Anda di halaman 1dari 5

Nama : Andreas Agung N

NPM : 201611103

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA STRATEGI PELAKSANAAN


KOMUNIKASI THERAPEUTIK PASIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN SP 2

A. PROSES KEPERAWATAN
1. KONDISI KLIEN
Keluarga pasien mengatakan pasien sebelum dibawah kerumah sakit sering
mengamuk dan menghancuran alat-alat rumah tangga karena permintaannya tidak
dituruti oleh ayahnya. Pasein bila dibohongi maka langsung menghancurkan alat-alat
rumah tangga. Lalu pasien dibawah kerumah sakit jiwa dan masuk ke IGD. Kondisi
sekarang pasien mengatakan masih kesulitan untuk mengontrol emosi bila
permitaannya tidak terpenuhi dan bila dibohongi. Wajah pasien tampak tenang dan
pasien tampak diam duduk di bangku depan kamar. Pasien sudah dilakukan tindakan
strategi pelaksaanan 1 dan didapatkan data pasien mengatakan penyebab marahnya
karena permintaannya tidak selalu dituruti oleh orang tuanya, merasa dibohongi, saat
pasien marah merasakan kesal, dada berdebar, mata melotot, pasien bila marah akan
merusak benda benda yang ada dirumah akibatnya semua benda dirumah hancur
berantakan. Pasien sudah dilatih nafas dalam.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko perilaku kekerasan
3. TUJUAN INTERAKSI
Pasien mampu mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik kedua(pukul
bantal atau kasur)
4. TINDAKAN KEPERAWATAN
a. Mengevaluasi latihan nafas dalam
b. Melatih mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara memukul bantal.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWTAN
1. FASE ORIENTASI
a. SALAM THERAPEUTIK
P : “Selamat pagi bapak, bagaimana kabarnya hari ini pak?”
K : “Pagi juga, baik der.”
P : “Bagaimana tidurnya semalam apakah bisa tidur nyenyak?”
K : “Tadi malam bisa tidur nyenyak.”
P : “Baik, bapak santos. Apakah bapak masih ingat dengan saya?”
K : “tidak der.”
P : “Baik, disini saya Andreas Agung Nugroho. Bapak bisa panggil saya
bruder Andre.”
b. EVALUASI/VALIDASI
P : “Bapak bagaimana sudah menerapkan tekniik nafas dalamnya?”
K : “sudah bruder.”
P : “Baik, bapak masih ingat dengan tenik yang diajarkan kemarin untuk
mengontrol emosi?”
K : “masih bruder.”
P : “Bila masih ingat, coba bapak jelaskan kembali!”
K : “mengendalikan emosi dengan cara nafas dalam, tarik nafas hitungan 1,
2, 3 kemudian tahan hitungan 4, 5, 6 dan hembuskan perlahan melalui
mulut hitungan 7, 8, 9.”
P : “Bagus, Bapak masih ingat dengan tenik nafas dalam. Bagaimana
perasaannya setelah melakukan nafas dalam Pak?”
K : “Rasanya lebih tenang der.”
P : “baik, Bapak bisa lakukan nafas dalam sewaktu merasakan marah.”
c. KONTRAK
P : “Bapak Santos, disini sesuai janji kita kemarin saya akan mengajarkan
tenik untuk mengontrol emosi dengan cara memukul bantal.”
K : “Baik, der.”
P : “Waktunya sesuai janji sekitar 15 menit ya Pak?”
K : “Baik, der.”
P : “Untuk tempatnya di kamar bapak saja.”
K : “baik.”
d. Tujuan
P : “bapak tujuan latihan pukul bantal ini untuk mengendalikan amarah
bapak.”
K : “baik, der.”
P : “jadi nanti bapak bisa meluapkan semua amarah bapak ke bantal agar
tidak melukai orang lain dan bapak juga tidak terluka.”
K : “ya bruder.”
P : “sebelum kita mulai apakah ada yang mau ditanyakan?”
K : “Bila yang dipukul selain bantal bisa tidak?”
P : “Tentu bisa Pak. Selain bantal bisa menggunakan barang yang lunak
seperti kasur atau boneka. Seperti itu, ada yang ditanyakan lagi?”
K : “Tidak der.”
2. FASE KERJA
P : “apakah bisa dimulai sekarang pak?”
K : “bisa.”
P : “Baik bila ada yang membuat marah bapak dan muncul rasa kesal, bapak selain
menggunakan nafas dalam bisa dengan cara memukul bantal.”
K : “Baik der.”
P : “Bila bapak kesal atau marah bisa langsung kemar bapak saja, kemudian bapak
bisa memukul bantal dan salurkan kemarahan bapak pada bantal tersebut.”
K : “Baik der.”
P : saya beri contoh terlebih dahulu, jadi begini cara memukul bantal dan bapak
luapkan semua amarah bapak ke bantal ini.”
K : “baik burder.”
P : “sekarang coba bapak melakukan tenik ini pak!”
K : “baik der.”
P : “bagus pak, salurkan seluruh kekesalan bapak ke bantal tersebut.”
K : “baik, der.”
P : “Bapak cara ini dapat digunakan lagi bisa perasaan kesal dan marah bapak
muncul.”
K : “Baik der.”
3. FASE TERMINASI
a. EVALUASI RESPON KLIEN TERHADAP TINDAKAN KEPERAWATAN
1) EVALUASI SUBYEKTIF
P : “Bagaimana Pak perasaanya setelah menyalurkan kemarahan bapak pada
bantal?”
K : “saya merasa lebih tenang bruder.”
2) EVALUASI OBYEKTIF
P : “Bapak bagaimana bisa dijelaskan ulang apa yang kita bicarakan tadi?”
K : “Bila saya marah dan kesal, saya akan menuju ke kamar untuk
melampiaskan kemarahan saya dengan cara memukul bantal.”
P : “Bagus, bapak sudah paham cara mengontrol emosi dengan cara
memukul bantal.”
b. RENCANA TINDAKAN LANJUT
P : “Baik, berhubung bapak sudah paham cara mengontrol emosi dengan
cara memukul bantal, bapak bisa gunakan cara ini jika teknik nafas dalam
tidak mengurangi rasa marah dan kesal bapak.”
K : “Baik bruder. Bila rasa kesal dan marah saya muncul, saya akan
langsung ke kamar dan memukul bantal untuk menyalurkan kemarah
saya.”
P : “Baik Pak. Apakah ada yang perlu ditanyakan Pak?’
K : “Tidak bruder.”

c. KONTRAK YANG AKAN DATANG


P : “Latihan mengontrol emosi dengan cara memukul bantal sudah selesai
pak, besok saya akan ajarkan melampiaskan marah dengan cara verbal.”
K : “Baik der.”
P : “Waktunya besok tanggal 7 Oktober 2018, pukul 15.00 WIB.”
K : “Baik bruder.”
P : “Untuk tempatnya mau di kamar bapak lagi atau mau pindah dimana?”
K : “Tidak usah pindah, di kamar saya lagi saja bruder.”
P : “Baik bapak. Kalau begitu saya kembali ke kantor perawat dulu, terima
kasih atas kerja samanya pak. Selamat pagi”
K : “iya der, selamat pagi”

Anda mungkin juga menyukai