PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata,
serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan , antara lain
2. Pelayanan kesehatan;
3. Perawatan kesehatan;
epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan dan
kerjasama lintas sektoral. Penekanan diberikan pada peningkatan perilaku dan kemandirian
yang optimal sebagai sarana monitoring evaluasi program kesehatan diwilayah kerja
Puskesmas, oleh sebab itu Profil UPTD Puskesmas Ketaping Tahun 2020 di susun. sebagai
Puskesmas Ketaping adalah gambaran situasi kesehatan di UPTD Puskesmas Ketaping yang
meliputi data derajat kesehatan, upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan. Profil
Puskesmas Ketaping Tahun 2020 berisi data dan informasi tentang gambaran derajat
kesehatan, sumber daya kesehatan dan upaya kesehatan yang dilakukan puskesmas sebagai
Profil kesehatan juga menyajikan data pendukung lain yang berhubungan dengan
kesehatan seperti data kependudukan, data social ekonomi, data lingkungan dan data lainnya.
Data dianalisis dengan analisis sederhana dan ditampilkan. Data dianalisis dengan analisis
prioritas dan upaya kesehatan lainnya. Upaya kesehatan prioritas merupakan upaya kesehatan
yang dilaksanakan oleh seluruh puskesmas di Indonesia. Upaya ini memberikan daya ungkit
lingkungan kesehatan ibu anak dan keluarga berencana, perbaikan gizi masyarakat,
puskesmas.
bentuk badan penyantun puskesmas/ konsil kesehatan kecamatan ( bagi yang sudah terbentuk).
kesehatan lainnya, antara lain upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan olahraga, upaya
kesehatan kerja, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata,
pelaporan tidak termasuk pilihan karena merupakan pelayanan penunjang dari setiap upaya
kesehatan prioritas dan upaya kesehatan lainnya di Puskesmas. Adapun perawatan kesehatan
masyarakat merupakan bagian integral dari berbagai upaya pelayanan yang ada, sehingga
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi, yakni
kesehatan prioritas dan upaya kesehatan lainnya harus menerapkan azas penyelenggaran
Profil UPTD Puskesmas Ketaping Tahun 2020 diharapkan dapat memberikan data
yang akurat, untuk mengambil keputusan berdasarkan fakta. Selain itu profil ini dapat
digunakan sebagai penyedia data dan informasi dalam rangka evaluasi perencanaan, pencapian
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penyusunan Profil UPTD Puskesmas Ketaping ini adalah untuk
lainnya yang dapat dijadikan sebagai bahan penilaian tercapai atau tidaknya target
kegiatan, yang kelak dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan
2. Tujuan Khusus
Manfaat yang diharapkan dari penyusunan profil UPTD Puskesmas Ketaping ini adalah
sebagai suatu alat yang dapat digunakan untuk mengevaluasi program-program yang telah
juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan Profil Kesehatan
D. SISTEMATIKA
Bab I –Pendahuluan
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum wilayah kerja Puskesmas Ketaping
yang meliputi keadaan geografi, batas wilayah, jumlah kependudukan dan jumlah
Bab ini berisi uraian tentang indikator angka kematian, angka kesakitan, dan
Bab ini menguraikan tentang upaya pelayanan kesehatan Puskesmas yang meliputi
kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi masyarakat, imunisasi, kesehatan usila dan
pra usila, keluarga berencana, kejadian luar biasa, pelayanan kesehatan masyarakat
Bab ini diisi dengan pemecahan masalah yang terjadi pada setiap Program
Bab ini diisi dengan sajian hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih
lanjut dari Profil Kesehatan Puskesmas Ketaping Tahun 2020, serta hal-hal yang
GAMBARAN UMUM
MISI :
terjangkau.
4. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama yang lebih baik dengan Lintas sektor
KEBIJAKAN MUTU
1. Konsep sistim manajemen mutu wajib dipahami dan dilaksanakan oleh pimpinan
profesional.
” Bekerja dengan Jujur, Disiplin , Profesional dan mempunyai komitmen yang kuat
yang berlaku,
pengetahuan
INPUT
Sumber Daya Manusia (Tenaga Medis, Paramedis dan tenaga non medis)
Saran dan Prasaran ( Fasilitas Yang ada di Puskesmas Ketaping, baik bahan yang
Kegiatan Rutin
Kegiatan Rutin merupakan semua Program pokok dan program Inovatif (program
OUTPUT
C. KEADAAN GEOGRAFI
Puskesmas Ketaping berdiri sejak tahun 1994 dalam bentuk puskesmas pembantu berubah
menjadi Puskesmas pada tahun 1996. Dimana pada tahun tersebut Puskesmas ini melayani
masyarakat Ketaping yang terdiri atas 3 Korong yaitu Ketaping Utara, Ketaping Barat dan
Ketaping Selatan.
Puskesmas Ketaping adalah Puskesmas yang terletak di Kecamatan Batang Anai. Dengan
jarak tempuh terjauh dari desa ke Puskesmas ±10 Km.Tiap desa dapat dijangkau dengan
kendaraan roda 2/roda 4 . Luas wilayah kerja Lebih kurang 64,25km 2. Wilayah kerja
Jorong Petak
Korong Pauh
Korong Simpang
Korong Marantih
Korong Tabek
Korong Pilubang
kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2020, sebanyak 13-098 jiwa
Dari Grafik penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Ketaping Tahun 2020 di bawah ini,
golongan umur terbanyak adalah usia 30-34 tahun baik laki-laki maupun perempuan.
Grafik 2.1
14000
6000
4000
2000
0
+
–4 –9 –1
4
–1
9
–2
4
–2
9
–3
4
–3
9
–4
4
–4
9
–5
4
–5
9
–6
4
–6
9
–7
4
75 LA
H
0 5 M
10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 JU
SD/ MI : 11
Sekolah
SLTP/ MT : 1 Sekolah
SMU/ MA : 2 Sekolah
1 DOKTER 1 0 1
2 DOKTER GIGI 1 0 1
2 PERAWAT 7 0 7
3 BIDAN 10 0 10
4 TENAGA PENYULUH KESMAS 1 0 1
5 TENAGA SANITARIAN 3 0 3
6 ATLM 0 1 1
7 TENAGA NUTRISIONIS 1 0 1
8 ASISTEN APOTEKER 1 0 1
9 BIDAN DESA 3 0 3
10 KETEKNISIAN MEDIS
A. TERAPIS GIGI DAN MULUT 2 0 2
11 TENAGA NON KESEHATAN 6 4 10
TOTAL 36 5 41
Jumlah sumber daya manusia di UPTD Puskesmas Ketaping adalah 36 orang ASN dan
A. DERAJAT KESEHATAN
Jumlah kematian penduduk yang berusia di bawah satu tahun per 1000
kelahiran hidup pada tahun tertentu disuatu daerah disebut Angka Kematian Bayi (AKB).
AKB merupakan indikator yang sangat berguna untuk mengetahui status kesehatan anak
khususnya bayi dan dapat mencerminkan tingkat kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan
secara umum, status kesehatan penduduk secara keseluruhan serta tingkat perkembangan
sosial ekonomi masyarakat. Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator yang sangat
penting untuk mengukur keberhasilan program berbagai penyebab kematian maupun program
kesehatan ibu dan anak sebab angka kematian bayi ini berkaitan erat dengan tingkat kesehatan
ibu dan anak. Kematian bayi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ketaping pada tahun 2020
adalah berjumlah 2 orang neonatal dan 1 orang bayi. Penyebab kematian bayi tersebut adalah
akibat Kelainan Bawaan. Kematian neonatal dan bayi terjadi di beberapa korong diantaranya
yaitu
AKABA adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal
sebelum mencapai usia 5 tahun dan dinyatakan per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian
balita dihitung dengan menjumlahkan kematian bayi dengan kematian balita. Berdasarkan
pedoman MDGs disebutkan bahwa nilai normatif >140 tinggi, 71-140 tinggi, 20-40 sedang
dan <20 rendah. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak-anak dan
faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi,
Puskesmas Ketaping dilaporkan tidak ada kematian balita pada tahun 2020.
Angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal pada tahun
tertentu dengan penyabab kematian yang terkait gangguan kehamilan atau penanganannya
(tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan masa
nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000
kelahiran hidup. Indikator ini secara langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait
kehamilan. Angka Kematian Ibu Maternal berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran
perilaku hidup sehat, status gizi, kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat
pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, waktu melahirkan dan masa nifas.Keberhasilan
pembangunan sektor kesehatan senantiasa menggunakan indikator AKB dan AKI sebagai
indikator utamanya.
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu indikator utama derajat kesehatan suatu
lingkungan, sosial budaya serta hambatan dalam memperoleh akses terhadap pelayanan
kesehatan. Angka kematian ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Ketaping tahun 2020 adalah nol
B. ANGKA KESAKITAN
Sepuluh penyakit yang paling banyak ditemukan pada kasus rawat jalan di Puskesmas
Ketaping pada tahun 2020 Angka kesakitan baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit
Tabel.
1 ISPA 421
2 FEBRIS 390
4 REMATIK 290
5 ALERGI 170
6 HIPERTENSI 158
7 PSIKOSA 137
8 CHEPALGIA 122
9 CARIES 117
10 DM 94
Berdasarkan data 10 besar penyakit kasus rawat jalan di Puskesmas Ketaping tahun 2020
penyakit yang paling banyak diderita pada semua kelompok umur masih di dominasi oleh
penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) yaitu sebanyak 4.21 kasus. Angka kesakitan
menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu dan
Penyakit Menular
1. TB Paru Penyakit
Puskesmas Ketaping. Secara nasional TB Paru merupakan penyakit tropis yang sangat erat
kaitannya dengan kemiskinan. TB Paru merupakan penyakit yang masih tinggi angka
kejadiannya bahkan merupakan yang tertinggi ketiga di dunia. MDGs menetapkan penyakit
TB Paru sebagai salah satu target penyakit yang harus diturunkan selain HIV AIDS dan
Malaria. Hasil pengobatan penderita TB Paru dipakai indikator succses rate, dimana indikator
ini dapat dievaluasi setahun kemudian setelah penderita ditemukan dan diobati. Sukses rate
akan meningkat bila pasien TB Paru dapat menyelesaikan pengobatan dengan baik tanpa atau
dengan pemeriksaan dahak. Pada tahun 2020 di Wilayah Kerja Puskesmas Ketaping
ditemukan kasus Tuberkulosis berjumlah 16 orang, dari 8 korong yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Ketaping dengan rincian 8 orang berjenis kelamin laki-laki dan 8 orang berjenis
Pneumonia
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang
pernapasan mulai dari hidung hingga alveoli. Penyakit ISPA yang menjadi masalah dan masuk
dalam program penanggulangan penyakit adalah pneumonia karena merupakan salah satu
penyebab kematian anak. Pneumonia adalah infeksi akut yang menyerang jaringan paru
(alveoli). Infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, virus atau kecelakaan karena
menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi rentan yang terserang pneumonia adalah anak
umur < 2 tahun. Penemuan dan tatalaksana kasus adalah salah satu kegiatan program
penanggulangan. Pada Tahun 2020 di Puskesmas Ketaping penderita pneumonia pada balita
yang ditemukan sebanyak 5 kasus. Pneumonia pada balita lebih banyak disebabkan karena
faktor seperti kurang gizi, status imunisasi yang tidak lengkap, terlalu sering membendung
anak, kurang diberikan ASI, riwayat penyakit kronis pada orang tua bayi atau balita, sanitasi
lingkungan tempat tinggal yang kurang memenuhi syarat kesehatan, orang tua perokok dan
lain sebagainya. Upaya yang telah dilakukan untuk menanggulangi kasus pneumonia pada
bayi atau balita adalah menghilangkan faktor penyebab itu sendiri melalui peningkatan status
gizi bayi/ balita, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), peningkatan sanitasi
lingkungan tempat tinggal serta peningkatan status imunisasi bayi atau balita.
Syndrome(AIDS)
HIV/AIDs merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Human
penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah terinfeksi berbagai
macam penyakit yang lain. Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dahulu
dinyatakan sebagai HIV positif. HIV positif dapat diketahui dengan 3 cara yaitu VCT, dan
zero survey. Di wilayah Kerja Puskesmas Ketaping jumlah kasus penyakit yang disebabkan
kasus penderita perempuan. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kasus
kelompok di posyandu, pertemuan lintas sektoral di nagari dan penyuluhan di dalam gedung.
IMS merupakan jenis penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan sexual dengan
orang yang mengidap IMS. Oleh karena IMS merupakan salah satu pencetus timbulnya kasus
HIV-AIDS di masyarakat, maka Puskesmas Ketaping telah melakukan berbagai upaya untuk
mencegah dan mengurangi penularan penyakit menular seksual (PMS), termasuk dampak
sosialnya diantaranya :
resiko tinggi
Melakukan konseling
Tahun 2020 tidak ditemukannya penderita IMS (Infeksi Menular Seksual) di wilayah
Diare
Diare dapat didefinisikan sebagai kejadian buang air besar berair lebih dari tiga kali
namun tidak berdarah dalam 24 jam, bila disertai dengan darah disebut disentri. Penyakit
gastroenteritis lain seperti diare berdarah dan tifus perut klinis juga termasuk ke dalam sepuluh
besar penyakit baik di Puskesmas maupun catatan rawat inap di rumah sakit. Meskipun jumlah
kasus diare cukup tinggi, namun angka kematiannya relatif rendah. Serangan penyakit yang
kesehatan. Dalam perjalanan alamiahnya sebagian besar penderita sembuh sempurna. Angka
kesakitan akibat diare yang dilayani di Puskesmas Ketaping pada tahun 2020 untuk golongan
semua umur yaitu berjumlah 53 kasus dan untuk golongan balita jumlah yang ditemukan
kematian dan promosi kesehatan tentang hiegyne sanitasi dan makanan untuk mencegah
Kejadian Luar Biasa (KLB). Upaya yang dilakukan oleh jajaran kesehatan baik oleh
Malaria
Pada tahun 2020 di wilayah Kerja Puskesmas Ketaping tidak ditemukannya kasus
Malaria.
Kusta
Kusta adalah penyakit kulit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium leprae. Bila
penyakit kusta tidak ditangani maka dapat menjadi progresif menyebabkan kerusakan
permanen pada kulit, saraf, mata dan anggota gerak. Strategi global WHO menetapkan
indicator eliminasi kustaadalah angka penemuan penderita/ new case detection rate (NCDR).
Dengan NCDR 0,0005 per 10.000 penduduk sudah dapat dikatagorikan sebagai daerah rendah
kusta dengan mengacu pada indikator pusat bahwa daerah dengan NCDR 0,50 per 10.000
Pada Tahun 2020 tidak ditemukannya kasus baru pada penderita kusta diwilayah kerja
Puskesmas Ketaping, tetapi pada tahun 2020 ini masih adanya penderita kusta yang ditemukan
pada tahun sebelumnya yang masih menjalani pengobatan dan selesai pada awal tahun 2020.
Keberhasilan penanganan kasus kusta di wilayah kerja Puskesmas Ketaping tidak terlepas dari
upaya intensif dari dinas kesehatan, Puskesmas dan jajarannya serta adanya kemauan
Untuk mencegah supaya tidak terjadi kasus penyakit ada beberapa langkah yang dapat
dilakukan. Salah satunya adalah dengan imunisasi. Beberapa penyakit yang dapat dicegah
tetani, yang masuk ke tubuh melalui luka. Penyakit ini dapat menginfeksi bayi baru
lahir apabila pemotongan tali pusat tidak dilakukan dengan steril. Pada tahun 2020 di
Penyakit poliomyelitis merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Penyebab penyakit tersebut adalah virus polio yang menyerang system
merupakan kelompok umur yang paling sering diserang penyakit ini, dengan gejala
demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher dan sakit di tungkai dan lengan. AFP
tanpa penyebab yang jelas dan kemudian berakhir dengan kelumpuhan. Selama tiga
tahun terakhir tidak ditemukan kasus polio di wilayah kerja puskesmas Ketaping. Hal
Campak
Penyakit campak adalah penyakit akut yang mudah menular baik pada balita, anak-
anak maupun orang dewasa yang disebabkan oleh virus campak. Penularan campak
dapat terjadi melalui udara yang terkontaminasi dan secret orang yang terinfeksi.
Keberhasilan menekan kasus campak tidak terlepas dari pelaksanaan imunisasi campak
secara rutin baik di tingkat Puskesmas dan sarana kesehatan lainnya, penyediaan sarana
vaksin yang sudah memadai, tenaga yang mencukupi serta kesadaran masyarakat untuk
kasus campak yang berada di Korong Marantiah dengan jenis kelamin perempuan.
KLB merupakan salah satu status yang diterapkan di Indonesia untuk mengklasifikasikan
peristiwa merebaknya suatu wabah penyakit. KLB adalah timbulnya atau meningkatnya
daerah tertentu.
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan
ditularkan oleh vector nyamuk aedes aegypty. Indonesia merupakan negara tropis yang secara
umum mempunyai risiko terjangkit penyakit DBD, karena vektor penyebabnya yaitu nyamuk
wilayah yang terletak pada ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Serangan
penyakit DBD berimplikasi luas terhadap kerugian material dan moral berupa biaya rumah
sakit dan pengobatan pasien, kehilangan produktivitas kerja dan yang paling fatal adalah
kehilangan nyawa. Perjalanan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) cepat dan dapat
mengakibatkan kematian dalam waktu singkat. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang
sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) di Indonesia. Tahun 2020 tidak ditemukan
nyamuk (PSN) melalui 3M plus (Menguras, menutup dan mengubur) plus menabur
larvasida.
2. Rabies
Rabies Rabies merupakan penyakit dengan CFR yang sangat tinggi, yang disebabkan oleh
infeksi virus rabies yang ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kera yang di
dalam tubuhnya mengandung virus rabies. Pada 2020 di wilayah Kerja Puskesmas Ketaping
3. Keracunan Makanan
Sampai tahun 2020 di Wilayah Kerja Puskesmas Ketaping belum pernah ada kejadian
keracunan makanan.
Virus Corona (SARS-CoV-2 ) adalah virus yang menyerang system pernapasan. Penyakit
karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan
pada system pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Virus ini bisa
menyerang siapa saja, seperti lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa, anak- anak dan bayi
termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Virus ini menular melalui percikan dahak (droplet) dari
saluran pernapasan. Pada Tahun 2020 di wilayah kerja Puskesmas Ketaping juga ditemukan
kasus Covid-19. Rekapan Data dan Anggaran BOK Tambahan Puskesmas Ketaping Tahun
2020 Terlampir.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 bahwa Pusat Kesehatan
Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan tingkat pertama dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya yang terdiri dari Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan.
Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 bahwa Pusat
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluyarga, kelompok dan
masyarakat.
Upaya kesehatan di UPTD Puskesmas Ketaping adalah meliputi UKP (Upaya Pelayanan
UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) meliputi upaya kesehatan yang dilakukan dan
ditujukan pada perorangan, jadi hasil yang di inginkan adalah tercapainya kesehatan pada
perorangan, meliputi :
dengan tepat
2. Unit Obat
2) Jadwal Pelayanan
3) Pelayanan yang diberikan melayani resep pelayanan dengan tepat dan akurat
2) Jadwal Pelayanan
Pemeriksaan Kesehatan
Pengobatan
Pemberian Rujukan
2) Jadwal Pelayanan
Pengobatan
Pemberian Rujukan
2) Jadwal Pelayanan
Pemberian Rujukan
2) Jadwal Pelayanan
Pemeriksaan Kesehatan Ibu Hamil dengan pelayanan 7T, Ibu Nifas dan
WUS
2) Jadwal Pelayanan
Suntik
Pil
Implant
IUD
Kondom
Kesehatan Anak
2) Jadwal Pelayanan
Pelayanan Imunisasi
2) Jadwal Pelayanan
Imunisasi BCG
Imunisasi DPT,HiB
Polio
Campak/MR
Td
AMG
2) Jadwal Pelayanan
2) Jadwal Pelayanan
2) Jadwal Pelayanan
Pemeriksaan Kolesterol
Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan Syphilis
Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HbsAg
2) Jadwal Pelayanan
Pemeriksaan Kesehatan
Memberikan Rujukan
PELAYANAN KESEHATAN
UPTD Puskesmas Ketaping. Sudah dilaksanakan sejak tahun 2016 yang di pegang oleh
dokter umum dan perawat .Tujuannya yaitu sebagai upaya promotif dan prefentif di
2. PUSKESMAS PEMBANTU
Di Puskesmas Ketaping terdapat satu Puskesmas Pembantu yang terletak di Kp. Baru
Korong Tl.Mundam
Faiza, SKM
adalah Upaya Kesehatan yang dilakukan dan ditujukan pada masyarakat dengan harapan yang
diinginkan adalah tercapainya kesehatan pada masyarakat, pada dasarnya kegiatan yang
dilakukan adalah meliputi kegiatan Program Essensial dan Program Pengembangan, meliputi
a. PROGRAM ESSENSIAL
Program ini mengupayakan pengkajian dan intervensi PHBS pada semua institusi
kesehatan terkait, termasuk penyuluhan dengan bermacam materi kesehatan. Kegiatan yang
dilakukan adalah melalui kerja sama lintas Sektoral sebagai Upaya Pemberdayaan
Masyarakat.
Kegiatan lainnya dalah Desa Siaga yaitu Pembinaan pada Desa dengan menggerakkan seluruh
elemen masyarakat pada desa tersebut dengan berpartisipasi aktif dalam memecahkan
Pembentukan Desa Siaga dalam rangka menurunkan angka kematian Ibu dan Balita serta
semua program kesehatan yang dicanangkan oleh Puskesmas. Kerjasama ini dilakukan mulai
dari jajaran kecamatan sampai wali Korong serta dinas lain yang terkait antara lain dinas
Pembinaan pada pengelola makanan agar dapat mengelola makanan secara higienis
Pembinaan di rumah- rumah agar bisa memenuhi syarat kesehatan sebagai rumah
sehat.
terhadap jamban dan agar jamban yang ada termasuk kategori jamban sehat
BERSIFAT UKM
Program KIA termasuk satu dari enam program pokok (basic six) Puskesmas yang
bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan mutu pelayanan KIA secara efektif dan
efisien. Program ini bertanggung jawab dalam kegiatan pelayanan sebagai berikut: Pelayanan
ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana,
neonatal, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi dan balita. Keberhasilan program KIA
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi salah satu
dari enam program pokok Puskesmas yang bertujuan untuk memantapkan dan
meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien meliputi
pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga
berencana, neonates, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi dan balita.
tenaga kesehatan, Deteksi Dini Faktor Resiko dan Komplikasi Kebidanan, Pelayanan
Anak Balita.
Salah satu fungsi utama program perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas adalah
mempersiapkan, memelihara dan mempertahanakan agar setiap orang yang mempunyai status
gizi baik, dapat hidup sehat dan produktif. Fungsi ini dapat terwujud jika setiap petugas
melaksanakan program gizi dengan cara yang baik dan benar sesuai komponen-komponen
Ketaping meliputi : konsultasi terkait gizi, Surveilence dan pelacakan gizi buruk, peningkatan
kapsitas kader dalam rangka mendukung kegiatan pos gizi, pendampingan gizi kurang,
sosialisasi pemberian tablet penambah darah, kelompok ibu pintar balita sehat, demo PMT
sehat, monitoring garam, survey Kadarzi, Pemberian vitamin A, penimbangan serentak dan
Posyandu balita.
Semua kegiatan tersebut di atas bias berhasil baik melalui kegiatan dalam gedung
maupun luar gedung, dalam hal ini kegiatan luar gedung adalah melalui Posyandu, dan
kegiatan di Sekolah.
BERSIFAT UKM
Pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular yaitu program
menular/ infeksi ( misalnya TB, DBD, Kusta dan lainnya). Tuijuan program yaitu
tidak menular. Prioritas penyakit menular yang akan ditanggulangi adalah Malaria, demam
berdarah dengue, diare, polio, filariasis, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, pneumonia, dan
penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Prioritas penyakit tidak menular
yang ditanggulangi adalah penyakit jantung dan gangguan sirkulasi, diabetes mellitus dan
kanker.
penyakit, pendampingan kasus TB, pelacakan kasus kontak tracing, prolanis, sosialisasi dan
penyuluhan HIV/ AIDS dan kusta, sosialisasi kecacingan dan kunjungan rumah balita belum
imunisasi.
b. PROGRAM PENGEMBANGAN
mempersiapkan, memelihara dan memperthankan agar setiap orang dapat hidup sehat dan
produktif. Fungsi ini dapat terwujud kalau setiap petugas melaksanakan program kesehatan
gigi dengan cara yang baik dan benar sesuai komponen-komponen yang harus ada dalam
konsultasi gigi dan penyuluhan pada posyandu balita dan lansia serta pemeriksaan gigi
masyarakat di lapangan.
2. KESEHATAN JIWA
pencegahan orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) dan orang dengan gangguan jiwa
(ODGJ). Kegiatan yang dilakukan dalam program ini ialah kunjungan rumah [ada orang
dengan masalah kejiwaan (ODMK) dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang dilakukan
Tujuan umum dari adanya program kesehatan jiwa berupa kunjungan rumah adalah
untuk dapat menggali informasi mengenai keadaan pasien jiwa , keluarga dan lingkungannya
langsung dari pihak pertama (pasien jiwa dan keluarga itu sendiri), serta memberikan
informasi dan edukasi mengenai kesehatan jiwa pada pasien jiwa dan keluarga secara
langsung.
Sasaran dalam kegiatan program kesehatan jiwa adalah orang dengan masalah
kejiwaan ( ODMK) dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) beserta keluarga yang berada di
Upaya Kesehatan Kerja (UKK) adalah Upaya penyerasian kapasitas kerja, beban
kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
maksimal. Sasaran pada program ini adalah pekerja informal diwilayah Puskesmas. Kegiatan
memadukan ilmu/ praktik keperawtan dengan kesehatan masyarakat lewat dukungan peran
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri salam upaya
kesehatan.
kinjungan rumah ibu nifas resiko tinggi, kunjungan rumah balit/bayi resiko tinggi, kunjungan
rumah pasien penyakit tidak menular, kunjungan rumah pasien penyakit menular (HIV-AIDS,
TBC), kunjungan lansia dengan resiko tinggi, dan kunjungan rumah menggunakan leaflet
untuk meningkatkan deraat kesehatan dan kebugaran jasmani melalui aktivitas fisik dan atau
olah raga. Dalam rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010, program
kesehatan olahraga merupakan salah satu program dari pokok program prilaku hidup sehat
dan pemberdayaan masyarakat. Kesehatan olahraga telah ditetapkan sebagai salah satu
kegiatan cukup banyak, dan dilaksanakan di masing-masing wilayah desa di wilayah kera
Puskesmas Ketaping.
Upaya pelayanan yang diberikan kepada masyarakat pekerja secara minimal dan
kawasan industry dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja. Bagi
puskesmas yang berada di wilayah kerja di kawasan industry, wajib mengembangkan upaya
kesehatan kera yang merupakan kebutuhan dan masalah pada wilayah kerjanya.
Pelayanan kesehatan kerja dasar yaitu upaya yang diberikan kepada masyarakat
pekera secara minimal oleh institusi pelayanan kesehatan kerja dasar meliputi Pos UKK,
Poliklinik Perusahaan dan Puskesmas. Pos UKK sebagai suatu wadah pelayanan kesehatan
kera yang berada ditempat kerja dan dikelola oleh pekerja itu sendiri (kader) yang
YANKESTRADKOM)
dan preventif dengan pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan TOGA dan akupresure,
hal ini sejalan dengan indicator rencana strategis (RENSTRA) Kementrian Kesehatan di
TOGA
Tanaman obat keluarga merupakan beberapa jenis tanaman obat pilihan yang
ditanam di pekarangan rumah datau lingkungan sekitar rumah. Tanaman obat yang dipilih
biasanya tanaman obat yang dapat digunakan untuk pertolongan pertama atau obat-obat
ringan seperti demam dan batuk. Tanaman obat yang sering ditanam di pekarangan rumah
antara lain sirih, kunyit, temulawak, kumis kucing, sambiloto dan lain-lain. Tanaman obat
keluarga selain digunakan sebagai obat uga memiliki beberapa manfaat lain yaitu:
c. Dapat dimanfaatkan sebagai penambah gizi keluarga seperti tomat, papaya , timun
dan bayam
f. Tanaman obat-obatan dapat ditanam dalam pot-pot atau dilahan sekitar rumah.
Apabila lahan yang dapat ditanami cukup luas, maka sebagian hasil panen dapat
membudidayakan tanaman obat keluarga akan terus dilaksanakan penyuluhan dan pembinaan
AKUPRESSURE
pelaksanaan dimulai dari pasien datang dan langsung dilakukan pemeriksaan dan penegakaan
diagnosa oleh dokter. Penegakkan diagnosa oleh dokter tetap secara konvensional.
kesehatan alternatif dan komplementerer (request consent) serta memilih pilihan terapi yang
(komplementer) atau murni pelayanan kesehatan tradisional (alternatif). Hal yang harus
pemberi tindakan diberikan oleh tenaga kesehatan yang mendapat pelatihan khusus di bidang
Upaya Kesehatan Gigi di Puskesmas ini pada dasarnya di bagi dalam beberapa
1. Pembinaan / Pengembangan
Tujuan Umum dari pelayanan kesehatan gigi masyarakat yaitu Tercapainya derajat
Tujuan Khusus :
diri (Self Care) dibidang Kesehatan Gigi dan Mulut dan mau mencari pengobatan
sedini mungkin.
Puskesmas Ketaping memiliki 8 korong yang terdiri dari 19 posyandu balita dan
10 posyandu lansia, kami melaksanakan UKGM berdasarkan jumlah Posyandu yang ada.
Pemeriksaan dan perawatan yang diberikan pada kelompok rawan penyakit gigi dan mulut
adalah sebagai berikut: Untuk frekwensi pembinaan petugas kesehatan dalam bidang
kesehatan gigi dan mulut ke SD dilaksanakan 3 kali per tahun per SD yaitu pada saat :
D. Penjaringan
F. Pada saat UKGS dengan sikat gigi masal dan pemeriksaan kesehatan gigi anak
sekolah.
c. PROGRAM INOVASI
identifikasi masalah, Penentuan prioritas masalah dan mencari akar penyebab masalah dan
cara pemecahan masalah. Dari analisa masalah inilah didapatkan permasalahan kesehatan
Untuk pemecahan masalah kami melakukan advokasi dan musyawarah kepada lintas
sektor sehingga diperoleh perlunya perhatian khusus terhadap penderita TB ini yaitu perlunya
kegiatan Pos TB agar terperhatikannya penderita TB yang ada dan memutus rantai penularan
Untuk permasalahan yang kedua yaitu HIPERTENSI, untuk mengatasi agar Penderita
Hipertensi ini mau berobat teratur maka perlu inovasi PEKA TENSI yaitu pendampingan
b. Pasien Membawa Kartu Identitas (KK, KTP/ SIM) dan fotokopi kartu identitas 1
(satu) lembar
c. Pasien membawa Kartu Kis baik yang Mandiri dan Non Mandiri
Pasien didata oleh petugas Rekam Medis untuk menanyakan keluhan sakit yang diderita
pasien sehingga Petugas Rekam Medis dapat menentukan alur pelayanan kesehatan
lanjutan dari pasien tersebut ( Pelayanan Kesehatan Umum, Pelayanan Kesehatan Gigi,
Pelayanan Konsultasi). Pemanggil di unit pendaftaran dimulai dari pasien lansia baru ke
pasien lainnya.
4. Pemeriksaan Pasien
5. Pengambilan Obat
bisa mengambil obat di unit obat, jika dokter/dokter gigi memberikan resep.
KETAPING
BAB VI
PEMECAHAN MASALAH
PHBS terutama pada indikator merokok, makan sayur dan buah setiap hari, cuci tangan
Kesehatan Lingkungan
dan Pengawasan terhadap pemilik TPM ,dan melakukan pengadaan Buku panduan
tentang PHBS, Pembinaan PHBS kemasyarakat tentang pengunaan Jamban sehat, rumah
sehat, Sarana air Bersih, SPAL dan Pembuangan Sampah. Melaksanakan Pemicuan
dikorong yang masyarakatnya tidak mengunakan jamban sehat dan Advokasi dan
koordinasi dengan lintas sektor terkait dalam pengadaan Septic Tank. Sosialisasi tentang
masing korong.
Program Gizi
2. Meningkatkan penyuluhan tentang Gizi seimbang bagi remaja dan dampak yang
ditimbulkan bagi kesehatan renaja putri, Menginformasikan efek samping obat (sf)
3. Koordinasi denga kepala sekolah untuk penyedian makanan yang sehat di kantin
sekolah.
Program P 2 P
Sekolah/ Guru dan toko Masayarakat) dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan
cara serentak diwilayah kerja minimal 1x satu minggu, Meningkatan Edukasi dan
Sweping (DOFU)
4. Pemeriksaan BTA untuk semua anggota keluarga yang berkontak dengan penderita
BAB VII
1. KESIMPULAN
5. AFP Rate ( non polio ) per 100.000 penduduk usia < 15 tahun dilaporkan 0 kasus
6. Angka kasus TB Paru 58 dilaporkan 16 kasus semua umur dan 1 kasus TB anak,
10. Jumlah status gizi balita dilaporkan sebesar 146 (13,19%) balita gizi kurus (BB/TB).
Ketaping Tahun 2020 sudah dilakukan upaya-upaya kesehatan yang hasilnya sebagai
berikut :
3. Jumlah lahir hidup di Puskesmas ketaping Tahun 2020 215 orang dan Jumlah Lahir Mati
adalah 0 ( Tabel 20 )
11.
14. Persentase cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut sebesar 36,8 % ( Tabel 49 )
15. Jumlah semua kasus Tuberkulosis yaitu 16 orang dan kasus tuberkulosis anak berumlah 1
orang ( Tabel 51 )
16. Angka kesembuhan BTA + 58,3 % dengan angka pengobatan lengkap semua kasus TBC
40,0 % sedangkan angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) semua kasus TBC 96,0
% ( Tabel 52 )
17. Persentase penemuan penderita pneumoni pada balita yaitu 9,8 % ( Tabel 53 )
19. Persentase Diare yang ditemukan dan ditangani pada Balita 10, 3% dan Diare yang
20. Jumlah kasus suspek campak yang ditemukan yaitu 1 kasus ( Tabel 62 )
21. Persentase desa yang terkena KLB ditangani kurang dari 24 jam sebesar 0 % ( Tabel 63 )
23. Persentase penderita Hipertensi yang mendapat pelayanan kesehatan 36,4% ( Tabel 68 )
( Tabel 69 )
25. Persentase Pelayanan Kesehatan orang gangguan Jiwa Berat 100% ( Tabel 71 )
26. Persentase saran Air minum dengan resiko rendah dan sedang 82,0 % ( Tabel 72 )
27. Persentase KK dengan akses tehadap sanitasi yang layak (jamban sehat) 64,7%
( Tabel 73 )
28. Jumlah desa melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ada 8 desa dengan desa
STBM 0 % ( Tabel 74 )
2. SARAN
d. Melakukan koordinasi dan sosialisasi kepada lintas sektor terhadap semua permasalahan
e. Melakukan kampanye GERMAS ditingkat nagari dengan melibatkan kader, PKK dll
h. Melakukan advokasi kepada lintas sektor terhadap sosialisasi KTR dan kebijkan lainnya.
BAB VIII
Buku Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Ketaping Tahun 2020 ini diharapkan dapat
memberikan gambaran secara garis besar dan menyeluruh tentang seberapa jauh capaian derajat
menunjukkan berbagai perbaikan terhadap derajat kesehatan, upaya dan sarana kesehatan
umumnya.
Dengan telah disusunnya buku profil ini semoga dapat memberikan gambaran dan manfaat
secara luas tentang pencapaian pembangunan di bidang kesehatan, khususnya di wilayah Kerja
Puskesmas Ketaping.