Anda di halaman 1dari 8

ifii

iJ7rC
BPJS Kesehatan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Nomor : 1859A/l-1111221 Pati, 31 Desember 2021
Lampiran : Satu berkas
Hal : Penyelenggaraan Sistem Rujukan
Pelayanan Kesehatan bagi Peserta JKN di FKRTL

Yth. Direktur/Kepala Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan


Mitra BPJS Kesehatan Cabang Pati
di
Tempat

Pertama-tama kami ucapkan terimakasih atas dukungan FKRTL dalam pelaksanaan


program Jaminan Kesehatan. Sebagai upaya optimalisasi penyelenggaraan sistem rujukan
yang dapat memberikan kepastian aksesibilitas bagi Peserta dan sesuai Peraturan Direksi
BPJS Kesehatan Nomor 50 tahun 2021 tentang Pengelolaan Sistem Rujukan Pelayanan
Kesehatan Bagi Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Melalui lntegrasi Sistem
lnformasi, dapat kami sampaikan bahwa BPJS Kesehatan mengembangkan sistem informasi
yang terintegrasi untuk menunjang terlaksananya sistem rujukan yang efektif, sehingga
diharapkan dapat menjadi acuan bagi FKRTL dalam penyelenggaraan Program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN). Berikut dapat kami sampaikan beberapa hal dengan penjelasan
detail sebagaimana terlampir:
1. Penyelenggaraan sistem rujukan terintegrasidi FKRTL;
2. Penyelenggaraan rujukan di Fasilitas Kesehatan Perujuk;
3. Penyelenggaraan rujukan di Fasilitas Kesehatan Penerima Ruiukan;
4. Penyelenggaraan rujukan internal, surat kontrol dan surat kontrol pasca rawat inap di
FKRTL;
5. Penyelenggaraan Rujuk Balik;
6. Simplifikasi rujukan pelayanan Hemodialisis;
7. Simplifikasi rujukan pelayanan Thalasemia Mayor dan Hemofilia;
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasama yang baik diucapkan
terima kasih.
/*epalaCabang I

Tembusan:
1. Yth. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pati
2. Yth. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang
3. Yth. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora
4. Yth. Ketua TKMKB Cabang Pati

RS/ta/PK.01

KANTOR CABANG PATI


Jl. Diponegoro No. 34 Pati
Telp. (0295) 381801, Fax. (0295) 386602
www.bpjs-kesehatan.go.id
Lampiran surat nomor :1859/VI-11/1221

PENYELENGGARAAN SISTEM RUJUKAN TERINTEGRASI DI FKRTL

1. Setiap Peserta mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan dalam Program JKN
sesuai dengan ketentuan.
2. BPJS Kesehatan bertanggung jawab menjamin pelayanan kesehatan peserta yang
melalui prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
3. Pelayanan kesehatan dalam Program JKN diberikan secara berjenjang, efektif dan
terintegrasi dengan menerapkan prinsip kendali mutu dan kendali biaya.
4. Pelayanan rujukan dapat berupa pelayanan rujukan parsial dan pelayanan rujukan penuh.
5. Pelayanan rujukan penuh merupakan pelayanan rujukan untuk pelimpahan tugas dan
tanggung jawab pelayanan kesehatan dari Dokter Penanggung Jawab Peserta (DPJP) di
fasilitas kesehatan perujuk kepada fasilitas kesehatan tujuan rujukan.
6. Fasilitas kesehatan tujuan rujukan harus memberikan jawaban rujukan kepada fasilitas
kesehatan perujuk setelah tuntas ditatalaksana oleh fasilitas kesehatan tujuan rujukan.
7. Jawaban rujukan merupakan respon atau tindak lanjut penanganan pelayanan kesehatan
oleh fasilitas kesehatan tujuan rujukan kepada fasilitas kesehatan perujuk sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan, serta dapat diinformasikan secara manual
atau elektronik. lmplementasi pengelolaan respon rujukan secara elektronik akan
dikembangkan secara bertahap.
8. Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) dapat menjalin kerja sama dengan
fasilitas kesehatan lain untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana di luar yang
telah disetujui oleh BPJS Kesehatan dalam proses rekredensialing/kredensialing ataupun
dikarenakan adanya sarana dan prasarana yang sudah dipenuhi dalam proses
rekredensialing/kredensialing namun tidak dapat dipakai karena kondisi tertentu yang
diberitahukan kepada BPJS Kesehatan sebelumnya. Kerja sama ini harus disetujui oleh
BPJS Kesehatan.
9. Pelayanan sebagaimana dimaksud pada angka 8 dilaksanakan dengan rujukan parsial
yang merupakan bagian dari paket INA-CBG fasilitas kesehatan perujuk.
10. Kasus medis yang menjadi kompetensi fasilitas kesehatan harus diselesaikan secara
tuntas di fasilitas kesehatan tersebut sesuai standar.
11. Rujukan terintegrasi sistem informasi menggunakan Sistem lnformasi BPJS Kesehatan
yang dapat diintegrasikan dengan Sistem lnformasi fasilitas kesehatan dengan
mempertimbangkan:
a. Kompetensi fasilitas kesehatan penerima rujukan;
b. Jenis fasilitas kesehatan dan/atau kelas rumah sakit;
c. Kondisi geografis (jarak tempuh/waktu tempuh/letak) tujuan rujukan dari fasilitas
kesehatan perujuk; dan
d. Kasus tertentu sesuai kebutuhan medis Peserta.
12. Rujukan yang tidak dijamin adalah rujukan yang tidak tercatat secara online pada aplikasi
PCare atau V-Claim, dikecualikan pada kondisi rujukan pada FKTP Non-Jarkomdat dan
kondisi gangguan sistem informasi.
13. Profil Fasilitas Kesehatan adalah gambaran kemampuan sarana prasarana dan sumber
daya Fasilitas Kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
14. Setiap fasilitas kesehatan berkewajiban untuk memberikan informasi profil Fasilitas
Kesehatan.
15. Profil fasilitas kesehatan diinput melalui Aplikasi HFIS (Health Facilities Information
System) dan dilakukan updating minimal 1 (satu) tahun sekali atau apabila terdapat
perubahan profil umum, sarana prasarana, dan sumber daya fasilitas kesehatan tersebut.
16. Fasilitas Kesehatan menunjuk petugas khusus yang bertanggung jawab untuk mengelola
Aplikasi HFIS.
Lampiran surat nomor :1859/VI-11/1221

PENYELENGGARAAN RUJUKAN DI FASILITAS KESEHATAN PERUJUK

1. Setiap fasilitas kesehatan berkewajiban merujuk Peserta sesuai indikasi medis dan
prosedur yang berlaku, kecuali pada kondisi tertentu seperti Peserta tidak dapat
ditransportasikan atas alasan medis, sumber daya, atau geografis dan mendapat
persetujuan Peserta atau keluarganya.
2. Rujukan dilakukan karena fasilitas kesehatan perujuk tidak memiliki kompetensi yang
diperlukan dalam penanganan Peserta sesuai indikasi medis dimana kompetensi untuk
penanganan Peserta tersebut dimiliki oleh fasilitas kesehatan penerima rujukan
berdasarkan informasi dalam sistem rujukan terintegrasi.
3. Rujukan harus mendapatkan persetujuan dari Peserta dan/atau keluarganya setelah
Peserta dan/atau keluarganya mendapatkan penjelasan dari tenaga kesehatan yang
berwenang.
4. Penjelasan sebagaimana dimaksud pada angka 3 di atas sekurang-kurangnya meliputi:
a. diagnosis dan terapi dan/atau tindakan meclis yang diperlukan;
b. alasan dan tujuan dilakukan rujukan;
c. risiko yang dapat timbul apabila rujukan tidak dilakukan; dan
d. transportasi rujukan, jika memerlukan ambulan, disertai penjelasan risiko atau penyulit
yang dapat timbul selama dalam perjalanan.
5. Rujukan oleh fasilitas kesehatan wajib disertai surat pengantar rujukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Surat pengantar rujukan minimal memuat informasi:
1) identitas Peserta;
2) hasil pemeriksaan;
3) diagnosis kerja;
4) terapi dan/atau tindakan yang telah diberikan;
5) tujuan rujukan; dan
6) nama dan tanda-tangan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan.
b. Surat pengantar dapat berupa dokumen fisik atau informasi elektronik dalam aplikasi
yang digunakan untuk merujuk peserta yaitu:
1) Dari FKTP ke FKRTL melalui Aplikasi PCare; dan
2) Dari FKRTL ke FKRTL melalui Aplikasi V-Claim.
c. Fasilitas kesehatan dapat menambahkan informasi kondisi medis peserta dalam
lampiran surat pengantar rujukan apabila diperlukan.
d. BPJS Kesehatan secara bertahap melakukan pengembangan aplikasi yang memenuhi
kebutuhan informasi dalam surat pengantar rujukan.
8. Dalam keadaan gawat darurat, fasilitas kesehatan perujuk sebelum melakukan rujukan
harus:
a. melakukan pertolongan pertama dan/atau tindakan stabilisasi kondisi Peserta sesuai
indikasi meclis serta sesuai dengan kemampuan untuk tujuan keselamatan Peserta
selama pelaksanaan rujukan;
b. memastikan bahwa fasilitas kesehatan penerirna rujukan dapat menerima Peserta
sesuai kompetensi yang diperlukan untuk penanganan Peserta yang akan dirujuk
melalui komunikasi sesuai ketentuan yang berlaku.
9. Fasilitas kesehatan perujuk tidak diperkenankan meminta Peserta/keluarga untuk mencari
rujukan sendiri dengan mendatangi fasilitas kesehatan penerima rujukan.
10. Rujukan atas indikasi medis sebagaimana dimaksud angka 2 bukan atas permintaan
Fasilitas kesehatan penerima rujukan ataupun Peserta/keluarga.
Lampiran surat nomor :1859/VI-11/1221

PENYELENGGARAAN RUJUKAN DI FASILITAS KESEHATAN PENERIMA RUJUKAN

1. Fasilitas kesehatan penerima rujukan bertanggung jawab untuk melakukan pelayanan


kesehatan lanjutan sejak menerima rujukan.
2. Fasilitas kesehatan penerima rujukan berkewajiban melakukan verifikasi kebenaran
identitas/eligibilitas Peserta melalui aplikasi eligibilitas Peserta yang dikembangkan BPJS
Kesehatan. Apabila terdapat ketidaksesuaian indentitas, maka fasilitas kesehatan wajib
mengkonfirmasi kepada Kantor Cabang BPJS Kesehatan setempat melalui petugas yang
ditunjuk.
3. Dalam hal ditemukan adanya pelayanan yang beririsan pada Peserta yang sama di
fasilitas kesehatan yang lain, maka fasilitas kesehatan penerima rujukan wajib
berkoordinasi dengan fasilitas kesehatan tersebut.
4. Setelah memastikan eligibilitas Peserta, fasilitas kesehatan penerima rujukan wajib
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menerbitkan Surat Eligibilitas Peserta (SEP) dan memberikan pelayanan kepada
Peserta sesuai dengan kompetensi fasilitas kesehatan;
b. Apabila terdapat kendala dalam penerbitan Surat Eligibilitas Peserta (SEP), seperti
kendala jaringan komunikasi data dan /atau lainnya, maka fasilitas kesehatan
berkoordinasi dengan Kantor Cabang BPJS Kesehatan setempat;
c. Apabila Peserta telah mendapatkan pelayanan dan masih memerlukan perawatan,
maka fasilitas kesehatan penerima Rujukan memberikan surat kontrol;
d. Peserta yang telah mendapatkan pelayanan secara tuntas oleh fasilitas kesehatan,
maka pelayanan kesehatan di FKRTL dinyatakan telah selesai;
e. Peserta yang telah mendapatkan pelayanan dan masih memerlukan perawatan
lanjutan, di mana kompetensi dalam perawatan selanjutnya dapat dilakukan di fasilitas
kesehatan perujuk, maka fasilitas kesehatan penerima rujukan wajib melakukan rujuk
balik.
Lampiran surat nomor :1859/VI-11/1221

RUJUKAN INTERNAL

1. Rujukan internal adalah rujukan yang dilakukan oleh DPJP penerima rujukan kepada
DPJP lain di FKRTL yang sama.
2. Pemberian rujukan internal ditujukan untuk melengkapi pelayanan kesehatan kepada
Peserta berdasarkan kebutuhan medis yang dijamin dalam Program JKN.
3. DPJP penerima rujukan internal berkewajiban untuk memberikan jawaban kepada DPJP
perujuk secara manual atau elektronik.
4. Rujukan internal yang dilakukan pada hari yang sama dengan pelayanan DPJP penerima
rujukan, merupakan pelayanan yang menjadi kesatuan episode dengan pelayanan pada
DPJP perujuk.
5. Rujukan internal yang dilakukan pada hari yang berbeda dengan pelayanan DPJP perujuk,
berupa layanan konsultasi/prosedur/terapi yang berkelanjutan merupakan episode yang
berbeda dengan pelayanan pada DPJP penerima rujukan.
6. Peserta yang menerima rujukan internal melakukan pendaftaran kembali ke petugas
administrasi FKRTL sebelum mendapatkan pelayanan lanjutan.
7. Proses administrasi rujukan internal terotomasi melalui sistem informasi BPJS
Kesehatan.
8. Pelaksanaan rujukan internal di FKRTL, tetap memperhatikan masa berlaku surat rujukan
dari fasilitas kesehatan perujuk, yaitu 90 (sembilan puluh) hari.

SURAT KONTROL

1. Surat kontrol adalah permintaan kunjungan kembali kepada Peserta untuk mendapatkan
perawatan lanjutan yang diberikan oleh DPJP penerima rujukan.
2. Surat kontrol digunakan apabila DPJP FKRTL penerima rujukan masih memerlukan
perawatan lebih lanjut terhadap Peserta yang dirujuk.
3. Kontrol dapat dilakukan paling cepat satu hari setelah pemeriksaan pelayanan peserta
sesuai rekomendasi yang diberikan oleh DPJP
4. Pelaksanaan kontrol di FKRTL, tetap memperhatikan masa berlaku surat rujukan dari
Fasilitas Kesehatan perujuk, yaitu 90 (Sembilan puluh) hari.
5. Surat kontrol hanya berlaku untuk 1 (satu) kali kunjungan.

SURAT KONTROL PASCA RAWAT INAP

1. Surat kontrol pasca rawat inap adalah permintaan kunjungan rawat jalan setelah rawat
inap yang diberikan oleh DPJP Utama yang merawat Peserta.
2. Surat kontrol pasca rawat inap digunakan apabila DPJP Utama yang merawat Peserta
menilai bahwa Peserta masih memerlukan perawatan lebih lanjut melalui rawat jalan.
3. Surat kontrol pasca rawat inap dapat digunakan untuk 1 (satu) kali kunjungan kontrol pasca
rawat inap.
4. Apabila berdasarkan penilaian DPJP, Peserta masih memerlukan kunjungan kontrol lebih
dari 1 (satu) kali, maka surat kontrol dapat diterbitkan kembali oleh DPJP dan berlaku
sesuai masa berlaku surat rujukan FKTP pada DPJP yang sama.
5. Surat kontrol pasca rawat inap yang diterbitkan untuk Peserta yang menjalani episode
rawat inap dari IGD FKRTL hanya berlaku 1 (satu) kali kunjungan, selanjutnya apabila
diperlukan kontrol kembali, maka Peserta kembali ke FKTP peserta terdaftar.

Ketentuan penggunaan surat rujukan internal, surat kontrol, atau surat kontrol paska rawat
inap sesuai dengan ketentuan Peraturan perundang-undangan.
Lampiran surat nomor :1859/VI-11/1221

PENYELENGGARAAN RUJUK BALIK

1. Apabila DPJP penerima rujukan telah menyelesaikan perawatan maka pelayanan


kesehatan lanjutan bagi Peserta dilakukan rujuk balik ke FKTP dimana Peserta terdaftar.
2. FKRTL penerima rujukan wajib melakukan rujuk balik bagi Peserta yang telah mendapat
pelayanan, disertai jawaban dan tindak lanjut yang harus dilakukan terhadap Peserta yang
kondisinya telah selesai pengobatan, terkontrol/stabil, dan/atau masih membutuhkan
pelayanan lanjutan jangka panjang di FKTP, baik secara manual atau elektronik.
3. Penyelenggaraan rujuk balik menggunakan mekanisme:
a. Program Rujuk Balik; atau
b. Pelayanan di luar Program Rujuk Balik.
4. Program Rujuk Balik (PRB) merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
pPatirita penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih memerlukan pengobatan atau
asuhan keperawatan jangka panjang yang dilaksanakan di FKTP.
5. Penyakit kronis sebagaimana dimaksud dalam angka 4 meliputi: diabetes melitus,
hipertensi, jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), epilepsi, skizofren,
stroke, Sindroma Lupus Eritematosus (SLE) dan penyakit kronis lain yang ditetapkan
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
6. Dalam penyelenggaraan PRB bagi Peserta, FKRTL wajib melakukan pendaftaran Peserta
PRB pada Aplikasi V-Claim BPJS Kesehatan sesuai mekanisme yang berlaku dan
berdasarkan Surat Rujuk Balik (SRB) dari Dolder Spesialis/Subspesialis, dengan
memperhatikan:
a. Benar diagnosisnya;
b. Benar Stabil Kondisinya; dan
c. Benar Obatnya.
7. Fasilitas kesehatan memastikan bahwa obat PRB telah sesuai dengan ketentuan obat
PRB dan memastikan Peserta telah teredukasi mekanisme PRB sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
8. Penyelenggaraan pelayanan rujuk balik di luar PRB diselenggarakan atas rekomendasi
atau rujukan dari Dokter Spesialis/Subspesialis yang merawat sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Lampiran surat nomor :1859/VI-11/1221

SIMPLIFIKASI RUJUKAN PELAYANAN HEMODIALISIS

1. Untuk memberikan kemudahan bagi Peserta dengan diagnosis Gagal Ginjal kronis
stadium akhir pada FKRTL yang menjalani terapi Hemodialisis, maka dikembangkan frtur
perpanjangan masa rujukan Hemodialisis pada Aplikasi V-Claim.
2. Fitur ini memungkinkan Peserta yang sedang menjalani pelayanan Hemodialisis rutin
dapat langsung mengakses fasilitas kesehatan sarana Hemodialisis tanpa perlu meminta
surat rujukan kembali dari FKTP setelah habis masa berlaku 90 (sembilan puluh) hari.
3. Melalui aplikasi V-Claim, petugas FKRTL akan memperpanjang masa berlaku rujukan
sehingga pelayanan Hemodialisis tetap dapat diberikan kepada Peserta meskipun surat
rujukan sebelumnya telah habis masa berlaku.
4. Perpanjangan rujukan baru dapat dibuat setelah masa berlaku rujukan sebelumnya habis
(90 hari). Perpanjangan dapat dilakukan paling lambat pada hari ke-7 setelah masa
rujukan sebelumnya habis dan perpanjangan tersebut dilakukan setiap 90 (sembilan
puluh) hari.
5. Rujukan baru yang sudah diperpanjang hanya dapat digunakan untuk poli Hemodialisis
sesuai dengan rujukan awal diterbitkannya rujukan. Apabila peserta memiliki keluhan lain
maka harus kembali ke FKTP untuk meminta surat rujukan ke poli lain, termasukjika
peserta akan dilakukan konsultasi rutin pada Dokter Spesialis Penyakit Dalam.
6. Fitur perpanjangan rujukan tidak berlaku bagi Peserta Hemodialisis yang dalam keadaan
bepergian atau yang berasal dari IGD.
7. Fitur perpanjangan rujukan hanya dapat dilakukan di FKRTL sesuai rujukan FKTP, sebagai
contoh peserta dirujuk ke RS Aminah untuk pelayanan Hemodialisis maka nomor rujukan
hanya dapat dilakukan perpanjangan di aplikasi V-Claim dengan login RS Aminah. Jika
selanjutnya peserta dirujuk ke FKRTL lain maka dilakukan perekaman ulang di FKRTL
tujuan yang baru.
8. Mekanisme perpanjangan masa rujukan melalui Aplikasi V-Claim sebagai berikut:
a. Bagi Peserta dengan diagnosis Gagal Ginjal Kronis stadium akhir yang akan
mengakses pelayanan Hemodialisis melapor kepada Petugas FKRTL untuk
melakukan perpanjangan surat rujukan dengan membawa serta surat rujukan; dan
b. Petugas FKRTL melakukan input data Peserta Hemodialisis pada Aplikasi V-Claim
dengan sebelumnya memastikan surat rujukan telah habis masa berlakunya serta poli
terakhir yang dikunjungi adalah poli Hemodialisis kemudian memasukkan nomor surat
rujukan, melakukan perpanjangan masa berlaku surat rujukan tersebut untuk 90
(sembilan puluh) hari ke depan, memasukkan diagnosis utama, sekunder, dan
tindakan.
Lampiran surat nomor :1859/VI-11/1221

SIMPLIFIKASI RUJUKAN PELAYANAN THALASEMIA MAYOR DAN HEMOFILIA

1. Diberikan pada Peserta dengan kriteria:


a. Telah ditegakkan diagnosis Thalasemia Mayor oleh DPJP di FKRTL dan diberikan
pengobatan rutin berupa terapi tranfusi darah dan/atau terapi obat kelasi besi sesuai
indikasi medis dan ketentuan; dan
b. Telah ditegakkan diagnosis Hemofilia oleh DPJP di FKRTL dan diberikan pengobatan
rutin berupa terapi tranfusi darah dan/atau terapi faktor pembekuan darah sesuai
indikasi medis dan ketentuan;
Data Peserta sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b akan ter-flagging secara
otomatis oleh Sistem.
2. Mekanisme simplifikasi rujukan:
a. Peserta sebagaimana dimaksud pada angka 1 dapat langsung melanjutkan
pengobatan rutin di FKRTL berdasarkan surat kontrol yang diterbitkan DPJP tanpa
harus kembali ke FKTP terlebih dahulu;
b. Perpanjangan surat rujukan FKTP dilaksanakan oleh petugas FKRTL melalui aplikasi
V-Claim dengan batas waktu mulai hari ke-91 (sembilan puluh satu) sampai dengan
hari ke-120 (seratus dua puluh). Apabila Peserta tidak melakukan perpanjangan surat
rujukan sampai hari ke-120 (seratus dua puluh), maka Peserta harus kembali ke FKTP
terdaftar untuk mendapatkan pelayanan sesuai ketentuan; dan
c. Masa berlaku surat rujukan FKTP yang telah diperpanjang oleh Petugas FKRTL pada
Aplikasi V-Claim adalah 90 (sembilan puluh) hari sejak masa rujukan habis, selanjutnya
Petugas FKRTL melakukan perpanjangan surat rujukan kembali sebagaimana pada
angka 2 huruf b.
3. Surat rujukan dari FKTP yang telah diperpanjang masa berlakunya, hanya digunakan oleh
Peserta untuk mendapatkan pengobatan rutin Thalasemia Mayor dan/atau Hernofilia di
FKRTL sesuai rujukan awal.
4. Dalam hal Peserta memerlukan evaluasi pengobatan Thalasemia Mayor dan/atau
Hemofilia di FKRTL rujukan lain atau Peserta memerlukan pelayanan kesehatan di FKRTL
selain pengobatan rutin Thalasemia Mayor dan/atau Hemofilia, maka pelayanan
kesehatan dilakukan sesuai dengan prosedur pelayanan kesehatan bagi Peserta.
5. Simplifikasi rujukan tidak berlaku bagi Peserta Thalasemia Mayor dan/atau Hemofilia yang
berasal dari lnstalasi Gawat Darurat atau dalam keadaan bepergian di luar wilayah.

Anda mungkin juga menyukai