PENGUNGSIAN
Ester Ronauli S 1610711061
PENGUNGSIAN
Pengungsian karena
bencana yang dibuat
Manusia (Man Made
Disaster).
– Pengungsian karena bencana alam (Natural Disaster).
PENAMPUNGAN
PENANGANAN
PENEMUAN /
PENETAPAN PENGUNGSIAN
orang tersebut ada rasa ketakutan atau Misalnya: akibat perbedaan Ras,
– Negosiasi;
– Mediasi;
Menurut Dekan Fakultas Kedokteran UI (FKUI), Prof. Dr. dr. Ari Fahrial
Syam, SpPD-KGEH., MMB:
– Para pengungsi harus mendapat makanan dan minuman yang
cukup selama berada di pengungsian
– Dapur-dapur umum yang tersedia selalu mendapat suplai bahan
makanan dan air bersih yang memadai untuk masak dan minum.
– Usahakan makanan yang dikonsumsi dalam keadaan segar.
– Usahakan agar kondisi tempat pengungsian di buat senyaman
mungkin
– Kebersihan lingkungan pengungsian selalu terjaga dengan
tersedianya tempat-tempat sampah di sekitar lokasi
pengungsian.
– Sarana MCK yang memadai dengan persediaan air yang
cukup tentu juga tersedianya sabun dan peralatan mandi .
– Para pengungsi khususnya anak-anak dan orang tua diberikan
suplemen yang berisi multivitamin dan mineral mengingat
keterbatasan makanan dan minuman dengan zat gizi yang
lengkap yang bisa dikonsumsi sehari-hari.
– Bagi anak-anak perlu upaya untuk melakukan trauma
healing dengan pengadaan buku-buku bacaan, mainan anak-
anak dan kelompok-kelompok bermain untuk anak-anak.
– Untuk pasien usia lanjut perlu adanya kegiatan
seperti alat sulam, melakukan aktifitas pengajian
bersama-sama dan lainnya yang membuat para
orang usia lanjut ini tetap selalu berpikir.
– Sarana dan prasarana untuk ibadah harus
diadakan agar masyarakat bisa berkesempatan
untuk berdoa dan tetap sabar dalam menghadapi
cobaan ini.
– Acara-acara kesenian yang menjadi favorit
masyarakat sekitar juga diusahakan hadir secara
berkala untuk mengatasi kejenuhan dan
mengurangi kesedihan para pengungsi.
PENAMPUNGAN
LANGKAH YANG
PENGERTIAN SASARAN
PERLU DIAMBIL
PERSYARATAN JENIS
PERENCAAN DAN
PENAMPUNGAN PENAMPUNGAN
PELAKSANAAN
SEMENTARA SEMENTARA
STANDAR
BANTUAN TEMPAT
PENAMPUNGAN
– Penampungan/hunian sementara adalah tempat tinggal
sementara selama korban bencana mengungsi, baik berupa
tempat penampungan massal maupun keluarga, atau
individual.
– Lokasi penampungan seharusnya berada didaerah yang bebas dari seluruh ancaman yang
berpotensi terhadap gangguan keamanan baik internal maupun external;
– Hak penggunaan lahan seharusnya memiliki keabsahan yang jelas; diutamakan hasil dari
koordinasi dengan pemerintah setempat;
– Dekat dengan sumber mata air, sehubungan dengan kegiatan memasak dan MCK;
– Dekat dengan sarana-sarana pelayanan sosial termasuk pelayanan kesehatan, olahraga, sekolah
dan tempat beribadah atau dapat disediakan secara memadai.
2. Bahan pertimbangan untuk penampungan
– Idealnya, ada beberapa akses untukmemasuki areal penampungan
dan bukan merupakan akses langsung dari komunitas terdekat;
– Tanah diareal penampungan seharusnyamemiliki tingkat kemiringan
yang landai untuk melancarkan saluran pembuangan air;
– Tanah diareal penampungan seharusnya bukan merupakan areal
endemik penyakit;
– Lokasi penampungan seharusnya tidak dekat dengan habitat yang
dilindungi ataudilarang seperti kawasan konservasi hutan,
perkebunan, lahan tanaman;
– Pengalokasian tempat penampungan seharusnyamenggunakan cara
yang bijak mengikuti dengan adat budaya setempat;
– Libatkan masyarakat dalam pemilihan lokasi dan perencanaan
3. Penampungan harus dapat meliputi
kebutuhan ruangan :
– Posko
– Pos Pelayanan Komunikasi
– Pos Dapur Umum
– Pos Watsan
– Pos PSP
– Pos Humas dan Komunikasi
– Pos Relief dan Distribusi
– Pos Assessment
– Pos Pencarian dan Evakuasi
Jenis penampungan
Sementara
– Bahan seadanya
2. Bantuan Pangan
4. Bantuan Sandang
2) Pelayanan imunisasi
Bagi pengungsi khususnya anak-anak, dilakukan vaksinasi campak tanpa
memandang status imunisasi sebelumnya.
3) Pelayanan kesehatan ibu dan anak
4) Pelayanan gizi
– Tujuannya meningkatkan status gizi bagi ibu hamil dan balita melalui
pemberian makanan optimal. Pada bayi tidak diperkenan diberikan susu
formula, kecuali bayi piatu, bayi terpisah dari ibunya, ibu bayi dalam
keadaan sakit berat.
5) Pemberantasan penyakit menular dan pengendalian
vektor
– Kebersihan diri
– Pengolahan makanan
imunisasi)
b. Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Menular
Manajemen
kasus
Surveilans
c. Menjamin Pelayanan Kesehatan
Bagi Pengungsi
Air Permukaan
(sungai dan danau)
Sumur gali
Pengumpulan Sampah
Pengangkutan Sampah
Pembuangan Akhir Sampah
Pengumpulan Sampah
- Sampah yang dihasilkan harus ditampung pada
tempat sampah keluarga atau sekelompok keluarga
- Disarankan menggunakan tempat sampah yang dapat
ditutup dan mudah dipindahkan/diangkat untuk
menghindari lalat serta bau, untuk itu dapat digunakan
potongan drum atau kantung plastik sampah ukuran 1
m x 0,6 m untuk 1 – 3 keluarga
- Penempatan tempat sampah maksimum 15 meter dari
tempat hunian
- Sampah ditempat sampah tersebut maksimum 3(tiga)
hari harus sudah diangkut ke tempat pembuangan
akhir atau tempat pengumpulan sementara.
Pengangkutan Sampah
Pengangkutan sampah dapat dilakukan dengan
gerobak sampah atau dengan truk pengangkut
sampah untuk diangkut ke tempat pembuangan
akhir.
Pembuangan Akhir Sampah
Pembuangan akhir sampah dapat dilakukan dengan
beberapa cara, seperti pembakaran, penimbunan
dalam lubang galian atau parit dengan ukuran
dalam 2 meter lebar 1,5 meter dan panjang 1 meter
untuk keperluan 200 orang. Perlu diperhatikan
bahwa lokasi pembuangan akhir harus jauh dari
tempat hunian dan jarak minimal dari sumber air 10
meter.
Pengawasan dan
Pengendalian Vektor
– Pengumpulan data
– Penyebarluasan informasi
Proses Kegiatan Surveilans
Kegiatan di Pos Kesehatan Kegiatan surveilans yang dilakukan di pos kesehatan,
antara lain:
1. Registrasi Pengungsi
3. Penapisan
Untuk keperluan surveilans gizi pengungsi, beberapa hal yang
perlu disiapkan adalah:
11. Jika ibu bayi tidak ada (meninggal), ibu sakit berat, atau
ibu tidak dapat menyusui lagi, maka kepada bayi
diberikan alternatif lain
Penanganan Gizi Darurat pada Kelompok Usia >24 Bulan
Fase ini maksimum sampai dengan hari ke-5, Fase ini bertujuan memberikan makanan kepada
masyarakat agar tidak lapar.