Anda di halaman 1dari 8

Kendari, 6 Mei 2023

No. Surat : 004/SEKBER-IBI/PDGI/IDI/PPNI/IAI/KDI/05/2023


Perihal : Aksi Damai OP Kesehatan

Yang Terhormat
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Se-Sulawesi Tenggara
3. Direktur/Pimpinan RS Pemerintah/Swasta, Klinik atau Fasyankes Se-Sulawesi Tenggara
Di-
Dengan Hormat

Sehubungan adanya rencana Aksi Damai 5 Organisasi Profesi Kesehatan SULTRA


(IBI-PDGI-PPNI-IAI) terkait Pembahasan RUU Kesehatan OBL, maka dengan ini kami
mengharapkan kepada Bapak/Ibu Pimpinan untuk memberikan izin atau kelonggaran kepada
Pengurus dan Anggota kami untuk ikut serta dalam kegiatan tersebut, dengan catatan
pelayanan-pelayanan yang sifatnya kedaruratan (emergency) & unit-unit pelayanan
khusus/spesifik tidak terganggu.
Kegiatan Aksi Damai tersebut akan dilaksanakan, pada:
Hari / Tanggal : Senin, 8 Mei 2023
Pukul : 08:00 sd 12:00 WITA
Tempat : Lapangan Eks MTQ--Depan Gedung DPRD Provinsi SULTRA
Sebagai tambahan, beberapa Pengurus dan Anggota OP Kesehatan Kab/Kota tidak
dapat bergabung di Kendari akan melaksanakan hal serupa di daerah masing-masing, lebih
lanjut akan dikoordinasikan oleh Pimpinan OP Kesehatan setempat.
Bersama kami lampirkan Pedoman Teknis Aksi Damai tersebut.
Atas perhatian Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih

Kendari, 6 Mei 2023

PIMPINAN
ORGANISASI PROFESI KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KETUA IBI SULTRA KETUA PPNI SULTRA

Maswati Madjid, SKM, Str.Keb, M.Si, M.Kes Heryanto, SKM

KETUA PDGI SULTRA KETUA IAI SULTRA

drg. Gunawan Wibisono Dr.rer.nat. apt. Adryan Fristiohady S.Farm, M.Sc.

KETUA IDI SULTRA

dr. La Ode Rabiul Awal, Sp.B-KBD


dr. La Ode Rabiul Awal, Sp.B-KBD
PANDUAN TEKNIS AKSI DAMAI
ORGANISASI PROFESI KESEHATAN
PROV. SULAWESI TENGGARA
(IBI-PDGI-IDI-PPNI-IAI)

STOP PEMBAHASAN RUU KESEHATAN


(OMNIBUS LAW)

SEKRETARIAT BERSAMA ORGANISASI PROFESI KESEHATAN PROVINSI


SULAWESI TENGGARA

TAHUN 2023
DAFTAR ISI

NAMA AKSI DAMAI 3


DASAR HUKUM 3
BENTUK AKSI 3
TUJUAN AKSI 3
PENANGGUNG JAWAB AKSI DAMAI 3
PESERTA AKSI DAMAI 3
JUMLAH PESERTA AKSI DAMAI 4
TUNTUTAN AKSI DAMAI 4
TANGGAL AKSI DAMAI 4
LOKASI AKSI DAMAI 4
PERSIAPAN AKSI DAMAI 4
PELAKSANAAN AKSI PENYAMPAIAN PENDAPAT DI MUKA UMUM
(LOKASI KENDARI) 5
PELAKSAANAAN AKSI SIMPATIK 5
PELAKSANAAN BERHENTI PELAYANAN NASIONAL 5
POIN-POIN KONFERENSI PERS 5
ATRIBUT AKSI DAMAI 6
DAMPAK AKSI DAN PENANGANAN YANG HARUS DIPERHATIKAN 7
NAMA AKSI DAMAI
AKSI DAMAI NASIONAL STOP PEMBAHASAN RUU KESEHATAN (OMNIBUS LAW) :
SELAMATKAN MASA DEPAN KESEHATAN BANGSA

DASAR HUKUM
1. Pasal 28 E Ayat 3 UUD 1945
2. UU No.9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di muka umum
3. UU No.39 Tahun 1999 tentang HAM

BENTUK AKSI DAMAI


1. Penyampaian Pendapat di Muka Umum dan Penyampaian Sikap dan Tuntutan Profesi
Kesehatan kepada Lembaga Eksekutif dan Legislatif
2. Aksi Simpatik di tempat Pelayanan Kesehatan wilayah masing-masing
1. Berhenti Pelayanan dalam waktu tertentu (Non-Emergency/ Non-Life Saving) Profesi
Kesehatan*
2. Pita Hitam tanda solidaritas

TUJUAN AKSI DAMAI


1. Penghentian pembahasan RUU Kesehatan (Omnibus law) yang mengancam hak
berdemokrasi, hak sehat rakyat, hak kesejahteraan dan perlindungan profesi kesehatan;
3. Bentuk protes kepada sikap pemerintah dan DPR yang memaksakan pembahasan
RUU Kesehatan (omnibus law) yang kental kepentingan kapitalis di sektor
kesehatan, mengorbankan hak rakyat, dan mengorbankan hak profesi kesehatan;
4. Bentuk protes kepada sikap pemerintah yang membungkam suara-suara kritis
terhadap kebijakan dan memberhentikan salah satu Guru Besar (Prof. Dr. Zainal
Muttaqin, Sp.BS(K)) melalui Direktur RSUP Kariadi, Semarang;
5. Menyadarkan semua pihak bahwa masa depan kesehatan jangan dipolitisir dan
diserahkan kepada pengelolaan asing.

PENANGGUNG JAWAB AKSI DAMAI


1. Ketua IDI Sultra
2. Ketua PDGI Sultra
3. Ketua PPNI Sultra
4. Ketua IBI Sultra
5. Ketua IAI Sultra

PESERTA AKSI DAMAI


Peserta aksi adalah seluruh anggota organisasi profesi kesehatan yang tidak
sedang bertugas di : - Unit Pelayanan Darurat
- ICU/ICCU/NICU/PICU
- Ruang Operasi
- Ruang Perawatan Pasien
- Lokasi bencana

JUMLAH PESERTA AKSI DAMAI


1. Penyampaian Pendapat di Muka Umum dan Penyampaian Sikap dan Tuntutan Profesi
Kesehatan kepada Lembaga Legislatif di Kendari : 500 Orang
2. Aksi Simpatik di tempat Pelayanan Kesehatan wilayah masing-masing : Seluruh Profesi
Kesehatan di Indonesia yang sedang bertugas di tempat pelayanan.
3. Berhenti Pelayanan dalam waktu tertentu (Non-Emergency/ Non-Life Saving) Profesi
Kesehatan : Seluruh Profesi Kesehatan di Indonesia *
4. Pita Hitam tanda solidaritas : Seluruh Profesi Kesehatan di Indonesia

TUNTUTAN AKSI DAMAI :


1. Stop Pembahasan RUU Kesehatan (Omnibus law)
2. Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Profesi Kesehatan
3. Penguatan Eksistensi dan Kewenangan Organisasi Profesi Kesehatan
4. Jaga Kedaulatan Kesehatan Rakyat dan Bangsa dari Oligarki, Monopoli dan Liberalisasi

TANGGAL AKSI DAMAI


1. Aksi Damai Nasional Stop Pembahasan RUU Kesehatan (Omnibus Law), Selamatkan
Masa Depan Kesehatan Bangsa: 8 Mei 2023
2. Berhenti Pelayanan non emergency/non life saving pada waktu tertentu : 8 Mei 2023
3. Aksi Solidaritas (Pita Hitam): 26 April - 27 Mei 2023

LOKASI AKSI DAMAI


- Aksi Damai Nasional Stop Pembahasan RUU Kesehatan (Omnibus Law), Selamatkan Masa
Depan Kesehatan Bangsa : Kendari (Long March MTQ ke Gedung DPRD Provinsi Sultra)
- Aksi Simpatik di tempat pelayanan : masing-masing tempat bertugas/bekerja (bagi Dokter
yang bertugas)
- Berhenti Pelayanan dalam waktu tertentu : di tempat tinggal masing-masing atau
berkumpul di sekretariat organisasi profesi *

PERSIAPAN AKSI DAMAI


- Pembentukan Panitia Aksi Nasional
- Konferensi Pers tingkat pusat dan setiap daerah untuk menjelaskan tujuan aksi
- Koordinasi dengan seluruh jajaran dan anggota organisasi
- Koordinasi dengan Kepolisian setempat untuk pemberitahuan aksi
- Koordinasi dengan stakeholder
PELAKSANAAN AKSI DAMAI PENYAMPAIAN PENDAPAT DI MUKA UMUM
DAN PENYAMPAIAN SIKAP TUNTUTAN PROFESI KESEHATAN KEPADA
LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF (LOKASI KENDARI)
- Peserta aksi berkumpul di lokasi yang ditentukan oleh Panitia Aksi Wilayah. Selanjutnya
bergerak ke lokasi aksi dengan berjalan kaki dengan dipandu oleh mobil komando aksi.
- Tiba di lokasi aksi dipastikan peserta aksi berada di lokasi aksi yang ditentukan.
- Penyampaian orasi oleh orator yang telah ditentukan oleh Panitia Aksi.
- Penyampaian Sikap dan Tuntutan Aksi kepada Lembaga Eksekutif dan Legsilatif.
- Long March perpindahan dari satu titik lokasi ke titik lokasi aksi selanjutnya ditentukan
oleh Panitia Aksi Wilayah.

PELAKSANAAN AKSI SIMPATIK (LOKASI DI TEMPAT


BERTUGAS)
- Dokter yang bertugas di tempat pelayanan kesehatan dapat melakukan Aksi Simpatik di
tempat tugas masing-masing dengan cara :
1. Memasang spanduk di Sekretariat IDI Cabang, IDI Wilayah, Perhimpunan dan
fasilitas kesehatan masing-masing tempat bertugas yang berisi dukungan terhadap
Aksi Nasional 5 (Lima) Organisasi Profesi Kesehatan Stop Pembahasan RUU
Kesehatan (Omnibus Law).
2. Mengheningkan Cipta / Berdoa Bersama Profesi Kesehatan di jam yang sama saat
Aksi Nasional berlangsung di Jakarta selama 15 menit.
3. Pembagian bunga di tempat bertugas layanan kesehatan kepada pasien disertai
flyer/media edukasi tentang mengapa Aksi Stop Pembahasan RUU Kesehatan
(Omnibuslaw) yang diskriminatif dan merugikan Profesi Kesehatan serta merugikan
Rakyat.

PELAKSANAAN BERHENTI PELAYANAN NASIONAL*


- Anggota/Pengurus Profesi yang memenuhi persyaratan aksi berhenti pelayanan nasional
mendaftarkan nama di Panitia Aksi di daerah;
- Selama aksi berhenti pelayanan, dapat melakukan aktivitas di sekretariat atau kantor
organisasi profesi, atau melakukan aksi sosial kepada masyarakat;
- Dapat memberitahukan aksi nasional melalui sosial media dengan menginformasikan
sebab dan tujuan aksi agar masyarakat memahami potensi ancaman dan bahaya di dalam
RUU Kesehatan. Postingan sosial media dengan menggunakan hastag
#StopPembahasanRUUKesehatan
POIN-POIN KONFERENSI PERS
- Proses penyusunan dan pembahasan RUU Kesehatan (Omnibus Law) telah menciderai
proses berdemokrasi, cacat prosedur penyusunan perundang-undangan, dan sangat
terburu-buru dan sembunyi-sembunyi.
- Proses public hearing yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak menjalankan partisipasi
bermakna yang sebenarnya dan hanya formalitas belaka. Hal ini tergambar dari DIM yang
diajukan pemerintah tidak memuat apa yang disuarakan oleh organisasi profesi dan
organisasi kemasyarakatan yang telah memiliki kredibiltas dan kompetensi dalam
memberi masukan, justru pemerintah banyak mengakomodasi organisasiorganisasi yang
tidak jelas bentukannya dan sangat nyata proses disintegrasi profesi kesehatan yang
diperlihatkan dalam proses public hearing.
- Pembungkaman suara-suara kritis yang dilakukan secara formal oleh pemerintah
khususnya kementerian kesehatan telah melanggar hak konstitusional warga negara yang
dilindungi oleh UUD 1945. Pemberhentian seorang guru besar (Prof. Dr. Zainal Muttaqin,
Sp.BS (K)) merupakan bukti nyata power abuse yang berdampak bagi hak-hak individu
warga negara, serta yang terpenting adalah terganggunya proses pendidikan kedokteran.
- Adanya kasus kekerasan yang terjadi di Lampung Barat dan beberapa daerah lain yang
dialami oleh tenaga medis maupun tenaga kesehatan lain memperlihatkan adanya
keterlibatan organisasi profesi setempat. Hal ini harus dipandang sebagai upaya organisasi
profesi membantu pemerintah dalam memberikan perlindungan bagi tenaga kesehatan.
RUU Kesehatan sangat memperlihatkan upaya pemerintah menghapus keberadaan
organisasi profesi yang telah lama mengabdi bagi negeri. DI saat pandemi bukti
pengabdian ini sangatlah nyata, namun setelah pandemi ada upaya untuk menghilangkan
peran dan bahkan ada upaya disintegrasi yang dilakukan pemerintah terhadap profesi
kesehatan. Hal ini tentu tidak sejalan dengan PANCASILA yaitu Sila Persatuan Indonesia.

ATRIBUT AKSI DAMAI


- Bendera atau pataka organisasi
- Baju/Kaos Putih dan Snelly - Pita Hitam
- Spanduk yang bertuliskan : “Stop Pembahasan RUU Kesehatan: Tolak Liberalisasi dan
Kapitalisasi
Kesehatan”; “Stop Pembahasan RUU Kesehatan: Ancaman Kriminalisasi Tenaga Medis
dan Tenaga
Kesehatan”; “Stop Pembahasan RUU Kesehatan: RUU Titipan Asing dan Kapitalis”; “Stop
Pembahasan
RUU Kesehatan: Memecah Belah Profesi Kesehatan”; “Kami Bersama Prof.Zaenal
Muttaqin: Stop
Pembungkaman Kritikan Terhadap RUU Kesehatan”;
Gambar : Atribut Kaos Aksi
Catatan : Pembuatan Kaos Aksi Damai dikoordinir masing-masing koordinator lapangan
Organisasi Profesi, di tingkat pusat maupun daerah.

Atribut ikat Kepala

HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM DAMPAK AKSI DAN


PENANGANANNYA
- Seluruh peserta aksi damai dilarang melakukan kegiatan yang melanggar hukum dan
peraturan perundangundangan yang berlaku
- Menghormati aturan-aturan moral yang diakui umum
- Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
- Meninggalkan aksi berhenti pelayanan jika dibutuhkan untuk pelayanan emergensi/life
saving - Tidak menyebarkan berita bohong (hoax)
- Apabila ada tindakan represif , intimidasi, ancaman, kekerasan dan larangan kepada
seluruh peserta aksi, maka akan disiapkan tim advokasi dan bantuan hukum dari
masingmasing Organisasi Profesi

***********

Anda mungkin juga menyukai