Anda di halaman 1dari 11

Nomor : B2-530/PP.

IAI/2226/V/2023 Jakarta, 2 Mei 2023


Lampiran : 1(satu) Berkas
Perihal : Intruksi Organisasi

Kepada Yth.
1. Ketua Pengurus Daerah IAI se-Indonesia
2. Ketua Pengurus Cabang IAI melalui Ketua PD IAI masing-masing
3. Anggota IAI melalui Ketua Pengurus Cabang IAI masing-masing
di
Tempat
Dengan Hormat,

Salam sejahtera kami haturkan, semoga dalam menjalankan tugas sehari-hari Sejawat senantiasa
mendapatkan bimbingan dan perlindungan Allah.

Sehubungan dengan akan berakhirnya pembahasan tingkat I RUU Kesehatan (Omnibus Law) oleh
Panja Komisi IX DPR RI, maka 5 (lima) Organisasi Profesi (IAI, IDI, IBI, PPNI, PDGI) secara bersama-
sama akan mengadakan Aksi Damai Nasional Stop Pembahasan RUU Kesehatan (Omnibus Law)
pada hari Senin, 8 Mei 2023 pukul 08.00 – 12.00 WIB di Jakarta.

Melalui Surat ini kami menghimbau kepada seluruh Ketua Pengurus Daerah, Ketua Pengurus Cabang,
dan Anggota Ikatan Apoteker Indonesia di seluruh Indonesia untuk:
1. Serentak mengikuti Aksi Damai Nasional Stop Pembahasan RUU Kesehatan (Omnibus
Law) yang berlangsung di Jakarta.
2. Melaksanakan aksi twibon pada link: https://twb.nz/tundaruuomnibuslaw dengan hastag
#tundaruukesehatan #stoppolitikbelahbambu #apotekerindonesia

Rangkaian kegiatan Aksi Damai Nasional Stop Pembahasan RUU Kesehatan (Omnibus Law) untuk
Ikatan Apoteker Indonesia adalah sebagai berikut:

Hari/Tanggal : Senin/ 8 Mei 2023


Pukul : 08.00-selesai
Agenda : Aksi Damai Nasional bersama 5 (lima) Organisasi Profesi
(IAI, IDI, IBI, PPNI, PDGI) Stop Pembahasan RUU Kesehatan
(Omnibus Law)
Tempat : Jakarta (lokasi detail akan diinfokan kemudian)

Adapun Surat Pengantar dan Panduan Aksi Sekretariat Bersama 5 (lima) Organisasi Profesi
(IAI, IDI, IBI, PPNI, PDGI) terlampir disampaikan.
Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatian Sejawat diucapkan terima kasih.

PENGURUS PUSAT
IKATAN APOTEKER INDONESIA

Ketua Umum Sekretaris Jenderal

apt. Noffendri, S.Si apt. Lilik Yusuf Indrajaya, S.E., S.Si., MBA
NA. 29111970010829 NA. 05031978031626
Tembusan:
1. Arsip
Jakarta , 2 Mei 2023

Perihal : Penyampaian Panduan Teknis Aksi Nasional

Yang terhormat
1. Pengurus Daerah IBI
2. Pengurus Daerah PPNI
3. Pengurus Daerah PDGI
4. Pengurus Daerah IDI
5. Pengurus Daerah IAI

Dengan hormat

Sehubungan dengan rencana Aksi Nasional STOP RUU Kesehatan (Omnibus Law) yang
diselenggarakan oleh 5 Organisasi Profesi Kesehatan yang membentuk Aliansi Selamatkan Kesehatan
Bangsa (ASET BANGSA) maka bersama ini kami sampaikan Panduan Teknis Aksi Nasional.

Untuk keterangan dan koordinasi lebih lanjut dapat menghubungi ; :

1. IDI : Dr. Agung Witjaksono,Sp.OG ; HP 082112691999


2. IAI : Apt. Arief Sidharta Buana SSi HP. 081939494111
3. PPNI : Maryanto HP. 081284008495
4. PDGI : DR. Dr. Eka Erwansyah,M.Kes,Sp.Ort ; HP 0811414098
5. IBI : DR. Heru Herdiawati,SST,SH,MH ; HP 081296741028

Demikian kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Ketua Umum PB IDI Ketua Umum PB PDGI

Dr. Moh. Adib Khumaidi,Sp.OT Drg. Usman Sumantri,Msc

Ketua Umum DPP IAI Ketua Umum PP IBI

Ketua Umum DPP PPNI

Apt. Noffendri,S.Si Emi Nurjasmi

DR. Harif Fadhillah.S.Kep,SH,M.Kep,MH


PANDUAN TEKNIS
AKSI NASIONAL
STOP RUU KESEHATAN (OMNIBUS LAW)

Aliansi Selamatkan Kesehatan Bangsa


(ASET BANGSA)

SEKRETARIAT BERSAMA ORGANISASI PROFESI KESEHATAN


TAHUN 2023

1
DAFTAR ISI

NAMA AKSI 3
DASAR HUKUM 3
BENTUK AKSI 3
TUJUAN AKSI 3
PESERTA AKSI 3
JUMLAH PESERTA AKSI 3
TUNTUTAN AKSI 4
TANGGAL AKSI 4
LOKASI AKSI 4
PERSIAPAN AKSI 4
PELAKSANAAN AKSI PENYAMPAIAN PENDAPAT DI MUKA UMUM 4
PELAKSANAAN BERHENTI PELAYANAN (NON EMERGENCY/DARURAT/
BENCANA) 4
POIN-POIN KONFERENSI PERS 5
ATRIBUT AKSI 5
DAMPAK AKSI DAN PENANGANANNYA 6
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN 7
AGENDA AKSI PENYAMPAIAN PENDAPAT 7
PANITIA AKSI NASIONAL 8

2
NAMA AKSI
AKSI NASIONAL STOP RUU KESEHATAN (OMNIBUS LAW): SELAMATKAN MASA DEPAN
KESEHATAN BANGSA

DASAR HUKUM
1. Pasl 28E UUD 1945
2. UU No.9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum
3. UU No.39 tahun 1999 tentang Hak Asasi MAnusia

BENTUK AKSI
1. Penyampaian Pendapat di Muka Umum
2. Aksi simpatik : bakti sosial, pemberian pesan damai dalam bentuk tangakain bunga, dll
3. Berhenti Pelayanan (Non-Emergency/ Non-Life Saving) Profesi Kesehatan dalam waktu tertentu
4. Pita Hitam tanda solidaritas

TUJUAN AKSI
1. Penolakan pembahasan RUU Kesehatan (omnibus law) yang mengancam hak berdemokrasi,
hak sehat rakyat, hak kesejahteraan dan perlindungan profesi kesehatan;
2. Bentuk protes kepada sikap pemerintah dan DPR yang memaksakan pembahasan RUU
Kesehatan (omnibus law) yang kental kepentingan kapitalis di sektor kesehatan, mengorbankan
hak rakyat, dan mengorbankan hak profesi kesehatan;
3. Bentuk protes kepada sikap pemerintah yang membungkam suara-suara kritis terhadap
kebijakan dan memberhentikan salah satu Guru Besar (Prof Dr.Zaenal Muttaqin, Sp.BS(K))
melalui Direktur RSUP Kariadi Semarang;
4. Menyadarkan semua pihak bahwa masa depan kesehatan jangan dipolitisir dan diserahkan
kepada pengelolaan asing.

PESERTA AKSI
1. Peserta aksi adalah seluruh anggota organisasi profesi kesehatan yang tidak sedang bertugas di :
• Unit Pelayanan Darurat
• ICU/ICCU/NICU/PICU
• Ruang Operasi
• Ruang Persalinan
• Ruang Perawatan Pasien
• Lokasi bencana
2. Seluruh komponen bangsa yang peduli masa depan kesehatan seluruh rakyat.

JUMLAH PESERTA AKSI


1. Penyampaian Pendapat di muka umum dan penyampaian sikap dan tuntutan profesi kesehatan
kepada lembaga eksekutif dan legislatif di Jakarta target 10.000 orang.
2. Aksi Simpatik di tempat pelayanan atau lokasi yang ditentukan Koordinator Daerah : seluruh
profesi kesehatan yang sedang bertugas maupun yang tidak bertugas.
3. Berhenti Pelayanan (Non-Emergency/ Non-Life Saving) Profesi Kesehatan dalam waktu tertentu:
seluruh profesi kesehatan yang sedang bertugas
4. Aksi Solidaritas (Pita Hitam): seluruh profesi kesehatan di Indonesia.

3
TUNTUTAN AKSI
1. Stop Pembahasan RUU Kesehatan (Omnibus Law)
2. Jaga kedaulatan kesehatan rakyat dan bangsa dari oligarki/kapitalis, monopoli, dan liberalisasi.
3. Perlindungan dan kepastian hukum bagi Profesi Kesehatan dalam tataran implementasi
4. Penguatan eksistensi dan kewenangan Organisasi Profesi Kesehatan

TANGGAL AKSI
1. Penyampaian Pendapat : 8 Mei 2023
2. Aksi Simpatik : 8 Mei 2023
3. Berhenti Pelayanan : 17 - 20 Mei 2023
4. Aksi Solidaritas (Pita Hitam): 26 April - 27 Mei 2023

LOKASI AKSI
• Penyampaian Pendapat : Long March Istana Negara dan Gedung DPR/MRP; Daerah (Depan
Gedung DPRD, Depan Kantor Kepala Daerah)
• Aksi SImpatik : di tempat praktik dan tempat kerja masing-masing, atau sesuai arahan Koordintor
Daerah.
• Berhenti Pelayanan (Non-Emergency/ Non-Life Saving) Profesi Kesehatan dalam waktu tertentu:
di tempat bertugas, di tempattinggal masing-masing atau berkumpul sesuai arahan Koordinator
Daerah.
• Penggunaan Pita Hitam: di tempat praktik dan tempat kerja masing-masing

PERSIAPAN AKSI
• Pembentukan panitia Aksi Nasional dan PanitiaAksi Daerah
• Konferensi Pers tingkat pusat dan setiap daerah untuk menjelaskantujuan aksi
• Koordinasi dengan seluruh jajaran dan anggota organisasi
• Koordinasi dengan Kepolisian setempat untuk pemberitahuan aksi
• Koordinasi dengan stakeholder

PELAKSANAAN AKSI PENYAMPAIAN PENDAPAT DI


MUKA UMUM
• Peserta aksi berkumpul di lokasi yang ditentutkan oleh panitia aksi nasional (untuk lokasi di
Jakarta) atau oleh panitia aksi daerah (untuk aksi di daerah). Selanjutnya bergerak ke lokasi aksi
dengan berjalan kaki dengan dipandu oleh mobil komando aksi.
• Tiba di lokasi aksi dipastikan peserta aksi berada di lokasi aksi yang ditentukan.
• Penyampaian orasi oleh orator yang telah ditentukan oleh PanitiaAksi.
• Perpindahan dari satu titik lokasi ke titik lokasi aksi selanjutnya ditentukan oleh PanitiaAksi
Nasional.

PELAKSANAAN BERHENTI PELAYANAN (NON


EMERGENCY/DARURAT/BENCANA)
• Anggota/Pengurus Profesi yang memenuhi persyaratan aksi mogok nasional mendaftarkan nama
di PanitiaAksi di daerah;
• Selama aksi mogok, dapat melakukan aktivitas di sekretariat atau kantor organisasi profesi, atau
melakukan aksi sosial kepada masyarakat;

4
• Dapat memberitahukan aksi nasional melalui sosia media dengan menginformasikan sebab dan
tujuan aksi agar masyarakat memahami ancaman di dalam RUU Kesehatan. Postingan sosial
media dengan menggunakan hastag #StopPembahasanRUUKesehatan

POIN-POIN KONFERENSI PERS


• Proses penyusunan dan pembahasan RUU Kesehatan (omnibus law) telah menciderai proses
berdemokrasi, cacat prosedur penyusunan perundang-undangan, dan sangat terburu-buru dan
sembunyi-sembunyi
• Proses public hearing yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak menjalankan partisipasi
bermakna yang sebenarnya dan hanya formalitas belaka. Hal ini tergambar dari DIM yang
diajukan pemerintah tidak memuat apa yang disuarakan oleh organisasi profesi dan organisasi
kemasyarakatan yang telah memiliki kredibiltas dan kompetensi dalam memberi masukan, justru
pemerintah banyak mengakomodasi organisasi-organisasi yang tidakjelas bentukannya dan
sangat nyata proses disintegrasi profesi kesehatan yang diperlihatkan dalam proses public
hearing.
• Pembungkaman suara-suara kritis yang dilakukan secara formal oleh pemerintah khususnya
kementerian kesehatan telah melanggar hak konstitusional warga negara yang dilindungi oleh
UUD 1945. Pemberhentian seorang guru besar (Prof Dr.Zaenal Muttaqin, Sp.BS) merupakan bukti
nyata power abuse yang berdampak bagi hak-hak individu warga negara, serta yang terpenting
adalah terganggunya proses pendidikan kedokteran.
• Adanya kasus kekerasan yang terjadi di Lampung Barat dan beberapa daerah lain yang dialami
oleh tenaga medis maupun tenaga kesehatan lain memperlihatkan adanya keterlibatan organisasi
profesi setempat. Hal ini harus dipandang sebagai upaya organisasi profesi membantu pemerintah
dalam memberikan perlindungan bagitenaga kesehatan. RUU Kesehatan sangat memperlihatkan
upaya pemerintah menghapus keberadaan organisasi profesi yang telah lama mengabdi bagi
negeri. DI saat pandemi bukti pengabdian ini sangatlah nyata, namun setelah pandemi ada upaya
untuk menghilangkan peran dan bahkan ada upaya disintegrasi yang dilakukan pemerintah
terhadap profesi kesehatan. Hal ini tentu tidak sejalan dengan PANCASILA yaitu Sila Persatuan
Indonesia.

ATRIBUT AKSI
• Bendera atau pataka organisasi
• Kaos peserta aksi
• Pita Hitam
• Spanduk yang bertuliskan : “Stop Pembahasan RUU Kesehatan: Tolak Liberalisasi dan
Kapitalisasi Kesehatan”; “Stop Pembahasan RUU Kesehatan: Ancaman Kriminalisasi Tenaga
Medis dan Tenaga Kesehatan”; “Stop Pembahasan RUU Kesehatan: RUU Titipan Asing dan
Kapitalis”; “Stop Pembahasan RUU Kesehatan: Memecah Belah Profesi Kesehatan”; “Kami
Bersama Prof.Zaenal Muttaqin: Stop Pembungkaman Kritikan Terhadap RUU Kesehatan”;
“Turunkan Menteri Kesehatan Karena Tidak Mendengarkan Suara Profesi, Bahkan Mengadu
domba Profesi”, “Stop Pembahasan RUU Kesehatan: Jangan Korbankan Kesehatan Rakyat
Dengan Kepentingan Politik”

5
Aliansi Selamatkan Kesehatan Bangsa
( ASET B AN G SA)

ST P
RUU KESEHATAN (OBL)

Gambar atribut kaos aksi


Catatan : pembuatan kaos aksi dikoordinir masing korlap OP di pusat mau daerah.

ST P
RUU KESEHATAN (OBL)

Gambar atribut ikat kepala


DAMPAK AKSI DAN PENANGANANNYA

POTENSI DAMPAK AKSI PENANGANAN DAMPAK AKSI

1. Pencekalan. Pencekalan dapat terjadi di


tempat kerja / praktik oleh pimpinan
Fasyankes atau kepala daerah. 1. Pendampingan hukum oleh tim
2. Sanksi administrasi. Sanksi dapat pendampingan yang ditunjuk oleh Panitia
dijatuhi oleh pimpinan tempat kerja atau Aksi Nasional atau Panitia Aksi Daerah
kepala daerah. 2. Peserta aksi dapat berkonsultasi dengan
3. Gugatan hukum. Gugatan hukum dapat Panitia Aksi untuk menghindarkan diri dari
dilayangkan oleh siapapun, baik itu pelanggaran hukum peraturan
perorangan atau oleh LSM. perundang-undangan
4. Provokasi. Provokasi dapat dilakukan
oleh siapapun, baik perorangan atau
lembaga.

6
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
• Seluruh peserta aksi dilarang melakukan kegiatan yang melanggar hukum dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
• Menghormati aturan-aturan moral yang diakui umum
• Menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa
• Mengikuti arahan/komando dari koordinator aksi
• Meninggalkan aksi mogok jika dibutuhkan untuk pelayanan emergensi/lifesaving
• Tidak menyebarkan berita bohong (hoax)

AGENDA AKSI PENYAMPAIAN PENDAPAT


HARI / JAM KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB

Minggu , 7 Mei 2023 Peserta Aksi bergerak ke Jakarta Korlap

Minggu, 7 Mei 2023 SIlaturrahmi Nasional Profesi Kesehatan Korlap


Pukul 13.00 - 15.00 (Lokasi diinfokan lebih lanjut)

Senin, 8 Mei 2023 Peserta aksi berkumpul di titik kumpul yang Korlap
Pukul 07.00 - 07.30 ditentukan oleh Korlap

Senin, 8 Mei 2023 Massa aksi bergerak ke depan kantor Korlap


Pukul 07.30 - 08.00 Menkopolhukam

Senin, 8 Mei 2023 Penyampaian orasi Korlap


Pukul 08.00 - 09.00

Senin, 8 Mei 2023 Menyediakan waktu pertemuan perwakilan Korlap


Pukul 09.00 - 09.30 aksi dengan Menkopolhukam

Senin, 8 Mei 2023 Massa bergerak ke depan kantor Menko PMK Korlap
Pukul 09.30 - 10.00

Senin, 8 Mei 2023 Penyampaian orasi Korlap


Pukul 10.00 - 10.30

Senin, 8 Mei 2023 Menyediakan waktu pertemuan perwakilan Korlap


Pukul 10.30 - 11.00 aksi dengan Menko PMK

Senin, 8 Mei 2023 Massa bergerak ke depan Istana Negara Korlap


Pukul 11.00 - 11.15

Senin, 8 Mei 2023 Penyampaian orasi Korlap


Pukul 11.15 - 12.15

Senin, 8 Mei 2023 Menyediakan waktu pertemuan perwakilan Korlap


Pukul 12.15 - 13.00 aksi dengan Presiden RI atau perwakilan
Istana

13.00 Massa aksi kembali ke penginapan Korlap

7
PANITIA AKSI NASIONAL
PENANGGUNG JAWAB
1. Ketua Umum IDI
2. Ketua Umum PDGI
3. Ketua Umum PPNI
4. Ketua Umum IBI
5. Ketua Umum IAI

PENGARAH
1. DR.Dr. Slamet Budiarto, SH, MH
2. Prof. Dr. Sukman Tulus Putra, Sp.A(K)
3. Dr. Safrizal, Rahman Sp.OT, M.Kes
4. Dr. Ulul Albab, Sp.OG
5. Drg Tari Tritarayati , MH.Kes
6. DR. Mustikasari, S.Kp., MARS
7. DR. Ade Jubaidah, S.SiT, MM, MKM
8. Apt Lilik Yusuf Indrajaya, SE, SSi, MBA

KOORDINATOR AKSI (merangkap Nara Hubung Panitia Aksi Nasional)


1. Dr. Agung Witjaksono, Sp.OG (HP:082112691999)
2. DR.Drg. Eka Erwansyah, M.Kes, Sp.Ort, K-DDTK (HP:0811414098)
3. Ns. H. Maryanto (HP: 081284008495)
4. Apt. Arief Sidharta Buana, SSi (HP: 081939494111)
5. DR. Heru Herdiawati, SST, SH, MH (HP: 081296741028)

Divisi Humas dan Publikasi


1. Dr. M. Soifi, Sp.OT
2. Dr. Nirwan Satria, Sp.An
3. DR. Drg Wawan Suridwan, Sp.Prost
4. Ns. La Ode Rahman
5. Apt. Dra.Tresnawati
6. Apt. Agus Purnomo
7. Endang Sundari, SST, MKM

Divisi Transportasi dan Logistik


1. Dr. Asturi Putri, MARS
2. Drg. Andi Izham, M.Si
3. Ns.Maulina
4. Apt. Catleya
5. Apt. Nasrudin
6. Sri Indiah, SST, M.Kes

Divisi Perlindungan dan Bantuan Hukum


1. Dr. Mahesa Paranadipa M, MH
2. DR.Dr. Beni Satria, SH, MKes, MH.Kes
3. Dr. Hadi Wijaya, MPH, MH.Kes
4. DR. Drg Paulus Januar, MS, CMC
5. Ns. Jasmen Nadeak
6. Apt. Moh.Yamin
7. Kusuma Dini, SKM, MKM

Anda mungkin juga menyukai