Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

IMPLEMENTASI ORGANISASI DAN MANAJEMEN PADA DINAS


KESEHATAN
Makalah ini di susun untuk Memenuhi tugas kelompok
Mata Kuliah : Organisasi dan Manajemen Kesehatan
Dosen Pengampu : Dewi Agustin, Skep,Ns.M.kes

DiSusun Oleh Kelompok 9 :


1. Rendi Darmansyah ( 0801222411 )
2. Wahyu Annisyah ( 0801222409 )
3.Widya Anggraini Siregar ( 0801223434
)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN


MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN
MASYARAKAT
UIN SUMATERAUTARA MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadiran Allah Swt yang maha
pengasih dan maha penyayang yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada
saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tentang
“IMPLEMENTASI ORGANISASI DAN MANAJEMEN PADA DINAS
KESEHATAN”

Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan dalam untuk
pengembangan mata kuliah yang diberikan. Sehingga besar harapan kami, makalah
yang telah disajikan dapat menjadi konstribusi positif bagi pengembang wawasan
pembaca.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran agar
penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Semoga makalah ini memberi
manfaat bagi banyak pihak. Aamiin.

Waallaikum’salam warahmatullahi wabarakatuh.

Medan, 15 Septemper 2023

Penyusun
DAFTAS ISI

Click here to enter text.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dinas kesehatan merupakan unsur pelaksanaan onotomi daerah di bidang
Kesehatan. Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang kepala dinas yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui
Seketaris Daerah. Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
dikoordinasikan oleh Asisten Kesejahteraan Masyarakat. Dinas Kesehatan
mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan, dan pengembangan
urusan Kesehatan seperti penyelenggaraan surveilens Kesehatan,
pencegahan, pemberantasan, dan pengendalian penyakit menular dan tidak
menular. Di setiap kota Administrasi dan kabupaten Adminitrasi dibentuk
suku Dinas Kesehatan ( Pergub Jakarta, 2008 ).
Program surveilens ini wajib dilakukan untuk kegiatan pemantauan yang
dilakukan secara cermat dan terus menerus terhadap berbagai factor yang
menentukan kejadian dan penyebaran penyakit atau gangguan Kesehatan.
Kegiatan ini merupakan analisis data, pengumpulan data, dan penyebar
luasan data sebagai nahan untuk penanggulangan dan pencengahan penyakit.
Data tersebut didapatkan dari data rekam medis pasien yang dikirim dari
puskesmas melalui laporan dengan formulir surveilens PTM ke suku Dinas
Kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Tupoksi di dinas Kesehatan kabupaten/kota?
2. Apa saja perencanaan atau pelaksanaan program Kesehatan di dinas
Kesehatan kabupaten/kota?
3. Apa saja koordinasi program Kesehatan di dinas Kesehatan
kabupaten/kota?
4. Bagaimana evaluasi program Kesehatan di dinas Kesehatan
kabupaten/kota?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui apa itu Tupoksi dinas Kesehatan kabupaten/kota
2. Untuk Mengetahui apa saja perencanaan program Kesehatan di dinas
kabupaten/kota?
3. Untuk Mengetahui koordinasi program Kesehatan di dinas Kesehatan
kabupaten/kota?
4. Untuk Mengetahui Bagaimana pergerakan serta evaluasi program
Kesehatan di dinas kabupaten/kota?
BAB II

PEMBAHASAN

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT


Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas membantu kepala
Dinas dalam menangani urusan yang meliputi urusan peningkatan Upaya
Kesehatan Masyarakat, Kesehatan, keluarga, promosi Kesehatan, pemberdayaan
Masyarakat, Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan kerja dan olahraga tingkat
provinsi.
1. Bidang Kesehatan Masyarakat menyelenggarakan fungsi :
a. Penyelenggaraan inventariasi, pembinaan, pengendalian, pengawasan,
evaluasi, koordinasi, advokasi, dan penegakan sanksi, terhadap
penyusunan, penyempurnaan dan penerapan/pelaksanaan pedoman,
petunjuk teknis, tata laksana, standar, standard operating procedure
(SOP).
b. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan, dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi
jabatan structural dan staf, standar teknis tata hubungan kerja organisasi
dan indicator kinerja bidangnya.
c. Penyelenggaraan penyusunan, penyempurnaan dan pengendalian
penerapan/pelaksanaan dokumen teknis rincian tugas pokok dan fungsi
jabatan structural dan staf, standar teknis tata hubungan kerja organisasi
dan indicator kinerja bidangnya.
d. Penyelenggaraan analisis, pemetaan, penelitian, kajian-kajian dan study
ilmiah manajemen Pembangunan dan kebijakan Kesehatan terkait urusan
bidangnya dan pengintegrasian system teknologi informasi dalam
penanganan urusan bidangnya berbasis system informasi Kesehatan.
e. Penylenggaraan pembinaan pegawai pada lingkup bidangnya dan
penyelenggaraan arahan dan bimbingan kepada pejabat structural di
bidang nya.
B. Perencanaan atau pelaksanaan Program Kesehatan di Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota
Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah
masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan
dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling
pokok dan menyusun langkahlangkah praktis untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan (Muninjaya, 2004).
Dibawah ini adalah beberapa pelaksanaan atau perencanaan Upaya-
upaya Kesehata :
a. Pelaksanaan upaya-upaya kesehatan masyarakat dan kesehatan keluarga;
upaya peningkatan kesehatan gizi masyarakat dan gizi keluarga, serta
pengendalian dan penanggulangan penyakit akibat kekurangan dan
kelebihan gizi, penanganan kesehatan usia lanjut, dalam peningkatan
derajat kesehatan masyarakat tingkat provinsi.
b. Pelaksanaan upaya-upaya peningkatan mutu manajemen Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) berbasis pencegahan penyakit,
promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang terintegrasi
dengan sistem informasi kesehatan tingkat provinsi.
c. Pelaksanaan promosi kesehatan masyarakat dengan penggunaan metode,
sarana dan teknologi promosi kesehatan, dan pengembangan unit khusus
promosi kesehatan berbasis tekhnologi informasi dan media yang
terintegrasi dengan sistem informasi kesehatan,
d. Pelaksanaan upaya peningkatan partisipasi masyarakat dan
pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan serta
peningkatan upaya fasilitasi, advokasi dan pendampingan masyarakat,
Pengembangan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM),
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat (GERMAS) tingkat provinsi
e. Melaksanakan upaya-upaya peningkatan kesehatan lingkungan, sanitasi
dasar, pencegahan dan penanggulangan pencemaran, penyehatan air,
pengawasan kualitas lingkungan, penyehatan tempat-tempat umum\,
penyehatan kawasan dan sanitasi darurat\, Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM), sanitasi makanan dan bahan pangan serta
pengamanan limbah tingkat provinsi.
f. Melaksanakan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit dan
kecelakaan akibat kerja, pengawasan kualitas lingkungan kerja dan
industri, penyehatan kawasan kerja dan industry, dan penanganan
kesehatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI), serta pengembangan kesehatan
olah raga tingkat provinsi.
g. Melaksanakan pengembangan Distric Team Problem Solving (Tim
Pemecah masalah Kabupaten/Kota) Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan
Anak (DTPS KIBBLA) tingkat provinsi.
h. Melaksanakan pengembangan manajemen Puskesmas berbasis akreditasi.
i. Melaksanakan pembinaan\, pengendalian\, pengawasan\, dan
peningkatan mutu manajemen institusi kesehatan pemerintah dan
swasta terkait dengan upaya-upaya kesehatan masyarakat\, sesuai
dengan standar mutu manajemen yang ditetapkan.
j. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.
k. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya.

C. Koordinasi Program Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Padang


Pariaman
Koordinasi lintas program dan sektor sangat perlu dilakukan guna
menyinkronkan kegiatan dari masing-masing bidang. Di Dinas Kesehatan
Kabupaten Padang Pariaman masih belum maksimal pelaksanaannya. Dalam
rapat penyusunan perencanaan sepakat dalam melaksanakan kegiatan untuk
mencapai Koordinasi sangat ditentukan oleh kemampuan.
sumber daya manusia untuk melakukan persamaan persepsi, sehingga
memperoleh keterpaduan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran
kesehatan, yang sangat dipengaruhi oleh kemampuan untuk mempunyai share
vision serta kemampuan untuk mempersiapkan data di masing-masing program
(Ernawati, 2004).
Koordinasi lintas program maupun lintas sektor di Dinas Kesehatan
Kabupaten Padang Pariaman sudah dilakukan tetapi masih dirasakan
kurang oleh sebagian informan,seperti yang disampaikan informan berikut
ini:
“Koordinasi ini dalam pelaksanaan masih setengah hati. Untuk lintas program
maupun lintas sektor. Saat perencanaan ada kesepakatan tetapi setelah
pelaksanaan sendiri-sendiri” (informan 1).
“Untuk lintas program koordinasi dalam penyusunan perencanaan agak kurang,
seharusnya mereka saling berkoordinasi sehingga diharapkan nantinya tidak
banyak kegiatan yang diusulkan. Kalau dapat satu kegiatan untuk mencapai
beberapa indikator, bukan satu kegiatan satu indikator yang ingin dicapai.
Kalau lintas sektor seperti program KB, kita koordinasinya dengan BKKBN,
atau untuk mengatasi rabies kita ada juga koordinasi dengan dinas
peternakan”(informan 12).
”Koordinasi agak kurang disini, koordinasi lintas program ada tapi kurang
optimal. Koordinasi lintas sektor ada biasanya dengan kecamatan maupun
nagari. Kembali kepada mau tidak lintas sektor itu mau bekerja sama. Kadang
ada juga lintas sektor yang tidak mau tahu jadinya program kita susah
terlaksananya”(informan 14).
Saran yang disampaikan oleh informan terkait dengan koordinasi ini adalah
sebagai berikut: “Sarannya kalau dapat semua lintas terkait maunya
memberikan pemahaman khusus terhadap permasalahan yang ada sehingga
bisa dijalankan sesuai yang direncanakan” (informan 1).

Dari hasil wawancara mendalam terkait koordinasi lintas program di


Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman masih belum optimal
pelaksanaannya karena dalam menentukan kegiatan belum dibahas secara
bersama-sama, sehingga nantinya dari masing-masing bidang menghasilkan
usulan kegiatan yang banyak, padahal indikator yang ingin dicapi sama.

D. pergerakan serta evaluasi program Kesehatan di dinas Kesehatan


kabupaten padang pariaman
Langkah-langkah perencanaan yang digunakan oleh masing-masing
tenaga perencana atau masing-masing seksi masih berdasarkan pengetahuan dan
mengadopsi dari cara-cara penentuan prioritas dari bidang masing-masing. Ada
yang memulai perencaaan dari meriview renstra serta melakukan analisis
masalah berdasarkan masalah yang berdampak kepada peningkatan angka
kematian maka itu yang dijadikan prioritas dalam perencanaan nantinya, ada
juga dengan melihat target program yang tak tercapai tahun lalu direncanakan
lagi serta ada juga dengan memulai dari menganalisa data sepuluh penyakit
terbanyak. Hal ini disebabkan karena belum ada panduan ataupun pedoman yang
jadi acuan tiap seksi dalam menyusun perencanaan.
Untuk menghasilkan perencanaan yang bermutu, perlu dilakukan
bimbingan teknis bagi tenaga perencana. Bimbingan teknis dalam hal
penyusunan perencanaan tidak ada dilakukan oleh Dinas Kesehatan Propinsi
karena di era otonomi ini masalah perencanaan merupakan kewenangan dari
Pemda dan bimbingan teknis terkait perencanaan biasanya dilakukan langsung.
Pelaksanaan konsultasi saat ini bukan sesuatu hal yang sulit lagi karena
sekarang berbagai saranabanyak tersedia. Untuk menghemat waktu, biaya serta
tenaga konsultasi dapat dilakukan melalui telepon,sarana informatika (e-mail)
dan sebagainya. Dalam pelaksanaan konsultasi tetap harus dimonitoring oleh
pimpinan sehingga rencana yang ada di Dinas Kesehatan.

Pilihan Berganda
1. Apa yang termasuk dalam tugas dan fungsi Bidang Kesehatan Masyarakat di
Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman?
a. Pelaksanaan operasi bedah
b. Pelayanan rawat inap di rumah sakit
c. Meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat
d. Produksi obat-obatan

2. Tahapan utama dalam perencanaan program kesehatan mencakup?


a. Pemberian obat kepada seluruh penduduk
b. Mengabaikan kebutuhan masyarakat
c. Identifikasi masalah kesehatan, penetapan tujuan, dan strategi
d. Tidak melakukan evaluasi

3. Koordinasi program kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Padang


Pariaman melibatkan hubungan dengan?
a. Organisasi internasional saja
b. Pusat Kesehatan Masyarakat
c. Pihak eksternal seperti rumah sakit, puskesmas, dan LSM kesehatan
d. Tidak ada koordinasi yang diperlukan

4. Pergerakan program kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Padang


Pariaman biasanya terkait dengan?
a. Meningkatkan kualitas layanan kesehatan
b. Tetap kaku dalam strategi
c. Mengabaikan perubahan kebutuhan masyarakat
d. Tidak merespons isu-isu kesehatan yang mendesak

5. Evaluasi program kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman


bertujuan untuk?
a. Menyalahkan staf kesehatan
b. Mengukur dampak dan efektivitas program
c. Mengabaikan masukan masyarakat
d. Tidak memperbaiki program yang ada
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman, Tupoksi (Tugas Pokok


dan Fungsi) memegang peran penting dalam menyusun, melaksanakan, dan mengawasi
program kesehatan yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat setempat.
Perencanaan program kesehatan merupakan langkah awal yang krusial dalam
memastikan bahwa sumber daya yang terbatas dialokasikan dengan bijak dan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.

Pelaksanaan program kesehatan adalah tahap berikutnya yang melibatkan


penyaluran sumber daya, pelaksanaan intervensi medis dan non-medis, serta edukasi
kesehatan kepada penduduk. Koordinasi program kesehatan di Dinas Kesehatan
Kabupaten Padang Pariaman menjadi elemen penting untuk memastikan kolaborasi
antara berbagai pihak yang terlibat dalam penyediaan layanan kesehatan.

Pergerakan program kesehatan mencerminkan dinamika dan fleksibilitas yang


dibutuhkan untuk menangani perubahan dalam kebutuhan kesehatan masyarakat. Ini
melibatkan adaptasi terhadap tren kesehatan baru, respons terhadap wabah penyakit, dan
penyelarasan program dengan perkembangan sosial dan ekonomi.

Terakhir, evaluasi program kesehatan memungkinkan Dinas Kesehatan


Kabupaten Padang Pariaman untuk mengukur efektivitas intervensi yang telah
dilakukan. Dengan analisis data yang cermat, dampak positif dan kelemahan program
dapat diidentifikasi, memungkinkan penyesuaian dan perbaikan yang sesuai.

Dalam rangka menjaga dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Padang


Pariaman, Tupoksi yang jelas, perencanaan yang bijak, pelaksanaan yang efisien,
koordinasi yang kuat, respons yang cepat terhadap perubahan, dan evaluasi yang
berkelanjutan adalah komponen-komponen penting dalam strategi Dinas Kesehatan.
Dengan pendekatan yang holistik dan kesadaran terus-menerus terhadap perkembangan
dalam dunia kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman dapat terus
berperan dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakatnya.

B. Saran

1. Saran pertama adalah untuk memastikan bahwa Tupoksi Dinas Kesehatan


Kabupaten Padang Pariaman sangat jelas dan dapat diakses oleh seluruh
personel. Ini membantu dalam memahami peran dan tanggung jawab masing-
masing unit atau bagian.
2. Penyempurnaan PerencanaanDalam perencanaan program kesehatan, Dinas
Kesehatan dapat meningkatkan pendekatan partisipatif dengan melibatkan
komunitas setempat dalam mengidentifikasi prioritas kesehatan. Ini akan
memastikan bahwa program-program yang dirancang benar-benar
mencerminkan kebutuhan masyarakat.
3. Dinas Kesehatan harus berfokus pada pelaksanaan program yang efisien dan
efektif. Ini mencakup pengadaan sumber daya yang tepat, pelatihan staf yang
memadai, dan pemantauan yang ketat terhadap pelaksanaan program.
4. Perbaikan Koordinasi Program ,Untuk meningkatkan koordinasi program
kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman dapat
mempertimbangkan pembentukan tim lintas-sektor yang melibatkan berbagai
pemangku kepentingan, termasuk pemerintah lokal, rumah sakit, lembaga
pendidikan, dan LSM kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Bakri, Hamzah, 2001. Penguatan Sistem Perencanaan kesehatan Kabupaten/kota.


Disampaikan Pada Pelatih Perencanaan dan Penganggaran
Kesehatan Terpadu (P2KT) Kabupaten/kota Sulawesi Selatan
Tahun 2001. Makassar.
Bappenas, 2009. Pembangunan Kesehatan dan Gizi di Indonesia: Overview dan Arah
Kedepan. Background study RPJMN 2010-2014, Jakarta, [15
April 2010].
Ernawati, Ch. Tuty., 2004. Analisis Sistem Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan
di Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2004. Tesis . Universitas Indonesia, Jakarta.
Muninjaya, A.A Gde., 2004 . Manajemen Kesehatan. Edisi 2. EGC. Bandug.
Padang Pariaman, Dinkes., 2008. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten
Padang Pariaman Tahun 2006-2010.
Padang Pariaman, Dinkes, 2010 LPPD Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman
Periode 2006 s/d 2010.
Arikunto, Suharsimi, 1996, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta,
Jakarta.
Rosyada SD. Gambaran Budaya keselamatan Pasien Pada Perawat Unit Rawat Inap
Kelas III Rumah sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Jakarta:
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan; 2014.
Setiowati D. Hubungan Kepemimpinan Efektif Head Nurse dengan Penerapan Budaya
Patient safety oleh Perawat Pelaksana di RSUPN Dr. Cipto
Mangkusumo Jakarta. [Jakarta]: Universitas Indonesia; 2010.
Departemen Kesehatan. Utamakan Patient Safety [Internet]. 2008 [cited 2017 Apr 4].
Available from:
http://majalahkasih.pantiwilasa.com/detailpost/peran-perawat-
dalampenerapan-sasaran-keselamatan-pasien

Anda mungkin juga menyukai