Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut UU Kesehatan No. 39 tahun 2009 (menggantikan UU

Kesehatan No. 23 tahun 1992), Kesehatan merupakan keadaan sehat baik

secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap

orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.


Kesehatan adalah kebutuhan dasar seseorang dan merupakan

investasi keberhasilan pembangunan bangsa, karena tanpa kesehatan kita

tidak dapat berkarya, termaksud menjadi produktif (Azrul, 2006).


Pembangunan kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau dan

berkesinambungan, diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi - tingginya (Depkes,2004).

Dengan semakin pesatnya pertumbuhan penduduk serta perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi, menuntut tersedianya tenaga kesehatan

yang memadai, terampil dan profesional di bidangnya.


Lulusan Ahli Madya Farmasi senantiasa berupaya untuk

menghasilkan tenaga Ahli Madya Farmasi yang terampil, terlatih dan

dapat mengembangkan diri baik secara pribadi maupun sebagai tenaga

kesehatan.
Salah satu cara menghasilkan tenaga kesehatan di bidang Farmasi

yag memenuhi kualitas tersebut, maka peserta didik selain dibekali

pengetahuan secara teori, juga melaksanakan praktek kerja lapangan

(PKL) pada sarana kesehatan untuk dapat melihat, mengamati, megetahui,

menerima dan mengaplikasikan ilmu yag didapatkan di tempat kerja

1
pelayanan kesehatan sehingga diharapkan menjadi tenaga farmasi yang

dapat bekerja secara profesional dan bermutu.


Pesatnya pertumbuhan penduduk serta latar belakang ekonomi dan

lingkuangan yang kurang mendukung, menimbulkan beragai macam

permasalahaan, salah satu permasalahan yang terpenting saat ini yaitu

masalah kesehatan. Berbagai masalah kesehatan senantiasa ada dan

dirasakan oleh masyarakat, seperti tingginya angka kesakitan penyakit

yang berbasis lingkungan, kondisi kesehatan masyarakat yang rendah,

kondisi kesehatan yang kurang memenuhi syarat, gizi buruk, serta

rendahnya partisipasi masyarakat (Infokes, 2007).


Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan terdepan bagi

masyarakat, dengan demikian pelayanan pada sarana kesehatan ini harus

senantiasa mengutamakan kepentingan masyarakat. Puskesmas yang

disebut sebagai Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan pusat pelayanan

berbagai macam pelayanan kesehatan seperti pelayanan kesehatan kuratif,

rehabilitatif, promotif, dan preventif (Anonim, 2005).


Puskesmas Oebobo merupakan salah satu sarana kesehatan tempat

dilakukannya Praktek Kerja Lapangan yang berlokasi di jalan Bhakti

Karya Kelurahan Oebobo, Kecamatan Oebobo. Puskesmas Oebobo

sebagai institusi penggerak dan pelaksanaan beragai program kesehatan

masyarakat.

B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan

1. Tujuan Umum

2
Mahasiswa/ mahasiswi farmasi dapat mengenal, mempelajari dan

memahami ruang lingkup kerja yang sebenarnya, sehingga apa yang

diperoleh selama pendidikan dapat dimafaatkan terutama mengenai

Puskesmas.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan

peserta didik sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja sesuai

dengan kebutuhan program pendidikan yang ditetapkan.


b. Mengenal kegiatan penyelenggaraan program kesehatan

masyarakat secara menyeluruh baik ditinjau dari aspek

administrasi, teknis maupun sosial budaya.


c. Memberikan kesempatan kerja secara terpadu dalam melaksanakan

kegiatan pelayanan khususnya di bidang farmasi Puskesmas.


d. Memperoleh masukan atau umpan balik, guna memperbaiki dan

mengembangkan serta meningkatkan penyelenggaraan pendidikan

Jurusa farmasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.


e. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mensosialisasikan diri pada lingkungan kerja yang sebenarnya.


C. Tujuan Pembuatan Laporan
1. Diharapkan agar peserta praktek kerja lapangan mampu memahami,

mematapkan, mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh

selama perkuliahan dan dapat diterapkan di lingkungan kerja.


2. Mahasiswa / mahasiswi mampu menganalisa masalah yang ada di

lapangan dalam bentuk laporan.


3. Mengumpulkan data serta menambah perbendaharaan pustaka bagi

institusi pendidikan maupun mahasiswa/ mahasiswi yang

bersangkutan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Umum Puskesmas

1. Defenisi

Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang

merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang membina

peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara

menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam

kegiatan pokok (Pedoman Kerja Puskesmas Depkes RI 1990/1991).

2. Pelayanan atau Penyelenggaraan Puskesmas

Pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas adalah

pelayanan kesehatan yang meliputi :

a. Promotif (peningkatan kesehatan)

b. Preventif (pencegahan)

c. Kuratif (pengobatan)

d. Rehabilitatif (pemulihan)

3. Jangkauan Pelayanan Kesehatan Puskesmas

Sesuai dengan keadaan geografis, luas wilayah sarana

penghubungan dan kepadatan penduduk dalam wilayah kerja puskesmas,

tidak semua penduduk dapat dengan mudah mendapat pelayanan

puskesmas. Agar jangkauan pelayanan lebih merata dan meluas,

puskesmas perlu ditunjang dengan puskesmas pembantu, penempatan

bidan desa, dan puskesmas keliling. Di samping itu pergerakan

4
masyarakat yang mengelola posyandu dan membina dasa wisma akan

dapat menunjang pelayanan kesehatan.

B. Organisasi Puskesmas

Puskesmas merupakan organisasi struktural dan berkedudukan sebagai

unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang kepala yang

berada di bawah Dinas Kesehatan dan bertanggung jawab kepada Kepala

Dinas Kabupaten atau Kota dan secara operasional dikoordinasikan oleh

camat.
Rumusan organisasi puskesmas sebagai UPTD (Unit Pelayanan

Terpadu) dari Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota dapat dijelaskan sebagai

berikut :

1. Puskesmas mempunyai tugas teknis operasional, yaitu tugas untuk

melaksanakan kegiatan teknis yang secara langsung berhubungan dengan

masyarakat.

2. Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota mempunyai tugas untuk

menetapkan struktur organisasi puskesmas dengan pertimbangan beban

kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di puskesmas.

Kriteria kepala puskesmas adalah Dokter, Dokter Gigi, atau Sarjana

Kesehatan dengan latar belakang pendidikan kesehatan masyarakat dengan

status pegawai negeri sipil. Kriteria Wakil Kepala adalah sarjana kesehatan

dengan latar belakang pendidikan kesehatan masyarakat.

5
Satuan organisasi dalam unit fungsional dapat memilih alternatif

pengelompokan sebagai berikut:

1. Pengelompokan menurut jenis pelayanan, terdiri dari unit pelayanan

puskesmas dan unit pelayanan medis dasar.

2. Pengelompokan menurut fungsi puskesmas, terdiri dari unit pembangunan

berwawasan kesehatan, unit pemberdayaan masyarakat dan keluarga serta

unit pelayanan kesehatan.

3. Pengelompokan berdasarkan program dasar dan pengembangan, terdiri

dari promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, KIA/KB, Gizi, P2M,

pengobatan dengan program pengembangan.

4. Pengelompokan lain yang ditetapkan Dinas Kabupaten / Kota berdasarkan

pertimbangan khusus.

Susunan organisasi puskesmas terdiri dari :

1. Unsur Pimpinan : Kepala Puskesmas

Kepala puskesmas mempunyai tugas memimpin, mengawasi, dan

mengkoordinasi kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan

struktural dan jabatan fungsional.

2. Unsur Pembantu Pimpinan : Urusan Tata Usaha

Kepala urusan tata usaha mempunyai tugas di bidang kepegawaian,

keuangan, perlengkapan, dan surat menyurat serta pencatatan dan

pelaporan.

6
3. Urusan Pelaksana

a. Unit yang terdiri dari tenaga / pegawai dalam jabatan fungsional

b. Jumlah unit yang dijadikan sebagai dasar penentuan jenis kegiatan

c. Unit-unit yang terdiri dari :

1) Unit I

Mempunyai tugas melaksanakan kesejahteraan ibu dan anak,

keluarga berencana dan perbaikan gizi.

2) Unit II

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pencegahan dan

pemberantasan penyakit, khususnya imunisasi, kesehatan

lingkungan dan laboratorium sederhana.

3) Unit III

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan

mulut, kesehatan tenaga kerja dan manula.

4) Unit IV

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan

masyarakat, kesehatan sekolah dan olahraga, kesehatan jiwa,

kesehatan mata dan kesehatan lainnya.

5) Unit V

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pembinaan dan

pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan penyuluhan

kesehatan masyarakat.

7
6) Unit VI

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengobatan, rawat jalan

dan rawat inap.

7) Unit VII

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kefarmasian.

C. Personalia Puskesmas
Konsep ketenagaan pada puskesmas :

1. Setiap puskesmas mempunyai kategori ketenagaan yang terdiri dari

tenaga medik, para medik dan tenaga non medik.

2. Jumlah kebutuhan masing-masing kategori ketenagaan sebagaimana

disebut di atas ditentukan sesuai dengan standar ketenagaan yang

ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

3. Setiap puskesmas harus memiliki tenaga tetap pada setiap kategori

ketenagaan.

Puskesmas dikepalai oleh seorang dokter yang mempunyai tugas

memimpin, mengawasi, dan mengkoordinasi kegiatan puskesmas yang dapat

dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional.

Kepala puskesmas dibantu oleh kepala urusan tata usaha yang

mempunyai tugas di bidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat

menyurat serta pencatatan dan pelaporan. Sebagai pelaksana pelayanan

kesehatan dilakukan oleh tenaga-tenaga medis, para medis, dan non medis.

8
D. Tugas dan Fungsi Puskesmas

1. Tugas Puskesmas

Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh terpadu kepada

masyarakat di wilayah kerjanya.

2. Fungsi Puskesmas

a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah

kerjanya

b. Membina peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan

kemampuan untuk hidup sehat

c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu

kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

E. Kegiatan Kegiatan di Puskesmas

1. Kegiatan Pokok di Puskesmas

Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda

maka kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah puskesmas

akan berbeda-beda. Namun demikian kegiatan pokok puskesmas yang

seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :

a. Kesehatan ibu dan anak (KIA)

b. Keluarga berencana (KB)

c. Usaha peningkatan gizi

9
d. Kesehatan lingkungan

e. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

f. Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan

g. Penyuluhan kesehatan masyarakat

h. Kesehatan sekolah

i. Kesehatan olahraga

j. Perawatan kesehatan masyarakat

k. Kesehatan kerja

l. Kesehatan gigi dan mulut

m. Kesehatan jiwa

n. Kesehatan mata

o. Laboratorium sederhana

p. Pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi

q. Kesehatan usia lanjut

r. Pembinaan pengobatan tradisional

2. Pengelolaan Obat di Puskesmas

Secara umum pengelolaan obat mencakup :

a. Perencanaan

Perencanaan obat merupakan tahap awal dan salah satu aktivitas yang

penting dalam pengelolaan obat. Tahap ini mencakup :

1) Penilaian Jenis Obat

Jenis obat yang direncanakan harus didasarkan pada kriteria :

10
a) Memiliki rasio khasiat keamanan paling menguntungkan

pasien

b) Mutu terjamin

c) Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan

d) Praktis dalam penggunaan dan penyerahan

e) Menguntungkan, dalam hal ini kepatuhan dan penerimaan

penderita

f) Memiliki rasio manfaat biaya yang tinggi

g) Bila terdapat lebih dari satu pilihan yang memiliki efek terapi

yang serupa

2) Menentukan Jenis Obat

Untuk menyusun perkiraan kebutuhan obat di tiap unit pelayanan

kesehatan digunakan dua metode yakni :

a) Metode Konsumsi

Metode konsumsi dibuat berdasarkan pola pemakaian obat dari

periode yang lalu, dengan beberapa penyesuaian yakni

mengurangi atau menambah jumlah kebutuhan obat

berdasarkan analisis. Penyesuaian ini dilakukan berdasarkan

pola pemakaian obat-obat tertentu yang dianggap tidak sesuai

atau tidak tetap.

b) Metode Epidemologi

Metode epidemologi dibuat berdasarkan pola penyakit

(sepuluh penyakit terbesar).

11
b. Pengadaan

Pengadaan adalah suatu kegiatan mengadakan obat-obatan yang

dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan di puskesmas. Dalam rangka

pengadaan ini puskesmas mengajukan daftar kebutuhan obat yang

ditanda tangani oleh pengelola obat puskesmas dan diketahui oleh

pimpinan puskesmas yang bersangkutan. Pengajuan ini sudah

termasuk kebutuhan program lain, puskesmas pembantu dan

sebagainya yang ada di wilayah kerjanya.

c. Penerimaan

Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan

yang diserahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit

pengelola di bawahnya, yang selanjutnya akan digunakan untuk

menunjang pelayanan di puskesmas. Adapun maksud dan tujuan dari

penerimaan obat adalah agar obat yang diterima oleh puskesmas

benar-benar sesuai dengan kebutuhan permintaan yang diajukan oleh

puskesmas.
Penerimaan dapat berasal dari :

1) APBN

a) INPRES

b) P2MPLP

c) BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Nasional)

2) APBD

Tingkat I dan tingkat II

12
3) Perum Husada Bhakti (Askes)

d. Penyimpanan

Penyimpanan adalah suatu kegiatan yang melaksanakan pengamanan

terhadap obat, alat kesehatan, bahan gigi, dan reagensia dengan

menempatkan dalam ruangan yang dinilai aman. Maksud dari

penyimpanan ini adalah untuk menghindarkan penggunaan obat

tersebut secara tidak bertanggung jawab, menjaga kelangsungan

dalam penyediaan, menghindari dari kerusakan baik fisik, kimia,

aman (tidak hilang), mempermudah pengaturan.


Kegiatan penyimpanan obat meliputi :

1) Pengaturan tata ruang

Untuk mendapatkan kemudahan dalam penyimpanan, penyusunan,

pencarian dan pengawasan obat-obat maka diperlukan tata ruang

gudang dengan baik. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan

dalam merancang gudang adalah sebagai berikut :

a) Kemudahan Bergerak

Gudang perlu ditata sebagai berikut :


Gudang merupakan sistem satu lantai, jangan menggunakan

sekat-sekat karena akan membatasi pengaturan ruangan.

Berdasarkan arah arus penerimaan dan pengeluaran obat,

ruang gudang ditata berdasarkan sistem arus lurus, arus U dan

arus L.

13
b) Sirkulasi Udara yang Baik

Salah satu faktor penting dalam merancang gudang adalah

adanya sirkulasi udara yang baik di dalam ruangan gudang.

Sirkulasi udara yang baik akan memaksimalkan umur obat

sekaligus bermanfaat dalam memperpanjang dan memperbaiki

kondisi kerja.

c) Rak dan Pallet

Penempatan rak yang tepat dan penggunaan pallet akan

meningkatkan sirkulasi udara dan gerakan stok obat.


Penggunaan pallet memberikan keuntungan :

(1). Sirkulasi udara dari bawah dan perlindungan terhadap

banjir

(2). Peningkatan efisiensi penanganan stok

(3). Dapat menampung obat lebih banyak

(4). Pallet lebih murah dari pada rak

d) Kondisi Penyimpanan Khusus

(1) Vaksin memerlukan Cold Chain khusus dan harus

dilindungi dari kemungkinan putusnya aliran listrik agar

terhindar dari kerusakan yang disebabkan oleh aliran listrik

yang tidak stabil.

(2) Narkotika dan bahan berbahaya harus disimpan dalam

lemari khusus dan selalu terkunci.

14
(3) Bahan-bahan mudah terbakar seperti alcohol disimpan

dalam ruangan khusus, terpisah dari ruangan induk.

e) Pencatatan Stok Obat

Pencatatan dan kartu stok fungsinya adalah :

(1) Kartu stok digunakan untuk mencatat mutasi obat

(penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak atau kadaluarsa)

(2) Tiap lembar kartu stok hanya diperuntukkan untuk

mencatat satu jenis obat yang berasal dari satu sumber

dana

(3) Tiap baris data hanya diperuntukkan untuk mencatat satu

kejadian mutasi obat

(4) Data pada kartu stok digunakan untuk menyusun laporan

perencanaan, pengadaan, distribusi dan sebagai

pembanding terhadap keadaan fisik obat dalam tempat

penyimpanannya.

f) Pendistribusian / Penyerahan

Distribusi adalah suatu kegiatan yang meliputi penyerahan

obat, alat kesehatan, bahan gigi, reagensia ke tempat-tempat

unit pelayanan.

15
BAB III
URAIAN KHUSUS
A. Sejarah Puskesmas Oebobo

create by rudy

U PETA WILAYAH KOTA KUPANG

KETERAN GAN

TELUK KUPANG
K TR WALIKOTA

8 K TR DINKES KOT
6 7
5
1 2
KEC. KELAPA LIMA
13
12 3 4
10 11
PUSKESMAS
8 7 1
11 1 3 4 KEC. OEBOBO 5
10 9 6
11 6 9
9 4
5 8 1
2
KEC AMATAN KELAPA LIMA

4 7 1. TODE KISAR
7 6
9
8 2. OEBA
3. FATU BESI
2
3 4. NEFONAEK
K EC . ALAK
KEC. MAULAFA
5 5. PASIR PANJ ANG
3 2
6. KELAPA LIMA
7. OESAPA
8. LASIANA
9. AIR MATA
1 KEC. KUPA NG TENGAH 10. LLBK
11. MERDEKA
12. BONIPOI

1
KEC AMATAN OEBOB O
K ECAMATA N 1. NAIKOTEN I
A LAK 2. NAIKOTEN 2
1. N AIONI K ECAMATAN
3. OEBOBO
2. BATUPLAT MAU LA FA
4. FATU LU LI
3. MANULAI II 1. FATU KOA
5. LILIBA
4. ALAK 2. BELLO
6. OEBUFU
5. MANUTAPEN 3. SIKUMANA
7. BAKU NASE
6. FATUFETO 4. PENFUI
8. AIR NON A
7. MANTASI 5. KOLH UA
9. KUANINO
K EC . KUPANG BA RAT 6. N AIMATA
8. N UN HILA 10. OETETE
9. N UN BAUN SABU 7. MAULAFA
11. FONTEIN

Gambar 1. Peta Wilayah Puskesmas Oebobo

Puskesmas Oebobo memiliki wilayah kerja yang cukup luas yaitu


terdiri dari 3 Kelurahan yang berada pada Kecamatan Oebobo. Kelurahan
yang dilayani Puskesmas Oebobo adalah Kelurahan Oebobo, Kelurahan
Oetete dan Kelurahan Fatululi. Luas wilayah kerja Puskesmas Oebobo
berkisar 4,845 Km2. Puskesmas Oebobo berdiri pada tanggal 4 Desember
1990, selanjutnya pada tahun 1995 dibangun Puskesmas Pembantu pada
Kelurahan Fatululi.
Tabel.1. Luas Wilayah Kerja Puskesmas Oebobo
No KECAMATAN Luas ( Km2) %
1 Oebobo 1,56 37,51
.
2 Oetete 0,74 3,27
.
3 Fatululi 1,72 59,22
.
JUMLAH 4,02 100
(Sumber: Laporan Bulanan Kelurahan)

16
Keadaan tofografi Wilayah Kerja Puskesmas Oebobo, yaitu:
1. Daerah tertinggi di atas permukaan laut di bagian selatan: 100 -
350 meter.
2. Daerah terendah di atas permukaan laut di bagian utara: 0 50
meter.
3. Tingkat kemiringannya: 15 %.

Adapun batas batas wilayah kerja Puskesmas Oebobo, diantaranya:

1. Sebelah Utara Berbatasan dengan Kelurahan Fatululi dan

Kelurahan Nefonaek

2. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kelurahan Kuanino dan

Kelurahan Naikoten II

3. Sebelah Barat Berbatasan dengan Kelurahan Oetete

4. Sebelah Timur Berbatasan dengan Kelurahan Oebufu

Iklim Wilayah Kerja Puskesmas Oebobo yaitu iklim kering yang

dipengaruhi oleh angin muson dengan musim hujan yang pendek, sekitar

bulan Nopember s/d bulan Maret, dengan suhu udara mulai dari 20,16 0C -

310C. Musim kering sekitar bulan April s/d Oktober dengan suhu udara

mulai dari 29,10C 33,40C.

B. Personalia Puskesmas Oebobo


Sampai akhir tahun 2012, jumlah tenaga pada Puskesmas Oebobo

baik PNS, PTT maupun tenaga honor sebanyak 52 orang, dengan

perincian PNS sebanyak 52 orang, Honor/Kontrak/PTT sebanyak 2 orang.

Distribusi tenaga per unit kerja dapat selengkapnya dapat dilihat pada tabel

di bawah ini :

17
Tabel.10. Distribusi Tenaga pada Puskesmas Oebobo Tahun 2012
No. Jenis Tenaga Puskesmas Pustu Jumlah Rasio
1 Dokter Umum 1 0 1 32
2 Dokter Umum/PTT 1 0 1 32
3 Dokter Gigi 1 0 1 32
4 Dokter Gigi/PTT 1 0 1 32
5 Perawat SPK/AKPER 11 2 13 428
6 Bidan / D3 10 4 14 461
7 Perawat Gigi SPRG/ AKG 3 1 4 131
8 Apoteker 2 0 2 65
9 Asisten Apoteker 2 0 2 65
10 SKM Penyuluh 1 0 1 32
11 Gizi SPAK/D3 3 0 3 98
12 Sanitarian/SKM 3 0 3 98
13 Pranata Laboratorium 1 0 1 32
14 Pendidikan S2 0 0 0 0
15 S1 non kesehatan 0 0 0 0
16 Pekarya Kesehatan 1 0 1 32
17 SLTA 1 0 1 32
18 SMP 1 0 1 32
19 SD 1 0 1 32
JUMLAH 44 8 52 1715
(Sumber : Tata usaha Puskesmas Oebobo)

Dari data di atas maka pada tahun 2011 : Ratio dokter umum terhadap

penduduk sebesar 1: 32.

( Rumus Ratio = Jumlah Nakes dibagi 1000 di kali jumlah penduduk ).

C. Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas Oebobo


1. Tugas Pokok
Puskesmas mempunyai tugas pokok membantu DinasKesehatan Kota

Kupang dalam melaksanakan Kewenangan Otonomi Daerah di bidang

Pelayanan Kesehatan masyarakat.


2. Fungsi

18
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Puskesmas

Oebobo memiliki fungsi, diantaranya:


a. Melaksanakan kebijakan teknis dalam bidang kesehatan yang

meliputi upaya peningkatan derajat kesehatan (promotif), upaya

pencegahan penyakit (preventif), upaya pengobatan penyakit

(kuratif), dan upaya pemulihan kesehatan (rehabilitatif).


b. Melaksanakan kegiatan dan pemantauan serta antisipasi terjadinya

keadaan luar biasa (KLB) di bidang kesehatan.


c. Melakukan pelaksanaan pelayanan kesehatan umum.
d. Pengawasan da pengendalian pelayanan kemasyarakatan di bidang

kesehatan.
e. Pembinaan dan bekerja sama terhadap Puskesmas Pembantu.
f. Pengelolaan urusa ketatausahaan administrasi dan kerumah-

tanggaan dinas.
g. Pengevaluasian dan pelaporan kegiatan di bidang kesehatan.
h. Pengkoordinasian pelayanan bagi korban bencana alam.

D. Visi dan Misi Pembangunan Puskesmas Oebobo


1. Visi Pembangunan Puskesmas Oebobo
Puskesmas Oebobo sebagai institusi penggerak dan pelaksana

pembangunan kesehatan guna terwujudnya masyarakat yang sehat

melalui pelayanan kesehatan yang komprehensif dan profesional.


Pembangunan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Oebobo

dirancang mengarah ke Visi, harapan jangka panjang, Masyarakat

Wilayah Kerja Puskesmas Oebobo Sehat, yaitu keadaan yang

diharapkan terjadi pada suatu waktu yang telah ditentukan, dimana saat

itu derajat kesehatan masyarakat telah meningkat, menyamai derajat

kesehatan masyarakat Indonesia pada umumnya.

19
Visi tersebut berkaitan dengan visi pembangunan kesehatan

Propinsi NTT, dan Dinas Kesehatan Kota Kupang, pada pemikiran

bahwa Puskesmas merupakan wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota

yang tidak terpisahkan dari Propinsi Nusa Tenggara Timur.

2. Misi Pembangunan Kesehatan mewujudkan Visi Kota Kupang

Sehat

Dengan mempertimbangkan semua hal tersebut, maka untuk

mewujudkan Visi Sehat, ditetapkan Misi Pembangunan Kesehatan

Puskesmas Oebobo, yaitu :

a. Peningkatan kinerja dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan,

serta peningkatan kemampuan menanggulangi berbagai masalah

kesehatan.

b. Peningkatan kemitraan pelayanan kesehatan secara lintas program

dan lintas sektor, dengan pemegang program Puskesmas, swasta,

LSM dan Masyarakat, dalam melaksanakan pelayanan kesehatan

dan pembangunan berwawasan kesehatan.

c. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat sebagai wujud hak asazi

dan investasi pembangunan melalui pelayanan kesehatan yang

bermutu, merata dan terjangkau.

E. Kegiatan Kegiatan di Puskesmas Oebobo

1. Kegiatan rutin di Puskesmas Oebobo

20
Jam kerja di Puskesmas Oebobo pada hari senin sampai kamis dan

sabtu, mulai pukul 07.15 13.00 WITA, sedangkan hari jumat dimulai

pukul 07.15 10.00 WITA.


Adapun kegiatan pokok yang dilaksanakan diantaranya

a. Kesehatan ibu dan anak

b. Keluarga berencana

c. Usaha peningkatan gizi

d. Kesehatan lingkungan

e. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

f. Pengobatan termasul pelayanan darurat karena kecelakaan

g. Penyuluhan kesehatan masyarakat

h. Kesehatan sekolah

i. Kesehatan olahraga

j. Perawatan kesehatan masyarakat

k. Kesehatan kerja

l. Kesehatan gigi dan mulut

m. Kesehatan jiwa

n. Kesehatan mata

21
o. Laboratorium sederhana

p. Pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi

q. Kesehatan usia lanjut.

Pelayanan kesehatan secara teknis dilakukan oleh unit pelaksana

teknis daerah (UPTD) dan sarana pelayanan dibawahnya yang meliputi:

a. Puskesmas

b. Puskesmas pembantu.

2. Kegiatan pengelolaan di Puskesmas Oebobo

a. Permintaan obat

Puskesmas Oebobo biasanya mengajukan permintaan obat langsung

kepada dinas kesehatan Kota Kupang dan tembusan ke gudang

farmasi kota (GFK). Petugas gudang obat Puskesmas Oebobo

bertanggung jawab terhadap data dan jumlah obat yang diajukan.

Permintaan obat biasanya digunakan dengan pengajuan

menggunakan formulir LP-LPO (Laporan Pemakaian Dan Lembar

Permintaan Obat), yang dilakukan setiap bulan batasnya tanggal 5.

Obat yang dikirim ke Puskesmas menggunakan format SBBK (Surat

Bukti Barang Keluar) dari gudang farmasi.


Apabila terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) maupun stok obat

kosong puskesmas Oebobo dapat melakukan permintaan obat ke

gudang farmasi kota kapan saja.

22
b. Penerimaan obat

Obat yang dikirim ke gudang farmasi kota diterima sekaligus dengan

dokumen pengiriman obat lengkap. Petugas memeriksa dan meneliti

jimlah kemasan, jenis, jumlah obat, dan lain-lain sesuai dengan yang

tertera dalam dokumen.


Pada Puskesmas Oebobo penerimaan obat dilakukan tiap dua bulan

pada tanggal 10. Peningkatan permintaan obat dapat dilakukan

apabila terjadi wabah penyakit dan adanya KLB (Kejadian Luar

Biasa).

c. Penyimpanan obat

Obat yang diterima Puskesmas Oebobo disimpan pada gudang obat

yang letaknya tepat di belakang apotik. Metode penyimpanan obat

diatur menurut sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First

Expiredate First Out). Untuk letak rak penyimpanan obat disesuaikan

dengan kondisi ruangan gudang, hal ini dimaksudkan agar obat-obat

yang diterima aman, atau tidak hilang, terhindar dari kerusakan fisik

dan kimia sehingga mutunya tetap terjamin selama proses

penyimpanan.

d. Distribusi Obat

Pendistribusian obat pada puskesmas Oebobo disalurkan pada

Pustup (Puskesmas pembantu) dan kamar obat Puskesmas.

23
Pendistribusian pada Pustup dicatat pada buku pengeluaran gudang

dan pada kamar obat dicatat dibuku pengeluaran dalam gudang.

Untuk sistem pendistribusian obat lewat resep, di Puskesmas Oebobo

menerima beberapa resep diantaranya :

1) Resep Umum

2) Resep JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat)

3) Resep JAMKESDA (Jaminan Kesehatan Daerah)

4) Resep ASKES (Asuransi kesehatan)

5) Resep PKH (Program Keluarga Harapan).

e. Pelayanan Obat

Alur pelayanan obat di Puskesmas Oebobo meliputi:

1) Tahap Penerimaan Resep

Resep yang diberikan oleh dokter atau dokter gigi (resep dari

poli) kepada pasien diserahkan pada apotek puskesmas. Pada

tahap ini, farmasis biasanya memperhatikan aturan pakai sudah

sesuai atau tidak (apabila belum sesuai biasanya dikonfirmasikan

kembali dengan dokter yang bersangkutan.

24
2) Tahap Penyediaan Obat

Pada tahap ini, farmasis memastika ketersediaan obat sesuai

dengan resep, apabila beberapa obat yang tidak terdapat di apotek

petugas dapat menganjurkan untuk meneus obat di apotek luar.

3) Tahap Peracikan Obat (Formulasi)

Obat racikan biasanya ditujukan terutama untuk pegobatan bayi.

Untuk obat racikan, petugas biasanya langsung memberikan

etiket, hal ini bertujuan untuk mengurangi kesalahan atau

kekeliruan setelah peracikan.

4) Tahap Pegemasan dan Pemberian Etiket

Wadah yang biasanya diguakan berupa klip plastik, untuk etiket

biasanya mengguakan sepotong kertas yang kemudian dituliskan

aturan pakainya. Sedangkan untuk kemasan obat dalam bentuk

strip/ blister aturan pakainya langsung ditulis pada strip/ blister

kemasan obat menggunakan spidol.

5) Tahap Penyerahan Obat dan Informasi Obat

Sebelum obat diserahkan kepada pasien, petugas terlebih dahulu

memeriksa kesesuaian obat dan aturan pakai dengan resep.

Penyerahan obat kepada pasien disertai pemberian informasi obat

25
seperti aturan pemakaianya serta cara penggunaanya kepada

pasien. Pemberian informasi ini ditujukan untuk mengurangi

kesalahan dalam pengguanan obat dan meningkatkan kepatuhan

pasien dalam mengkonsumsi obat.

f. Pecatatan dan Pelaporan

Pelaporan penggunaan obat di Puskesmas Oebobo dilakukan tiap 1

bulan sekali (biasanya pada akhir bulan), laporan ini ditujukan

kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang dengan tembusan ke

Gudang Farmasi Kota (GFK) dalam bentuk LP-LPO (Laporan

Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat).

26
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Permasalahan Yang Ditemukan

Dalam melaksanakan praktek kerja lapangan di Puskesmas Oebobo,

penulis menemukan beberapa kegiatan kefarmasian yang belum memenuhi

syarat atau tidak sesuai dengan teori yang didapat di bangku perkuliahan,

diantaranya :

a. Ruangan apotik yang sangat sempit sehingga mempengaruhi aktivitas

di apotik puskesmas jadi terbatas.

b. Sistem penyimpanan obat tidak sama dengan yang seharusya seperti

yang terlihat, obat bebas, obat bebas terbatas dan obat keras di simpan

pada rak obat yang sama.

c. Tidak tersedianya ruang khusus untuk peracikan obat, sehingga

peracikan obat dilakukan di luar ruangan apotik yang berpengaruh

pada saat membungkus obat karena tempatnya yang sempit dan sering

dilalui oleh pegawai lain.

d. Ruang gudang penyimpanan obat yang sempit dan kurang memadai,

sehingga beberapa obat yang diletakkan langsung bersentuhan dengan

lantai.

27
e. Penulisan aturan pakai yang ditulis langsung pada bungkusan obat

(kemasan strip), serta etiket yang digunakan belum sesuai dengan yang

seharusnya.

f. Dalam hal pelayanan resep khususnya pemberian informasi obat

(PIO), petugas hanya menerangkan aturan pakai saja tanpa disertai

dengan informasi secara detail seperti efek samping obat dan kontra

indikasinya. Hal ini dikarenakan jumlah pasien yang banyak dan

disamping itu pasien membutuhkan pelayanan yang cepat sehingga

informasi yang kurang, hal ini berpengaruh pada tingkat kepatuhan

pasien dalam penggunaan obat.

g. Di Puskesmas Oebobo belum menerapkan penggunaan APD (Alat

Pelindung Diri) sehingga dapat mempengaruhi keselamatan dan

kesehatan kerja dari pekerja itu sendiri.

B. Alternatif Pemecahan Masalah

Adapun beberapa alternative pemecahan masalah yang ditemukan di atas

adalah sebagai berikut :

a. Diharapkan ruangan apotik sebagai tempat pelayanan kefarmasian

lebih diperbesarkan lagi, untuk mempermudah pelayanan kefarmasian

yang lebih baik lagi serta terjaminnya kenyamanan kerja dari petugas.

28
Dalam hal ini perluasan ruang apotik tidak dapat langsung dilakukan

oleh puskesmas karena untuk merehab gedung atau bangunan

dilakukan oleh Dinas Kesehatan.

b. Diharapkan puskesmas menyediakan ruang khusus untuk peracikan

obat untuk menunjang proses pelayanan obat yang lebih baik lagi.

c. Puskesmas diharapkan menulis etiket yang lebih lengkap, sehingga

memudahkan pasien dalam penggunaanya.

d. Dalam rangka pelayanan informasi obat ke pasien di Puskesmas

Oebobo diharapkan memberikan informasi obat yang lebih lengkap ke

pasien, hal ini ditujukan untuk mengurangi terjadinya kesalahan

penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan pasien terhadap obat

yang dikonsumsi.

29
30
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan dan praktek kerja lapangan yang

dilakuka dapat disimpulkan bahwa, Puskesmas Oebobo merupakan salah

satu pusat pelayanan kesehatan yang telah menjalankan tugas dan

fungsinya dengan baik, meskipu dalam menjalankan tugas ini banyak

ditemukan beragai kendala ataupun keterbatasan. Pelayanan kesehatan

seperti pelayanan resep maupun pemberian informasi obat (PIO) yang

dilakukan juga sudah cukup maksimal.


Adapun kegiatan kefarmasian yang dilakukan di Puskesmas

Oebobo meliputi: Perencanaan, Pengadaan, Peyimpanan, Pedistribusian,

Pelayanan obat, Pecatatan dan Pelaporan serta Evaluasi.

B. Saran
1. Untuk Instansi
a. Diharapkan pelayanan obat di puskesmas Oebobo lebih di

optimalkan, misalnya untuk informasi obat dan pada penulisan

aturan pakai (etiket yang digunakan) diharapkan ditulis lebih jelas.


b. Utuk Dinas Kesehatan Kota Kupang agar lebih memperhatikan

sarana maupun prasarana di pusat pelayanan kesehatan salah

satunya Puskesmas Oebobo ini, hal ini ditujukan untuk

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya di NTT agar

lebih bermutu.
2. Untuk Institusi

31
Diharapkan kedepannya institusi dapat memperpanjang waktu PKL

sehingga mahasiswa lebih banyak mengetahui tentang instansi tempat

melakukan praktek.
3. Untuk Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa PKL lebih mempersiapkan diri dengan baik

sehingga pada saat di lingkungan kerja (lapangan) mahasiswa dapat

dengan cepat meyesuaikan diri serta lebih tanggap. Selain itu

mahasiswa diharapkan lebih aktif utuk bertanya mengenai instansi

tempat praktek.

32
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1990/1991. Pedoman Kerja Puskesmas. Jilid I. Jakarta: Depkes RI


............. 2003. Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di
Puskesmas. Jakarta: Depkes RI
Paru, Agustina N, dkk. 2010. Laporan Praktik Kerja Lapangan di Puskesmas
Oebobo. Kupang: Poltekkes.
Azwae, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi III. Jakarta:
Penerbit Aksara.
Anonim.

33

Anda mungkin juga menyukai