NOMOR: 071/PER-DIR/MHSD/REV-01/VII/2023
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN ASUHAN PASIEN
Mengingat :
a) Peraturan menteri kesehatan Nomor 512/ Menkes/ Per/
IV/ 2007 tentang Izin Praktik dan pelaksanaan Praktik
Kedokteran.
b) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
129/MENKES/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
c) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269 tahun 2008
tentang Rekam Medis.
d) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun
2009 tentang Kesehatan.
e) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 Tentang Rumah Sakit.
1
f) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 56
tahun 2014 Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.
Memutuskan
Menetapkan :
Pertama : Peraturan Direktur Rumah Sakit Tentang Kebijakan Pelayanan
Asuhan Pasien Seragam Rumah Sakit
Kedua: Kebijakan Pelayanan Asuhan Pasien Seragam Rumah
Sakitsebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini
Ketiga: Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pelayanan
Asuhan Pasien Seragam dilaksanakan oleh petugas kesehatan
Rumah Sakit
Keempat: Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila di
kemudian hari ternyata tersapat kekeliruan dalam penetapan ini
akan di adakan perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan: Sidoarjo
Pada Tanggal : 10 Juli 2023
Direktur
RSIA Metro Hospitals Sidoarjo
2
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR
NOMOR: 071/PER-DIR/MHSD/REV-01/VII/2023
TENTANG: KEBIJAKAN PELAYANAN
ASUHAN PASIEN
a. Pelayanan dan asuhan pasien yang seragam disepakati oleh para pimpinan
rumah sakit dan disesuaikan dengan undang – undang dan peraturan
terkait.
b. Pelayanan dan asuhan pasien yang seragam diberikan untuk semua
pasien, yang meliputi:
1) Akses untuk mendapatkan asuhan dan pengobatan tidak tergantung
padakemampuan pasien untuk membayar atau sumber pembayaran.
2) Akses untuk mendapatkan asuhan dan pengobatan yang diberikan oleh
PPA yang berkompeten tidak tergantung pada hari atau jam tertentu,
yaitu 7 (tujuh) hari, 24 (dua puluh empat) jam.
3) Kondisi pasien menentukan sumber daya yang akan dialokasikan untuk
memenuhi kebutuhan pasien.
4) Pemberian asuhan yang diberikan kepada pasien, sama di semua unit
pelayanan di rumah sakit misalnya pelayanan anestesi.
3
5) Pasien dengan kebutuhan asuhan keperawatan yang sama akan
menerima tingkat asuhan keperawatan yang sama di semua unit
pelayanan rumah sakit.
c. Asuhan pasien terintegrasi dilaksanakan dengan beberapa elemen:
4
ditindaklanjuti tepat waktu misalnya dengan menuliskan instruksi pada
formulir catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT).
e. Instruksi harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1) pasien emergensi;
2) pasien koma;
5
5. Makanan Dan Terapi Nutrisi
6. Pengelolaan Nyeri
Rumah sakit melakukan skrining, pengkajian, dan tata laksana untuk mengatasi
rasa nyeri, yang terdiri dari:
6
a. Identifikasi pasien dengan rasa nyeri pada pengkajian awal dan pengkajian
ulang.
b. Memberi informasi kepada pasien bahwa rasa nyeri dapat merupakan
akibatdari terapi, prosedur, atau pemeriksaan.
c. Memberikan tata laksana untuk mengatasi rasa nyeri, terlepas dari mana
nyeri berasal, sesuai dengan regulasi rumah sakit.
d. Melakukan komunikasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai
pengelolaan nyeri sesuai dengan latar belakang agama, budaya, nilai-nilai
yang dianut.
e. Memberikan edukasi kepada seluruh PPA mengenai pengkajian dan
pengelolaan nyeri.
Skrining dilakukan untuk menetapkan bahwa kondisi pasien masuk dalam fase
menjelang ajal. Selanjutnya, PPA melakukan pengkajian menjelang akhir
kehidupan yang bersifat individual untuk mengidentifikasi kebutuhan. pasien
dan keluarganya. Pengkajian pada pasien menjelang akhir kehidupan harus
menilai kondisi pasien seperti:
a. Manajemen gejala dan respons pasien, termasuk mual, kesulitan bernapas,
dan nyeri.
b. Faktor yang memperparah gejala fisik.
Ditetapkan: Sidoarjo
Pada Tanggal : 10 Juli 2023
Direktur
RSIA Metro Hospitals Sidoarjo