PENDAHULUAN
1
2
1.2. Tujuan
Praktik Kerja Profesi Apoteker di lembaga pemerintahan menurut Suratt
Keputusan Bersama Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia No.
083/SK/ISFJ/VII2009 dan Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia
No. 003/SKJAPTFI/VI/2009 antara lain:
3
BAB II
TINJAUAN UMUM
Kesehatan
5
Kesehatan
upaya kesehatan ibu, bayi, anak, remaja, lanjut usia dan penyandang
disabilitas
pelayanan RSUD/RSKD
6
kesehatan
kesehatan
bidang kesehatan
Kesehatan.
24. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomer 1331 Tahun 2002
Tentang Pedagang Eceran Obat.
25. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan
No.HK.03.1.23.04.12.2205 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pemberian
Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga.
26. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
No. HK..03.1.23.10.11.08481 tahun 2011 tentang Kriteria dan Tata
Laksana Registrasi Obat.
27. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
No. HK. 03.1.23.06.11.5629 Tahun 2011 Tentang Peryaratan Teknis Cara
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik.
28. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Repubiik Indonesia
No. 39 tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Publik di Lingkungan
Badan Pengawas Obat dan Makanan.
29. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Repub1ik Indonesia
No. 14 tahun 2014 tentang Organisasi dan TataKerja Unit Pelaksana
Telmis di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan.
30. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 278
Tahun 2016 Tentang Organisasi Dinas Kesehatan Dan Tatakerja Dinas
Kesehatan.
31. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 47
Tahun 2017 Tentang Petunujk Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
32. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 89
Tahun 2017 Tentang Penataan, Pembinaan, Pengawasan, dan
Pengendalian Kefarmasian.
v. Pelaksanaan publikasi kegiatan dan pengaturan acara Suku Dinas Kota; dan
w. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Suku
Dinas Kota disampaikan oleh Kepala Suku Dinas kepada Kepala Dinas
dengan tembusan kepada Walikota.
2.4 Puskesmas
Menurut Permenkes RI Nomor 74 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Pusat Kesehatan Masyarakat yang
selanjutnya disingkat Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan baik pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau
masyarakatdenganlebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dalam
lingkup wilayah kerjanya(3). Puskesmasjuga merupakan sarana pelayanan
kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya.
Bagi Apoteker yang baru lulus pendidikan profesi, dapat memperoleh sertifikat
kompetensi profesi secara langsung setelah melakukan registrasi.
Sertifikat kompetensi profesi berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk
setiap 5 (lima) tahun melalui uji kompetensi profesi apabila Apoteker tetap akan
menjalankan Pekerjaan Kefarmasian.
Untuk memperoleh STRA, Apoteker harus memenuhi persyaratan:
a. Memiliki ijazah Apoteker
b. Memiliki sertifikat kompetensi profesi
c. Mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji
Apoteker
d. Mempunyai surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang
memiliki surat izin praktik
e. Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan
etika profesi.
STRA dikeluarkan oleh Menteri.
Tenaga Teknis kefarmasian terdiri dari Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi,
Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker.
Tenaga Kefarmasian melaksanakan Pekerjaan Kefarmasian pada:
a. Fasilitas Produksi Sediaan Farmasi berupa industri farmasi obat,
industri bahan baku obat, industri obat tradisional, pabrik kosmetika
dan pabrik lain yang memerlukan Tenaga Kefarmasian untuk
menjalankan tugas dan fungsi produksi dan pengawasan mutu
b. Fasilitas Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi dan alat
kesehatan melalui Pedagang Besar Farmasi, penyalur alat
kesehatan, instalasi Sediaan Farmasi dan alat kesehatan milik
Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah
kabupaten/kota
c. Fasilitas Pelayanan Kefarmasian melalui praktik di Apotek, instalasi
farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik, toko obat, atau praktek
bersama.
35
1. Care-giver
Seorang apoteker yang menyediakan dan memberikan pelayanan.
Pelayanan ini meliputi pelayanan klinik analisis, teknologi, dan regulasi.
Diperlukan farmasis yang dapat berinteraksi dengan baik bersama dengan
individu dan masyarakat. Farmasis harus melihat praktek terintegrasi, bermutu
tinggi, dan secara kontinu sejalan dengan sistem pelayanan kesehatan dan
termasuk dengan farmasis lainnya.
2. Decision maker
Menjadikan penggunaan sumber daya/ personalia, produk farmasi, bahan,
perlengkapan / alat, prosedur, dan praktek yang tepat, bermanfaat, “cost-
effective” sebagai dasar kerja, dan pengambilan keputusan. Pencapaian dan
sasaran mi membutuhkan kemampuan untuk mengevaluasi, mensistesis, dan
memutuskan kegiatan apa yang paling tepat.
3. Communicator
Seorang apoteker yang berada dalam posisi yang ideal di antara dokter/
atau pengambil keputusan dengan pasien/masyarakat. Apoteker haruslah
mempunyai pengetahuan dan kepercayaan diri tinggi jika berinteraksi dengan
tenaga kesehatan profesional lainnya dan dengan masyarakat. Komunikasi
menyangkut keterampilan secara verbal, dan non verbal.
4. Leader
Seorang Apoteker yang menemukan dirinya sebagai pimpinan dalam
situasi multi displin, atau didaerah dimana ada tenaga profesional lain.
Kepemimpinan meliputi sikap empati/keharuan terhadap orang lain sejalan
dengan kemampuannya, untuk berkomunikasi, mengambil keputusan, dan
mengelola secara efektif.
5. Manager
Seorang apoteker yang mengelola secara efektif sumber daya (SDM, fisik,
dan finansial) dan informasi. Apoteker juga dapat dengan mudah dan tenang
dikelola orang lain, misalnya oleh pemilik ataupun atasannya.
6. Lifelonglearner
37