2.1 Tugas, Fungsi Dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan
Tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan sebagaimana telah
ditetapkan, dijabarkan menjadi tugas dan fungsi mulai dari eselon III sampai dengan
eselon IV, selanjutnya dijabarkan lagi menjadi uraian tugas sesuai dengan program dan
kegiatan. Unsur-unsur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan adalah
sebagai berikut :
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat, membawahi :
a. Sub Program Informasi dan Humas
b. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan Asset
5
c. Sub Bagian Hukum, Kepegawaian dan Umum
3. Bidang Kesehatan Masyarakat, membawahi :
a. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
b. Seksi Kesehatan Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
c. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga
4. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, membawahi :
a. Seksi Surveilence dan Imunisasi
b. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Wabah dan Bencana
c. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan
Jiwa
5. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi :
a. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer, Registrasi dan Akreditasi
b. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
c. Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Khusus
6. Bidang Sumber Daya dan Jaminan Kesehatan, membawahi :
a. Seksi Kefarmasian
b. Seksi Sarana dan Alat Kesehatan dan PKRT
c. Seksi Sumber Daya Manusia dan Jaminan Kesehatan
7. Unit Pelaksana Tekhnis Dinas (Puskesmas)
8. Kelompok Jabatan Fungsional.
Penjabaran tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan sebagai berikut:
1. Kepala Dinas
6
c) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, kefarmasian,
alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) serta
sumber daya dan jaminan kesehatan; pelaksanaan administrasi dinas sesuai
dengan lingkup tugasnya; dan
d) pelaksanaan fungsi lain yang di berikan oleh Kepala Daerah terkait dengan
bidang kesehatan.
2. Sekretaris
7
Subbagian Hukum, Kepegawaian, dan Umum mempunyai tugas
Penyiapan dan koordinasi penatalaksanaan hukum, kepegawaian dan
dukungan administrasi umum yang menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan
Kabupaten Aceh Selatan.
8
3) Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga
9
Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan mempunyai tugas penyiapan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi,
pemantauan, evaluasi dan pelaporan serta peningkatan mutu fasyankes di
bidang pelayanan kesehatan rujukan.
10
Seksi Surveilans dan imunisasi mempunyai tugas penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi, serta
pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang surveilans dan imunisasi.
2) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Wabah dan Bencana;
Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, wabah dan bencana
mempunyai tugas penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
operasional, bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan
pelaporan di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit menular, wabah
dan bencana.
3) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan
Jiwa.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Bidang Sumber Daya dan Jaminan
Kesehatan membawahi:
1) Seksi Kefarmasian;
11
Seksi Kefarmasian mempunyai tugas penyiapan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan operasional,bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan,
evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan kefarmasian.
Seksi sarana dan Alat Kesehatan dan PKRT mempunyai tugas penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan teknis dan
supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang sarana, alat
kesehatan dan PKRT, termasuk pengolahan dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK), dan sistim perencanaan Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD).
12
Selatan. Jika diukur berdasarkan jumlah, jenis dan rasio tenaga kesehatan
terhadap jumlah penduduk Kabupaten Aceh Selatan yang berjumlah 235.115
jiwa pada tahun 2018 maka jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Aceh Selatan
masih sangat kurang di semua jenis tenaga kesehatan, hal ini dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 2.1
Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2022
Jumlah Kebutuhan
Jumlah Tenaga per 100.000
N Jenis Tenaga Kekurangan/
Tenaga penduduk (Kepmenko
O Kesehatan Kesehatan Bidang Kesra No.54 kelebihan
saat ini Tahun 2013 untuk
Tahun 2019)
1 Dokter Spesialis 14 26 (12)
2 Dokter Umum 49 106 (57)
3 Dokter Gigi 8 31 (23)
4 Perawat 269 423 (154)
5 Bidan 255 282 (27)
6 Perawat Gigi 11 42 (31)
7 Apoteker 8 28 (20)
8 Ass. Apoteker 15 56 (41)
9 SKM 25 38 (13)
10 Sanitarian 11 42 (31)
11 Nutrisionis / Ahli Gizi 17 33 (16)
12 Keterapian Fisik 7 12 (5)
13 Keterapian Medis 50 38 12
Jumlah 739 1157 (418)
Jika berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat maka kondisi
ketenagaan Puskesmas di Kabupaten Aceh Selatan dapat digambarkan
sebagai berikut :
Tabel 2.2
Kondisi Ketenagaan Puskesmas (PNS) di Kabupaten Aceh Selatan
tahun 2018
Jumlah
Kondisi Kekurangan/
No. Jenis Tenaga Puskes- Standar
sekarang kelebihan
mas*
13
Dokter / dokter
1 31 39 8
layanan primer
10 Tenaga Adminintrasi 50 92 42
11 Pekarya 26 12 (14)
Ket : * yang terregritasi di Kementerian Kesehatan RI
14
Tabel 2.3
Jenis dan Jumlah Sarana dan Prasarana Kesehatan
di Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2017-2018
JUMLAH
NO JENIS SARANA PELAYANAN
2017 2018
1 Puskesmas Rawat Inap 20 20
2 Puskesmas Non Rawat Inap 5 5
3 Rumah Sakit Umum 1 1
4 Praktik Dokter Spesialis 4 4
5 Praktik Dokter Umum 30 7
6 Unit Transfusi Darah 1 1
7 Balai Pengobatan/Klinik 8 8
8 Rumah Bersalin 15 18
6
9 Apotik 12 15
10 Toko Obat 8 31
11 Ambulance 34 34
12 Kenderaan Roda 4 7 8
13 Kenderaan Roda 2 58 63
15
anak termasuk juga keluarga berencana. Sampai tahun 2018 Poskesdes yang
ada di Kabupaten Aceh Selatan berjumlah 94 unit.
16
Tabel 2.4
Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 16 17 18 19
1 Angka Harapan Hidup 64,27 64,35 64,99 65,64 66,3 64,64 64,64 0,0 0,0 99,5 98,5
2 Angka Kematian Bayi (AKB) 14 14 14 13 12 13 14,4 17,9 13,1 92,9 102,9 127,9 100,8
3 Angka Kematian Ibu 270 253 236 218 201 270,3 253,1 367,3 133,8 100,1 100,0 155,6 61,4
Terakreditasinya FKTP-PEMDA
4
Minimal Madya
3 2 12 15 20 3 0 0 15 100,0 0,0 0,0 100,0
5 Cakupan puskesmas 133 150 150 150 150 150 150 150 150 112,8 100,0 100,0 100,0
6 Cakupan pembantu puskesmas 35 35 35 47 60 21,5 21,9 21,9 21,9 61,5 62,6 62,6 46,6
Persentase Puskesmas dengan
7 ketersediaan obat esensial (44 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100,0 100,0 100,0 100,0
item)
Terpenuhi 12 Indikator SPM
8
Bidang Kesehatan
100 100 100 100 100 71,8 71,8 71,8 0,0 0,0 71,8
Persentase ibu hamil
9 mendapatkan pelayanan 100 100 100 100 100 75,3 86,3 91,1 91,67 75,3 86,3 91,1 91,7
kesehatan ibu hamil
Persentase ibu bersalin
10 mendapatkan pelayanan 100 100 100 100 100 80,3 87,8 98,3 92,16 80,3 87,8 98,3 92,2
persalinan
Persentase bayi baru lahir
11 mendapatkan pelayanan 100 100 100 100 100 85,8 90,8 88,1 92,17 85,8 90,8 88,1 92,2
kesehatan bayi baru lahir
Cakupan pelayanan kesehatan
12
balita sesuai standar
100 100 100 100 100 86,7 77,2 74,2 81,42 86,7 77,2 74,2 81,4
Persentase anak usia pendidikan
dasar yang mendapatkan
13
pelayanan kesehatan sesuai
100 100 100 100 100 93,3 16,2 47 55,06 93,3 16,2 47,0 55,1
standar
Persentase orang usia 15-59
14 tahun mendapatkan skrining 100 100 100 100 100 31,5 51,4 40,2 42,96 31,5 51,4 40,2 43,0
kesehatan sesuai standar
17
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Persentase warga negara usia
60 tahun ke atas mendapatkan
15
skrining kesehatan sesuai
100 100 100 100 100 92,4 88,4 80 75,79 92,4 88,4 80,0 75,8
standar
Persentase penderita hipertensi
16 yang mendapatkan pelayanan 100 100 100 100 100 21,5 80,1 21,4 49,35 21,5 80,1 21,4 49,4
kesehatan sesuai standar
Persentase penderita DM yang
17 mendapatkan pelayanan 100 100 100 100 100 99,3 81 100 87,39 99,3 81,0 100,0 87,4
kesehatan sesuai standar
Persentase ODGJ berat yang
18 mendapatkan pelayanan 100 100 100 100 100 80,2 81,9 80 62 80,2 81,9 80,0 62,0
kesehatan jiwa sesuai standar
Persentase orang terduga TBC
19 mendapatkan pelayanan TBC 100 100 100 100 100 100 79,91 38,52 100,0 28,8 79,9 38,5
sesuai standar 28,8
Persentase orang dengan resiko
terinfeksi HIV mendapatkan
20
pelayanan deteksi dini HIV
100 100 100 100 100 70,2 79,69 70,2 #VALUE! 0,0 79,7
sesuai standar na
Cakupan Kunjungan antenatal
21
sebanyak 4 kali
88,5 88,9 89,2 92,1 95 75,3 86,3 91,1 80 85,1 97,1 102,1 86,9
Cakupan kunjungan Neonatal
22
lengkap
88,9 89,2 92,2 93,6 95 85,8 90,8 88,1 95,3 96,5 101,8 95,6 101,8
Persentase balita yang dipantau
23 pertumbuhan dan 79,8 82,4 85 86,7 77,2 74,2 81,4 #DIV/0! #DIV/0! 93,0 98,8
perkembangannya
Jumlah Puskesmas membina
24 Posyandu Lansia di 50% desa di 3 5 10 18 24 24 24 24 24 800,0 480,0 240,0 133,3
wilayah kerjanya
Cakupan penemuan dan
25
pengobatan TBC
80 80 85 90 78,6 75,2 75,2 100 #DIV/0! 94,0 94,0 117,6
Persentase bayi usia kurang dari
26
6 bulan mendapat ASI eksklusif
57 60 69 70 70 64,1 68,9 61,5 65,5 112,5 114,8 89,1 93,6
Persentase desa/kelurahan
27 dengan Stop Buang air besar 10,8 12 14 22 30 5 5 5,4 5,8 46,3 #VALUE! 38,6 26,4
Sembarangan (SBS)
Jumlah fasyankes yang memiliki
28 pengelolaan limbah medis sesuai 8 18 27 15 13 13 #DIV/0! #DIV/0! 162,5 72,2
standar
Jumlah puskesmas yang
29 melaksanakan pelayanan 0 3 8 7 7 24 24 24 #DIV/0! 800,0 300,0 342,9
kesehatan tradisonal
Cakupan imunisasi dasar
30
lengkap anak usia 0-11 bulan
65 73 85 64,6 58,5 50,2 36,7 #DIV/0! #DIV/0! 77,2 50,3
Jumlah Fasilitas Kesehatan
31
yang diakreditasi
9 12 12 18 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0,0 0,0
18
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Persentase Fasilitas Pelayanan
32 Kesehatan yang memiliki Izin 70 51,78 70,89 90 ####### 92,9 169,9 125,4
Pelayanan na 65 88 88,9
Rasio dokter per satuan
33
penduduk
35,5 38,6 52 57 62 11 12 34 47 31,0 31,1 65,4 82,5
Rasio tenaga medis per satuan
34
penduduk
41,2 46,6 63 69 76 55,4 30 42 57 134,6 64,4 66,7 82,6
Cakupan Tenaga kesehatan
yang melaksanakan praktek atau
35
pekerjaan keprofesian yang
75 80 85 #DIV/0! #DIV/0! 78,7 0,0
memiliki izin 79 40 59
Fasilitas kefarmasian yang
36
difasilitasi perizinannya
50 0 65 101 101 71 0,0 #DIV/0! #DIV/0! 0,0
Jumlah industri Rumah tangga
37
yang memiliki sertifikat P-IRT
65 65 65 42 21 11 #DIV/0! #DIV/0! 32,3 16,9
38 TPM yang Laik Hygiene Sanitasi 1000 1020 1039 1266 1493 485 812 480 126 48,5 79,6 46,2 10,0
Cakupan Kecamatan yang
39
memiliki Kebijakan PHBS
100 100 100 100 38,4 41,1 #DIV/0! #DIV/0! 38,4 41,1
40 Cakupan posyandu aktif 56,5 68,2 80 19 18,2 na #DIV/0! 32,2 ####### 0,0
Cakupan Rumah tangga ber
41
PHBS
35,6 47,9 60,3 72,7 85 0,0 0,0 0,0 0,0
Rasio posyandu per satuan
42
balita
1,6 1,7 1,8 1,9 2 1,7 1,5 1,7 106,3 88,2 94,4 0,0
19
2.4. Pengelolaan Anggaran Dinas Kesehatan
Anggaran Dinas Kesehatan secara umum mengalami peningkatan setiap
tahunnya, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,34. Begitu juga dengan realisasinya
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,63. Rasio realisasi terhadap anggaran rata-
rata di atas 90 %. Rasio antara realisasi dan anggaran dapat dikatakan baik jika pada
tahun tersebut dana yang ada dapat dipergunakan seefisien mungkin.
Namun jika dilihat per program, rata-rata pertumbuhan anggaran mengalami
penurunan. Rasio realisasi terhadap anggaran per program juga di atas 90 %. Data
lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.5 di bawah ini:
20
TABEL 2.5
ANGGARAN DAN REALISASI PENDANAAN PELAYANAN SKPK DINAS KESEHATAN
KABUPATEN ACEH SELATAN
2.5.1 Tantangan
1. Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan
sehat. Masih lemahnya tingkat kepedulian masyarakat terhadap informasi
kesehatan serta masih kurangnya penyebaran informasi pola hidup sehat ke
masyarakat mengakibatkan banyaknya muncul penyakit yang diakibatkan
pola hidup tidak sehat.
2. Perubahan iklim global dan perubahan ekologis lokal meningkatkan potensi
penyakit. Adanya perubahan iklim global dan perubahan ekologis lokal berupa
penambangan berpotensi dalam meningkatkan potensi timbulnya penyakit.
Sehingga penangan preventif terhadap penyakit menular dan tidak menular,
baik yang bersifat endemik atau lainnya perlu ditingkatkan.
3. Meningkatnya beban ganda penyakit, yaitu pola penyakit yang diderita oleh
sebagian besar masyarakat adalah penyakit infeksi menular, namun pada
waktu yang bersamaan terjadi peningkatan penyakit tidak menular. Beberapa
penyakit infeksi dimungkinkan meningkat kembali seperti penyakit TB, dan
DBD. Kemungkinan munculnya kembali penyakit infeksi yaitu HIV/AIDS,
kusta, Hepatitis B dan C, Difter. Penyakit jantung dan pembuluh darah
(kardiovaskular), hipertensi, Diabetes Mellitus, kanker dan penyakit tidak
menular lainnya juga cenderung meningkat;
2.5.2 Peluang
1. Adanya peraturan perundangan yang mendukung pelaksanaan urusan
kesehatan. Implementasi urusan kesehatan telah diperkuat oleh serangkaian
peraturan perundang-undangan, sehingga dalam menyusun rencana
pelayanan kesehatan tidak ditemukan kendala dalam apek peraturan
perundangan;
3. Adanya koordinasi lintas sektor yang baik. Adanya komunikasi yang baik
dengan instansi vertikal dalam hal ini Kementerian kesehatan, instansi
horizontal dalam hal ini perangkat daerah pada sektor lain sehingga dapat
mempermudah koordinasi dalam kaitan dengan penyelesaian persoalan atau
adanya arahan baru dalam meningkatkan pelayanan kesehatan.