Dr. Setyaningrum
MUNTAH
Streptomicin 1 gr pada
bokong bagian kiri
Alergi streptomicin
Cortison 2 cc
Parah
Delladril 0,5 cc
pada bagian paha
Tidak ada depan kiri
perubahan
Lemas dan tekanan
darah semakin
rendah
RSU R.A.A.
Soewondo
15 menit tiba di
RSU
±Pkl.18.00
Sejak kasus PATI tersebut :
- KESELAMATAN PASIEN
- KEPUASAN PELANGGAN
- PENINGKATAN MUTU
PROFESIONAL
- PENYALAHGUNAAN WEWENANG
DALAM PRAKTIK BIDAN
Keselamatan Pasien /Patien Safety
SUATU SISTEM DIMANA BIDAN MEMBUAT ASUHAN PASIEN LEBIH
AMAN :
BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KESELAMATAN PASIEN
BANGUN KOMITMEN AKAN KESELAMATAN PASIEN
KEMBANGKAN SISTEM & PROSES PENGELOLAAN RESIKO
(identifikasi dan asesment )
KEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN ( Dokumentasi )
BELAJAR & BERBAGI PENGALAMAN TENTANG KESELAMATAN
PASIEN
KEPUASAN PELANGGAN
Kepuasan Pelanggan dapat diartikan :
1. Attitude ( Sikap)
Bidan diharapkan memiliki SIKAP yang baik,ramah,
penuh simpati terhadap klien
2. Attenttion ( Perhatian)
Bidandiharapkan senatiasa memperhatikan dan
mencermati keinginan klien/pelanggan sehingga
pelanggan akan merasa puas dan terpenuhi keinginannya
3. Action ( Tindakan)
Pada konsep perhatian,pelanggan “menujukan minat “
untuk mendapatkan Pelayanan atas suatu Tindakan
Pelayanan Kebidanan harus memperhatikan
PIDANA
PERDATA
ADMINISTRASI
Malpraktik menurut UU no.3 thn 2009 apabila
petugas kesehatan melalaikan kewajibannya dan
atau melakukan suatu hal yang seharusnya tidak
boleh dilakukan oleh seorang tenaga kesehatan
baik mengingat sumpah jabatan maupun profesi
Malpraktik Etik
Malpraktik Yuridis :
- Malpraktik Perdata
- Malpraktik Pidana
- Malpraktik Administratif
Unsur Pokok Hukum Pidana :
1. Norma :
- Larangan ( Verbods )
- Suruhan ( Gebods )
KUHP :
• KELALAIAN : 359-360 KUHP
• KETERANGAN PALSU : 267-268 KUHP
• ABORSI ILEGAL : 347-349 KUHP
UU KESEHATAN NO 36/2009 :
• ABORSI ILEGAL : Pasal 194
• ASI EKSLUSIF : Pasal 200
TANGGUNG JAWAB HUKUM
PIDANA
• Tanggungjawab individu atas
perbuatan nya, tidak dapat
dilimpahkan ke orang lain
• Orang lain dapat turut bertanggung
jawab apabila termasuk PIDANA
PENYERTAAN (pem beri
perintah,turut serta,perbantuan, dll)
Dibidang Hukum
• Das sollen berupa standar yang harus
dipatuhi (standar pelayanan, standar profesi,
standar prosedur)
PERAN MPEB :
Tidak boleh menjadi sumber konflik
Tidak memberi sanksi apapun
Memfasilitasi dipatuhinya norma etika profesi dan hukum
Memberi alternatif solusi dalam masalah etika dan
hukum
Tidak mempunyai wewenang untuk melakukan
penidakan
dalam konteks permasalahan
Contoh Kasus 2
Kesalahan Penulisan jenis kelamin
Seorang Bapak mengetahui bahwa bayinya berjenis kelamin pria
dan dalam keadaan kritis, setelah dinyatakan meninggal ; Bapak
tersebut membawa pulang bayinya untuk kemudian dimakamkan
dengan menggunakan surat kematian (bayi pria)
MASALAH :
Bidan menyatakan jenis kelamin pria, laporan kematian tertulis
jenis kelamin bayi pria; dipapan yang terpasang di tempat tidur
jenis kelamin perempuan
Adanya komplain dari keluarga pasien tentang kejelasan jenis
kelamin bayinya
( Bidan tidak teliti ?)
Contoh Kasus 3
Keterangan Palsu
Kelalaian
Dugaan tindak pidana Kelalaian berat yang menyebabkan
kematian sebagaimana dimaksud dalam :
1. Pasal 84 ayat (2) UU RI no 36 tahun 2014 Tentang
Tenaga kesehatan dan atau
2. Pasal 359 KUHP (5tahun)
CONTOH KASUS PIDANA (LANJUTAN) :
Kronologis kejadian :
Pada tgl 7 November 2014 sekitar pukul 21.00 WIB datang seorang
Perempuan usia 28 tahun G1P0A0 Hamil aterm ke sebuah RSIA
( pasien dokter) diperiksa oleh bidan tanpa melapor pada DPJP,
hasil pemeriksaan pembukaan : 4 cm penurunan kepala 3/5 djj
140x/ menit kontraksi uterus frekuensi : 3 x /10 menit ,durasi 30
detik
CONTOH KASUS PIDANA (LANJUTAN)
Analisa kasus :
1. Bidan lalai
2. Bidan tidak lapor dokter pada saat yang tepat
3. Apakah pasal 84 ayat (2) UU no 36 tahun 2014 tentang tenaga
kesehatan dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara dapat
disangkakan pada ybs dan atau pasal 359 KUHP dengan
ancaman hukuman sama yaitu 5 tahun penjara ?
CONTOH KASUS 5 : ABORSI (PIDANA)
kasus 2 :
Pada tahun 2009 datang seorang perempuan usia 21 tahun
G1P0A0,hamil 20 minggu datang ke suatu klinik untuk aborsi,
ditolak karena kehamilan sudah besar dan sudah terdengar dJJ ,
akhirnya perempuan tersebut datang kesebuah RS diperiksa oleh
bidan dinyatakan sama ,namun karena perempuan tsb menghiba
meminta pertolongan untuk diaborsi ,sekaitan sang pacar tidak
bertanggung jawab dan lari meningalkannya.
CONTOH KASUS PIDANA (LANJUTAN)
ABORSI :
Karena bidan iba dan beremphati maka dijanjikan untuk
bertemu disuatu tempat / klinik aborsi , dengan kesepakatan
membayar Rp 3,800,000,-
Di klinik dipasang laminaria stif oleh seorang perempuan yang
bukan berprofesi dokter / bidan ( hanya mantan OB pada klinik
aborsi yang sudah digrebek polisi )
Pada saat pemasangan OB tsb bertanya pada bidan apakah
pemasangan laminaria sudah sesuai posisi ? dan dijawab oleh
bidan sudah tepat .
CONTOH KASUS PIDANA (LANJUTAN)
kasus 2 :
I jam kemudian polisi datang ,maka OB dan perempuan tsb
ditangkap karena klinik tsb sdh menjadi TO ( target operasi )
Bidan yang mengantar pasien sudah pulang kerumahnya
Pasien dibawa ke RS Polri dan laminaria di angkat selanjutnya
pasien diobservasi selama 3 hari ,setelah tidak ada perdarahan
dikembalikan ke polsek di TKP
Bidan ditangkap keesokan harinya ditempat kerjanya oleh intel
kepolisian .
CONTOH KASUS PIDANA (LANJUTAN)
Aborsi :
IBI ranting tempat bidan bekerja bersama IBI cabang melakukan
advokasi kesalah satu Law Firm terkenal namun biaya tak
terjangkau
Suami bidan mencari pengacara dengan biaya yang dapat
dijangkau namun bidan tetap di proses secara hukum
Bidan mendapat vonis 4 bulan penjara,dengan pertimbangan
kooperatif selama persidangan dan ybs adalah seoarang ibu yang
memiliki putra yang masih perlu mendapat perhatian
Tanggung Jawab Hukum
dalam aborsi menurut KUHP
Pasal 346: WANITA DENGAN SENGAJA MENGGUGURKAN KANDUNGAN
ATAU MENYURUH ORANG MENGGUGURKAN KANDUNGAN 4 tahun
Pasal 194 :
Setiap orang dilarang melakukan pengguguran
kandungan yg dgn sengaja menggugurkan
kandungan dipidana penjara paling lama 10
(sepuluh) thn dan denda paling banyak Rp.
1.000.000.000,- (satu milyar rupiah)
KETENTUAN
PIDANA ABORSI : Pasal 194
UU no 36 /2009kes
10 thn penjara denda 1 M
KUHP
BPM
Pasal 200 :
Barang siapa menghalang halangi pemberian
ASI Ekslusif dipidana penjara paling lama 1
(satu ) thn dan denda paling banyak Rp.
100.000.000,- (seratus juta rupiah rupiah)
KASUS DILUAR KEWENANGAN &
KOMPETENSI:
Robekan Perineum grade 4
TUNTUTAN PIDANA:
Dll
Melalui proses penyidikan
Penuntutan
Pengadilan dan eksekusi
TUNTUTAN PERDATA:
Melalui proses pengadilan
Di luar pengadilan :
• Negosiasi
• Mediasi, dll
ADMINISTRASI
ANNA TAHFIDZIYAH,SST