Disusun Oleh:
2023/2024
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt, karena atas berkat dan limpahan
rahmatnyalah maka kami bisa menyelesaikan MAKALAH dengan tepat waktu. Berikut ini
penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "KEMITRAAN DALAM PROMOSI
KESEHATAN", yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang
tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat kepada kita
semua.
Waalaikumsalam wr.wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Hingga saat ini, dan beberapa tahun yang akan datang di negara-negara
berkembang seperti Indonesia, masalah kesehatan masih menjadi prioritas utama di kalangan
masyarakat. Dan ini menjadi salah satu patokan keberhasilan program kesehatan di negara-
negara yang sedang berkembang. Kelompok masyarakat di negara ini, rata- rata
mencangkup bayi, balita, anak, remaja, dewasa, ibu hamil dll. Secara biologis dan sosiologis
merupakan kesatuan yang sangat erat untuk menanggung reiko kesehatan yang relatif lebih
berat dan berjalan dengan seadanya. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengatasi masalah
tersebut yang juga membutuhkan partisipasi masyarakat baik secara individu maupun secara
kelompok agar derajat kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan. Peran serta masyarakat
dalam hal ini dapat berbentuk program kemitraan yang saling menguntungkan.
1
2. Apa saja prinsip-prinsip kemitraan dalam promosi kesehatan?
1.3 TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau
kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok .Kemitraan adalah
suatu kerja sama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok atau organisasi
organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu1. Ada berbagai pengertian kemitraan
secara umum (Promkes Depkes RI)meliputi:
a. kemitraan mengandung pengertian adanya interaksi dan interelasi minimal antara dua pihak
atau lebih dimana masing-masing pihak merupakan ”mitra” atau ”partner”.
c. Kemitraan adalah upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor, kelompok masyarakat,
lembaga pemerintah atau non-pemerintah untuk bekerja sama mencapai tujuan bersama
berdasarkan atas kesepakatan, prinsip, dan peran masing-masing.
d. Kemitraan adalah suatu kesepakatan dimana seseorang, kelompok atau organisasi untuk
bekerjasama mencapai tujuan, mengambil dan melaksanakan serta membagi tugas, menanggung
bersama baik yang berupa resiko maupun keuntungan, meninjau ulang hubungan masing-masing
secara teratur dan memperbaiki kembali kesepakatan bila diperlukan2.
1
Notoatmodjo, Soekidjo. PENDIDIKAN DAN PERILAKU KESEHATAN. (RINEKA CIPTA. JAKARTA, 2003).
2
Ditjen P2L & PM). Pelatihan Manajemen P2L & PL Terpadu Berbasis Wilayah Kabupaten/Kota Membina
Kemitraan Berbasis Institusi.( Jakarta: Depkes RI, 2004)
3
kemitraan, harus ada kesepakatan misi, visi, tujuan dan nilai yang sama, harus berpijak
pada landasan yang sama, kesediaan untuk berkorban.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata mitra adalah teman,
kawan kerja, pasangan kerja, rekan. Kemitraan artinya perihal hubungan atau jalinan
kerjasama sebagai mitra.Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong
royong atau kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok.
5. Tercapainya upaya kesehatan yang efisien dan efektif atau berdaya gunadan berhasil guna.
Terdapat 3 prinsip kunci yang perlu dipahami dalam membangun suatu kemitraan oleh
masing-masing anggota kemitraan yaitu:
a. Prinsip Kesetaraan (Equity)
3
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Indonesia Sehat 2010, (Depkes, RI, Jakarta: 1999).
4
Individu, organisasi atau institusi yang telah bersedia menjalin kemitraan harus merasa
sama atau sejajar kedudukannya dengan yang lain dalam mencapai tujuan yang disepakati.
b. Prinsip Keterbukaan
Keterbukaan terhadap kekurangan atau kelemahan masing-masing anggota serta
berbagai sumber daya yang dimiliki. Semua itu harus diketahui oleh anggota lain. Keterbukaan
ada sejak awal dijalinnya kemitraan sampai berakhirnya kegiatan. Dengan saling
keterbukaan ini akan menimbulkan saling melengkapi dan saling membantu diantara golongan
(mitra).
c. Prinsip Azas manfaat bersama (mutual benefit)
Individu, organisasi atau institusi yang telah menjalin kemitraan memperoleh
manfaat dari kemitraan yang terjalin sesuai dengan kontribusi masing-masing. Kegiatan atau
pekerjaan akan menjadi efisien dan efektif bila dilakukan bersama.
Beberapa prinsip kemitraan yang lainnya yaitu:
1.Saling menguntungkan (mutual benefit)
Saling menguntungkan disini bukan hanya materi tetapi juga non materi, yaitu
dilihat dari kebersamaan atau sinergisme dalam mencapai tujuan.
2. Pendekatan berorientasi hasil
Tindakan kemanusiaan yang efektif harus didasari pada realitas dan berorientasi
pada tindakan. Hal ini membutuhkan koordinasi yang berorientasi hasil dan
berbasis pada kemampuan efektif dan kapasitas operasional yang konkrit.
3. Keterbukaan (transparansi)
Apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan tiapanggota mitra harus diketahhui
oleh anggota yang lain Transparansi dicapai melalui dialog (pada tingkat yang
setara) dengan menekankan konsultasi dan pembagian informasi terlebih dahulu.
Komunikasi dan transparansi, termasuk transparansi finansial, membantu
meningkatkan kepercayaan antar organisasi.
4. Kesetaraan
Masing-masing pihak yang bermitra harus merasa duduk sama rendah dan berdiri
sama tinggi, tidak boleh satu anggota memaksakan kehendak kepada yang lain.
Kesetaraan membutuhkan rasa saling menghormati antar anggota kemitraan tanpa
melihat besaran dan kekuatan. Para peserta harus saling menghormati mandat
5
kewajiban dan kemandirian dari anggota yang lain serta memahami keterbatasan dan
komitmen yang dimiliki satu sama lain. Sikap saling menghormati tidak menghalangi
masing-masing organisasi untuk terlibat dalam pertukaran pendapat yang konstruktif.
5. Tanggung Jawab
Organisasi kemanusiaan memiliki tanggung jawab etis terhadap satu sama lain
dalam menempuh tugas-tugasnya secara bertanggung jawab dengan integritas dan
cara yang relevan dan tepat. Organisasi kemanusiaan harus meyakinkan bahwa
mereka hanya akan berkomitmen terhadap sesuatu kegiatan ketika mereka memang
memiliki alat, kompetensi, keahlian dan kapasitas untuk mewujudkan komitmen tersebut.
Pencegahan yang tegas dan jelas terhadap penyelewengan yang dilakukan oleh para
pekerja kemanusiaan harus menjadi usaha yang berkelanjutan.
6. Saling Melengkapi
Keragaman dari komunitas kemanusiaan adalah sebuah aset bila dibangun atas
kelebihan- kelebihan komparatif dan saling melengkapi kontribusi yang satu dengan
yang lain. Kapasitas lokal adalah salah satu aset penting untuk ditingkatkan dan
menjadi dasar pengembangang. Ketika memungkinkan, organisasi-organisasi
kemanusiaan harus berjuang untuk menjadikan aset lokal sebagai bagian integral dari
tindakan tanggap darurat dimana hambatan budaya dan bahasa harus diatasi.
a. Model I
Model kemitraan yang paling sederhana adalah dalam bentuk jaring kerja
(networking) atau building linkages. Kemitraan ini berbentuk jaringan kerja saja. Masing-
masing mitra memiliki program tersendiri mulai dari perencanaannya, pelaksanaannya
hingga evalusi. Jaringan tersebut terbentuk karena adanya persamaan pelayanan atau
sasaran pelayanan atau karakteristik lainnya.
4
Notoatmodjo, S.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.( Jakarta : Rineka Cipta2007).
6
b. Model II
Kemitraan model II ini lebih baik dan solid dibandingkan model I. Hal ini karena setiap
mitra memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap program bersama. Visi, misi, dan
kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuan kemitraan direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi
bersama.
ada empat jenis atau tipe kemitraan yaitu:5
1. Potential Partnership
Pada jenis kemitraan ini pelaku kemitraan saling peduli satu sama lain tetapi belum
bekerja bersama secara lebih dekat.
2. Nascent Partnership
Kemitraan ini pelaku kemitraan adalah partner tetapi efisiensi kemitraan tidak maksimal
3. Complementary Partnership
Pada kemitraan ini, partner/mitra mendapat keuntungan dan pertambahan pengaruh
melalui perhatian yang besar pada ruang lingkup aktivitas yang tetap dan relatif terbatas
seperti program delivery dan resource mobilization.
4. Synergistic Partnership
Kemitraan jenis ini memberikan mitra keuntungan dan pengaruh dengan masalah
pengembangan sistemik melalui penambahan ruang lingkup aktivitas baru seperti
advokasi dan penelitian.
5
Levinger, Beryl and Jean Mulroy. A Partnership Model for Public Health: Five Variables for Productive
Collaboration,( Pact Publications Washington DC, 2004).
6
Nasrullah, Rulli. Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi. (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media,2015).
7
mampu menimbulkan perhatian terhadap masalah kesehatan bagi sektor-sektor lain non
kesehatan, dengan upayaupaya informasi dan advokasi secara intensif7.
2. Saling mempercayai dan menghormati
Kepercayaan (trust) modal dasar setiap relasi/hub antar manusia, kesehatan harus mampu
menimbulkan trust bagi partnernya.
3.Saling menyadari pentingnya arti kemitraan
Arti penting dari kemitraan adalah mewujudkan kebersamaan antar anggota untuk
menghasilkan sesuatu yang menuju kearah perbaikan kesehatan masyarakat pada
khususnya, kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Penting dilakukan advokasi dan
informasi.
4. Kesepakatan Visi, misi, tujuan dan nilai
Visi, misi, tujuan dan nilai tentang kesehatan perlu disepakati bersama, dan akan sangat
memudahkan untuk timbulnya komitmen bersama untuk menanggulangi masalah
kesehatan bersama, hal ini harus meliputi semua tingkatan organisasi sampai petugas
lapangan.
5. Berpijak pada landasan yang sama
Prinsip lain yang harus dibangun dalam kemitraan adalah bahwa kesehatan merupakan
aspek yang paling utama dalam kehidupan manusia, Sektor kesehatan harus mampu
meyakinkan kepada sektor lain bahwa "health is not everything, but without health
everything is nothing" disini Informasi dan Advokasi sangat penting.
6. Kesediaan untuk berkorban
Dalam kemitraan sangat memerlukan sumber daya, baik berupa tenaga, sarana dan dana
yang dapat berasal dari masing-masing mitra, tetapi dapat juga diupayakan bersama.
Disinilah dibutuhkan pengorbanan dalam bentuk tenaga, pikiran, dana, materi, waktu
dsb8.
7
Jane, & Mula. Stratgei kemitraan. (Jawa Barat ; Tribun. 2017).
8
Kreitner, R., & Kinicki. Prilaku Organisasi . (Jakarta: Salemba Empat, 2003)
8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Untuk membangun suatu kemitraan harus memilih prinsip yang perlu di pahami oleh
masing-masing anggota kemitraannya seperti prinsip kesetaraan, keterbukaan, dan azaz manfaat
bersama.
9
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(1999). Indonesia Sehat 2010, Depkes, RI, Jakarta: .
Ditjen P2L & PM).(2004). Pelatihan Manajemen P2L & PL Terpadu Berbasis Wilayah
Kabupaten/Kota Membina Kemitraan Berbasis Institusi. Jakarta: Depkes RI.
Levinger, Beryl and Jean Mulroy. (2004). A Partnership Model for Public Health:Five Variables
for Productive Collaboration, Pact Publications Washington DC.
Notoatmodjo, S.(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
10
Available online at: https://journal.uny.ac.id/index.php/jurnaldiklus
Abstrak
Kesehatan tubuh menjadi suatu hal yang penting untuk diperhatikan dalam menjaga fisik
selalu sehat dan selalu berproduktif. Hal tersebut tidak semua orang memahami pentingnya
pengembangan diri secara mandiri yang tidak bisa dipisahkan dengan kesehatan tubuh. Agar
dapat berproduktif maka masyarakat perlu diberdayakan. Memberdayakan masyarakat yang
bersangkutan dengan membangun kemitraan dalam bentuk kerja sama antara beberapa pihak.
Di sini kemitraan antara masyarakat dan Posyandu telah dibentuk. Kemitraan antara keduanya
adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat di sektor kesehatan. Hal ini dapat dilakukan
dengan mempraktikkan kemitraan program yang saling menguntungkan. Pendekatan dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi serta studi literatur
terkait yang membahas program kemitraan pemberdayaan masyarakat di sektor kesehatan.
Data dapat berupa: (1) bentuk kemitraan yang saat ini terjalin dalam pengembangan program
Posyandu (2) bentuk pemberdayaan masyarakat di sektor kesehatan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bentuk kemitraan yang terjadi di posyandu Ledeng Kota Bandung belum
terjalin dengan baik, salah satu penyebabnya adalah kurangnya komuniasi antara pihak
posyandu dan pihak masyarakat. Bentuk pemberdayaan masyarakat di sektor kesehatan yaitu
memberdayakan masyakat khususnya para orang tua angota posyandu untuk menjaga
kebersihan lingkungan. Pemberdayaan masyarakat di sector kesehatan mencakup kemampuan
untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan melalui pemberdayaan
masyarakat.
Abstract
Body health becomes an important thing to consider in maintaining a healthy and always
productive. Not everyone understands the importance of independent self-development which
cannot be separated from physical health. In order to be productive, the community needs to be
empowered. Empowering the community concerned by building partnerships in the form of
cooperation between several parties. Here a partnership between the community and Posyandu
has been formed. The partnership between the two is an effort to empower people in the health
sector. This can be done by practicing mutually beneficial partnership programs. The approach in
this research uses a qualitative approach with descriptive methods. Data collection techniques use
observation, interviews, documentation and study of related literature that discusses community
PENDAHULUAN
Manusia dapat hidup produktif daya masyarakat yang dikelola dan
ketika mereka memiliki kesehatan baik diselenggarakan dari, oleh dan untuk
badan, jiwa dan sosial. Pemeliharaan masyarakat. Memberikan kemudahan
kesehatan adalah upaya kepada masyarakat dalam memperoleh
penanggulangan dan pencegahan pelayanan kesehatan dasar untuk
gangguan kesehatan yang memerlukan mempercepat penurunan angka
pemeriksaan, pengobatan dan kematian ibu dan bayi adalah tujuan
perawatan. Pendidikan kesehatan yang dari program ini. Bersumber daya dari
tercantum dalam tujuan strategi sehat UKBM memberikan bimbingan dan
2020 yang diumumkan secara publik wahana pemberdayaan masyarakat yang
pimpinan daerah masing-masing yang dibentuk atas dasar kebutuhan
merupakan suatu proses membantu masyarakat. Pengelolaan program
sesorang dengan bertindak secara Posyandu dapat berupa tenaga kerja
sendiri-sendiri ataupun secara beberapa orang yang disebut Kader.
kelompok. Membuat keputusan Anggota kader yaitu masyarakat yang
berdasarkan pengetahuan mengenai dipilih, bersedia, mampu dan memiliki
hal- hal yang memengaruhi kesehatan waktu untuk mengelola kegiatan
pribadi dan kelompok orang lain. posyandu. Dalam menjalankan program
Pendidikan Kesehatan adalah suatu kesehatan di posyandu yang efektif dan
kondisi mengkombinasikan efisien, perlu adanya dukungan baik
pengalaman belajar yang dirancang dari Puskesmas selaku provider maupun
untuk mempermudah manusia dalam dari masyarakat. Dalam kehidupan
perilaku yang kondusif untuk sehari-hari sering kita mendengar
kesehatan. Salah satu unsur istilah kerja sama dan gotong royong
kesejahteraan masyarakat adalah yang memiliki arti sama yaitu
kesehatan, sesuai dengan misi dan kemitraan. Kemitraan merupakan suatu
strategi Indonesia sehat 2020 tersebut. upaya yang dapat meleburkan dan
Prioritas utama dalam program melibatkan berbagai komponen.
pemerintah ini adalah upaya Perlibatan kerja sama ini mulai dari
pencegahan, peningkatan pelayan masyarakat, lembaga pemerintah
kesehatan yang dapat juga dilaksanakan sampai lembaga non- pemerintah.
pada program posyandu. Tujuan terjalinnya kemitraan ini tidak
Penyelenggaraan pembangunan lain untuk kepentingan bersama.
kesehatan berupa Pos Pelayanan Pencapaian ini berupa kesepakatan,
Terpadu (Posyandu) adalah salah satu prinsip, serta peran dari masing-masing
bentuk upaya kesehatan bersumber
pihak dalam mencapai tujuan suatu banyak potensi yang dimilki dan dapat
kegiatan yang saling menguntungkan. dikembangkan. Ketidaksadaran ini
Kemitraan dalam program membuat mereka tidak pernah
posyandu merupakan bentuk peran melakukan identifikasi sumber daya
serta masyarakat di bidang kesehatan. potensi yang ada di lingkungan
Kader sebagai pengelola dengan sekitarnya, sehingga masyarkat tidak
sasarannya seluruh masyarakat. Peran pernah tau kelebihan dan
kader disamping melaksanakan tugas- kekurangannya. Kenyataan ini harus
tugas pokoknya di posyandu, juga diterima oleh masyarakat yang
mengembangkan tugasnya untuk mengalami keterbatasan. Kategori
memfokuskan pada deteksi dini masyarakat ini masih mengalami
tumbuh kembang balita. Kader sebagai keterbatasan dalam memperoleh
pelaksana kegiatan di posyandu perlu pelayanan kesehatan sehingga tidak
terlebih dulu memahami tentang mengherankan jika kondisi kesehatan
petunjuk teknis di posyandu dan masyarakat kurang baik, tidak sesuai
meningkatkan pengetahuan, keahlian dengan yang di harapkan oleh
serta kemampuannya. pemerintah. Sehingga perlu
Peningkatan pengetahuan kader pemberdayaan masyarakat dibidang
diwujudkan dalam kinerjanya berupa kesehatan untuk masyarakat kategori
pelaksanaan deteksi dini tumbuh tersebut.
kembang balita. Selain itu peran kader Pemberdayaan masyarakat
sebagai pendamping juga mampu dibidang kesehatan merupakan upaya
memotivasi masyarakat dalam peningkatan dan pengembangan
peningkatan dan pengembangan pengetahuan, sikap dan perilaku
posyandu. masyarakat agar lebih berdaya dan
Keadaan di lapangan memiliki kemampuan menangani
menunjukkan bahwa banyak potensi persoalan kesehatan yang dihadapi.
masyarakat setempat yang dapat Pengkajian pada penelitian ini
dimanfaatkan untuk kesehatan seperti bertujuan untuk mengetahui gambaran
pengembangan kegiatan posyandu. pemberdayaan masyarakat dalam
Kegiatan ini meningkatkan kesehatan bidang kesehatan pada saat ini. Secara
masyarakat. Pembangunan kesehatan nyata pemberdayaan masyarakat telah
disisi lain adalah bagian dari diketahui oleh seluruh puskesmas dan
pembangunan nasional yang bertujuan posyandu di Indonesia, namun
meningkatkan kesadaran, kemauan dan berdasarkan kenyataan masih belum
kemampuan hidup sehat bagi setiap banyak diketahui. Kondisi ini
orang agar terwujud derajat kesehatan menyebabkan timbulnya kesulitan
masyarakat yang tinggi. Peningkatan dalam penilaian dan pembuatan
derajat kesehatan yang tinggi dengan program untuk meningkatkan
memanfaatkan potensi yang mereka kualitas upaya pemberdayaan
miliki oleh masyarakat. Menurut masyarakat.
Pranata (2011) Potensi tersebut antara Menurut Farha (2018) kemitraan
lain dapat berupa kemampuan merupakan bisnis yang dilakukan oleh
masyarakat dalam pengambil keputusan sekelompok pihak dengan prinsip saling
misalnya mengambil alih sebagai membutuhkan dan membesarkan
pimpinan masyarakatnya. Masyarakat dalam jangka waktu tertentu untuk
belum sempurna dan sadar bahwa meraih keuntungan bersama.
adalah saling adanya persamaan, saling dan motivasi dan perekat pola
adanya keterbukaan dan saling adanya kemitraan. Pola ini menggabungkan
keuntungan. Tiga prinsip ini harus dua atau lebih lembaga dapat bersinergi
dijalankan untuk mengurangi untuk mencapai tujuan yang sama.
kesenjangan yang terjadi dalam Selanjutnya tentang kepercayaan
menjalankan proses kemitraan. (trust), membahas tentang kepercayaan
Dapat disimpulkan bahwa sangat erat kaitan nya dengan kejujuran.
kemitraan dimaknai sebagai suatu Menumbuhkan saling kepercayaan
bentuk persekutuan antara dua pihak setelah adanya kesamaan visi dan misi.
atau lebih yang membentuk satu ikatan Oleh karena itu kepercayaan adalah
kerjasama di suatu bidang usaha merupakan modal awal untuk
tertentu atau tujuan tertentu sehingga mendasari terbangunnya jejaring kerja
dapat memperoleh hasil yang lebih baik. sama dan kemitraan. Saling jujur
Pada kesempatan diklat kepemimpinan menghasilkan kepercayaan diantara
aparatur pemerintah tingkat III lembaga pihak bermitra, maka ada trik
administrasi negara republic Indonesia komunikasi yang dibangun
2014 mengemukakan beberapa konsep berlandaskan niat yang baik.
dari kemitraan mulai dari tujuan, Kelengkapan point ini akan
prinsip, langkah-langkah, manfaat serta memunculkan suatu asas saling
strategi dalam bermitra. menguntungkan. Asas ini merupakan
Proses kemitraan memiliki fondasi yang kuat dalam membangun
beberapa tujuan. Salah satu tujuannya kemitraan. Apabila dalam bermitra ada
meningkatkan partisipasi masyarakat. suatu masalah yang mengakibatkan
Melalui pembangunan kemitraan dapat salah satu pihak merasa dirugikan,
menumbuhkan kesadaran masyarakat merasa tidak mendapat manfaat lebih,
terhadap eksistensi organisasi. atau merasa tidak mendapat keadilan
Menumbuhkan minat dan maka akan menggangu keseimbangan
meningkatkan partisipasi masyarakat dan keharmonisan dalam bekerja sama.
dalam pengembangan organisasi. Antara pihak yang bermitra harus saling
Masyarakat disini memiliki arti luas memberi kontribusi sesuai peran
tidak hanya sebagai pelanggan tetapi masing-masing.
termasuk juga pengguna, organisasi Melalui pemaksimalan
kemasyarakatan, dinas atau departemen kesenergian beberapa sumber
terkait, lembaga pendidikan, tokoh diharapkan mampu meningkatkan
masyarakat dan stakeholder, provider efisiensi dan efektifitas dari segi waktu,
lainnya. Partisipasi masyarakat tersebut tempat, biaya dan tanaga. Efisiensi
dapat meningkatkan mutu, kualitas dan tersebut tentu saja tidak mengurangi
relevansi dinamika perubahan atau kualitas bahkan sebaliknya dapat
perkembangan masyarakat sangat meningkatkan kualitas proses dan
tinggi di era digital saat sekarang. produk yang ingin dicapai. Tingkat
Pencapaian tujuan-tujuan efektifitas pencapaian tujuan menjadi
tertentu harusnya memperhatikan lebih tinggi jika proses kerja melibatkan
prinsip kesamaan visi dan misi dalam beberapa pihak mitra kerja. Dengan
kemitraan. Prinsip ini hendaknya kemitraan ini dapat menghasilkan
dibangun atas dasar kesamaan visi dan kesepakatan-kesepakatan dari pihak
misi dan tujuan organisasi. Kesamaan yang bermitra, sehingga pencapaian
dalam visi dan misi menjadi semangat tujuan menjadi lebih efektif.