Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456);
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256);
Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 165) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2020 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 130).
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 122).
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Jaminan Kesehatan Nasional (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1400) sebagaimana telah beberapa kali telah diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Jaminan Kesehatan Nasional ( Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 33)
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional ( Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 874);
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
Pengelolaan sistem rujukan pelayanan kesehatan bagi peserta JKN
melalui integrasi sistem informasi dilakukan sebagai upaya
menyelenggarakan sistem pelayanan kesehatan yang komprehensif,
efektif, dan efisien, serta untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan peserta.
3
A. Penyelenggaraan Sistem Rujukan Terintegrasi
1. Ketentuan Umum
c. Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) dapat menjalin kerja sama
dengan fasilitas kesehatan lain untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana di luar
yang telah tertuang dalam hasil rekredensialing/kredensialing ataupun dikarenakan
adanya sarana dan prasarana yang sudah dipenuhi dalam proses
rekredensialing/kredensialing namun tidak dapat dipakai karena kondisi tertentu yang
diberitahukan kepada BPJS Kesehatan sebelumnya.
Kerjasama antara FKRTL dengan fasilitas kesehatan lain tersebut wajib dilaporkan secara
tertulis kepada BPJS Kesehatan.
Pelayanan sebagaimana dimaksud di atas dilaksanakan dengan rujukan parsial yang
merupakan bagian dari paket INA-CBG fasilitas kesehatan perujuk.
Kasus medis yang menjadi kompetensi fasilitas kesehatan harus diselesaikan secara
tuntas di fasilitas kesehatan tersebut sesuai standar.
A. Penyelenggaraan Sistem Rujukan Terintegrasi
e. Surat pengantar rujukan didapatkan dari luaran sistem dan surat keterangan lain yang memuat informasi:
5) identitas Peserta;
6) hasil pemeriksaan;
7) diagnosis kerja;
8) terapi dan/atau tindakan yang telah diberikan;
9) tujuan rujukan; dan
10) nama dan tanda-tangan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
A. Penyelenggaraan Sistem Rujukan Terintegrasi
6. Penyelenggaraan Rujukan Internal, Surat Kontrol dan Surat Kontrol Pasca Rawat Inap di FKRTL
a. Rujukan Internal
1) Rujukan internal adalah rujukan yang dilakukan oleh DPJP penerima rujukan kepada DPJP lain di FKRTL yang sama.
2) Pemberian rujukan internal ditujukan untuk melengkapi pelayanan kesehatan kepada Peserta berdasarkan kebutuhan
medis yang dijamin dalam Program JKN.
3) DPJP penerima rujukan internal berkewajiban untuk memberikan jawaban kepada DPJP perujuk secara manual atau
elektronik.
4) Rujukan internal yang dilakukan pada hari yang sama dengan pelayanan DPJP penerima rujukan, merupakan pelayanan
yang menjadi kesatuan episode dengan pelayanan pada DPJP perujuk.
5) Rujukan internal yang dilakukan pada hari yang berbeda dengan pelayanan DPJP perujuk, berupa layanan
konsultasi/prosedur/terapi yang berkelanjutan merupakan episode yang berbeda dengan pelayanan pada DPJP penerima
rujukan. Penjaminan terkait hal tersebut, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6) Peserta yang menerima rujukan internal melakukan pendaftaran kembali ke petugas administrasi FKRTL sebelum
mendapatkan pelayanan lanjutan.
7) Proses administrasi rujukan internal terotomasi melalui sistem informasi BPJS Kesehatan.
8) Pelaksanaan rujukan internal di FKRTL, tetap memperhatikan masa berlaku surat rujukan dari fasilitas kesehatan perujuk,
yaitu 90 (sembilan puluh) hari.
A. Penyelenggaraan Sistem Rujukan Terintegrasi
b. Surat Kontrol
1) Surat kontrol adalah permintaan kunjungan kembali kepada Peserta untuk
mendapatkan perawatan lanjutan yang diberikan oleh DPJP penerima rujukan.
2) Surat kontrol digunakan apabila DPJP FKRTL penerima rujukan masih
memerlukan perawatan lebih lanjut terhadap Peserta yang dirujuk.
3) Kontrol dapat dilakukan paling cepat satu hari setelah pemeriksaan pelayanan
peserta sesuai rekomendasi yang diberikan oleh DPJP
4) Pelaksanaan kontrol di FKRTL, tetap memperhatikan masa berlaku surat
rujukan dari Fasilitas Kesehatan perujuk, yaitu 90 (Sembilan puluh) hari sejak
rujukan diterbitkan di FKTP.
5) Surat kontrol hanya berlaku untuk 1 (satu) kali kunjungan.
A. Penyelenggaraan Sistem Rujukan Terintegrasi
1. Kasus tertentu yang ditetapkan dalam simplifikasi rujukan pelayanan adalah peserta
dengan diagnosis
a. Gagal Ginjal Kronis stadium akhir yang menjalani perawatan Hemodialisis rutin;
b. Thalasemia Mayor yang secara rutin menjalani perawatan tranfusi darah dan/atau
terapi obat kelasi besi;
c. Hemofilia yang secara rutin menjalani perawatan tranfusi darah dan/atau terapi
faktor pembekuan darah; dan
d. Kasus lain yang akan ditetapkan kemudian.
Fitur perpanjangan rujukan hanya dapat dilakukan di FKRTL sesuai rujukan FKTP, sebagai
contoh peserta dirujuk ke RS A untuk pelayanan Hemodialisis maka nomor rujukan hanya
dapat dilakukan perpanjangan di aplikasi V-Claim dengan login RS A. Jika selanjutnya
peserta dirujuk ke FKRTL lain maka dilakukan perekaman ulang di FKRTL tujuan yang baru.
C. Simplifikasi Rujukan Pelayanan Kasus Tertentu
3. Simplifikasi rujukan tidak berlaku bagi Peserta yang berasal dari Instalasi Gawat
Darurat atau dalam keadaan bepergian di luar wilayah.
Monitoring dan evaluasi implementasi penyelenggaraan sistem rujukan terintegrasi
21