Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

KEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATAN

Mata Kuliah: Konsep Dasar Promosi Kesehatan

Dosen Pengampu: Reni Agustina H,SST, M.Kes

Disusun Oleh:

Kelompok 9 (IKM 9/Sem 3)

Dessy Nurfiani (0801222404)

Dilla Fitri Utami (0801221121)

Rabitha Khaililah Ihrom Nasution (0801223429)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UIN SUMATERA UTARA MEDAN

2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt, karena atas berkat dan limpahan
rahmatnyalah maka kami bisa menyelesaikan MAKALAH dengan tepat waktu. Berikut ini
penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "KEMITRAAN DALAM PROMOSI
KESEHATAN", yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua.

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang
tepat atau menyinggung perasaan pembaca.

Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat kepada kita
semua.

Waalaikumsalam wr.wb

Medan, 15 Desember 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ...................................................................................................... 1
1.3 TUJUAN ............................................................................................................................... 2
BAB II............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 3
2.1 KEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATAN ........................................................... 3
2.2 PRINSIP KEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATAN ........................................... 4
2.3 MODEL DAN JEMIS KEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATAN ...................... 6
2.4 SYARAT KEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATAN .......................................... 7
BAB III ........................................................................................................................................... 9
PENUTUP....................................................................................................................................... 9
3.1 KESIMPULAN ..................................................................................................................... 9
3.2 SARAN ................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 10

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kemitraan merupakan upaya melibatkan berbagai komponen baik kelompok,


masyarakat, lembaga pemerintah atau non pemerintah untuk bekerja sama mencapai tujuan
bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip dan peran masing-masing Pengembangan
kesehatan masyarakat di Indonesia yang telah dijalankan selama ini masih memperlihatkan
adanya ketidaksesuaian antara pendekatan pembangunan kesehatan masyarakat dengan
tanggapan masyarakat, manfaat yang diperoleh masyarakat, dan partisipasi masyarakat yang
diharapkan. Meskipun di dalam Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan telah
ditegaskan bahwa tujuan pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah
meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya. Oleh karena
itu pemerintah maupun pihak-pihak yang memiliki perhatian cukup besar terhadap
pembangunan kesehatan masyarakat termasuk komunitas perlu mencoba mencari terobosan
yang kreatif agar program-program tersebut dapat dilaksanakan secara optimal dan
berkesinambungan.

Hingga saat ini, dan beberapa tahun yang akan datang di negara-negara
berkembang seperti Indonesia, masalah kesehatan masih menjadi prioritas utama di kalangan
masyarakat. Dan ini menjadi salah satu patokan keberhasilan program kesehatan di negara-
negara yang sedang berkembang. Kelompok masyarakat di negara ini, rata- rata
mencangkup bayi, balita, anak, remaja, dewasa, ibu hamil dll. Secara biologis dan sosiologis
merupakan kesatuan yang sangat erat untuk menanggung reiko kesehatan yang relatif lebih
berat dan berjalan dengan seadanya. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengatasi masalah
tersebut yang juga membutuhkan partisipasi masyarakat baik secara individu maupun secara
kelompok agar derajat kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan. Peran serta masyarakat
dalam hal ini dapat berbentuk program kemitraan yang saling menguntungkan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan kemitraan dalam promosi kesehatan?

1
2. Apa saja prinsip-prinsip kemitraan dalam promosi kesehatan?

3. Apa saja model dan jenis kemitraan dalam promosi kesehatan?

4. Apa saja syarat kemitraan dalam promosi kesehatan?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kemitraan dalam promosi kesehatan

2. Mengetahui prinsip-prinsip kemitraan dalam promosi kesehatan

3. Mengetahui model dan jenis kemitraan dalam promosi kesehatan

4. Mengetahui syarat kemitraan dalam promosi kesehatan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATAN

Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau
kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok .Kemitraan adalah
suatu kerja sama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok atau organisasi
organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu1. Ada berbagai pengertian kemitraan
secara umum (Promkes Depkes RI)meliputi:

a. kemitraan mengandung pengertian adanya interaksi dan interelasi minimal antara dua pihak
atau lebih dimana masing-masing pihak merupakan ”mitra” atau ”partner”.

b. Kemitraan adalah proses pencarian/perwujudan bentuk-bentuk kebersamaan yang saling


menguntungkan dan saling mendidik secara sukarela untuk mencapai kepentingan bersama.

c. Kemitraan adalah upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor, kelompok masyarakat,
lembaga pemerintah atau non-pemerintah untuk bekerja sama mencapai tujuan bersama
berdasarkan atas kesepakatan, prinsip, dan peran masing-masing.

d. Kemitraan adalah suatu kesepakatan dimana seseorang, kelompok atau organisasi untuk
bekerjasama mencapai tujuan, mengambil dan melaksanakan serta membagi tugas, menanggung
bersama baik yang berupa resiko maupun keuntungan, meninjau ulang hubungan masing-masing
secara teratur dan memperbaiki kembali kesepakatan bila diperlukan2.

Kemitraan adalah upaya yang melibatkan berbagai sektor, kelompok masyarakat,


lembaga pemerintah maupun bukan pemerintah, untuk bekerjasama dalam mencapai suatu
tujuan bersama berdasarkan kesepakatan prinsip dan peran masing-masing, dengan demikian
untuk membangun kemitraan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu persamaan
perhatian, saling percaya dan saling menghormati, harus saling menyadari pentingnya

1
Notoatmodjo, Soekidjo. PENDIDIKAN DAN PERILAKU KESEHATAN. (RINEKA CIPTA. JAKARTA, 2003).
2
Ditjen P2L & PM). Pelatihan Manajemen P2L & PL Terpadu Berbasis Wilayah Kabupaten/Kota Membina
Kemitraan Berbasis Institusi.( Jakarta: Depkes RI, 2004)

3
kemitraan, harus ada kesepakatan misi, visi, tujuan dan nilai yang sama, harus berpijak
pada landasan yang sama, kesediaan untuk berkorban.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata mitra adalah teman,
kawan kerja, pasangan kerja, rekan. Kemitraan artinya perihal hubungan atau jalinan
kerjasama sebagai mitra.Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong
royong atau kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok.

Adapun tujuan kemitraan dalam program kesehatan adalah:3

1. Meningkatkan koordinasi untuk memenuhi kewajiban peran masing-masing dalam


pembangunan kesehatan.

2. Meningkatkan komunikasi sektoral pemerintah dan swasta tentangmasalah kesehatan.

3. Meningkatkan kemampuan bersama dalam menanggulangi masalah kesehatan dan


memaksimalkan keuntungan semua pihak.

4. Meningkatkan apa yang menjadi komitmen bersama.

5. Tercapainya upaya kesehatan yang efisien dan efektif atau berdaya gunadan berhasil guna.

Adapun unsur-unsur kemitraan adalah :

a. Adanya hubungan (kerjasama) antara dua pihak atau lebih


b. Adanya kesetaraan antara pihak-pihak tersebut
c. Adanya keterbukaan atau kepercayaan (trust relationship) antara pihak-pihak tersebut
d. Adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan atau memberi manfaat.

2.2 PRINSIP KEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATAN

Terdapat 3 prinsip kunci yang perlu dipahami dalam membangun suatu kemitraan oleh
masing-masing anggota kemitraan yaitu:
a. Prinsip Kesetaraan (Equity)

3
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Indonesia Sehat 2010, (Depkes, RI, Jakarta: 1999).

4
Individu, organisasi atau institusi yang telah bersedia menjalin kemitraan harus merasa
sama atau sejajar kedudukannya dengan yang lain dalam mencapai tujuan yang disepakati.
b. Prinsip Keterbukaan
Keterbukaan terhadap kekurangan atau kelemahan masing-masing anggota serta
berbagai sumber daya yang dimiliki. Semua itu harus diketahui oleh anggota lain. Keterbukaan
ada sejak awal dijalinnya kemitraan sampai berakhirnya kegiatan. Dengan saling
keterbukaan ini akan menimbulkan saling melengkapi dan saling membantu diantara golongan
(mitra).
c. Prinsip Azas manfaat bersama (mutual benefit)
Individu, organisasi atau institusi yang telah menjalin kemitraan memperoleh
manfaat dari kemitraan yang terjalin sesuai dengan kontribusi masing-masing. Kegiatan atau
pekerjaan akan menjadi efisien dan efektif bila dilakukan bersama.
Beberapa prinsip kemitraan yang lainnya yaitu:
1.Saling menguntungkan (mutual benefit)
Saling menguntungkan disini bukan hanya materi tetapi juga non materi, yaitu
dilihat dari kebersamaan atau sinergisme dalam mencapai tujuan.
2. Pendekatan berorientasi hasil
Tindakan kemanusiaan yang efektif harus didasari pada realitas dan berorientasi
pada tindakan. Hal ini membutuhkan koordinasi yang berorientasi hasil dan
berbasis pada kemampuan efektif dan kapasitas operasional yang konkrit.
3. Keterbukaan (transparansi)
Apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan tiapanggota mitra harus diketahhui
oleh anggota yang lain Transparansi dicapai melalui dialog (pada tingkat yang
setara) dengan menekankan konsultasi dan pembagian informasi terlebih dahulu.
Komunikasi dan transparansi, termasuk transparansi finansial, membantu
meningkatkan kepercayaan antar organisasi.
4. Kesetaraan

Masing-masing pihak yang bermitra harus merasa duduk sama rendah dan berdiri
sama tinggi, tidak boleh satu anggota memaksakan kehendak kepada yang lain.
Kesetaraan membutuhkan rasa saling menghormati antar anggota kemitraan tanpa
melihat besaran dan kekuatan. Para peserta harus saling menghormati mandat

5
kewajiban dan kemandirian dari anggota yang lain serta memahami keterbatasan dan
komitmen yang dimiliki satu sama lain. Sikap saling menghormati tidak menghalangi
masing-masing organisasi untuk terlibat dalam pertukaran pendapat yang konstruktif.

5. Tanggung Jawab
Organisasi kemanusiaan memiliki tanggung jawab etis terhadap satu sama lain
dalam menempuh tugas-tugasnya secara bertanggung jawab dengan integritas dan
cara yang relevan dan tepat. Organisasi kemanusiaan harus meyakinkan bahwa
mereka hanya akan berkomitmen terhadap sesuatu kegiatan ketika mereka memang
memiliki alat, kompetensi, keahlian dan kapasitas untuk mewujudkan komitmen tersebut.
Pencegahan yang tegas dan jelas terhadap penyelewengan yang dilakukan oleh para
pekerja kemanusiaan harus menjadi usaha yang berkelanjutan.
6. Saling Melengkapi
Keragaman dari komunitas kemanusiaan adalah sebuah aset bila dibangun atas
kelebihan- kelebihan komparatif dan saling melengkapi kontribusi yang satu dengan
yang lain. Kapasitas lokal adalah salah satu aset penting untuk ditingkatkan dan
menjadi dasar pengembangang. Ketika memungkinkan, organisasi-organisasi
kemanusiaan harus berjuang untuk menjadikan aset lokal sebagai bagian integral dari
tindakan tanggap darurat dimana hambatan budaya dan bahasa harus diatasi.

2.3 MODEL DAN JEMIS KEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATAN

Secara umum, model kemitraan dalam sektor kesehatan dikelompokkan menjadi


dua yaitu: 4

a. Model I
Model kemitraan yang paling sederhana adalah dalam bentuk jaring kerja
(networking) atau building linkages. Kemitraan ini berbentuk jaringan kerja saja. Masing-
masing mitra memiliki program tersendiri mulai dari perencanaannya, pelaksanaannya
hingga evalusi. Jaringan tersebut terbentuk karena adanya persamaan pelayanan atau
sasaran pelayanan atau karakteristik lainnya.

4
Notoatmodjo, S.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.( Jakarta : Rineka Cipta2007).

6
b. Model II
Kemitraan model II ini lebih baik dan solid dibandingkan model I. Hal ini karena setiap
mitra memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap program bersama. Visi, misi, dan
kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuan kemitraan direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi
bersama.
ada empat jenis atau tipe kemitraan yaitu:5
1. Potential Partnership
Pada jenis kemitraan ini pelaku kemitraan saling peduli satu sama lain tetapi belum
bekerja bersama secara lebih dekat.
2. Nascent Partnership
Kemitraan ini pelaku kemitraan adalah partner tetapi efisiensi kemitraan tidak maksimal
3. Complementary Partnership
Pada kemitraan ini, partner/mitra mendapat keuntungan dan pertambahan pengaruh
melalui perhatian yang besar pada ruang lingkup aktivitas yang tetap dan relatif terbatas
seperti program delivery dan resource mobilization.
4. Synergistic Partnership
Kemitraan jenis ini memberikan mitra keuntungan dan pengaruh dengan masalah
pengembangan sistemik melalui penambahan ruang lingkup aktivitas baru seperti
advokasi dan penelitian.

2.4 SYARAT KEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATAN

untuk membangun sebuah kemitraan, harus didasarkan pada hal-hal berikut :6


1. Kesamaan perhatian (common interest)
Dalam membangun kemitraan, masing-masing anggota harus merasa mempunyai
perhatian dan kepentingan bersama. Tanpa adanya perhatian dan kepentingan yang sama
terhadap suatu masalah niscaya kemitraan tidak akan terjadi. Sektor kesehatan harus

5
Levinger, Beryl and Jean Mulroy. A Partnership Model for Public Health: Five Variables for Productive
Collaboration,( Pact Publications Washington DC, 2004).
6
Nasrullah, Rulli. Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi. (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media,2015).

7
mampu menimbulkan perhatian terhadap masalah kesehatan bagi sektor-sektor lain non
kesehatan, dengan upayaupaya informasi dan advokasi secara intensif7.
2. Saling mempercayai dan menghormati
Kepercayaan (trust) modal dasar setiap relasi/hub antar manusia, kesehatan harus mampu
menimbulkan trust bagi partnernya.
3.Saling menyadari pentingnya arti kemitraan
Arti penting dari kemitraan adalah mewujudkan kebersamaan antar anggota untuk
menghasilkan sesuatu yang menuju kearah perbaikan kesehatan masyarakat pada
khususnya, kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Penting dilakukan advokasi dan
informasi.
4. Kesepakatan Visi, misi, tujuan dan nilai
Visi, misi, tujuan dan nilai tentang kesehatan perlu disepakati bersama, dan akan sangat
memudahkan untuk timbulnya komitmen bersama untuk menanggulangi masalah
kesehatan bersama, hal ini harus meliputi semua tingkatan organisasi sampai petugas
lapangan.
5. Berpijak pada landasan yang sama
Prinsip lain yang harus dibangun dalam kemitraan adalah bahwa kesehatan merupakan
aspek yang paling utama dalam kehidupan manusia, Sektor kesehatan harus mampu
meyakinkan kepada sektor lain bahwa "health is not everything, but without health
everything is nothing" disini Informasi dan Advokasi sangat penting.
6. Kesediaan untuk berkorban
Dalam kemitraan sangat memerlukan sumber daya, baik berupa tenaga, sarana dan dana
yang dapat berasal dari masing-masing mitra, tetapi dapat juga diupayakan bersama.
Disinilah dibutuhkan pengorbanan dalam bentuk tenaga, pikiran, dana, materi, waktu
dsb8.

7
Jane, & Mula. Stratgei kemitraan. (Jawa Barat ; Tribun. 2017).
8
Kreitner, R., & Kinicki. Prilaku Organisasi . (Jakarta: Salemba Empat, 2003)

8
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kemitraan adalah upaya yang melibatkan berbagai sektor, kelompok masyarakat,


lembaga pemerintah maupun bukan pemerintah, untuk bekerjasama dalam mencapai suatu
tujuan bersama berdasarkan kesepakatan prinsip dan peran masing-masing, dengan demikian
untuk membangun kemitraan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu persamaan
perhatian, saling percaya dan saling menghormati, harus saling menyadari pentingnya
kemitraan, harus ada kesepakatan misi, visi, tujuan dan nilai yang sama, harus berpijak
pada landasan yang sama, kesediaan untuk berkorban.

3.2 SARAN

Untuk membangun suatu kemitraan harus memilih prinsip yang perlu di pahami oleh
masing-masing anggota kemitraannya seperti prinsip kesetaraan, keterbukaan, dan azaz manfaat
bersama.

9
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(1999). Indonesia Sehat 2010, Depkes, RI, Jakarta: .

Ditjen P2L & PM).(2004). Pelatihan Manajemen P2L & PL Terpadu Berbasis Wilayah
Kabupaten/Kota Membina Kemitraan Berbasis Institusi. Jakarta: Depkes RI.

John L. Mariotti, (1999). Kemitraan Usaha. Jakarta:Pustaka Sinar Harapan .

Jane, & Mula. (2017). Stratgei kemitraan. Jawa Barat ; Tribun.

Kreitner, R., & Kinicki.(2003). Prilaku Organisasi . Jakarta: Salemba Empat.

Levinger, Beryl and Jean Mulroy. (2004). A Partnership Model for Public Health:Five Variables
for Productive Collaboration, Pact Publications Washington DC.

Nasrullah, Rulli.(2015). Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi.


Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Notoatmodjo, Soekidjo.(2003).Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S.(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

10
Available online at: https://journal.uny.ac.id/index.php/jurnaldiklus

DIKLUS: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Nomor: 2 (volume: 4), September 2020 - 112

Jalinan Kemitraan Program Posyandu Dalam Upaya Memberdayakan


Masyarakat Pada Bidang Kesehatan

Rina Bastian1*, Ishak Abdulhak2, Yanti Shantini3


Universitas Pendidikan Indonesia1,2,3
rinabastian@upi.edu 1*, ishakabdulhak@upi.edu 2, yantishantini@upi.edu 3

Abstrak
Kesehatan tubuh menjadi suatu hal yang penting untuk diperhatikan dalam menjaga fisik
selalu sehat dan selalu berproduktif. Hal tersebut tidak semua orang memahami pentingnya
pengembangan diri secara mandiri yang tidak bisa dipisahkan dengan kesehatan tubuh. Agar
dapat berproduktif maka masyarakat perlu diberdayakan. Memberdayakan masyarakat yang
bersangkutan dengan membangun kemitraan dalam bentuk kerja sama antara beberapa pihak.
Di sini kemitraan antara masyarakat dan Posyandu telah dibentuk. Kemitraan antara keduanya
adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat di sektor kesehatan. Hal ini dapat dilakukan
dengan mempraktikkan kemitraan program yang saling menguntungkan. Pendekatan dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi serta studi literatur
terkait yang membahas program kemitraan pemberdayaan masyarakat di sektor kesehatan.
Data dapat berupa: (1) bentuk kemitraan yang saat ini terjalin dalam pengembangan program
Posyandu (2) bentuk pemberdayaan masyarakat di sektor kesehatan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bentuk kemitraan yang terjadi di posyandu Ledeng Kota Bandung belum
terjalin dengan baik, salah satu penyebabnya adalah kurangnya komuniasi antara pihak
posyandu dan pihak masyarakat. Bentuk pemberdayaan masyarakat di sektor kesehatan yaitu
memberdayakan masyakat khususnya para orang tua angota posyandu untuk menjaga
kebersihan lingkungan. Pemberdayaan masyarakat di sector kesehatan mencakup kemampuan
untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan melalui pemberdayaan
masyarakat.

Kata Kunci: Kemitraan, Posyandu, Pemberdayaan Masyarakat

Posyandu Program Partnership in Efforts to Empower Communities in


the Health Sector

Abstract
Body health becomes an important thing to consider in maintaining a healthy and always
productive. Not everyone understands the importance of independent self-development which
cannot be separated from physical health. In order to be productive, the community needs to be
empowered. Empowering the community concerned by building partnerships in the form of
cooperation between several parties. Here a partnership between the community and Posyandu
has been formed. The partnership between the two is an effort to empower people in the health
sector. This can be done by practicing mutually beneficial partnership programs. The approach in
this research uses a qualitative approach with descriptive methods. Data collection techniques use
observation, interviews, documentation and study of related literature that discusses community

Copyright © 2020, Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Diklus : Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 2 (4), September 2020 – 113
Rina Bastian, Ishak Abdulhak, Yanti Shantini
empowerment partnership programs in the health sector. Data can be in the form of: (1) forms of
partnerships currently in place in developing the Posyandu program (2) forms of community
empowerment in the health sector. The results showed that the forms of partnership that occurred
in Posyandu Ledeng Bandung had not been well established, one of the causes was the lack of
communication between the posyandu and the community. The form of community
empowerment in the health sector is empowering the community, especially the parents of
posyandu members to keep the environment clean. Community empowerment in the health sector
includes the ability to identify and solve health problems through community empowerment.

Keywords: Partnership, Posyandu, Community Empowerment

PENDAHULUAN
Manusia dapat hidup produktif daya masyarakat yang dikelola dan
ketika mereka memiliki kesehatan baik diselenggarakan dari, oleh dan untuk
badan, jiwa dan sosial. Pemeliharaan masyarakat. Memberikan kemudahan
kesehatan adalah upaya kepada masyarakat dalam memperoleh
penanggulangan dan pencegahan pelayanan kesehatan dasar untuk
gangguan kesehatan yang memerlukan mempercepat penurunan angka
pemeriksaan, pengobatan dan kematian ibu dan bayi adalah tujuan
perawatan. Pendidikan kesehatan yang dari program ini. Bersumber daya dari
tercantum dalam tujuan strategi sehat UKBM memberikan bimbingan dan
2020 yang diumumkan secara publik wahana pemberdayaan masyarakat yang
pimpinan daerah masing-masing yang dibentuk atas dasar kebutuhan
merupakan suatu proses membantu masyarakat. Pengelolaan program
sesorang dengan bertindak secara Posyandu dapat berupa tenaga kerja
sendiri-sendiri ataupun secara beberapa orang yang disebut Kader.
kelompok. Membuat keputusan Anggota kader yaitu masyarakat yang
berdasarkan pengetahuan mengenai dipilih, bersedia, mampu dan memiliki
hal- hal yang memengaruhi kesehatan waktu untuk mengelola kegiatan
pribadi dan kelompok orang lain. posyandu. Dalam menjalankan program
Pendidikan Kesehatan adalah suatu kesehatan di posyandu yang efektif dan
kondisi mengkombinasikan efisien, perlu adanya dukungan baik
pengalaman belajar yang dirancang dari Puskesmas selaku provider maupun
untuk mempermudah manusia dalam dari masyarakat. Dalam kehidupan
perilaku yang kondusif untuk sehari-hari sering kita mendengar
kesehatan. Salah satu unsur istilah kerja sama dan gotong royong
kesejahteraan masyarakat adalah yang memiliki arti sama yaitu
kesehatan, sesuai dengan misi dan kemitraan. Kemitraan merupakan suatu
strategi Indonesia sehat 2020 tersebut. upaya yang dapat meleburkan dan
Prioritas utama dalam program melibatkan berbagai komponen.
pemerintah ini adalah upaya Perlibatan kerja sama ini mulai dari
pencegahan, peningkatan pelayan masyarakat, lembaga pemerintah
kesehatan yang dapat juga dilaksanakan sampai lembaga non- pemerintah.
pada program posyandu. Tujuan terjalinnya kemitraan ini tidak
Penyelenggaraan pembangunan lain untuk kepentingan bersama.
kesehatan berupa Pos Pelayanan Pencapaian ini berupa kesepakatan,
Terpadu (Posyandu) adalah salah satu prinsip, serta peran dari masing-masing
bentuk upaya kesehatan bersumber

Copyright © 2020, Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Diklus : Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 2 (4), September 2020 – 114
Rina Bastian, Ishak Abdulhak, Yanti Shantini

pihak dalam mencapai tujuan suatu banyak potensi yang dimilki dan dapat
kegiatan yang saling menguntungkan. dikembangkan. Ketidaksadaran ini
Kemitraan dalam program membuat mereka tidak pernah
posyandu merupakan bentuk peran melakukan identifikasi sumber daya
serta masyarakat di bidang kesehatan. potensi yang ada di lingkungan
Kader sebagai pengelola dengan sekitarnya, sehingga masyarkat tidak
sasarannya seluruh masyarakat. Peran pernah tau kelebihan dan
kader disamping melaksanakan tugas- kekurangannya. Kenyataan ini harus
tugas pokoknya di posyandu, juga diterima oleh masyarakat yang
mengembangkan tugasnya untuk mengalami keterbatasan. Kategori
memfokuskan pada deteksi dini masyarakat ini masih mengalami
tumbuh kembang balita. Kader sebagai keterbatasan dalam memperoleh
pelaksana kegiatan di posyandu perlu pelayanan kesehatan sehingga tidak
terlebih dulu memahami tentang mengherankan jika kondisi kesehatan
petunjuk teknis di posyandu dan masyarakat kurang baik, tidak sesuai
meningkatkan pengetahuan, keahlian dengan yang di harapkan oleh
serta kemampuannya. pemerintah. Sehingga perlu
Peningkatan pengetahuan kader pemberdayaan masyarakat dibidang
diwujudkan dalam kinerjanya berupa kesehatan untuk masyarakat kategori
pelaksanaan deteksi dini tumbuh tersebut.
kembang balita. Selain itu peran kader Pemberdayaan masyarakat
sebagai pendamping juga mampu dibidang kesehatan merupakan upaya
memotivasi masyarakat dalam peningkatan dan pengembangan
peningkatan dan pengembangan pengetahuan, sikap dan perilaku
posyandu. masyarakat agar lebih berdaya dan
Keadaan di lapangan memiliki kemampuan menangani
menunjukkan bahwa banyak potensi persoalan kesehatan yang dihadapi.
masyarakat setempat yang dapat Pengkajian pada penelitian ini
dimanfaatkan untuk kesehatan seperti bertujuan untuk mengetahui gambaran
pengembangan kegiatan posyandu. pemberdayaan masyarakat dalam
Kegiatan ini meningkatkan kesehatan bidang kesehatan pada saat ini. Secara
masyarakat. Pembangunan kesehatan nyata pemberdayaan masyarakat telah
disisi lain adalah bagian dari diketahui oleh seluruh puskesmas dan
pembangunan nasional yang bertujuan posyandu di Indonesia, namun
meningkatkan kesadaran, kemauan dan berdasarkan kenyataan masih belum
kemampuan hidup sehat bagi setiap banyak diketahui. Kondisi ini
orang agar terwujud derajat kesehatan menyebabkan timbulnya kesulitan
masyarakat yang tinggi. Peningkatan dalam penilaian dan pembuatan
derajat kesehatan yang tinggi dengan program untuk meningkatkan
memanfaatkan potensi yang mereka kualitas upaya pemberdayaan
miliki oleh masyarakat. Menurut masyarakat.
Pranata (2011) Potensi tersebut antara Menurut Farha (2018) kemitraan
lain dapat berupa kemampuan merupakan bisnis yang dilakukan oleh
masyarakat dalam pengambil keputusan sekelompok pihak dengan prinsip saling
misalnya mengambil alih sebagai membutuhkan dan membesarkan
pimpinan masyarakatnya. Masyarakat dalam jangka waktu tertentu untuk
belum sempurna dan sadar bahwa meraih keuntungan bersama.

Copyright © 2020, Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Diklus : Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 2 (4), September 2020 – 115
Rina Bastian, Ishak Abdulhak, Yanti Shantini

Kepatuhan di antara pihak yang kesuksesan dan kesejahteraan bisnis


bermitra merupakan suatu strategi bersama yang lebih besar.
bisnis. Kemitraan atau Jejaring kerja Dari definisi di atas dapat
atau partnership secara etimologis dijelaskan bahwa membangun
berasal dari akar kata partner. Partner kemitraan dapat dilakukan jika pihak-
dapat diartikan sebagai teman atau pihak yang bersangkutan memenuhi
pasangan atau jodoh atau sekutu atau persyaratan berikut: Ada dua pihak atau
kompanyon serta sekelompok. Adapula lebih dari suatu organisasi atau lembaga
partnership diterjemahkan sebagai tertentu. Kemudian memiliki kesamaan
kesepakatan persekutuan atau visi dan misi dalam mencapai tujuan
perkongsian. Sedangkan KBBI organisasi atau lembaga tersebut.
mengartikan mitra sebagai teman atau Selanjutnya ada kesepakatan atau
sahabat. Selanjutnya Aqsha (2015) kesepahaman di antara kedua belah
mengungkapkan bahwa kemitraan pihak atau sekelompok pihak jika
dipandang sebagai suatu konsep dari bermitra sekumpulan lembaga.
kesisteman yang meliputi management Selanjutnya tentunya saling ada
input menjadi process dan kepercayaan dan saling membutuhkan.
menghasilkan output. Berdasarkan teori Kemudian akan memiliki dan
tersebut, maka dilaksanakanlah terjalinnya komitmen bersama untuk
pengindentifikasian berupa input mencapai tujuan yang lebih besar secara
berupa perangkat masyarakat, bidan bersama.
desa, kader. Selanjutnya process berupa Pada dasarnya kemitraan adalah
pelaksanaan kegiatan tersebut misalnya kerjasama sekelompok atau tim atau
kegiatan imunisasi. Terakhir adanya grup dengan satu tujuan tertentu secara
output berupa hasil dan produk dari bersama. Penilaian keberhasilan
kegiatan yang telah berjalan di wilayah kemitraan dapat dilihat berdasarkan
kerja Posyandu. partisipasi aktifnya peran pihak yang
Pendapat senada disampaikan terlibat, dan masyarakat serta provider
Sudjatmoko (2011) bahwa kemitraan secara keseluruhan. Proses kemitraan
dalam kategori bisnis tertentu secara telah lama dijalankan oleh masyarakat
terpadu dilaksanakan beberapa pihak. kita Indonesia dengan istilah kerja bakti
Pelaksanaan mitra secara serasi, dan gotong royong. Bentuk kemitraan
seimbang, sinergis dan sitematis. berupa kerjasama ini dilaksanakan baik
Penyatuan potensi dalam menghasilkan antar individu, antar kelompok atau
keuntungan yang maksimal yang individu dengan kelompok untuk
dijadikan juga sebagai tujuan utama. mencapai tujuan tertentu dengan
Membangun kemitraan pada dasarnya menanggung segala kerugian atau
merupakan suatu proses menjalin resiko maupun keuntungan secara
komunikasi atau hubungan, interaksi, bersama. Menurut Notoatmodjo (2012)
pembagian berbagi ide, informasi dan dan penelitian sebelumnya dari
sumber daya atas dasar saling percaya, Pramudho (2009) bahwa kemitraan
saling jujur dan saling menguntungkan dipandang sebagai suatu kesisteman
diantara pihak-pihak yang bermitra. Hal terstruktur yang harus dijalankan secara
ini dapat dituangkan dalam bentuk nota harmonis dan koordinasi yang baik
kesepahaman atau kesepakatan. Tujuan antar individu ataupun kelompok yang
kesepakatan ini guna mencapai bermitra. Tiga prinsip dasar yang perlu
dipahami oleh pihak yang akan bermitra

Copyright © 2020, Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Diklus : Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 2 (4), September 2020 – 116
Rina Bastian, Ishak Abdulhak, Yanti Shantini

adalah saling adanya persamaan, saling dan motivasi dan perekat pola
adanya keterbukaan dan saling adanya kemitraan. Pola ini menggabungkan
keuntungan. Tiga prinsip ini harus dua atau lebih lembaga dapat bersinergi
dijalankan untuk mengurangi untuk mencapai tujuan yang sama.
kesenjangan yang terjadi dalam Selanjutnya tentang kepercayaan
menjalankan proses kemitraan. (trust), membahas tentang kepercayaan
Dapat disimpulkan bahwa sangat erat kaitan nya dengan kejujuran.
kemitraan dimaknai sebagai suatu Menumbuhkan saling kepercayaan
bentuk persekutuan antara dua pihak setelah adanya kesamaan visi dan misi.
atau lebih yang membentuk satu ikatan Oleh karena itu kepercayaan adalah
kerjasama di suatu bidang usaha merupakan modal awal untuk
tertentu atau tujuan tertentu sehingga mendasari terbangunnya jejaring kerja
dapat memperoleh hasil yang lebih baik. sama dan kemitraan. Saling jujur
Pada kesempatan diklat kepemimpinan menghasilkan kepercayaan diantara
aparatur pemerintah tingkat III lembaga pihak bermitra, maka ada trik
administrasi negara republic Indonesia komunikasi yang dibangun
2014 mengemukakan beberapa konsep berlandaskan niat yang baik.
dari kemitraan mulai dari tujuan, Kelengkapan point ini akan
prinsip, langkah-langkah, manfaat serta memunculkan suatu asas saling
strategi dalam bermitra. menguntungkan. Asas ini merupakan
Proses kemitraan memiliki fondasi yang kuat dalam membangun
beberapa tujuan. Salah satu tujuannya kemitraan. Apabila dalam bermitra ada
meningkatkan partisipasi masyarakat. suatu masalah yang mengakibatkan
Melalui pembangunan kemitraan dapat salah satu pihak merasa dirugikan,
menumbuhkan kesadaran masyarakat merasa tidak mendapat manfaat lebih,
terhadap eksistensi organisasi. atau merasa tidak mendapat keadilan
Menumbuhkan minat dan maka akan menggangu keseimbangan
meningkatkan partisipasi masyarakat dan keharmonisan dalam bekerja sama.
dalam pengembangan organisasi. Antara pihak yang bermitra harus saling
Masyarakat disini memiliki arti luas memberi kontribusi sesuai peran
tidak hanya sebagai pelanggan tetapi masing-masing.
termasuk juga pengguna, organisasi Melalui pemaksimalan
kemasyarakatan, dinas atau departemen kesenergian beberapa sumber
terkait, lembaga pendidikan, tokoh diharapkan mampu meningkatkan
masyarakat dan stakeholder, provider efisiensi dan efektifitas dari segi waktu,
lainnya. Partisipasi masyarakat tersebut tempat, biaya dan tanaga. Efisiensi
dapat meningkatkan mutu, kualitas dan tersebut tentu saja tidak mengurangi
relevansi dinamika perubahan atau kualitas bahkan sebaliknya dapat
perkembangan masyarakat sangat meningkatkan kualitas proses dan
tinggi di era digital saat sekarang. produk yang ingin dicapai. Tingkat
Pencapaian tujuan-tujuan efektifitas pencapaian tujuan menjadi
tertentu harusnya memperhatikan lebih tinggi jika proses kerja melibatkan
prinsip kesamaan visi dan misi dalam beberapa pihak mitra kerja. Dengan
kemitraan. Prinsip ini hendaknya kemitraan ini dapat menghasilkan
dibangun atas dasar kesamaan visi dan kesepakatan-kesepakatan dari pihak
misi dan tujuan organisasi. Kesamaan yang bermitra, sehingga pencapaian
dalam visi dan misi menjadi semangat tujuan menjadi lebih efektif.

Copyright © 2020, Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Diklus : Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 2 (4), September 2020 – 117
Rina Bastian, Ishak Abdulhak, Yanti Shantini

Kesepakatan ini justru perlu adanya untuk mengoptimalkan biaya proyek


komunikasi. Komunikasi ini merupakan dimana memenuhi jadwal penyelesaian
fondasi dalam membangun kerjasama. proyek dengan biaya seminimal
Tanpa komunikasi timbal balik maka mungkin.
akan terjadi dominasi satu pihak Kegiatan ini pengutamaan dalam
terhadap yang lainnya yang dapat pembinaan, mengontrol, mengelola,
merusak hubungan kerjasama. Setelah serta memasarkan produk pengunkapan
terjalinya komunikasi yang baik maka pendapat Kamil (2006). Supaya hasil
terjadilah saling komitmen yang kuat. betul-betul berkualitas, kegiatan
Menurut Jadid (2017) bahwa kemitraan mampu mengembangkan
kerja sama atau kemitraan dilaksankan usahanya dan dapat diterima sesuai
oleh setiap lembaga atau organisasi standar serta dipasarkan secara baik
sosial. Kerjasama ini dengan skala yang lebih luas. Kemitraan ini
memanfaatkan sumber daya yang ada membantu kepentingan dalam
guna mencapai tujuan tertentu dalam pengembangan usaha masyarakat
organisasi yang telah ditetapkan pengusaha kecil dan menengah.
sebelumnya. Membangun strategi Pemberdayaan didefinisikan
dalam bermitra kita perlu menjalin sebagai suatu proses membuat orang
komunikasi yang baik antara teman mampu dan berdaya dalam
kerja sama kita. Penelitian Wiryawan meningkatkan kemampuan diri.
(2004) mengungkapkan tingginya Peningkatan ini membawa kemandirian
kualitas strategi aliansi antara bagi sasaran masyarakat tersebut.
perusahaan dengan pemasok kegiatan Tujuannya memperkuat keterampilan
karena tingginya komunikasi dan dasar hidup dan meningkatkan
komitmen yang terjalin. Strategi dalam pengaruh pada hal-hal yang mendasari
kemitraan bukan sekedar bertukar kondisi social dan ekonomi serta
kontak, kartu nama, berbagi nomor kesehatan masyarakat Restuastuti
telfon atau whats up atau bahkan (2017) mengungkapkan dalam promosi
berkenalan secara singkat. Melainkan kesehatan, pemberdayaan masyarakat
membangun kekuatan networking yang merupakan lini terdepan dan wajib
lebih dari itu yang bisa dikerjakan dilaksanakan. Sementara itu, menurut
dengan cara terorganisasi dan pemerintah RI dan United Nations
berkelanjutan. International Children’s Emergency
Kemitraan bisa dilkukan dengan Funds mengungkapkan pemberdayaan
beberapa metode. Handoko dalam masyarakat adalah segala upaya fasilitas
Aminah (2007) mengemukakan bahwa yang bersifat noninstruktif untuk
PERT adalah suatu metode analisis yang meningkatkan pengetahuan dan
dirancang membantu dalam kemampuan masyarakat agar mampu
penjadwalkan dan pengendalian mengidentifikasi masalah,
proyek-proyek yang kompleks, yang merencanakan, dan melakukan
menuntut bahwa masalah utama yang pemecahannya dengan memanfaatkan
dibahas yaitu masalah teknik untuk potensi setempat dan fasilitas yang ada,
menentukan jadwal kegiatan beserta baik dari instansi lintas sector maupun
anggaran biayanya sehingga dapat LSM dan tokoh masyarakat.
diselesaikan secara cepat dan tepat dari Pemberdayaan masyarakat
segi waktu dan biaya. Yang kedua CPM adalah proses pemberian dan
adalah suatu metode yang dirancang pentransferan informasi berupa

Copyright © 2020, Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Diklus : Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 2 (4), September 2020 – 118
Rina Bastian, Ishak Abdulhak, Yanti Shantini

pengetahuan tambahan. Pemberdayaan yang bersangkutan ke-7 di Nairobi,


ini dilakukan secara terus menerus dan Kenya, menegaskan kembali pentingnya
berkesinambungan. Sejalan dengan pemberdayaan masyarakat bidang
kegiatan dengan mengikuti kesehatan dengan menyepakati
perkembangan sasaran serta proses perlunya membangun kapasitas
membantu sasaran, agar berubah dari promosi kesehatan, penguatan.
tidak tahu menjadi tahu atau sadar dari Menurut Sulaeman (2012) ada
tahu menjadi mau atau ingin dan dari sepuluh model pemberdayaan
mau atau ingin menjadi mampu masyarakat bidang kesehatan
melaksanakan perilaku. Secara garis diformulasikan sebagai berikut.
besar dapat diambil kesimpulan dari Pertama, partisipasi masyarakat dengan
tidak tahu pada aspek pengetahuannya pengembangan potensi dan sumber
menjadi mau dan ingin berubah daya lokal. Pengembangan ini dijadikan
menjadi aspek sikap hingga mampu sebagai upaya pemecahan masalah
melaksankan kegiatan tersebut. masyarakat melalui model sumber daya
Menurut Adisamito (2007) lokal. Selanjutnya model promosi
mengungkapkan pemberdayaan Kesehatan dilakukan melalui empat
masyarakat merupakan proses yang pendekatan, yaitu persuasi kesehatan
dilakukan untuk memperbaiki kondisi berupa bujukan, bimbingan dan
lingkungan, seperti sanitasi dan aspek konseling individu dalam kesehatan,
lainnya yang secara langsung maupun dan pemberdayaan masyarakat. Ketiga,
tidak langsung berpengaruh dalam model promosi kesehatan perspektif
kesehatannya. Adisamito juga multidisiplin mempertimbangkan lima
menekankan perlu diperhatikan empat pendekatan meliputi medis, perilaku,
(4) unsur pokok utama dalam pendidikan, pemberdayaan, dan
pemberdayaan kesehatan, yaitu perubahan sosial. Keempat, model
aksesibilitas informasi, keterlibatan dan pelayanan kesehatan primer berbasis
partisipasi, akuntabilitas dan kapasitas layanan masyarakat harus bertanggung
organisasi lokal agar tercapai tujuan jawab dalam mengidentifikasi
pemberdayaan masyarakat. kebutuhan dan menetapkan prioritas,
Sasaran utama pemberdayaan merencanakan dan memberikan
adalah individu dan keluarga serta layanan kesehatan, serta memantau dan
kelompok masyarakat. Dalam mengevaluasi layanan kesehatan.
mengupayakan agar seseorang tahu dan Kelima, model pemberdayaan
sadar, kuncinya terletak pada masyarakat meliputi partisipasi,
keberhasilan membuat orang tersebut kepemimpinan, keterampilan, sumber
memahami bahwa sesuatu adalah daya, nilai-nilai, sejarah, jaringan, dan
masalah baginya dan bagi masyarakat. pengetahuan masyarakat. Keenam,
Sepanjang orang tersebut belum model pengorganisasian masyarakat
mengetahui dan menyadari bahwa yaitu hubungan antara pemberdayaan,
sesuatu itu merupakan masalah, maka kemitraan, partisipasi, responsitas
orang tersebut tidak akan bersedia budaya, dan kompetensi komunitas dan
menerima informasi apapun lebih sebagainya.
lanjut, manakala ia telah menyadari Pemberdayaan masyarakat
masalah yang dihadapinya maka bidang kesehatan banyak juga
kepadanya harus diberikan informasi diperhatikan oleh kalangan dunia
umum lebih lanjut tentang masalah internasional semenjak

Copyright © 2020, Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Diklus : Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 2 (4), September 2020 – 119
Rina Bastian, Ishak Abdulhak, Yanti Shantini

dideklarasikannya Piagam Ottawa. HASIL DAN PEMBAHASAN


Kesepakatan dalam Piagam Ottawa Hasil temuan bentuk kemitraan
penegasan bahwa partisipasi yang pada saat ini terjalin dalam
masyarakat merupakan elemen utama pengembangan program posyandu
dalam pemberdayaan masyarakat berupa kegiatan yang dilakukan setiap
bidang kesehatan. sekali sebulan yang belum
mendapatkan kegiatan tambahan atau
METODE peningkatan dari segi kerja kader dan
Penelitian ini menggunakan pihak-pihak terkait. Dalam bentuk
pendekatan kualitatif, karena peneliti kemitraan hanya terjadi sekali sebulan.
ingin memahami lebih mendalam Hal ini mengakibatkan kurangnya
mengenai bentuk kemitraan yang informasi
diselenggarakan serta dampak yang yang di dapat serta kurangnya
diberikan kepada pihak-pihak terkait komunikasi yang baik. Kemudian
yang menjalin kemitraan. Dampak yang bentuk strategi kemitraan yang dapat
diharapkan memberikan suatu hasil dibangun dalam komunitas antara
temuan suatu kemitraan yang saling pihak posyandu dengan masyarakat
menguntungkan. Metode yang sekedar berbagi informasi dalam sekali
digunakan adalah metode deskriptif. kegiatan tersebut. Pemberian informasi
Metode penelitian deskriptif bertujuan mengenai Kesehatan tanpa adanya
untuk memecahan masalah yang sedang kegiatan penunjang untuk
dihadapi atau studi kasus yang meningkatkan dan pengembangan dari
didasarkan pada kenyataan dan fakta potensi yang dimiliki masyarakat.
dari data yang diperoleh di lokasi Bentuk pemberdayaan masyarakat
penelitian berkaitan dengan objek bidang kesehatan memberdayakan
penelitian. Peneliti langsung ke kepada sekelompok masyarakat untuk
lapangan tepatnya di posyandu RT 004 meningkatkan Kesehatan mereka.
Ledeng Kota Bandung yang dijadikan Penemuan ini dipengaruhi oleh
lokasi penelitian. Penelitian dilakukan pendidikan masyarakat sasaran
selama3 bulan berturut-turut tepatnya Pendidikan berpengaruh langsung
bulan Februari, Maret dan April 2019. terhadap kesehatan agar mereka mudah
Subjek penelitian yang dijadikan dalam berpartisipasi. Sutisna (2012)
sumber data dalam penyelenggaraan mengungkapkan bahwa partisipasi dari
kemitraan adalah masyarakat yang masyarakat merupakan salah satu factor
memanfaatkan layanan posyandu yang yang mempengaruhi kemampuan
didominasi oleh orang tua. Teknik pemecahan masalah kesehatan. Tingkat
pengumpulan data yang dipergunakan pendidikan ditetapkan sebagai factor
dalam penelitian ini disesuaikan dengan determinan berhubungan dengan
kebutuhan dalam pengumpulan data. lingkungan kesehatan. Selain itu factor
adapun teknik tersebut adalah observasi pengetahuan dalam pemberdayaan
(pengamatan), wawancara, studi masyarakat dimasukkan pula sebagai
dokumentasi. Pengolahan dan analisis determinan lingkungan kesehatan.
data dalam penelitian ini mencakup Pranata (2011) menyebutkan bahwa
langkah- langkah sebagai berikut: pengetahuan merupakan factor
pengumpulan data, reduksi data, pendukung dalam menyelesaikan
penyajian data, penarikan kesimpulan masalah kesehatan. Model
dan verifikasi. pemberdayaan yang diberikan berupa

Copyright © 2020, Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Diklus : Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 2 (4), September 2020 – 120
Rina Bastian, Ishak Abdulhak, Yanti Shantini

penanggulangan berbagai penyakit organisasi lokal. Mengembangkan


berbasis keluarga dirumuskan melalui berbagai bentuk kegiatan pembangunan
peningkatan pengetahuan dan kesehatan yang sesuai dengan kultur
keterampilan (Ade, 2012). Pelaksanaan dan kebiasaan budaya yang dimiliki
pemberdayaan akan penting nya masyarakat setempat.
kesehatan melalui penumbuhan dan Kemudian penggalangan
peningkakan kesadaran. kemitraan dan partisipasi dari lintas
Hal ini sesuai dengan Kemenkes sektor terkait, pemerintah, swasta,
RI tahun (2013) dalam pelaksanaan dan dunia usaha dan pemangku
pembinaan pemberdayaan masyarakat kepentingan yang terkait. Hal ini
dibidang kesehatan adalah dengan diungkapkan dalam hasil penelitian
pemanfaatan potensi dan sumber daya Aqsa (2011) bahwa kemitraan antara
berbasis kearifan local baik dana dan petugas kesehatan dengan masyarakat
tenaga serta budaya yang dijadikan bisa terjalin dengan baik apabila laporan
salah satu strategi. Sejalan dengan hasil Kesehatan masyarakat terpenuhi maka
penelitian Restaustuti (2017) dengan mudah untuk mengevaluasi dan
mengungkapkan bahwa keterkaitan melakukan perbaikan kesehatan
sumber daya dan proses manajerial masyarakat.
puskesmas sangat erat. Dalam hal ini Proses pemberdayaan
tokoh masyarakat diharapkan menjadi masyarakat didampingi oleh fasilitator
sarana pendukung untuk terlaksananya yang disebut pendamping social yang
upaya – upaya pemberdayaan yang berperan untuk memengaruhi proses
dilakukan oleh pihak kesehatan, salah pengambilan keputusan yang dilakukan
satu caranya dengan memberikan oleh masyarakat dalam mengadopsi
dukungan sosial. Dukungan sosial dari inovasi. Sutisna (2012) menjelaskan
tokoh masyarakat dapat berupa adanya proses pendampingan ini dimulai dari
kepedulian, perhatian dan perlindungan pengidentifikasian dalam masalah
terhadap konsekuensi yang dihadapi. kesehatan, membantu memperoleh
Penerapan strategi kemitraan sumber daya yang diperlukan,
pemberdayaan masyarakat bidang membantu memilih pemecahan
kesehatan dapat meningkatkan masalah kesehatan sesuai dengan
kesadaran masyarakat tentang kondisi masyarakat. Pendampingan
pentingnya kesehatan. sosial juga bekerja sama dengan kader-
Kemudian dapat meningkatkan kader posyandu setempat. Secara
kesadaran masyarakat untuk sederhana modal sosial berhubungan
memanfaatkan fasilitas pelayanan dengan kemampuan mengidentifikasi
kesehatan yang telah disediakan oleh masalah kesehatan melalui pertukaran
pemerintah. Mengembangkan berbagai informasi seperti tetangga memberikan
cara untuk menggali dan memanfaatkan saran satu sama lain, memberikan
sumber daya yang dimiliki oleh nasihat atau informasi untuk
masyarakat untuk pembangunan mendapatkan pelayanan kesehatan.
kesehatan. Menurut Adisamito (2014) Pendidikan memberikan keterampilan
menyebutkan ada 4 unsur pokok agar hidup dan membuka peluang untuk
tercapainya tujuan pemberdayaan pemecahan masalah kesehatan.
masyarakat bidang kesehatan yaitu Salah satu contoh kecil yang
aksesibilitas informasi, ketelibatan atau terjadi seorang ibu yang hendak
partisipasi, akuntabilitas dan kapasitas melahirkan jika perempuan yang

Copyright © 2020, Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Diklus : Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 2 (4), September 2020 – 121
Rina Bastian, Ishak Abdulhak, Yanti Shantini

menyelesaikan pendidikan dan sehat dengan lingkungan yang kondusif


mendapatkan setidaknya pendidikan agar derajat kesehatannya meningkat.
dasar akan mempertimbangkan Menjalin kemitraan lebih baik lagi
beberapa kali untuk memilih bidang dengan sarana pelayanan kesehatan
terampil pada saat persalinannya swasta dan organisasi masyarakat; serta
dibandingkan perempuan kurang meningkatkan gotong-royong.
berpendidikan. Sesuai dengan hasil Komunitas yang kuat atau dominan
penelitian Ade (2012) dalam mengukur disarankan meningkatkan akses
pemberdayaan bidang kesehatan informasi kesehatan melalui sosialisasi,
merupakan upaya pengembangan televisi, koran, radio daerah, selebaran,
pengetahuan, sikap dan perilaku rapat koordinasi, dan surveilans
masyarakat agar memiliki kemampuan berbasis masyarakat, serta yang lebih
lebih dalam menangani persoalan canggih di era digital ini.
kesehatan yang dihadapi. Melalui Pengembangan proses pemberdayaan
contoh di atas yang ditemui saat masyarakat bidang kesehatan
penelitian juga memberikan suatu disarankan untuk diarahkan pada
pemahaman lebih tentang cara yang proses pemberdayaan dan pemanfaatan
paling tepat dalam menangani suatu sumber daya di dalam masyarakat itu
persoalan bidang kesehatan. Hal ini erat sendiri. Pemberdayaan ini sebagai
kaitannya dengan pengambilan proses fasilitasi dan dukungan dari luar
keputusan yang berdasarkan adanya masyarakat. Pengembangan keluaran
pengetahuan, sikap dan perilaku yang pemberdayaan masyarakat bidang
mendukung. kesehatan diarahkan pada keberdayaan
masyarakat bidang kesehatan
SIMPULAN meliputi kemampuan
Upaya optimalisasi kemitraan dari mengidentifikasi masalah kesehatan
peran masyarakat dibidang kesehatan lokal dan kemampuan pemecahan
dapat berupa ketersediaan waktu, dana, masalah kesehatan dan lebih mandiri
peningkatan pengetahuan serta dalam pencegahan dan pengenalan
keputusan oleh masyarakat. gejala penyakit.
Pemberdayaan menumbuh
kembangkan potensi masyarakat, DAFTAR PUSTAKA
bekerja secara bersama, kemitraan dan Adisasmito, W. 2007. Sistem Kesehatan.
belum banyak disentuh oleh kader Jakarta, DKI, Indonesia: Pustaka
posyandu. Kegiatan yang terkait dengan Nasional.
upaya pemberdayaan yang dilakukan Aqsha, Yuldan Arifada. 2015. Analisis
posyandu, antara lain memaksimalkan Sistem Kemitraan Dalam
sumber daya potensial masyarakat. Ini Progra Imunisasi
dilakukanuntuk pemberdayaan dan Aminah, S., Dan Husni. 2007. “Kajian
menggali potensi serta membuat Pengembangan Kerangka Kerja
masyarakat lebih berdaya melalui Kolaborasi Evaluasi Dengan
sumber yang sudah ada. Secara Pendekatan Collaborative
keseluruhan keberhasilan dari Business Process. Strategi
pencapaian sasaran kegiatan tergantung Komunikasi dalam Membangun
pada komitmen yang kuat dari berbagai Kemitraan From: Indonesia:
pihak, baik pemerintah, swasta atau Pustaka Nasional. Http :// Hdr.
dunia usaha Perilaku hidup bersih dan

Copyright © 2020, Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Diklus : Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 2 (4), September 2020 – 122
Rina Bastian, Ishak Abdulhak, Yanti Shantini

Undp. Org/ En / Statistics/ Data/ Konferensi Tingkat Tinggi (KTT).


Hdi. 2011. Millennium
Departemen Kesehatan Republik Development
Indonesia. 2006. Pedoman Goals- Mdgs Management.”
Pengembangan Desa Siaga. Nomor
Lampiran Keputusan Menteri 564/Menkes/VIII/2006.
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Diklat Kepemimpinan Aparatur Http://Journal.Uii.Ac.Id/Index.Ph
Pemerintah Tingkat III Lembaga p/ Snati/Article/Viewfile/1712/1493
Administrasi Negara Republik Peraturan Menteri Kesehatan
Indonesi , 2014. Jakarta. Republik Indonesia Nomor 65
Farha. 2018. Strategi Komunikasi Tahun 2013 Tentang Pedoman
dalam Membangun Kemitraan Pelaksanaan Dan Pembinaan
Penyelenggaraan Program Pemberdayaan Masyarakat
Deng Mampo Di Lpp Tvri Bidang Kesehatan
Sulawesi Selatan. Jurnal Notoatmodjo, Sukidjo. 2015.
Fakultas Dakwah dan Promosi Kesehatan Dan Perilaku
Komunikasi. Makassar. Kesehatan. Surabaya: Rianeka
IPM Indonesia. 2010. Http: //Diklat. Cipta
Jogjaprov. Go. Id (Diakses 2 Pemerintah Republik Indonesia,
Juni 2019) United Nations International
Jadid, Ali . 2017. Model Strategi Children’s And Development.
Kemitraan Pada Lembaga Human Development Indices;
Pendidikan Islam (Studi Kasus 2011. Available Cipta. Jurnal
Di Man 2 Mataram). Jurnal Administrasi Kesehatan
Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Indonesia Volume 3 Nomor 2.
Pendidikan Volume 5, Nomor 2. Pranata, Setia 2011.
KBBI.2019. Melalui Aplikasi Adroid. Pemberdayaan Masyarakat
Kamil, Mustofa.2006. Strategi Bidang Kesehatan , Gambaran
Kemitraan Dalam Membangun peran kader posyandu dalam
Pnf Melalui Pemberdayaan upaya penurunan angka
Masyarakat. Jurnal Departemen kematian ibu dan bayi di
Pendidikan Nasional Badan Kota Manado dan Palangkaraya.
Peneliti Dan Pengembangan. Peneliti Pada Pusat Humaniora,
Bandung. Kebijakan Kesehatan Dan
Kementrian Kesehatan Republik Pemberdayaan Masyarakat,
Indonesia. Permenkes nomor 65 Badan Penelitian
tahun 2013 tentang Pedoman DanPengembangan Kesehatan,
pelaksanaan pemberdayaan Buletin Penelitian Sistem
masyarakat bidang kesehatan, Kesehatan (Vol. 14 No.2).
2013(diunduh tanggal 2 juni 2019. Restuastuti, Tuti. 2017. Analisis
Tersedia di Pemberdayaan Masyarakat di
www.hukor.depkes.go.id) Bidang Kesehatan. Jurnal
Konferensi Internasional.2012. Kelompok Jabatan Fungsional
Promosi Kesehatan Ke-7 Di (KJF) Ilmu Kesehatan
Nairobi. Kenya Masyarakat-Kedokteran

Copyright © 2020, Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah


Diklus : Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 2 (4), September 2020 – 123
Rina Bastian, Ishak Abdulhak, Yanti Shantini

Komunitas Fakultas Kedokteran Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun


Universitas Riau 2004 Tentang Pemerintahan
Sulaeman. 2012. Model Daerah Pemerintahan Daerah.
Pemberdayaan Masyarakat (Diunduh Tanggal 3 Juli 2019.
Bidang Kesehatan, Studi Program Tersedia Di Www.Kpu.Go.Id)
Desa Siaga. Pascasarjana Undang-Undang Nomor 36 Tahun
Universitas Sebelas Maret 2009 United Nations Development
Surakarta. Program (UNDP) United
Sutisna, Endang. 2012. Model Nations Development
pemberdayaan masyarakat Programme. Overcoming
bidang kesehatan. Studi program Barriers: Mobility Emergency
desa siaga. Jurnal kesehatan Fund. 1999. Panduan Umum
masyarakat vol. 7 no. 4 Pemberdayaan Masyarakat Di
Susilo W. 2010 Wajah Buram Mdgs Bidang Pemerintahan
Di Indonesia.. Jakarta: Daerah. (Diunduh Tanggal 3 Juni
Kompas. Tersedia Di Uin Alauddin 2019)
Makassar. Diakses 7 Mei
Www.Hukor.Depkes.Go.Id

Copyright © 2020, Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah

Anda mungkin juga menyukai