berupa

pengiriman pasien (kasus), spesimen, & pengetahuan tentang penyakit; serta rujukan kesehatan dikaitkan

dgn upaya pencegahan & peningkatan kesehatan berupa sarana, teknologi, dan operasional.
• Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan kesehatan yang
melaksanakan pelimpahan tanggung jawab yang timbal balik
terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal
dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang
lebih mampu atau secara horizontal dalam arti unit-unit yang
setingkat kemampuannya.
• Sistem rujukan diselenggarakan dengan tujuan memberikan
pelayanan kesehatan secara bermutu, sehingga tujuan pelayanan
tercapai tanpa harus menggunakan biaya yang mahal.
Lanjutannn…

• Sistem rujukan mengatur alur dari mana dan harus ke mana seseorang yang mempunyai masalah
kesehatan tertentu untuk memeriksakan masalah kesehatannya. Sistem ini diharapkan semua
memperoleh keuntungan. Misalnya :
1. Pemerintah sebagai penentu kebijakan kesehatan (policy maker), manfaat yang akan diperoleh
di antaranya, membantu penghematan dana dan memperjelas sistem pelayanan kesehatan.
2. Masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan akan meringankan biaya pengobatan karena
pelayanan yang diperoleh sangat mudah.
3. Pelayanan kesehatan (health provider), mendorong jenjang karier tenaga kesehatan, selain
meningkatkan pengetahuan maupun keterampilan, serta meringankan beban tugas.

• Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan kebutuhan
medis.
• Pada pelayanan kesehatan tingkat pertama, peserta dapat berobat ke fasilitas kesehatan primer
seperti puskesmas, klinik, atau dokter keluarga/praktek mandiri yang tercantum pada kartu
peserta BPJS Kesehatan.
• Apabila peserta memerlukan pelayanan lanjutan oleh dokter spesialis, maka peserta dapat
dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat kedua atau fasilitas kesehatan sekunder, dalam hal ini FKTL.
Lanjutannn…

• Pelayanan kesehatan BPJS Kesehatan perorangan terdiri dari 3 (tiga) tingkatan


yaitu:
1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama/FKTP merupakan pelayanan kesehatan
dasar yang diberikan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama.
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua/FKRTL sekunder merupakan pelayanan
kesehatan spesialistik yang dilakukan oleh dokter spesialis atau dokter gigi
spesialis yang menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik.
3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga/FKRTL tersier merupakan pelayanan
kesehatan sub spesialistik yang dilakukan oleh dokter sub spesialis atau dokter
gigi sub spesialis yang menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan
sub spesialistik.
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

Rujukan vertikal merupakan rujukan antar pelayanan


kesehatan yang berbeda tingkatan.
Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke
tingkatan yg lebih tinggi dilakukan apabila:
• pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik atau
subspesialistik;
• perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan
sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan
fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan.
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih tinggi ke


tingkatan yg lebih rendah dilakukan apabila:
• permasalahan pasien dpt ditangani oleh tingkatan pelayanan yg
lebih rendah sesuai dgn kompetensi dan kewenangannya;
• kompetensi dan kewenangan pelayanan tingkat pertama atau
kedua lebih baik dalam menangani pasien tersebut;
• pasien memerlukan pelayanan lanjutan yg dpt ditangani oleh
tingkatan pelayanan yg lebih rendah & untuk alasan kemudahan,
efisiensi dan pelayanan jangka panjang; dan/atau
• perujuk tdk dpt memberikan pelayanan kesehatan sesuai dgn
kebutuhan pasien karena keterbatasan sarana, prasarana,
peralatan dan/atau ketenagaan.
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

Rujukan horizontal merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan


dalam satu tingkatan.

Rujukan horizontal dilakukan apabila perujuk tidak dapat


memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien
karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan yg
sifatnya sementara atau menetap.
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

Setiap pemberi pelayanan kesehatan berkewajiban merujuk

pasien bila keadaan penyakit/permasalahan kesehatan

memerlukannya, kecuali dgn alasan yang sah dan mendapat

persetujuan pasien/keluarganya (pasien tdk dapat

ditransportasikan atas alasan medis, sumber daya, atau

geografis).
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

Rujukan harus mendapatkan persetujuan dari pasien dan/atau


keluarganya yg diberikan setelah dijelaskan oleh tenaga kesehatan yg
berwenang, sekurang-kurangnya mengenai :
• diagnosis & terapi dan/atau tindakan medis yang diperlukan;
• alasan dan tujuan dilakukan rujukan;
• risiko yang dapat timbul apabila rujukan tidak dilakukan;
• transportasi rujukan; dan
• risiko atau penyulit yang dapat timbul selama dalam perjalanan.
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

Perujuk sebelum melakukan rujukan harus :

­ melakukan pertolongan pertama dan/atau tindakan stabilisasi


kondisi pasien sesuai indikasi medis serta sesuai dengan
kemampuan untuk tujuan keselamatan pasien selama
pelaksanaan rujukan;

­ melakukan komunikasi dengan penerima rujukan dan


memastikan bhw penerima rujukan dapat menerima pasien
dalam hal keadaan pasien gawat darurat; dan
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

­ membuat surat pengantar rujukan untuk disampaikan kepada


penerima rujukan. Surat pengantar rujukan sekurang-kurangnya
memuat:
i. identitas pasien;
ii. hasil pemeriksaan (anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang) yang telah dilakukan;
iii. diagnosis kerja;
iv. terapi dan/atau tindakan yang telah diberikan
v. tujuan rujukan; dan
vi. nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

Rujukan dianggap telah terjadi apabila pasien telah diterima


oleh penerima rujukan.
Penerima rujukan berkewajiban:
• menginformasikan mengenai ketersediaan sarana &
prasarana serta kompetensi & ketersediaan tenaga
kesehatan
• memberikan pertimbangan medis atas kondisi pasien; dan
• memberikan informasi kepada perujuk mengenai
perkembangan keadaan pasien setelah selesai memberikan
pelayanan.
Penerima rujukan bertanggung jawab untuk melakukan
pelayanan kesehatan lanjutan sejak menerima rujukan.
Rujukan Upaya Kesehatan Rujukan Upaya Kesehatan
Perorangan Masyarakat

Kemkes, Dinkes
RSU Pusat,
Propinsi
RS Khusus
Tersier Tersier

dr. Sp swasta, RSUD, Dinkes Kab/Kota,


BP4, Klinik Spesialis Sekunder Sekunder BP4, BKMM, BKOM

dr. swasta, Puskesmas Puskesmas


Primer Primer
BKIA, Bidan, BP

Posyandu
Masyarakat Masyarakat UKBM
Polindes

Upaya Kesehatan Perorangan/ Perorangan/ Kader Upaya


Keluarga Mandiri Keluarga Keluarga Kesehatan
Keluarga Mandiri
• Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang
sesuai kebutuhan medis, yaitu:
1. Dimulai dari pelayanan di FKTP
2. Jika diperlukan pelayanan lanjutan oleh spesialis, maka pasien dapat
dirujuk ke FKRTL
3. Pelayanan kesehatan tingkat kedua di faskes sekunder hanya dapat
diberikan atas rujukandari faskes primer.
4. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga di faskes tersier hanya dapat
diberikan atas rujukan dari faskes sekunder dan faskes primer.
• Ketentuan pelayanan rujukan berjenjang dapat dikecualikan apabila peserta BPJS
Kesehatan dalam kondisi :
1. Terjadi gawat darurat. Kondisi kegawatdaruratan mengikuti ketentuan yang berlaku,
cnth : perdarahan pd kehamilan, serangan jantung, kecelakaan lalu lintas, dll
2. Bencana, Kriteria bencana ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan atau Pemerintah
Daerah
3. Kekhususan permasalahan kesehatan pasien; untuk kasus yang sudah ditegakkan
rencana terapinya dan terapi tersebut hanya dapat dilakukan di fasilitas kesehatan
lanjutan
4. pertimbangan geografis; dan
5. pertimbangan ketersediaan fasilitas.
GAMBARAN UMUM SISTEM RUJUKAN LAYANAN KESEHATAN
PRIMER  

Monev Dinkes
Puskesmas
 Kualitatif terhadap mutu yang
diberikan
 Kuantitas Rujukan
Rujukan Balik: Rujukan:  Epidemiologi
 Hambatan
Surat balasan rjkn balik: Surat Rujukan:
no surat, tgl, status  
Jamkes Rujukan, Nama
swasta/pemerintah, 7an Puskesmas, Nama  
rujukan penerima, nama Kab/kota, Nama Pasien yg
dirujuk, Jamkes  
dan identitas pasien, dll
pemerintah/swasta
 
 
 
 
 
 
Rumah Sakit
 

Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan dilakukan oleh Puskesmas dan Rumah Sakit
Pelaporan dilakukan oleh Puskesmas dan Rumah Sakit ke Dinas Kesehatan
PROSEDUR RUJUKAN LAYANAN KESEHATAN PRIMER
• Pasien yang akan dirujuk harus sudah diperiksa dan layak untuk dirujuk. Adapun kriteria pasien yang
dirujuk adalah bila memenuhi salah satu dari:
• Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu diatasi.
• Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyata tidak mampu diatasi.
• Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap, tetapi pemeriksaan harus disertai pasien
yang bersangkutan.
• Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan di
fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
• Mencantumkan terapi sementara
• Mencantumkan tindakan yang telah diberikan
• Mencantumkan tanda tangan dokter yang merujuk
• Pasien di dampingi tenaga kesehatan saat merujuk
• Menggunakan ambulance transport
• Memberikan edukasi pada pasien tentang proses rujukan
• Komunikasi dengan RS yang akan menjadi tujuan rujukan sebelum mengirim pasien
• Pasien dirujuk 1x24 jam sejak diagnosa ditegakkan

Anda mungkin juga menyukai