iJ7rC
BPJS Kesehatan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Nomor : 1859A/l-1111221 Pati, 31 Desember 2021
Lampiran : Satu berkas
Hal : Penyelenggaraan Sistem Rujukan
Pelayanan Kesehatan bagi Peserta JKN di FKRTL
Tembusan:
1. Yth. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pati
2. Yth. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang
3. Yth. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora
4. Yth. Ketua TKMKB Cabang Pati
RS/ta/PK.01
1. Setiap Peserta mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan dalam Program JKN
sesuai dengan ketentuan.
2. BPJS Kesehatan bertanggung jawab menjamin pelayanan kesehatan peserta yang
melalui prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
3. Pelayanan kesehatan dalam Program JKN diberikan secara berjenjang, efektif dan
terintegrasi dengan menerapkan prinsip kendali mutu dan kendali biaya.
4. Pelayanan rujukan dapat berupa pelayanan rujukan parsial dan pelayanan rujukan penuh.
5. Pelayanan rujukan penuh merupakan pelayanan rujukan untuk pelimpahan tugas dan
tanggung jawab pelayanan kesehatan dari Dokter Penanggung Jawab Peserta (DPJP) di
fasilitas kesehatan perujuk kepada fasilitas kesehatan tujuan rujukan.
6. Fasilitas kesehatan tujuan rujukan harus memberikan jawaban rujukan kepada fasilitas
kesehatan perujuk setelah tuntas ditatalaksana oleh fasilitas kesehatan tujuan rujukan.
7. Jawaban rujukan merupakan respon atau tindak lanjut penanganan pelayanan kesehatan
oleh fasilitas kesehatan tujuan rujukan kepada fasilitas kesehatan perujuk sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan, serta dapat diinformasikan secara manual
atau elektronik. lmplementasi pengelolaan respon rujukan secara elektronik akan
dikembangkan secara bertahap.
8. Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) dapat menjalin kerja sama dengan
fasilitas kesehatan lain untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana di luar yang
telah disetujui oleh BPJS Kesehatan dalam proses rekredensialing/kredensialing ataupun
dikarenakan adanya sarana dan prasarana yang sudah dipenuhi dalam proses
rekredensialing/kredensialing namun tidak dapat dipakai karena kondisi tertentu yang
diberitahukan kepada BPJS Kesehatan sebelumnya. Kerja sama ini harus disetujui oleh
BPJS Kesehatan.
9. Pelayanan sebagaimana dimaksud pada angka 8 dilaksanakan dengan rujukan parsial
yang merupakan bagian dari paket INA-CBG fasilitas kesehatan perujuk.
10. Kasus medis yang menjadi kompetensi fasilitas kesehatan harus diselesaikan secara
tuntas di fasilitas kesehatan tersebut sesuai standar.
11. Rujukan terintegrasi sistem informasi menggunakan Sistem lnformasi BPJS Kesehatan
yang dapat diintegrasikan dengan Sistem lnformasi fasilitas kesehatan dengan
mempertimbangkan:
a. Kompetensi fasilitas kesehatan penerima rujukan;
b. Jenis fasilitas kesehatan dan/atau kelas rumah sakit;
c. Kondisi geografis (jarak tempuh/waktu tempuh/letak) tujuan rujukan dari fasilitas
kesehatan perujuk; dan
d. Kasus tertentu sesuai kebutuhan medis Peserta.
12. Rujukan yang tidak dijamin adalah rujukan yang tidak tercatat secara online pada aplikasi
PCare atau V-Claim, dikecualikan pada kondisi rujukan pada FKTP Non-Jarkomdat dan
kondisi gangguan sistem informasi.
13. Profil Fasilitas Kesehatan adalah gambaran kemampuan sarana prasarana dan sumber
daya Fasilitas Kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
14. Setiap fasilitas kesehatan berkewajiban untuk memberikan informasi profil Fasilitas
Kesehatan.
15. Profil fasilitas kesehatan diinput melalui Aplikasi HFIS (Health Facilities Information
System) dan dilakukan updating minimal 1 (satu) tahun sekali atau apabila terdapat
perubahan profil umum, sarana prasarana, dan sumber daya fasilitas kesehatan tersebut.
16. Fasilitas Kesehatan menunjuk petugas khusus yang bertanggung jawab untuk mengelola
Aplikasi HFIS.
Lampiran surat nomor :1859/VI-11/1221
1. Setiap fasilitas kesehatan berkewajiban merujuk Peserta sesuai indikasi medis dan
prosedur yang berlaku, kecuali pada kondisi tertentu seperti Peserta tidak dapat
ditransportasikan atas alasan medis, sumber daya, atau geografis dan mendapat
persetujuan Peserta atau keluarganya.
2. Rujukan dilakukan karena fasilitas kesehatan perujuk tidak memiliki kompetensi yang
diperlukan dalam penanganan Peserta sesuai indikasi medis dimana kompetensi untuk
penanganan Peserta tersebut dimiliki oleh fasilitas kesehatan penerima rujukan
berdasarkan informasi dalam sistem rujukan terintegrasi.
3. Rujukan harus mendapatkan persetujuan dari Peserta dan/atau keluarganya setelah
Peserta dan/atau keluarganya mendapatkan penjelasan dari tenaga kesehatan yang
berwenang.
4. Penjelasan sebagaimana dimaksud pada angka 3 di atas sekurang-kurangnya meliputi:
a. diagnosis dan terapi dan/atau tindakan meclis yang diperlukan;
b. alasan dan tujuan dilakukan rujukan;
c. risiko yang dapat timbul apabila rujukan tidak dilakukan; dan
d. transportasi rujukan, jika memerlukan ambulan, disertai penjelasan risiko atau penyulit
yang dapat timbul selama dalam perjalanan.
5. Rujukan oleh fasilitas kesehatan wajib disertai surat pengantar rujukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Surat pengantar rujukan minimal memuat informasi:
1) identitas Peserta;
2) hasil pemeriksaan;
3) diagnosis kerja;
4) terapi dan/atau tindakan yang telah diberikan;
5) tujuan rujukan; dan
6) nama dan tanda-tangan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan.
b. Surat pengantar dapat berupa dokumen fisik atau informasi elektronik dalam aplikasi
yang digunakan untuk merujuk peserta yaitu:
1) Dari FKTP ke FKRTL melalui Aplikasi PCare; dan
2) Dari FKRTL ke FKRTL melalui Aplikasi V-Claim.
c. Fasilitas kesehatan dapat menambahkan informasi kondisi medis peserta dalam
lampiran surat pengantar rujukan apabila diperlukan.
d. BPJS Kesehatan secara bertahap melakukan pengembangan aplikasi yang memenuhi
kebutuhan informasi dalam surat pengantar rujukan.
8. Dalam keadaan gawat darurat, fasilitas kesehatan perujuk sebelum melakukan rujukan
harus:
a. melakukan pertolongan pertama dan/atau tindakan stabilisasi kondisi Peserta sesuai
indikasi meclis serta sesuai dengan kemampuan untuk tujuan keselamatan Peserta
selama pelaksanaan rujukan;
b. memastikan bahwa fasilitas kesehatan penerirna rujukan dapat menerima Peserta
sesuai kompetensi yang diperlukan untuk penanganan Peserta yang akan dirujuk
melalui komunikasi sesuai ketentuan yang berlaku.
9. Fasilitas kesehatan perujuk tidak diperkenankan meminta Peserta/keluarga untuk mencari
rujukan sendiri dengan mendatangi fasilitas kesehatan penerima rujukan.
10. Rujukan atas indikasi medis sebagaimana dimaksud angka 2 bukan atas permintaan
Fasilitas kesehatan penerima rujukan ataupun Peserta/keluarga.
Lampiran surat nomor :1859/VI-11/1221
RUJUKAN INTERNAL
1. Rujukan internal adalah rujukan yang dilakukan oleh DPJP penerima rujukan kepada
DPJP lain di FKRTL yang sama.
2. Pemberian rujukan internal ditujukan untuk melengkapi pelayanan kesehatan kepada
Peserta berdasarkan kebutuhan medis yang dijamin dalam Program JKN.
3. DPJP penerima rujukan internal berkewajiban untuk memberikan jawaban kepada DPJP
perujuk secara manual atau elektronik.
4. Rujukan internal yang dilakukan pada hari yang sama dengan pelayanan DPJP penerima
rujukan, merupakan pelayanan yang menjadi kesatuan episode dengan pelayanan pada
DPJP perujuk.
5. Rujukan internal yang dilakukan pada hari yang berbeda dengan pelayanan DPJP perujuk,
berupa layanan konsultasi/prosedur/terapi yang berkelanjutan merupakan episode yang
berbeda dengan pelayanan pada DPJP penerima rujukan.
6. Peserta yang menerima rujukan internal melakukan pendaftaran kembali ke petugas
administrasi FKRTL sebelum mendapatkan pelayanan lanjutan.
7. Proses administrasi rujukan internal terotomasi melalui sistem informasi BPJS
Kesehatan.
8. Pelaksanaan rujukan internal di FKRTL, tetap memperhatikan masa berlaku surat rujukan
dari fasilitas kesehatan perujuk, yaitu 90 (sembilan puluh) hari.
SURAT KONTROL
1. Surat kontrol adalah permintaan kunjungan kembali kepada Peserta untuk mendapatkan
perawatan lanjutan yang diberikan oleh DPJP penerima rujukan.
2. Surat kontrol digunakan apabila DPJP FKRTL penerima rujukan masih memerlukan
perawatan lebih lanjut terhadap Peserta yang dirujuk.
3. Kontrol dapat dilakukan paling cepat satu hari setelah pemeriksaan pelayanan peserta
sesuai rekomendasi yang diberikan oleh DPJP
4. Pelaksanaan kontrol di FKRTL, tetap memperhatikan masa berlaku surat rujukan dari
Fasilitas Kesehatan perujuk, yaitu 90 (Sembilan puluh) hari.
5. Surat kontrol hanya berlaku untuk 1 (satu) kali kunjungan.
1. Surat kontrol pasca rawat inap adalah permintaan kunjungan rawat jalan setelah rawat
inap yang diberikan oleh DPJP Utama yang merawat Peserta.
2. Surat kontrol pasca rawat inap digunakan apabila DPJP Utama yang merawat Peserta
menilai bahwa Peserta masih memerlukan perawatan lebih lanjut melalui rawat jalan.
3. Surat kontrol pasca rawat inap dapat digunakan untuk 1 (satu) kali kunjungan kontrol pasca
rawat inap.
4. Apabila berdasarkan penilaian DPJP, Peserta masih memerlukan kunjungan kontrol lebih
dari 1 (satu) kali, maka surat kontrol dapat diterbitkan kembali oleh DPJP dan berlaku
sesuai masa berlaku surat rujukan FKTP pada DPJP yang sama.
5. Surat kontrol pasca rawat inap yang diterbitkan untuk Peserta yang menjalani episode
rawat inap dari IGD FKRTL hanya berlaku 1 (satu) kali kunjungan, selanjutnya apabila
diperlukan kontrol kembali, maka Peserta kembali ke FKTP peserta terdaftar.
Ketentuan penggunaan surat rujukan internal, surat kontrol, atau surat kontrol paska rawat
inap sesuai dengan ketentuan Peraturan perundang-undangan.
Lampiran surat nomor :1859/VI-11/1221
1. Untuk memberikan kemudahan bagi Peserta dengan diagnosis Gagal Ginjal kronis
stadium akhir pada FKRTL yang menjalani terapi Hemodialisis, maka dikembangkan frtur
perpanjangan masa rujukan Hemodialisis pada Aplikasi V-Claim.
2. Fitur ini memungkinkan Peserta yang sedang menjalani pelayanan Hemodialisis rutin
dapat langsung mengakses fasilitas kesehatan sarana Hemodialisis tanpa perlu meminta
surat rujukan kembali dari FKTP setelah habis masa berlaku 90 (sembilan puluh) hari.
3. Melalui aplikasi V-Claim, petugas FKRTL akan memperpanjang masa berlaku rujukan
sehingga pelayanan Hemodialisis tetap dapat diberikan kepada Peserta meskipun surat
rujukan sebelumnya telah habis masa berlaku.
4. Perpanjangan rujukan baru dapat dibuat setelah masa berlaku rujukan sebelumnya habis
(90 hari). Perpanjangan dapat dilakukan paling lambat pada hari ke-7 setelah masa
rujukan sebelumnya habis dan perpanjangan tersebut dilakukan setiap 90 (sembilan
puluh) hari.
5. Rujukan baru yang sudah diperpanjang hanya dapat digunakan untuk poli Hemodialisis
sesuai dengan rujukan awal diterbitkannya rujukan. Apabila peserta memiliki keluhan lain
maka harus kembali ke FKTP untuk meminta surat rujukan ke poli lain, termasukjika
peserta akan dilakukan konsultasi rutin pada Dokter Spesialis Penyakit Dalam.
6. Fitur perpanjangan rujukan tidak berlaku bagi Peserta Hemodialisis yang dalam keadaan
bepergian atau yang berasal dari IGD.
7. Fitur perpanjangan rujukan hanya dapat dilakukan di FKRTL sesuai rujukan FKTP, sebagai
contoh peserta dirujuk ke RS Aminah untuk pelayanan Hemodialisis maka nomor rujukan
hanya dapat dilakukan perpanjangan di aplikasi V-Claim dengan login RS Aminah. Jika
selanjutnya peserta dirujuk ke FKRTL lain maka dilakukan perekaman ulang di FKRTL
tujuan yang baru.
8. Mekanisme perpanjangan masa rujukan melalui Aplikasi V-Claim sebagai berikut:
a. Bagi Peserta dengan diagnosis Gagal Ginjal Kronis stadium akhir yang akan
mengakses pelayanan Hemodialisis melapor kepada Petugas FKRTL untuk
melakukan perpanjangan surat rujukan dengan membawa serta surat rujukan; dan
b. Petugas FKRTL melakukan input data Peserta Hemodialisis pada Aplikasi V-Claim
dengan sebelumnya memastikan surat rujukan telah habis masa berlakunya serta poli
terakhir yang dikunjungi adalah poli Hemodialisis kemudian memasukkan nomor surat
rujukan, melakukan perpanjangan masa berlaku surat rujukan tersebut untuk 90
(sembilan puluh) hari ke depan, memasukkan diagnosis utama, sekunder, dan
tindakan.
Lampiran surat nomor :1859/VI-11/1221