Yth.
1. Kepala/Direktur Utama/Direktur Rumah Sakit seluruh Indonesia
2. Kepala Puskesmas seluruh Indonesia
3. Kepala/Pimpinan Klinik Pratama dan Klinik Utama seluruh Indonesia
SURAT EDARAN
NOMOR : HK.02.02/D/7055/2023
TENTANG
PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGANAN KASUS GAWAT DARURAT DI
INSTALASI GAWAT DARURAT DAN INSTALASI GAWAT DARURAT PONEK/PONED
Dalam rangka mempermudah akses dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan bagi masyarakat, Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan senantiasa melakukan
monitoring pelaksanaan standar pelayanan medis khususnya standar penanganan kasus gawat darurat di
Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan IGD Pelayanan Obstetri Neonatologi Eemergensi Komprehensif
(PONEK)/Pelayanan Obstetri Neonatologi Emergensi Dasar (PONED). Sebagai upaya menurunkan angka
kecacatan hingga kematian yang terjadi pada kasus-kasus gawat darurat di fasilitas pelayanan kesehatan,
salah satu upaya yang dilakukan dengan peningkatan kualitas pelayanan melalui penerapan Standar
Operasional Prosedur (SOP) penanganan kasus gawat darurat di IGD dan IGD PONEK/PONED di Rumah
Sakit/Puskesmas/Klinik yang selalu mengikuti kemajuan teknologi penanganan medis terkini. Hal ini
dilakukan dalam rangka pemenuhan harapan masyarakat untuk memberikan pelayanan kegawatdaruratan
yang optimal dan bermutu.
Penerapan standar operasional prosedur penanganan kasus gawat darurat di instalasi gawat darurat
dan instalasi gawat darurat PONEK/PONED membutuhkan komitmen dan kerja sama dari berbagai
pemangku kepentingan meliputi Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit/Puskesmas/Klinik.
Surat Edaran ini dimaksudkan sebagai panduan dalam penerapan SOP penanganan kasus gawat
darurat di instalasi gawat darurat dan instalasi gawat darurat PONEK/PONED sehingga didapatkan
pelayanan kasus kegawatdaruratan yang bermutu, efektif, efisien dan terintegrasi.
Mengingat ketentuan:
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6659);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2016 tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 802);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2018 tentang Pelayanan
Kegawatdaruratan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 809);
Sehubungan dengan hal tesebut, maka Rumah Sakit/Puskesmas/Klinik dalam melakukan
penanganan kasus gawat darurat di IGD dan IGD PONEK/PONED harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Pelayanan Gawat Darurat adalah tindakan medis yang dibutuhkan oleh korban/pasien gawat darurat
dalam waktu segera untuk menyelamatkan nyawa dan pencegahan kecacatan.
2. Instalasi Gawat Darurat berfungsi menerima, menstabilkan dan mengatur pasien yang membutuhkan
penanganan kegawatdaruratan segera, baik dalam kondisi sehari-hari maupun bencana.
3. Kegiatan Pelayanan Kegawatdaruratan di IGD di Rumah Sakit/Puskesmas/Klinik meliputi :
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
-2-
Demikian surat edaran ini disampaikan untuk dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 28 April 2023
AZHAR JAYA
Tembusan :
1. Menteri Kesehatan (sebagai laporan)
2. Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan
3. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi seluruh Indonesia
4. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota seluruh Indonesia
5. Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI)
6. Asosiasi Klinik Indonesia (ASKLIN)
7. Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia (PKFI)
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN