A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Makalah ini disususn untuk mengetahui tentang pelaksanaan sistem
informasi rujukan terintegrasi.
2. Tujuan Khusus
a. Memahami pengertian dari sistem informasi rujukan terintegrasi
b. Memahami tujuan sistem informasi rujukan terintegrasi
c. Memahami manfaat sistem informasi rujukan terintegrasi
d. Memahami harapan adanya sistem informasi rujukan terintegrasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Menurut PMKRI nomor 001 tahun 2012 sistem rujukan pelayanan kesehatan
dapat dilakukan dengan melaksanakan berbagai tatanan.
1. Pelayanan kesehatan, terdiri dari:
a. Pelayanan kesehatan tingkat pratama, diselenggarakan oleh dokter
dan dokter gigi di puskesmas puskesmas perawatan, tempat praktik
perorangan, klinik pratama, klinik umum di balai/lembaga pelayanan
kesehatan, dan rumah sakit pratama. Dalam keadaan tertentu bidan
dan perawat dapat meberikan pelayanan kesehatan di tingkat
pertama sesuai dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku.
b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua merupakan pelayanan kesehatan
spesialistik yang dilakukan oleh dokter spesialis atau dokter gigi
spesialis yang menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan
spesialistik.
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga merupakan pelayanan kesehatan
sub spesialistik yang dilakukan oleh dokter sub spesialis atau dokter
gigi sub spesialis yang menggunakan pengetahuan dan teknologi
kesehatan sub spesialistik.
2. Ketentuan dalam sistim rujukan
a. Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang, sesuai
kebutuhan medis dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama.
b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas
rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat pertama.
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas
rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat pertama.
d. Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter
dan/atau dokter gigi pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama.
e. Ketentuan di atas dikecualikan pada keadaan gawat darurat, bencana,
kekhususan permasalahan kesehatan pasien, dan pertimbangan
geografi
f. Sistem rujukan diwajibkan bagi pasien yang merupakan peserta
jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial dan pemberi
pelayanan kesehatan.
3. Tatacara rujukan
a. Rujukan horizontal merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan
dalam satu tingkatan. Dilakukan apabila perujuk tidak dapat
memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien
karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan yang
sifatnya sementara atau menetap
b. Rujukan vertikal dapat dilakukan dari tingkatan pelayanan yang
lebih rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi atau
sebaliknya. Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih
rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih dilakukan apabila:
1) Pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik atau sub
spesialistik.
2) Perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan
dan/atau ketenagaan.
3) Permasalahan kesehatan pasien dapat ditangani oleh tingkatan
pelayanan kesehatan yang lebih rendah sesuai dengan
kompetensi dan kewenangannya.
4) Kompetensi dan kewenangan pelayanan tingkat pertama atau
kedua lebih baik dalam menangani pasien tersebut.
5) Pasien membutuhkan pelayanan lanjutan yang dapat ditangani
oleh tingkatan pelayanan kesehatan yang lebih rendah dan untuk
alasan kemudahan, efisiensi dan pelayanan jangka panjang;
dan/atau.
6) Perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan sarana, prasarana,
peralatan dan/atau ketenagaan.
4. Ketentuan lain dalam sistim rujukan
a. Setiap pemberi pelayanan kesehatan berkewajiban merujuk pasien
bila keadaan penyakit atau permasalahan kesehatan memerlukannya,
kecuali dengan alasan yang sah dan mendapat persetujuan pasien
atau keluarganya.
b. Alasan yang sah adalah pasien tidak dapat ditransportasikan atas
alasan medis, sumber daya, atau geografis.
c. Rujukan harus mendapatkan persetujuan dari pasien dan/atau
keluarganya.
d. Persetujuan diberikan setelah pasien dan/atau keluarganya
mendapatkan penjelasan dari tenaga kesehatan yang berwenang.
e. Penjelasan sekurang-kurangnya meliputi:
1) Diagnosis dan terapi dan/atau tindakan medis yang diperlukan.
2) Alasan dan tujuan dilakukan rujukan.
3) Risiko yang dapat timbul apabila rujukan tidak dilakukan.
4) Transportasi rujukan; dan
5) risiko atau penyulit yang dapat timbul selama dalam perjalanan