www.bpjs-kesehatan.go.id
REGULASI
1
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2018 TENTANG JAMINAN KESEHATAN
2
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM
RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN
3
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN
KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
4
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2021 TENTANG PEDOMAN
INDONESIAN CASE BASE GROUPS (INA-CBG) DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN
Jawaban rujukan merupakan respon atau tindak lanjut penanganan pelayanan kesehatan oleh fasilitas
kesehatan tujuan rujukan kepada fasilitas kesehatan perujuk sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan, serta dapat diinformasikan secara manual atau elektronik. Implementasi pengelolaan respon
rujukan secara elektronik akan dikembangkan secara bertahap.
Pelayanan sebagaimana dimaksud di atas dilaksanakan dengan rujukan parsial yang merupakan bagian dari
paket INA-CBG fasilitas kesehatan perujuk.
Kasus medis yang menjadi kompetensi fasilitas kesehatan harus diselesaikan secara tuntas di fasilitas
kesehatan tersebut sesuai standar.
Rujukan yang tidak dijamin adalah rujukan yang tidak tercatat secara online pada aplikasi PCare atau V-
Claim, dikecualikan pada kondisi rujukan pada FKTP Non-Jarkomdat dan kondisi gangguan sistem
informasi.
Fasilitas Kesehatan menunjuk petugas khusus yang bertanggung jawab untuk mengelola Aplikasi HFIS.
Rujukan harus mendapatkan persetujuan dari Peserta dan/atau keluarganya setelah Peserta dan/atau
keluarganya mendapatkan penjelasan dari tenaga kesehatan yang berwenang.
Surat Kontrol
1. Surat kontrol adalah permintaan kunjungan kembali kepada Peserta untuk mendapatkan perawatan
lanjutan yang diberikan oleh DPJP penerima rujukan.
2. Surat kontrol digunakan apabila DPJP FKRTL penerima rujukan masih memerlukan perawatan lebih
lanjut terhadap Peserta yang dirujuk.
3. Kontrol dapat dilakukan paling cepat satu hari setelah pemeriksaan pelayanan peserta sesuai
rekomendasi yang diberikan oleh DPJP
4. Pelaksanaan kontrol di FKRTL, tetap memperhatikan masa berlaku surat rujukan dari Fasilitas
Kesehatan perujuk, yaitu 90 (Sembilan puluh) hari.
5. Surat kontrol hanya berlaku untuk 1 (satu) kali kunjungan.
Ketentuan penggunaan surat rujukan internal, surat kontrol, atau surat kontrol pasca rawat inap sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
1. Peserta dengan diagnosis gangguan jiwa yang berobat rutin di FKRTL Khusus Jiwa;
2. Peserta dengan diagnosis kusta yang berobat di FKRTL Khusus Kusta;
3. Peserta dengan diagnosis TB MDR yang berobat di FKRTL yang menyediakan unit pelaksana Layanan
Tuberkulosis Resisten Obat;
4. Peserta dengan diagnosis HIV yang berobat di FKRTL tingkat 3 (kelas A) yang menyediakan layanan obat lini
3;
5. Peserta dengan diagnosis Hemofilia yang berobat di FKRTL yang menyediakan pelayanan Hemofilia;
6. Peserta dengan diagnosis Thalasemia Mayor yang berobat di FKRTL yang menyediakan pelayanan
Thalasemia Mayor;
7. Peserta dengan diagnosis Kanker yang menerima pelayanan kemoterapi dan radioterapi yang berobat di
FKRTL yang menyediakan pelayanan kemoterapi dan radioterapi;
8. Peserta dengan kebutuhan pelayanan Hemodialisis rutin di FKRTL yang menyediakan pelayanan
Hemodialisis; dan
9. Peserta dengan kondisi khusus lainnya yang akan ditetapkan oleh Direksi BPJS Kesehatan.
Fitur perpanjangan rujukan hanya dapat dilakukan di FKRTL sesuai rujukan FKTP, sebagai contoh peserta
dirujuk ke RS Aminah untuk pelayanan Hemodialisis maka nomor rujukan hanya dapat dilakukan
perpanjangan di aplikasi V-Claim dengan login RS Aminah. Jika selanjutnya peserta dirujuk ke FKRTL lain
maka dilakukan perekaman ulang di FKRTL tujuan yang baru.
Simplifikasi rujukan tidak berlaku bagi Peserta yang berasal dari Instalasi Gawat Darurat atau dalam keadaan
bepergian di luar wilayah.
17. Perbedaan tanggal berlaku rujukan antara di SEP Rujukan antar RS dengan tanggal berlaku rujukan di aplikasi vclaim sehingga
menimbulkan komplain peserta
18. Peserta korban KLL, kasus kecelakaan kerja, banyak langsung diberi rujukan ke rumah sakit yang seharusnya bisa di skrining dlu
kronologinya di faskes 1, sehingga pasien tidak komplain di rumah sakit
19. Perbedaan tanggal berlaku rujukan antara di SEP Rujukan antar RS dengan tanggal berlaku rujukan di aplikasi vclaim sehingga
menimbulkan komplain peserta
20. Masih ditemukan rujukan FKRTL yang belum online, sehingga unutk konfirmasi membutuhkan waktu yang cukup lama ( terutama RS
wilayah luar surabaya)
21. Peserta yang sudah diarahkan ke faskes 1 karena sudah dinyatakan dpjp diagnosanya tidak berhubungan seringkali kembali ke rs
menyampaikan jika dr dokter di faskes 1 menginfokan bisa dikonsulan internal, sehinga menimbulkan komplain.
22. Puskemas sebagian besar tidak mau menggunakan rujukan dari pcare meskipu terjadi kembali pada simpus
23. Beberapa rs sering kali menyampaikan setelah rujukan habis yaitu meminta rujukan kembali bukan untuk assesment ulang sehingga
terjadi masalah antara peserta dan FKTP karena seharusnya bisa di tatalaksana di FKTP
24. Tidak bisa menerbitkan rujukan khusus HD karena tmt rujukan terbaca tmt awal rujukan
25. Koordinasi dengan PIC FKTP yang masih slowrespon padahal peserta sedang cito
20