Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Kementerian Kesehatan RI mempunyai tugas membantu Presiden dalam
menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015, pasal 3 dalam melaksanakan tugas,
Kementerian Kesehatan RI menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan
masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan
kesehatan, dan kefarmasian dan alat kesehatan
2. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organsisasi di lingkungan Kementerian
Kesehatan
3. Pengelolaan barang milik negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Kesehatan
4. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan
5. Pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia di
bidang kesehatan serta pengelolaan tenagakesehatan
6. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
Kementerian Kesehatan didaerah
7. Pengawasan atas pelaksanaan tugas dilingkungan Kementrian Kesehatan
8. Pelaksanaan dukungan substansif kepada seluruh unsur organisasi di
lingkungan Kementerian Kesehatan
2.1.1 Struktur Organisasi Kementerian Kesehatan

Gambar 1. Struktur Organisasi Kementerian Kesehatan

Kementerian kesehatan Republik Indonesia mempunyai empat Direktorat


Jendral untuk membantu tugas dari kementerian kesehatan :
1. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

Gambar 2. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Kesehatan


Masyarakat
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas
merumuskan serta melaksanakan kebijakan di bidang kesehatan
masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015, pasal 136 dalam melaksanakan


tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 135, Direktorat Jenderal
Kesehatan Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang peningkatan kesehatan keluarga,
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga, gizi masyarakat,
serta promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan kesehatan keluarga,
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga, gizi masyarakat,
serta promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
peningkatan kesehatan keluarga, kesehatan lingkungan, kesehatan
kerja dan olahraga, gizi masyarakat, serta promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan
kesehatan keluarga, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan
olahraga, gizi masyarakat, serta promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang peningkatan kesehatan
keluarga, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga, gizi
masyarakat, serta promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat;
dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
2. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Gambar 3. Struktur Organisasi Direktorat Jendral Pencegahan


dan Pengendalian Penyakit

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai


tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan di bidang pencegahan
dan pengendalian penyakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan (Permenkes No. 64 Tahun 2015).

Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015, pasal 263 dalam melaksanakan


tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 262, Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang surveillance epidemiologi dan
karantina, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, penyakit
tular vektor, penyakit zoonotik, dan penyakit tidak menular, serta
upaya kesehatan jiwa dan Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif
lainnya (NAPZA)
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang surveillance epidemiologi dan
karantina, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, penyakit
tular vektor, penyakit zoonotik, dan penyakit tidak menular, serta
upaya kesehatan jiwa dan Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif
lainnya (NAPZA)
c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
surveillance epidemiologi dan karantina, pencegahan dan
pengendalian penyakit menular, penyakit tular vektor, penyakit
zoonotik, dan penyakit tidak menular, serta upaya kesehatan jiwa dan
Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya (NAPZA)
d. Pelaksanaan administrasi Direktorat Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit; dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Menteri.

3. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan

Gambar 4. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pelayanan


Kesehatan

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas merumuskan


serta melaksanakan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015, pasal 394 dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 393, Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan menyelenggarakan fungsi (Permenkes No. 64
Tahun 2015):
a. Perumusan kebijakan di bidang peningkatan pelayanan, fasilitas, dan
mutu pelayanan kesehatan primer, rujukan, tradisional, dan
komplementer
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan pelayanan, fasilitas, dan
mutu pelayanan kesehatan primer rujukan, tradisional, dan
komplementer
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
peningkatan pelayanan, fasilitas, dan mutu pelayanan kesehatan primer
rujukan, tradisional, dankomplementer
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan
pelayanan, fasilitas, dan mutu pelayanan kesehatan primer rujukan,
tradisional, dan komplementer
e. Pelaksanaan evaluasi, dan pelaporan di bidang peningkatan
pelayanan, fasilitas, dan mutu pelayanan kesehatan primer rujukan,
tradisional, dan komplementer
f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan;
dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
4. Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Gambar 5. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Kefarmasian


dan Alat Kesehatan

Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan mempunyai tugas


menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
kefarmasian dan alat kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat


Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang produksi dan distribusi sediaan
farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga,
pengawasan alat kesehatan danperbekalan kesehatan rumah tangga,
tata kelola obat publik dan perbekalan kesehatan, dan pelayanan
kefarmasian;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang produksi dan distribusi sediaan
farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga,
pengawasan alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga,
tata kelola obat publik dan perbekalan kesehatan, dan pelayanan
kefarmasian;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang produksi
dan distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan
kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan perbekalan
kesehatan rumah tangga, tata kelola obat publik dan perbekalan
kesehatan, dan pelayanan kefarmasian;
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang produksi dan
distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan
rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan perbekalan kesehatan
rumah tangga, tata kelola obat publik dan perbekalan kesehatan, dan
pelayanan kefarmasian;
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang produksi dan distribusi
sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah
tangga, pengawasan alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah
tangga, tata kelola obat publik dan perbekalan kesehatan, dan
pelayanan kefarmasian;
f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat
Kesehatan; dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan


Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas dan
pemberian dukungan administrasi Direktorat Jenderal Kefarmasian dan
Alat Kesehatan.

Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat Direktorat Jenderal


menyelenggarakan fungsi:
a. Koordinasi dan penyusunan rencana, program, kegiatan, dan anggaran
Direktoral Jenderal;
b. Pengelolaan dan penyusunan laporan keuangan Direktorat Jenderal;
c. Pengelolaan dan penyusunan laporan barang milik negara Direktorat
Jenderal;
d. Penyusunan peraturan perundang-undangan Direktorat Jenderal;
e. Penyusunan rumusan perjanjian kerja sama Direktorat Jenderal;
f. Pelaksanaan advokasi hukum Direktorat Jenderal;
g. Pengelolaan hubungan masyarakat Direktorat Jenderal;
h. Penataan dan evaluasi organisasi dan tata laksana Direktorat Jenderal;
i. Fasilitasi pelaksanaan reformasi birokrasi Direktorat Jenderal;
j. Pengelolaan kepegawaian Direktorat Jenderal;
k. Pengelolaan data dan teknologi informasi Direktorat Jenderal;
l. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan
m. Pelaksanaan urusan administrasi Sekretariat Direktorat Jenderal.

Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan


Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan
teknis dan supervisi, evaluasi, dan pelaporan di bidang tata kelola obat
publik dan perbekalan kesehatan.

Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan


Perbekalan Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang perencanaan dan penilaian
ketersediaan, pengendalian harga dan pengaturan pengadaan,
pemantauan pasar dan pengendalian obat publik dan perbekalan
kesehatan;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan dan penilaian
ketersediaan, pengendalian harga dan pengaturan pengadaan,
pemantauan pasar dan pengendalian obat publik dan perbekalan
kesehatan;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang perencanaan dan penilaian ketersediaan, pengendalian harga
dan pengaturan pengadaan, pemantauan pasar dan pengendalian obat
publik dan perbekalan kesehatan;
d. Fasilitasi pengelolaan di bidang perencanaan dan penilaian
ketersediaan, pengendalian harga dan pengaturan pengadaan,
pemantauan pasar dan pengendalian obat publik dan perbekalan
kesehatan;
e. Pelaksanaan kegiatan teknis berskala nasional di bidang perencanaan
dan penilaian ketersediaan, pengendalian harga dan pengaturan
pengadaan, pemantauan pasar dan pengendalian obat publik dan
perbekalan kesehatan;
f. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang perencanaan dan
penilaian ketersediaan, pengendalian harga dan pengaturan
pengadaan, pemantauan pasar dan pengendalian obat publik dan
perbekalan kesehatan;
g. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang perencanaan dan
penilaian ketersediaan, pengendalian harga dan pengaturan
pengadaan, pemantauan pasar dan pengendalian obat publik dan
perbekalan kesehatan; dan
h. Pelaksanaan urusan administrasi Direktorat.

Direktorat Pelayanan Kefarmasian


Direktorat Pelayanan Kefarmasian mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi,
evaluasi, dan pelaporan di bidang pelayanan kefarmasian.

Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Pelayanan Kefarmasian


menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang manajemen dan klinikal
farmasi, analisis farmakoekonomi obat, seleksi penggunaan obat, dan
peningkatan dan pemantauan penggunaan obat rasional;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang manajemen dan klinikal farmasi,
analisis farmakoekonomi obat, seleksi penggunaan obat, dan
peningkatan dan pemantauan penggunaan obat rasional;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang manajemen dan klinikal farmasi, analisis farmakoekonomi
obat, seleksi penggunaan obat, dan peningkatan dan pemantauan
penggunaan obat rasional;
d. Fasilitasi pengelolaan di bidang manajemen dan klinikal farmasi,
analisis farmakoekonomi obat, seleksi penggunaan obat, dan
peningkatan dan pemantauan penggunaan obat rasional;
e. Pelaksanaan kegiatan teknis berskala nasional di bidang manajemen
dan klinikal farmasi, analisis farmakoekonomi obat, seleksi
penggunaan obat, dan peningkatan dan pemantauan penggunaan obat
rasional;
f. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang manajemen dan
klinikal farmasi, analisis farmakoekonomi obat, seleksi penggunaan
obat, dan peningkatan dan pemantauan penggunaan obat rasional;
g. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang manajemen dan
klinikal farmasi, analisis farmakoekonomi obat, seleksi penggunaan,
dan peningkatan dan pemantauan penggunaan obat rasional; dan
h. Pelaksanaan urusan administrasi Direktorat.

Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian


Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian mempunyai tugas
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan
supervisi, evaluasi, dan pelaporan di bidang produksi dan distribusi
kefarmasian.

Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Produksi dan Distribusi


Kefarmasian menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang produksi dan distribusi
obat, obat tradisional, kosmetika, narkotika, psikotropika, dan
prekursor farmasi, kemandirian obat dan bahan baku sediaan farmasi,
dan pengamanan pangan dalam rangka upaya kesehatan;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang produksi dan distribusi obat, obat
tradisional, kosmetika, narkotika, psikotropika, dan prekursor
farmasi, kemandirian obat dan bahan baku sediaan farmasi, dan
pengamanan pangan dalam rangka upaya kesehatan;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang produksi dan distribusi obat, obat tradisional, kosmetika,
narkotika, psikotropika, prekursor farmasi, kemandirian obat dan
bahan baku sediaan farmasi, dan pengamanan pangan dalam rangka
upaya kesehatan;
d. Fasilitasi pengelolaan di bidang produksi dan distribusi obat, obat
tradisional, kosmetika, narkotika, psikotropika, dan prekursor
farmasi, kemandirian obat dan bahan baku sediaan farmasi, dan
pengamanan pangan dalam rangka upaya kesehatan;
e. Pelaksanaan kegiatan teknis berskala nasionaldi bidang produksi dan
distribusi obat, obat tradisional, kosmetika, narkotika, psikotropika,
dan prekursor farmasi, kemandirian obat dan bahan baku sediaan
farmasi, dan pengamanan pangan dalam rangka upaya kesehatan;
f. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang produksi dan
distribusi obat, obat tradisional, kosmetika, narkotika, psikotropika,
dan prekursor farmasi, kemandirian obat dan bahan baku sediaan
farmasi, dan pengamanan pangan dalam rangka upaya kesehatan;
g. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang produksi dan
distribusi obat, obat tradisional, kosmetika, narkotika, psikotropika,
dan prekursor farmasi, kemandirian obat dan bahan baku sediaan
farmasi, dan pengamanan pangan dalam rangka upaya kesehatan; dan
h. Pelaksanaan urusan administrasi Direktorat.

Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan


Rumah Tangga
Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, evaluasi, dan pelaporan di bidang
penilaian alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga.

Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan


Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penilaian produk dan iklan
alat kesehatan kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, produk diagnostik
invitro, alat kesehatan khusus, produk perbekalan kesehatan rumah
tangga, dan kemandirian alat kesehatan;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penilaian produk dan iklan alat
kesehatan kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, produk diagnostik
invitro, alat kesehatan khusus, produk perbekalan kesehatan rumah
tangga, dan kemandirian alat kesehatan;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang penilaian produk dan iklan alat kesehatan kelas A, kelas B,
kelas C, kelas D, produk diagnostik invitro, alat kesehatan khusus,
produk perbekalan kesehatan rumah tangga, dan kemandirian alat
kesehatan;
d. Fasilitasi pengelolaan di bidang penilaian produk dan iklan alat
kesehatan kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, produk diagnostik
invitro, alat kesehatan khusus, produk perbekalan kesehatan rumah
tangga, dan kemandirian alat kesehatan;
e. Pelaksanaan kegiatan teknis berskala nasional di bidang penilaian
produk dan iklan alat kesehatan kelas A, kelas B, kelas C, kelas D,
produk diagnostik invitro, alat kesehatan khusus, produk perbekalan
kesehatan rumah tangga, dan kemandirian alat kesehatan;
f. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penilaian produk
dan iklan alat kesehatan kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, produk
diagnostik invitro, alat kesehatan khusus, produk perbekalan
kesehatan rumah tangga, dan kemandirian alat kesehatan;
g. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penilaian produk dan
iklan alat kesehatan kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, produk
diagnostik invitro, alat kesehatan khusus, produk perbekalan
kesehatan rumah tangga, dan kemandirian alat kesehatan; dan
h. Pelaksanaan urusan administrasi Direktorat.

Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan


Rumah Tangga
Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, evaluasi, dan
pelaporan di bidang pengawasan alat kesehatan dan perbekalan kesehatan
rumah tangga.

Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan


Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembakuan dan sertifikasi
produksi dan distribusi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan
rumah tangga, dan pengawasan sarana produksi, sarana distribusi,
ekspor impor, vigilans, produk dan iklan alat kesehatan kelas A, kelas
B, kelas C, kelas D, produk diagnostik invitro, alat kesehatan khusus
dan perbekalan kesehatan rumah tangga;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembakuan dan sertifikasi produksi
dan distribusi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga,
dan pengawasan sarana produksi, sarana distribusi, ekspor impor,
vigilans, produk dan iklan alat kesehatan kelas A, kelas B, kelas C,
kelas D, produk diagnostik invitro, alat kesehatan khusus dan
perbekalan kesehatan rumah tangga;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang pembakuan dan sertifikasi produksi dan distribusi alat
kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, dan pengawasan
sarana produksi, sarana distribusi, ekspor impor, vigilans, produk dan
iklan alat kesehatan kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, produk
diagnostik invitro, alat kesehatan khusus dan perbekalan kesehatan
rumah tangga;
d. Fasilitasi pengelolaan di bidang pembakuan dan sertifikasi produksi
dan distribusi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga,
dan pengawasan sarana produksi, sarana distribusi, ekspor impor,
vigilans, produk dan iklan alat kesehatan kelas A, kelas B, kelas C,
kelas D, produk diagnostik invitro, alat kesehatan khusus dan
perbekalan kesehatan rumah tangga;
e. Pelaksanaan kegiatan teknis berskala nasional di bidang pembakuan
dan sertifikasi produksi dan distribusi alat kesehatan dan perbekalan
kesehatan rumah tangga, dan pengawasan sarana produksi, sarana
distribusi, ekspor impor, vigilans, produk dan iklan alat kesehatan
kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, produk diagnostik invitro, alat
kesehatan khusus dan perbekalan kesehatan rumah tangga;
f. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembakuan dan
sertifikasi produksi dan distribusi alat kesehatan dan perbekalan
kesehatan rumah tangga, dan pengawasan sarana produksi, sarana
distribusi, ekspor impor, vigilans, produk dan iklan alat kesehatan
kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, produk diagnostik invitro, alat
kesehatan khusus dan perbekalan kesehatan rumah tangga;
g. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pembakuan dan
sertifikasi produksi dan distribusi alat kesehatan dan perbekalan
kesehatan rumah tangga, dan pengawasan sarana produksi, sarana
distribusi, ekspor impor, vigilans, produk dan iklan alat kesehatan
kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, produk diagnostik invitro, alat
kesehatan khusus dan perbekalan kesehatan rumah tangga; dan
h. Pelaksanaan urusan administrasi Direktorat.

2.2 Badan Pengawasan Obat Dan Makanan


Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) adalah sebuah lembaga di
Indonesia yang bertugas mengawasi predaran obat-obatan dan makanan di
Indonesia.

Visi
Obat dan Makanan aman, bermutu, dan berdaya saing untuk mewujudkan
Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan
gotong royong.

Misi
1. Membangun SDM unggul terkait Obat dan Makanan dengan
mengembangkan kemitraan bersama seluruh komponen bangsa dalam
rangka peningkatan kualitas manusia Indonesia
2. Memfasilitasi percepatan pengembangan dunia usaha Obat dan Makanan
dengan keberpihakan terhadap UMKM dalam rangka membangun struktur
ekonomi yang produktif dan berdaya saing untuk kemandirian bangsa
3. Meningkatkan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan serta penindakan
kejahatan Obat dan Makanan melalui sinergi pemerintah pusat dan daerah
dalam kerangka Negara Kesatuan guna perlindungan bagi segenap bangsa
dan memberikan rasa aman pada seluruh warga
4. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya untuk
memberikan pelayanan publik yang prima di bidang Obat dan Makanan

Tugas Utama BPOM


Berdasarkan pasal 2 pada Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang
Badan Pengawas Obat dan Makanan:
1. BPOM mempunyai tugas menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang
pengawasan Obat dan Makanan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Obat dan Makanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas obat,
bahan obat, narkotika, psikotropika, prekursor, zat adiktif, obat tradisional,
suplemen kesehatan, kosmetik, dan pangan olahan.

Fungsi Utama BPOM


Berdasarkan pasal 3 pada Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang
Badan Pengawas Obat dan Makanan, BPOM mempunyai fungsi:
1. Dalam melaksanakan tugas pengawasan Obat dan Makanan, BPOM
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan Obat dan
Makanan;
b. Pelaksanaan kebijakan nasional di bidang pengawasan Obat dan
Makanan;
c. Penyusunan dan penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang Pengawasan Sebelum Beredar dan Pengawasan Selama Beredar;
d. Pelaksanaan Pengawasan Sebelum Beredar dan Pengawasan Selama
Beredar;
e. Koordinasi pelaksanaan pengawasan Obat dan Makanan dengan instansi
pemerintah pusat dan daerah;
f. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengawasan Obat
dan Makanan;
g. Pelaksanaan penindakan terhadap pelanggaran ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pengawasan Obat dan Makanan;
h. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan BPOM;
i. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawab BPOM;
j. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BPOM; dan
k. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan BPOM.
2. Pengawasan Sebelum Beredar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
pengawasan Obat dan Makanan sebelum beredar sebagai tindakan
pencegahan untuk menjamin Obat dan Makanan yang beredar memenuhi
standar dan persyaratan keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu produk yang
ditetapkan.
3. Pengawasan Selama Beredar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
pengawasan Obat dan Makanan selama beredar untuk memastikan Obat dan
Makanan yang beredar memenuhi standar dan persyaratan keamanan,
khasiat/ manfaat, dan mutu produk yang ditetapkan serta tindakan
penegakan hukum.

Tugas Balai Besar / Balai POM (Unit Pelaksana Teknis)


Berdasarkan Pasal 3 Peraturan BPOM Nomor 12 Tahun 2018, Unit Pelaksana
Teknis BPOM mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis operasional di
bidang pengawasan Obat dan Makanan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Fungsi Balai Besar/Balai POM (Unit Pelaksana Teknis)


Berdasarkan Pasal 4 Peraturan BPOM Nomor 12 Tahun 2018, Unit Pelaksana
Teknis BPOM menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana dan program di bidang pengawasan Obat dan
Makanan;
b. Pelaksanaan pemeriksaan sarana/fasilitas produksi Obat dan Makanan;
c. Pelaksanaan pemeriksaan sarana/fasilitas distribusi Obat dan Makanan
dan/atau sarana/fasilitas pelayanan kefarmasian;
d. Pelaksanaan sertifikasi produk dan sarana/fasilitas produksi dan/atau
distribusi Obat dan Makanan;
e. Pelaksanaan pengambilan contoh (sampling) Obat dan Makanan;
f. Pelaksanaan pengujian Obat dan Makanan;
g. Pelaksanaan intelijen dan penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang pengawasan Obat dan Makanan;
h. Pengelolaan komunikasi, informasi, edukasi, dan pengaduan masyarakat di
bidang pengawasan Obat dan Makanan;
i. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama di bidang pengawasan Obat dan
Makanan;
j. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengawasan
Obat dan Makanan;
k. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga;
l. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan;

2.2.1 Struktur Organisasi BPOM


Gambar 1. Struktur Organisasi BPOM

Anda mungkin juga menyukai