Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN TEKNIS

AKSI NASIONAL
TOLAK RUU KESEHATAN (OMNIBUS LAW)

Aliansi Selamatkan Kesehatan Bangsa


(ASET BANGSA)

SEKRETARIAT BERSAMA ORGANISASI PROFESI KESEHATAN


TAHUN 2023

1
DAFTAR ISI

NAMA AKSI 3

DASAR HUKUM 3

BENTUK AKSI 3

TUJUAN AKSI 3

PESERTA AKSI 3

TANGGAL AKSI 3

LOKASI AKSI 3

PERSIAPAN AKSI 4

PELAKSANAAN AKSI PENYAMPAIAN PENDAPAT DI MUKA UMUM (LOKASI


JAKARTA) 4

PELAKSANAAN MOGOK NASIONAL 4

POIN-POIN KONFERENSI PERS 4

ATRIBUT AKSI 5

DAMPAK AKSI DAN PENANGANANNYA 6

HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN 6

AGENDA AKSI PENYAMPAIAN PENDAPAT 7

PANITIA AKSI NASIONAL 8

2
NAMA AKSI
AKSI NASIONAL TOLAK RUU KESEHATAN (OMNIBUS LAW): SELAMATKAN MASA DEPAN
KESEHATAN BANGSA

DASAR HUKUM
1. Pasl 28E UUD 1945

2. UU No.9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum

3. UU No.39 tahun 1999 tentang Hak Asasi MAnusia

BENTUK AKSI
1. Penyampaian Pendapat di Muka Umum

2. Mogok Pelayanan (Non-Emergency/ Non-Life Saving) Profesi Kesehatan

3. Pita Hitam tanda solidaritas

4. Aksi simpatik : bakti sosial, pemberian bunga yang memuat , dll

TUJUAN AKSI
1. Penolakan pembahasan RUU Kesehatan (omnibus law) yang mengancam hak berdemokrasi,
hak sehat rakyat, hak kesejahteraan dan perlindungan profesi kesehatan;

2. Bentuk protes kepada sikap pemerintah dan DPR yang memaksakan pembahasan RUU
Kesehatan (omnibus law) yang kental kepentingan kapitalis di sektor kesehatan, mengorbankan
hak rakyat, dan mengorbankan hak profesi kesehatan;

3. Bentuk protes kepada sikap pemerintah yang membungkam suara-suara kritis terhadap
kebijakan dan memberhentikan salah satu Guru Besar (Prof Dr.Zaenal Muttaqin, Sp.BS(K))
melalui Direktur RSUP Kariadi Semarang;

4. Menyadarkan semua pihak bahwa masa depan kesehatan jangan dipolitisir dan diserahkan
kepada pengelolaan asing.

PESERTA AKSI
1. Peserta aksi adalah seluruh anggota organisasi profesi kesehatan yang tidak sedang bertugas di :

- Unit Pelayanan Darurat

- ICU/ICCU/NICU/PICU

- Ruang Operasi

- Ruang Persalinan

- Ruang Perawatan Pasien

- Lokasi bencana

2. Seluruh komponen bangsa yang peduli masa dalam kesehatan seluruh rakyat

TANGGAL AKSI
1. Penyampaian Pendapat : 8 Mei 2023

2. MOGOK Pelayanan : 11,12, & 13 Mei 2023

3. Aksi Solidaritas (Pita Hitam): 26 April - 27 Mei 2023

LOKASI AKSI
- Penyampaian Pendapat : Jakarta (Depan Istana, Depan Kantor Menkopolhukam); Daerah (Depan
DPRD, Depan Kantor Kepala Daerah)

- Mogok Pelayanan : di tempat tinggal masing-masing atau berkumpul di sekretariat organisasi


profesi

3
- Penggunaan Pita Hitam: di tempat praktik dan tempat kerja masing-masing

PERSIAPAN AKSI
- Pembentukan panitia Aksi Nasional dan Panitia Aksi Daerah

- Konferensi Pers tingkat pusat dan setiap daerah untuk menjelaskan tujuan aksi

- Koordinasi dengan seluruh jajaran dan anggota organisasi

- Koordinasi dengan Kepolisian setempat untuk pemberitahuan aksi

- Koordinasi dengan stakeholder

PELAKSANAAN AKSI PENYAMPAIAN PENDAPAT DI


MUKA UMUM (LOKASI JAKARTA)
- Peserta aksi berkumpul di lokasi yang ditentutkan oleh panitia aksi nasional. Selanjutnya bergerak
ke lokasi aksi dengan berjalan kaki dengan dipandu oleh 2mobil komando aksi.

- Tiba di lokasi aksi dipastikan peserta aksi berada di lokasi aksi yang ditentukan.

- Penyampaian orasi oleh orator yang telah ditentukan oleh Panitia Aksi.

- Perpindahan dari satu titik lokasi ke titik lokasi aksi selanjutnya ditentukan oleh Panitia Aksi
Nasional.

PELAKSANAAN MOGOK NASIONAL


- Anggota/Pengurus Profesi yang memenuhi persyaratan aksi mogok nasional mendaftarkan nama
di Panitia Aksi di daerah;

- Selama aksi mogok, dapat melakukan aktivitas di sekretariat atau kantor organisasi profesi, atau
melakukan aksi sosial kepada masyarakat;

- Dapat memberitahukan aksi nasional melalui sosia media dengan menginformasikan sebab dan
tujuan aksi agar masyarakat memahami ancaman di dalam RUU Kesehatan. Postingan sosial
media dengan menggunakan hastag #StopPembahasanRUUKesehatan

POIN-POIN KONFERENSI PERS


- Proses penyusunan dan pembahasan RUU Kesehatan (omnibus law) telah menciderai proses
berdemokrasi, cacat prosedur penyusunan perundang-undangan, dan sangat terburu-buru dan
sembunyi-sembunyi

- Proses public hearing yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak menjalankan partisipasi
bermakna yang sebenarnya dan hanya formalitas belaka. Hal ini tergambar dari DIM yang
diajukan pemerintah tidak memuat apa yang disuarakan oleh organisasi profesi dan organisasi
kemasyarakatan yang telah memiliki kredibiltas dan kompetensi dalam memberi masukan, justru
pemerintah banyak mengakomodasi organisasi-organisasi yang tidak jelas bentukannya dan
sangat nyata proses disintegrasi profesi kesehatan yang diperlihatkan dalam proses public
hearing.

- Pembungkaman suara-suara kritis yang dilakukan secara formal oleh pemerintah khususnya
kementerian kesehatan telah melanggar hak konstitusional warga negara yang dilindungi oleh
UUD 1945. Pemberhentian seorang guru besar (Prof Dr.Zaenal Muttaqin, Sp.BS) merupakan bukti
nyata power abuse yang berdampak bagi hak-hak individu warga negara, serta yang terpenting
adalah terganggunya proses pendidikan kedokteran.

4
- Adanya kasus kekerasan yang terjadi di Lampung Barat dan beberapa daerah lain yang dialami
oleh tenaga medis maupun tenaga kesehatan lain memperlihatkan adanya keterlibatan organisasi
profesi setempat. Hal ini harus dipandang sebagai upaya organisasi profesi membantu
pemerintah dalam memberikan perlindungan bagi tenaga kesehatan. RUU Kesehatan sangat
memperlihatkan upaya pemerintah menghapus keberadaan organisasi profesi yang telah lama
mengabdi bagi negeri. DI saat pandemi bukti pengabdian ini sangatlah nyata, namun setelah
pandemi ada upaya untuk menghilangkan peran dan bahkan ada upaya disintegrasi yang
dilakukan pemerintah terhadap profesi kesehatan. Hal ini tentu tidak sejalan dengan PANCASILA
yaitu Sila Persatuan Indonesia.

ATRIBUT AKSI
- Bendera atau pataka organisasi

- Kaos peserta aksi

- Pita Hitam

- Spanduk yang bertuliskan : “Stop Pembahasan RUU Kesehatan: Tolak Liberalisasi dan
Kapitalisasi Kesehatan”; “Stop Pembahasan RUU Kesehatan: Ancaman Kriminalisasi Tenaga
Medis dan Tenaga Kesehatan”; “Stop Pembahasan RUU Kesehatan: RUU Titipan Asing dan
Kapitalis”; “Stop Pembahasan RUU Kesehatan: Memecah Belah Profesi Kesehatan”; “Kami
Bersama Prof.Zaenal Muttaqin: Stop Pembungkaman Kritikan Terhadap RUU Kesehatan”;
“Turunkan Menteri Kesehatan Karena Tidak Mendengarkan Suara Profesi, Bahkan Mengadu
domba Profesi”.

Aliansi Selamatkan Kesehatan Bangsa


(ASET BANGSA)

ST P
RUU KESEHATAN (OBL)

Gambar atribut kaos aksi

Catatan : pembuatan kaos aksi dikoordinir masing korlap OP di pusat mau daerah.

ST P
RUU KESEHATAN (OBL)

Gambar atribut ikat kepala

DAMPAK AKSI DAN PENANGANANNYA

POTENSI DAMPAK AKSI PENANGANAN DAMPAK AKSI

1. Pencekalan. Pencekalan dapat terjadi di


tempat kerja / praktik oleh pimpinan
Fasyankes atau kepala daerah.
1. Pendampingan hukum oleh tim
2. Sanksi administrasi. Sanksi dapat pendampingan yang ditunjuk oleh Panitia
dijatuhi oleh pimpinan tempat kerja atau Aksi Nasional atau Panitia Aksi Daerah

kepala daerah.
2. Peserta aksi dapat berkonsultasi dengan
3. Gugatan hukum. Gugatan hukum dapat Panitia Aksi untuk menghindarkan diri dari
dilayangkan oleh siapapun, baik itu pelanggaran hukum peraturan
perorangan atau oleh LSM.
perundang-undangan

4. Provokasi. Provokasi dapat dilakukan


oleh siapapun, baik perorangan atau
lembaga.

HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN


- Seluruh peserta aksi dilarang melakukan kegiatan yang melanggar hukum dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku

- Menghormati aturan-aturan moral yang diakui umum

- Menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa

- Mengikuti arahan/komando dari koordinator aksi

- Meninggalkan aksi mogok jika dibutuhkan untuk pelayanan emergensi/life saving


- Tidak menyebarkan berita bohong (hoax)

6
AGENDA AKSI PENYAMPAIAN PENDAPAT
HARI / JAM KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB

Minggu , 7 Mei 2023 Peserta Aksi bergerak ke Jakarta Korlap

Minggu, 7 Mei 2023


SIlaturrahmi Nasional Profesi Kesehatan
Korlap
Pukul 13.00 - 15.00 (Lokasi diinfokan lebih lanjut)

Senin, 8 Mei 2023


Peserta aksi berkumpul di titik kumpul yang Korlap

Pukul 07.00 - 07.30 ditentukan oleh Korlap

Senin, 8 Mei 2023


Massa aksi bergerak ke depan kantor Korlap
Pukul 07.30 - 08.00 Menkopolhukam

Senin, 8 Mei 2023


Penyampaian orasi Korlap
Pukul 08.00 - 09.00

Senin, 8 Mei 2023


Menyediakan waktu pertemuan perwakilan Korlap
Pukul 09.00 - 09.30 aksi dengan Menkopolhukam

Senin, 8 Mei 2023


Massa bergerak ke depan kantor Menko PMK Korlap
Pukul 09.30 - 10.00

Senin, 8 Mei 2023


Penyampaian orasi Korlap
Pukul 10.00 - 10.30

Senin, 8 Mei 2023


Menyediakan waktu pertemuan perwakilan Korlap
Pukul 10.30 - 11.00 aksi dengan Menko PMK

Senin, 8 Mei 2023


Massa bergerak ke depan Istana Negara Korlap
Pukul 11.00 - 11.15

Senin, 8 Mei 2023


Penyampaian orasi Korlap
Pukul 11.15 - 12.15

Senin, 8 Mei 2023


Menyediakan waktu pertemuan perwakilan Korlap
Pukul 12.15 - 13.00 aksi dengan Presiden RI atau perwakilan
Istana

13.00 Massa aksi kembali ke penginapan Korlap

7
PANITIA AKSI NASIONAL
PENANGGUNG JAWAB

1. Ketua Umum IDI

2. Ketua Umum PDGI

3. Ketua Umum PPNI

4. Ketua Umum IBI

5. Ketua Umum IAI

PENGARAH

1. DR.Dr. Slamet Budiarto, SH, MH

2. Prof. Dr. Sukman Tulus Putra, Sp.A(K)

3. Dr. Safrizal, Rahman Sp.OT, M.Kes

4. Dr. Ulul Albab, Sp.OG

5. Drg Tari Tritarayati , MH.Kes

6. DR. Mustikasari, S.Kp., MARS

7. Hj Ade Jubaidah, S.sit, MM

8. Apt Lilik Yusuf Indrajaya, SE, SSi, MBA

KOORDINATOR AKSI (merangkap Nara Hubung Panitia Aksi Nasional)

1. Dr. Agung Witjaksono, Sp.OG (HP:082112691999)

2. DR.Drg. Eka Erwansyah, M.Kes, Sp.Ort, K-DDTK (HP:0811414098)

3. Ns. H. Maryanto (HP: 081284008495)

4. Apt. Arief Sidharta (HP: 081939494111)

5. DR. Heru Herdiawati, SST, SH, MH (HP: 081296741028)

Divisi Humas dan Publikasi

1. Dr. M. Soifi, Sp.OT

2. Dr. Nirwan Satria, Sp.An

3. Drg Wawan

4. Ns. La Ode Rahman

5. Apt. Tresnawati

6. Apt. Agus Purnomo

7. Endang Sundari, SST, MKM

Divisi Transportasi dan Logistik

1. Dr. Asturi Putri, MARS

2. Drg. Andi Izham, M.Si

3. Ns.Maulina

4. Apt. Catleya

5. Apt. Nasrudin

6. Sri Indiah, SST, M.Kes

Divisi Perlindungan dan Bantuan Hukum

1. Dr. Mahesa Paranadipa M, MH

2. DR.Dr. Beni Satria, SH, MKes, MH.Kes

3. dr. Hadi Wijaya, MPH, MH.Kes

4. Drg Paulus

5. Ns. Jasmen Nadeak

6. Apt. Moh.Yamin

Anda mungkin juga menyukai