Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

UPAYA KEMITRAAN DENGAN MASYARAKAT DAN BERBAGAI ORGANISASI


MASYARAKAT DALAM PROMOSI

Dosen Pengampu : Reva Mulyati, S.K.M M.K.M

Di Susun Oleh :

Nama : RENNY RAHMAYANTI

Nim : 71547120035

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SORONG

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN MANOKWARI


2021

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat Rahmat dan
karunianya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul UPAYA KEMITRAAN DENGAN MASYARAKAT DAN
BERBAGAI ORGANISASI MASYARAKAT DALAM PROMOSI

Saya mengucapkan terimah kasih kepada dosen Reva Mulyati, MKM Selaku dosen pengampu
mata kuliah Promosi Kesehatan dan pihak-pihak yang telah mendukung Saya dalam penyusunan
makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu Saya harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata, Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dan ikut
membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
melindungi segala usaha kita.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .....................................................................................................................


B. Rumusan Masalah ................................................................................................................
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kemitraan ...........................................................................................................


B. Model-model dan Jenis Kemitraan ......................................................................................
C. Tahap-tahap Kemitraan ........................................................................................................
D. . Dasar Kemitraan
E. Perilaku Kemitraan ...............................................................................................................
F. Syarat dalam Kemitraan…………………………………………………………………….
G. Sistem Kemitraan Kesehatan……………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemitraan merupakan upaya melibatkan berbagai komponen baik kelompok,
masyarakat , lembaga pemerintah atau non pemerintah untuk bekerja sama mencapai
tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip dan peran masing-masing.
Pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yang telah dijalankan selama ini
masih memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara pendekatan pembangunan
kesehatan masyarakat dengan tanggapan masyarakat, manfaat yang diperoleh
masyarakat, dan partisipasi masyarakat yang diharapkan. Meskipun di dalam Undang-
undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan telah ditegaskan bahwa tujuan
pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah meningkatkan kemandirian
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya. Oleh karena itu pemerintah maupun
pihak-pihak yang memiliki perhatian cukup besar terhadap pembangunan kesehatan
masyarakat termasuk komunitas perlu mencoba mencari terobosan yang kreatif agar
program-program tersebut dapat dilaksanakan secara optimal dan berkesinambungan.
Hingga saat ini, dan beberapa tahun yang akan datang di negara-negara berkembang
seperti Indonesia, masalah kesehatan masih menjadi prioritas utama di kalangan
masyarakat. Dan ini menjadi salah satu patokan keberhasilan program kesehatan di
negara-negara yang sedang berkembang.
Kelompok masyarakat di negara ini, rata- rata mencangkup bayi, balita, anak, remaja ,
dewasa, ibu hamil dll. Secara biologis dan sosiologis merupakan kesatuan yang sangat
erat untuk menanggung risiko kesehatan yang relatif lebih berat dan berjalan dengan
seadanya. Kelompok ibu berada dalam peran reproduksi (kehamilan dan
persalinan )disampingi mereka juga sebagai tulang punggung kehidupan keluarga.
Sementara itu, anak sampai dengan usia 5 tahun adalah kelompok yang sangat
bergantung dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang justru sedang dalam fase kritis
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosialnya.
Angka kematian yang terus melonjak pada setiap tahunnya, termasuk angka kematian
bayi yang terus meningkat, contoh kasusnya seperti : dikarenakan penyebab utama
tingginya angka-angka tersebut memang masih kompleks. Pertolongan persalinan yang
saat ini masih dilakukan oleh “dukun bersalin tradisional” memang masih dianggap
sebagai Pemegang peran utama tingginya angka-angka tersebut, meskipun pendekatan
kepada dukun-dukun tersebut sebenarnya sudah merupakan salah satu kegiatan utama
dalam program KIA. Keterlambatan merujuk ke fasilitas yang lebih mampu (Rumah
Sakit, Dokter atau Bidan) Yang diduga masih menjadi penyebab tingginya “kecelakaan”
persalinan Bila dukun-dukun tadi tiba-tiba menghadapi proses persalinan yang tidak
normal, meskipun kewaspadaan untuk menghadapi hal-hal seperti ini sebenarnya sudah
termasuk dalam bahan pelatihan yang sering kali diberikan kepada dukun-dukun tadi.
Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengatasi masalah tersebut yang juga
membutuhkan partisipasi masyarakat baik secara individu maupun secara kelompok agar
derajat kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan. Peran serta masyarakat dalam hal ini
dapat berbentuk program kemitraan yang saling menguntungkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kemitraan dalam promosi kesehatan ?
2. Apa saja unsur- unsur kemitraan ?
3. Apa saja prinsip-prinsip kemitraan ?
4. Apa saja model dan jenis kemitraan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami/mempelajari tentang Upaya Kemitraan Dengan Masyarakat
Dan Berbagai Organisasi Masyarakat Dalam Promosi
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kemitraan
Secara teoritis, Eisler dan Montuori (1997) membuat pernyataan yang menarik yang
berbunyi bahwa “memulai dengan mengakui dan memahami kemitraan pada Diri sendiri
dan orang lain, dan menemukan alternatif yang kreatif bagi pemikiran dan perilaku
dominator merupakan langkah pertama ke arah membangun sebuah organisasi kemitraan.
Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau kerja
sama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok. Menurut
Notoatmodjo (2003),kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara individu-individu,
kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan
tertentu. Ada berbagai pengertian kemitraan secara umum (Promkes Depkes RI) meliputi:
a. Kemitraan mengandung pengertian adanya interaksi dan interelasi minimal antara
dua pihak atau lebih dimana masing-masing pihak merupakan ”mitra” atau ”
Partner.
b. Kemitraan adalah proses pencarian/perwujudan bentuk-bentuk kebersamaan yang
saling menguntungkan dan saling mendidik secara sukarela untuk mencapai
kepentingan bersama.
c. Kemitraan adalah upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor, kelompok
masyarakat, lembaga pemerintah atau non-pemerintah untuk bekerja sama
mencapai tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip, dan peran
masing-masing.
d. Kemitraan adalah suatu kesepakatan dimana seseorang, kelompok atau organisasi
untuk bekerja sama mencapai tujuan, mengambil dan melaksanakan serta
membagi tugas, menanggung bersama baik yang berupa risiko maupun
keuntungan, meninjau ulang hubungan masing-masing secara teratur dan
memperbaiki kembali kesepakatan bila diperlukan. (Ditjen P2L & PM, 2004).
Kemitraan adalah upaya yang melibatkan berbagai sektor, kelompok masyarakat, lembaga
pemerintah maupun bukan pemerintah, untuk bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan
bersama berdasarkan kesepakatan prinsip dan peran masing-masing, dengan demikian untuk
membangun kemitraan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu persamaan perhatian, saling
percaya dan saling menghormati, harus saling menyadari pentingnya kemitraan, harus ada
kesepakatan misi, visi, tujuan dan nilai yang sama, harus berpijak pada landasan yang sama,
kesediaan untuk berkorban Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong
royong atau kerja sama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok. Menurut
Notoatmodjo(2003) ”kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara individu-individu,
kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata mitra adalah teman, kawan kerja,
pasangan kerja, rekan. Kemitraan artinya perihal hubungan atau jalinan kerja sama sebagai mitra.
Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau kerja sama dari
berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok.
Adapun unsur-unsur kemitraan adalah :
1. Adanya hubungan (kerja sama) antara dua pihak atau lebih
2. Adanya kesetaraan antara pihak-pihak tersebut
3. Adanya keterbukaan atau kepercayaan (trust relationship) antara pihak-pihak tersebut
4. Adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan atau memberi manfaat.
Menurut Ansarul Fahruda, dkk (2005), untuk membangun sebuah kemitraan, harus didasarkan
pada hal-hal berikut :
1. Kesamaan perhatian (common interest) atau kepentingan
2. Saling mempercayai dan saling menghormati
3. Tujuan yang jelas dan terukur
4. Kesediaan untuk berkorban baik, waktu , tenaga maupun sumber daya yang lain
Adapun Prinsip Kemitraan
Terdapat 3 prinsip kunci yang perlu dipahami dalam membangun suatu kemitraan oleh masing-
masing anggota kemitraan yaitu :
a. Prinsip Kesehatan (Equity)
Individu, organisasi atau institusi yang telah bersedia menjalani kemitraan harus merasa
sama atau sejajar kedudukannya dengan yang lain dalam mencapai tujuan yang
disepakati.
b. Prinsip Keterbukaan
Keterbukaan terhadap kekurangan atau kelemahan masing-masing anggota serta berbagai
sumber daya yang dimiliki. Semua itu harus diketahui oleh anggota lain. Keterbukaan ada
sejak awal dijalinnya kemitraan sampai berakhirnya kegiatan. Dengan saling keterbukaan
ini akan menimbulkan saling melengkapi dan saling membantu diantara golongan
(mitra).
c. Prinsip Asas manfaat bersama (mutual benefit).
Individu, organisasi atau institusi yang telah menjalin kemitraan memperoleh manfaat
dari kemitraan yang terjalin sesuai dengan kontribusi masing-masing. Kegiatan atau
pekerjaan akan menjadi efisien dan efektif bila dilakukan bersama.
Beberapa prinsip kemitraan yang lain yaitu:
1. Saling menguntungkan (mutual benefit)
Saling menguntungkan disini bukan hanya materi tetapi juga non materi, yaitu
dilihat dari keberadaan sinergisme dalam mencapai tujuan.
2. Pendekatan Berorientasi Hasil
Tindakan kemanusiaan yang efektif harus didasari pada realistis dan berorientasi
pada tindakan. Hal ini membutuhkan koordinasi yang berorientasi hasil dan
berbasis pada kemampuan efektif dan kapasitas operasional yang konkrit.
3. Keterbukaan (transparansi)
Apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan tiap anggota mitra harus diketahui
oleh anggota yang lain. Transparansi dicapai melalui dialog (pada tingkat yang
setara ) dan menekankan konsultasi dan pembagian Informasi terlebih dahulu.
Komunikasi dan transparansi, termasuk transparansi finansial, membantu
meningkatkan kepercayaan antar organisasi.

4. Kesetaraan
Masing-masing pihak yang bermitra harus merasa duduk sama rendah dan berdiri
sama tinggi, tidak boleh satu anggota memaksakan kehendak kepada yang lain.
Kesetaraan membutuhkan rasa saling menghormati antar anggota kemitraan tanpa
melihat besaran dan kekuatan. Para peserta harus saling menghormati mandat
kewajiban dan kemandirian dari anggota yang lain serta memahami keterbatasan
dan komitmen yang dimiliki satu sama lain. Sikap saling menghormati tidak
menghalangi masing-masing organisasi untuk terlibat dalam pertukaran pendapat
yang konstruktif.
5. Tanggung jawab
Organisasi kemanusiaan memiliki tanggung jawab etis terhadap satu sama lain
dalam menempuh tugasnya secara bertanggung jawab dengan integritas dan cara
yang relevan dan tepat. Organisasi kemanusiaan harus meyakinkan bahwa mereka
hanya akan berkomitmen terhadap sesuatu kegiatan ketika mereka memang
memiliki alat, kompetensi, keahlian dan kapasitas untuk mewujudkan komitmen
tersebut. Pencegahan yang tegas dan jelas terhadap penyelewengan yang
dilakukan oleh para pekerja kemanusiaan harus menjadi usaha yang
berkelanjutan.
6. Saling Melengkapi
Keragaman dari komunitas kemanusiaan adalah sebuah aset bila dibangun atas
kelebihan- kelebihan komparatif dan saling melengkapi kontribusi yang satu
dengan yang lain. Kapasitas lokal adalah salah satu aset penting untuk
ditingkatkan dan menjadi dasar pengembangan. Ketika memungkinkan,
organisasi-organisasi kemanusiaan harus berjuang untuk menjadikan aset lokal
sebagai bagian integral dari tindakan tanggap darurat dimana hambatan budaya
dan bahasa harus diatasi.

Prinsip-prinsip kemitraan menurut WHO untuk membangun kemitraan Kesehatan


:
1. Policy-makers (pengambilan kebijakan)
2. Health managers
3. Health professionals
4. Academic instutions
5. Communitiesinstutionss
Adapun ruang lingkup kemitraan dalam garis besar adalah:
1) Persiapan
2) Pelaksanaan kerjasama
3) Inisiasi kemitraan
4) Pelaporan
5) Publikasi hasil pelaksanaan

B. Model-model dan Jenis Kemitraan


Secara umum, model kemitraan dalam sektor kesehatan dikelompokkan menjadi dua
(Notoadmodjo, 2003) yaitu:
a) Model I
Model kemitraan yang paling sederhana adalah dalam bentuk jaring kerja
(Networking)atau Building linkages. Kemitraan ini berbentuk jaringan kerja saja.
Masing-masing mitra memiliki program tersendiri mulai dari perencanaannya,
pelaksanaannya hingga evaluasi. Jaringan tersebut terbentuk karena adanya
persamaan pelayanan atau sasaran pelayanan atau karakteristik lainnya.
b) Model II
Kemitraan model II ini lebih baik dan solid dibandingkan model I. Hal ini karena
setiap mitra memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap program
bersama. Visi, misi, dan kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuan kemitraan
direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi bersama. Menurut Beryl Levinger dan
Jean Mulroy (2004), ada empat jenis atau tipe Kemitraan yaitu:
1. Potensial partnership
Pada jenis kemitraan ini pelaku kemitraan saling peduli satu sama yang
lain tetapi belum kerja sama secara lebih dekat
2. Nascent Partnership
Kemitraan ini pelaku kemitraan adalah partner tetapi efisiensi kemitraan
tidak maksimal.
3. Complementary partnership
Pada kemitraan ini, parter/mitra mendapat keuntungan dan pertambahan
pengaruh melalui perhatian yang besar pada ruang lingkup aktivitas yang
tetap dan relatif terbatas seperti program delivery dan resource
mobilization.
4. Synergistic Partnership
Kemitraan jenis ini memberikan mitra keuntungan dan pengaruh dengan
masalah pengembangan sistemik melalui penambahan ruang lingkup
aktivitas baru seperti advokasi dan penelitian. Bentuk-bentuk atau tipe
kemitraan menurut pusat promosi kesehatan Departemen Kesehatan RI
yaitu terdiri dari alinasi, koalisi, jejaring, konsorsium, dan sponsorhip.
Bentuk-bentuk kemitraan tersebut dapat tertuang dalam :
a. SK bersama
b. MOU (Memorantum of Understanding)
c. Pokja
d. Forum komunikasi
e. Kontrak kerja/perjanjian kerja
C. Tahap-tahap Kemitraan
Mengembangkan kemitraan di bidang kesehatan secara konsep terdiri atas 3 tahap,
yaitu :
1. Kemitraan lintas program di lingkungan sektor kesehatan sendiri
2. Kemitraan lintas sektor di lingkungan insitusi pemerintah
3. Membangun kemitraan yang lebih luas, lintas program, lintas sektor lintas bidang
dan lintas organisasi yang mencakup :
a. Unsur pemerintah
b. Unsur swasta atau dunia usaha
c. Unsur LSM dan organisasi massa
d. Unsur organisasi profesi
D. Dasar Kemitraan
1. Kesamaan perhatian (common interest) atau kepentingan
Dalam membangun kemitraan,masing-masing anggota harusmerasa mempunyai
perhatiandan kepentingan bersama. Tanpaadanya perhatian dan kepentingan yang sama
terhadapsuatumasalah niscaya kemitraan tidak akan terjadi. Sektor kesehatan
harus mampumenimbulkan perhatian terhadap masalah kesehatan bagi sektor-sektor lain
non kesehatan,dengan upaya-upaya informasi dan advokasi secara intensif.
2. Saling mempercayai dan saling menghormati
Kepercayaan (trust) adalah modal dasar setiap relasi/hubungan antar
manusia, kesehatanharus mampu menimbulkan trust bagi partnernya.
3. Tujuan yang jelas dan terukur
Arti penting dari kemitraan adalah mewujudkan kebersamaan antar anggota
untukmenghasilkan sesuatu yang menuju kearah perbaikan kesehatan masyarakat pada
khususnya, kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Penting dilakukan advokasi dan
informasi.
4. Kesediaan untuk berkorban baik, waktu, tenaga, maupun sumber daya yang lain.
Visi, misi, tujuan dan nilai tentang kesehatan perlu disepakatibersama,
dan akan sangatmemudahkan untuk timbulnya komitmen bersama untuk
menanggulangi masalah kesehatanbersama, hal ini harus meliputi semua tingkatan
organisasi sampai petugas lapangan
E. Perilaku Kemitraan
Adalah semua pihak , semua komponen masyarakat dan unsur pemerintah. Lembaga
perwakilan rakyat, perguruan tinggi, media massa , penyandang dana, dan lain-lain,
khususnya swasta.
6 langkah pembagian kemitraan :
1) Penjagaan/persiapan
2) Penyamanan persepsi
3) Pengaturan peran
4) Komunikasi intensif
5) Melakukan kegiatan dan
6) Melakukan pemantauan dan penilaian.
Beberapa alternatif peran yang dapat dilakukan sesuai keadaan, masalah dan potensi
setempat adalah:
1) Initiator : memprakarsai kemitraan dalam rangka sosialisasi dan operasionalisasi
Indonesia sehat.
2) Motor/dinamisator : sebagai penggerak kemitraan, melalui pertemuan, kegiatan bersama
dll
3) Fasilitator : memfasilitasi, memberi kemudahan sehingga kegiatan kemitraan dapat
berjalan dengan lancar.
4) Anggota aktif : berperan sebagai anggota kemitraan yang aktif
5) Peserta kreatif : sebagai peserta kegiatan kemitraan yang kreatif
6) Pemasok input teknis : memberi masukan teknis (program kesehatan)
7) Dukungan sumber daya : memberi dukungan sumber daya sesuai keadaan masalah dan
potensi Yang ada.
Indikator keberhasilan dalam kemitraan :
1) Indikator input : jumlah mitra yang menjadi anggota
2) Indikator proses : kontribusi mitra dalam jaringan kemitraan, jumlah pertemuan buang
diselenggarakan, jumlah dan jenis kegiatan bersama yang dilakukan, keberlangsungan
kemitraan yang di jalankan
3) Indikator output : jumlah produk yang dihasilkan, percepatan upaya yang dilakukan,
efektivitas dan efisiensi upaya yang di selenggarakan.
Contoh kemitraan dalam kesehatan :
1) AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia)
2) Balai keperawatan
3) Kemitraan antara bidan dan dukun bayi
4) Paguyuban penderita tuberkulosis
F. Syarat dalam Kemitraan
1. Kesamaan perhatian ( common interest )
Dalam membangun kemitraan,masing-masing anggota harus merasa mempunyai
perhatian dan kepentingan bersama. Tanpa adanya perhatian dan kepentingan yang
sama terhadap suatu masalah niscaya kemitraan tidak akan terjadi. Sektor kesehatan
harus mampu menimbulkan perhatian terhadap masalah kesehatan bagi sektor-sektor
lain non kesehatan, dengan upayaupaya informasi dan advokasi secara intensif.
2. Saling mempercayai dan menghormati
Kepercayaan (trust)_modal dasar setiap relasi/hub antar manusia, kesehatan harus mampu
menimbulkan trust bagi partnernya.
3. Saling menyadari pentingnya arti kemitraan
Arti penting dari kemitraan adalah mewujudkan kebersamaan antar anggota
untuk menghasilkan sesuatu yang menuju kearah perbaikan kesehatan masyarakat
pada khususnya, kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Penting dilakukan_advokasi
dan informasi.
4. Kesepakatan Visi, misi, tujuan dan nilaI
Visi, misi, tujuan dan nilai tentang kesehatan perlu disepakati bersama, dan akan
sangat memudahkan untuk timbulnya komitmen bersama untuk menanggulangi
masalah kesehatan bersama, hal ini harus meliputi semua tingkatan organisasi sampai
petugas lapangan.
5. Berpijak pada landasan yang sama
Prinsip lain yang harus dibangun dalam kemitraan adalah bahwa kesehatan
merupakan aspek yang paling utama dalam kehidupan manusia. Sektor kesehatan harus
mampu meyakinkan kepada sektor lain bahwa“health is not everything, but
without health everything is nothing”disini Informasi dan Advokasi sangat penting.
6. Kesediaan untuk berkorban
Dalam kemitraan sangat memerlukan sumber daya, baik berupa tenaga, sarana dan
dana yang dapat berasal dari masing-masing mitra, tetapi dapat juga diupayakan
bersama. Disinilah dibutuhkan pengorbanan dalam bentuk tenaga, pikiran, dana, materi,
waktu dsb

G. Sistem Kemitraan Kesehatan


1. Input
Meliputi Jenis dan jumlah instansi/sektor yang akan diajak bermitra,mengkaji potensi
masing-masing sektor, yang meliputi :
1) Sumberdaya manusia
2) Keuangan
3) Tugas pokok dan fungsi masing-masing
4) Lainnya
5) Prediksi peran masing-masing.
2. Proses
1. Diadakan pertemuan dengan tahapan :
a) Penjajakan
b) Sosialisasi / advokasi
c) Dibangun kesepakatan
2. Pertemuan pendalaman dan penyusunan rencana kegiatan (Bentuk Mekanisme
Kerja;Diagram Pilar Kemitraan )
3. Output
1) Tersusunnya rencana kerja yang berisi:
a. Program
b. Kegiatan
c. Penanggung jawab
d. Peran masing-masing
e. Lokasi
f. Waktu
g. Biaya
2) Pelaksanaan Kegiatan Monitoring dan Evaluas
4. Outcome
Indikator Kesehatan Membaik :
1) ANGKA KESAKITAN (IR, PR)
2) ANGKA KEMATIAN
3) ANGKA KELAHIRAN
4) UMUR HARAPAN HIDUP
5) PERILAKU KESEHATAN
6) STATUS GIZI
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kemitraan dapat disimpulkan berhasil jika banyaknya mitra yang terlibat,
sumber daya (3M)tersedia (input), pertemuan-pertemuan, lokakarya, kesepakatan
bersama, seminat (proses),terbentuknya jaringan kerja, tersusunnya program dan
pelaksanaan kegiatan bersama (output),membaiknya indikator derajat kesehatan
(outcome). Fokus praktik keperawatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok khusus dan masyarakat. Pengorganisasian komponen masyarakat yang
dilakukan oleh perawat spesialis komunitas dalam upaya peningkatan,
perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan
pendekatan pengembangan masyarakat.paling penting adalah membangun
kolaborasi dan kemitraan bersama anggota masyarakat dan komponen
masyarakat lainnya, karena dengan terbentuknya kemitraan yang
saling menguntungkan dapat mempercepat terciptanya masyarakat yang
sehat.Model kemitraan keperawatan komunitas dalam pengembangan
kesehatan masyarakat” merupakan paradigma perawat spesialis komunitas
yang relevan dengan situasi dan kondisi profesi perawat di Indonesia. Model
ini memiliki ideologi kewirausahaan yang memiliki dua prinsip penting,
yaitu kewirausahaan dan advokasi pada masyarakat untuk mendapatkan
pelayanankesehatan yang sesuai dengan azas keadilan sosial dan azas
pemerataan. Dalam tulisan ini telah disajikan analisis mengenai kemanfaatan
modelkemitraan keperawatan komunitas terhadap: keperawatan spesialis
komunitas, sistem pendidikan keperawatan komunitas, regulasi, sistem
pelayanan kesehatan, dan masyarakat serta implikasi model terhadap
pengembangan kebijakan keperawatan komunitas dan promosi kesehatan di
Indonesia.
B. Saran
Di dalam makalah yang saya buat saya membutuhkan saran, kritik, serta
tanggapan, atau pun masukan, sebagai perbaikan dalam makalah saya ini. Saran
yang diutarakan sangatlah penting bagi saya untuk lebih teliti dan sebagai
masukan kepada saya. Terima kasih .
DAFTAR PUSTAKA
https://pdfcoffee.com/kemitraan-dalam-promosi-kesehatan-pdf-free.html

https://id.scribd.com/document/376694179/Kemitraan-Dalam-Promosi-Kesehatan

http://aisyahikmstikesas.blogspot.com/2016/12/kemitraan-dalam-promosi-kesehatan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai