Anda di halaman 1dari 36

“ETIK LEGAL PERAWAT

dalam GAWAT DARURAT”

Yoyo Kuswoyo, S.kep., Ners


NIRA. 32150355726
BENTUK TANGGUNG
JAWAB NAKES/PERAWAT
Tanggung jawab Profesional
(Responsibility)
kode Etik
sumpah perawat
standar profesi
Tanggung Jawab Hukum
(Liability)
Hk Pidana, Hk Perdata, Hk Adm
AKUNTABILITAS PROFESI
ORGANISASI Profesi
MKEK (Majelis Kehormatan Etik
Kedokteran), KOMITE ETIK
PWT INSTITUSI
LEMBAGA DISIPLIN SANKSI ETIK
MKDKI (Majelis Kehormatan
Disiplin Kedokteran Indonesia)
MDTK (Majelis Disiplin Tenaga
Kesehatan)
SANKSI DISIPLIN DISIPLIN
STD
PROFESI
HUKUM
Per UUan
PENEGAK HUKUM
POLISI, JAKSA, ADVOKAT, HAKIM
SANKSI HUKUM
PIDANA, PERDATA, ADM
LANDASAN ETIK/MORAL
PERILAKU PERAWAT
 OTONOMI:
mandiri & bersedia menanggung resiko dan
bertanggung gugat terhadap keputusan dan
tindakan. Otonomi juga diartikan penghargaan
terhadap otonomi klien dlam mengambi
keputusan.
 BENEFICIENCE:
tiap keputusan dibuat berdasarkan keinginan
untuk melakukan yang terbaik & tidak merugikan
klien.
4
LANDASAN ETIK/MORAL
PERILAKU PERAWAT……

NONMALEFICENCE:
Tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik &
psikologik.

ADIL:
tidak mendiskriminasikan klien,
memperlakukannya berdasarkan keunikan
klien, kebutuhan spiritual klien.
5
LANDASAN ETIK/MORAL
PERILAKU PERAWAT……

FIDELITY:
“caring”, selalu berusaha menepati janji,
memberikan harapan memadai, komitmen
moral & peduli

VERACITY:
mengatakan tentang kebenaran, tidak
berbohong dan menipu, fokus informed
consent.
6
KODE ETIK KEPERAWATAN
INDONESIA

 MUKADDIMAH
 PERAWAT-KLIEN
 PERAWAT- PRAKTIK
 PERAWAT – MASYARAKAT
 PERAWAT – TEMAN SEJAWAT
 PERAWAT - PROFESI
EKSISTENSI
KEPERAWAATAN
UU No.36 tahun 2009 ttg Kesehaatan
Pasal 63 (2)

Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan


pengendalian pengobatan dan/atau perawatan
Pasal 63 (3)

ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan

Pasal 63 (4)

.Pelaksanaannya
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu
8
PRAKTIK KEPERAWATAN
ETIK LEGAL

KEWENANGAN
KEBAIKAN KEAHLIAN FORMIL
MATERIIL

BERETIK/
BERMORAL KOMPETEN BERIZIN

PENERAPAN KODE PROSES Proses sesuai per


ETIK DAN NILAI PENGAKUAN uuan
MORAL
PERAWAT SEBAGAI NAKES
(Pasal 1 butir 6 UU No.36/2009)

N SETIAP ORANG YANG MENGABDIKAN DIRI


DALAM BIDANG KESEHATAN

A
SERTA MEMILIKI PENGETAHUAN DAN
K ATAUKETRAMPILAN (dlm bidang kes)

E
MELALUI PENDIDIKAN DI BID. KESEHATAN
S
YANG UNTUK JENIS TERTENTU MEMERLUKAN
KEWENANGAN UNTUK MELAKUKAN UPAYA
KESEHATAN

10
NAKES (Pasal 23 UU No 36/2009)
• berwenang menyelenggarakan yankes.

• Kewenangan sesuai bidang keahlian

• dalam yankes wajib memiliki izin

• dilarang mengutamakan kepentingan yang bernilai


materi.

11
TANGGUNG JAWAB HUKUM
PERAWAT
Sesuai dengan Fungsi Perawat

 Independent
caring role
Koordinative role
 Dependent/Therapeutic role
 Colaborative role ….?
INDEPENDEN
Untuk semua kegiatan yang termasuk Asuhan
Keperawatan (Caring Activities) maka
Perawat bertanggung jawab/gugat PENUH
terhadap kesalahan dari :

 KEPUTUSAN yang dibuat (responsible for the


decision to perform) dan terhadap
 PELAKSANAAN dari keputusan tersebut
(responsible for the execution)
Dependen
 Peran Perawat sebagai pelaksana dalam Medical
Therapi  dalam bentuk Pelimpahan wewenang
secara tertulis, untuk pelimpahan wewenang
jangka panjang dengan “standing order”

 Tanggung jawab Hukum perawat dalam fungsi ini


adalah terhadap kesalahan pada

Pelaksanaan (EKSEKUSI)
14
TANGGUNG JAWAB HUKUM PERAWAT

TANGGUNG JAWAB HUKUM :


 PIDANA
 PERDATA
 ADMINISTRATIF
TANGGUNG JAWAB HUKUM

 ASPEK HUKUM PERDATA


> atas kesalahan sendiri (Pasal 1365)
> atas kesalahan orang lain yang di bawah
tanggungjawabnya (Psl. 1367 ayat 3
KUH Perdata)

 ASPEK HUKUM PIDANA


> tanggung jawab atas kesalahan pribadi/
sifat subyektifitas Hukum Pidana
KESALAHAN  KARENA *KESENGAJAAN
* KEALPAAN

*KESALAHAN  KESENGAJAAN : pidana


1. Pelaku sengaja berbuat sesuatu yg melawan
hukum  niat
2. Pelaku mempunyai tujuan dan tujuan itu
memang dikehendaki oleh sipelaku
3. Perbuatan pelaku tersebut dicela karena
merugikan masyarakat.
Tj Hukum Pidana Perawat
 Kesalahan krn kesengajaan : melanggar UU
;Aborsi Ilegal, Keterangan Palsu, membocorkan rahasia
jabatan, penipuan, penyerangan seks, dll

 Kesalahan karena kelalaian yang


menyebabkan orang lain meninggal (psl 359
KUHP), luka berat (psl 360 KUHP)

 Ukuran Kelalaian adalah Pelaksanaan


pekerjaan sesuai Standar.
*KEALPAAN
 TIDAK MENGADAKAN PENDUGA-DUGA
SEBAGAIMANA YANG DIHARUSKAN
OLEH HUKUM
 TIDAK MENGADAKAN PENGHATI-HATIAN
SEBAGAIMANA DIHARUSKAN OLEH
HUKUM
*TG JWAB HK Perawat

 Pasal 46 uu No. 44 tahun 2009


Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum
terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas
kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
di Rumah Sakit.

 Pasal 29 UU No. 36 tahun 2009


Dalam hal tenaga kesehatan diduga melakukan
kelalaian dalam menjalankan profesinya, kelalaian
tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu melalui
mediasi. 20
TG JWB HK
ADMINISTRASI
 Terkait dengan Persyaratan Pemberian
Izin oleh Lembaga yang berwenang
 SANKSI
Teguran
Peringatan
Pencabutan Izin

21
PRAKTIK
PERAWAT
Permenkes No. 148/2010
DOKUMEN HUKUM PRAKTIK PERAWAT

 STR (SURAT TANDA REGISTRASI)

 SIPP (SURAT IZIN PRAKTIK PERAWAT)

22
PERIZINAN
Permenkes No. 148/2010
 Yang boleh Praktik Mandiri perawat minimal
lulusan Diploma III Keperawatan
 Setiap perawat Praktik wajib SIPP
 Kecuali di difasilitas kesehatan cukup STR
(RS, PUSKESMAS, KLINIK DLL)
 Perawat Praktik Mandiri wajib pasang papan
nama
 SIPP hanya satu tempat praktik
23
PRAKTIK PERAWAT

PADA FASILITAS PELAYANAN


KESEHATAN
 Di luar praktik mandiri
 Praktik mandiri

24
KEWENANGAN PERAWAT
1. PRAKTIK PERAWAT PADA FASILITAS KESEHATAN
TINGKAT I, II, III

2. MELAKSANAKAN keperawatan yang ditujukan kepada


individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat.

MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWTAN

MELAKUKAN UPAYA PROMOTIF, PREVENTIVE,


PEMULIHAN & pemberdayaan Masyarakat

MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN KOMPLEMENTER


KEWENANGAN PERAWAT **

ASUHAN KEPERAWATAN
 pengkajian,
 penetapan diagnosa keperawatan,
 perencanaan,
 implementasi, (pelaksanaan Prosedur,
Observasi, enkes & Konseling
 dan evaluasi keperawatan

26
TINDAKAN KEPERAWTAN
KOMPLEMENTER
 AROMATHERAPY
 MASSAGE
 REFLEXOLOGY
 HIPNOTHERAPY
 SHIATSU
 BACH FLOWER REMEDIES
 ALEXANDER TECHNIQUE
 ACUPUNCTURE *
 HERBAL MEICINE *
 DLL

27
PERAWAT DAPAT MELAKUKAN
DILUAR KEWENANGAN
 KONDISI GAWAT DARURAT
Mempertimbangkan KEMAMPUAN dan
kemungkinan RUJUK
 DIWILAYAH TERSEBUT TIDAK ADA
DOKTER  ditetapkan KADINKES kab/kt
 DALAM RANGKA MELAKSANAKAN
PROGRAM PEMERINTAH
TINDAKAN
ADMINISTRATIF
 PEMERINTAH & PEMDA  terhadap
perawat yang melanggar :

TEGURAN LISAN
TEGURAN TERTULIS
PENCABUTAN SIPP

29
YANKES KONDISI GADAR
 UU No 36 tahun 2009 TTg Kesehatan
pasal 32 (1)
Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan
kesehatan, baik pemerintah maupun swasta, wajib
memberikan pelayanan kesehatan bagi
penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan
kecacatan terlebih dahulu
Pasal 32 (2)
Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan
kesehatan, baik pemerintah maupun swasta
dilarang menolak pasien dan/atau meminta
uang muka.
30
Pelayanan Kesehatan Pada Bencana
• Tanggap darurat
• Pasca bencana.

Pasal 83

(1) Setiap orang yang memberikan pelayanan kesehatan


pada bencana harus ditujukan untuk penyelamatan
nyawa, pencegahan kecacatan lebih lanjut, dan
kepentingan terbaik bagi pasien.

(2) Pemerintah menjamin perlindungan hukum bagi


setiap orang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
31
Nakes dilindungi hukum
 Selama tujuan :
menyelematkan nyawa
Mencegah cacat
Demi kepentingan terbaik pasien

 Selama sesuai kemampuan yang


dimiliki
Ada aspek pembuktian
kemampuan/keahlian

32
Pasal 85

(1) Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan


kesehatan, baik pemerintah maupun swasta wajib
memberikan pelayanan kesehatan pada bencana
bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan
kecacatan.

(2) Fasilitas pelayanan kesehatan dalam


memberikan pelayanan kesehatan pada bencana
dilarang menolak pasien dan/atau meminta uang
muka terlebih dahulu.

33
SANKSI
Pasal 190 (1)
Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yang
melakukan praktik atau pekerjaan pada fasilitas pelayanan kesehatan
yang dengan sengaja tidak memberikan pertolongan pertama terhadap
pasien yang dalam keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 32 ayat (2) atau Pasal 85 ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

Pasal 190 (2)

Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


mengakibatkan terjadinya kecacatan atau kematian, pimpinan fasilitas
pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan tersebut dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan
denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)

34
MASALAH MEDIKOLEGAL
GADAR
 Persepsi keadaan gawat darurat pasien
dan Nakes
 Penerapan standar Pelayanan Gadar
termasuk Rujukan
 Informed consent
 Dokumentasi : Rekam Medik
 Kematian di IGD
 Pembiayaan
 RAHASIA PASIEN vs KEPENTINGAN
PUBKLIK
35
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai