Kepada Yth.
Ketua Pengurus Daerah IAI se-Indonesia
di
Tempat
Dengan Hormat,
Salam sejahtera kami haturkan, semoga dalam menjalankan tugas sehari-hari Sejawat senantiasa
mendapatkan bimbingan dan perlindungan Allah.
Sehubungan dengan akan dilaksanakannya aksi lanjutan menyikapi RUU Kesehatan (Omnibus Law)
pada tanggal 5 Juni 2023 bertempat di depan Gedung DPR RI, bersama ini kami mintakan kepada
Ketua Pengurus Daerah untuk mengirimkan jumlah utusan daerah yang akan mengikuti kegiatan
aksi lanjutan menyikapi RUU Kesehatan .
Mengingat pentingnya aksi ini, sesuai kesepakatan bersama pada Rapat Koordinasi Nasional Ikatan
Apoteker Indonesia tanggal 27 Mei 2023, kami mohon kepada Ketua Pengurus Daerah untuk
mengajak seluruh jajaran pengurus daerah, pengurus cabang dan anggota Ikatan Apoteker
Indonesia di wilayahnya untuk berpartisipasi mengikuti kegiatan tersebut.
Untuk konfirmasi jumlah utusan daerah yang akan hadir dapat menghubungi apt.
Tresnawati (081-9192-709), apt. Arief Sidharta Buana (0819-3949-4111). Konfirmasi
terkait jumlah utusan paling lama, 1 Juni 2023 pukul 14.00 WIB melalui link:
https://bit.ly/3qfN137
Adapun Surat Pengantar terkait aksi Lanjutan menyikapi RUU Kesehatan Omnibus Law
Sekretariat Bersama 5 (lima) Organisasi Profesi (IAI, IDI, IBI, PPNI, PDGI) terlampir
disampaikan.
Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatian Sejawat diucapkan terima kasih.
PENGURUS PUSAT
IKATAN APOTEKER INDONESIA
apt. Noffendri, S.Si apt. Lilik Yusuf Indrajaya, S.E., S.Si., MBA
NA. 29111970010829 NA. 05031978031626
Tembusan:
1. Arsip
SEKRETARIAT BERSAMA ORGANISASI PROFESI KESEHATAN
JILID II
PANDUAN TEKNIS
AKSI NASIONAL
TAHUN 2023
DAFTAR ISI
3
NAMA AKSI
AKSI DAMAI NASIONAL JILID II STOP PEMBAHASAN RUU KESEHATAN (OMNIBUS LAW) :
SELAMATKAN MASA DEPAN KESEHATAN BANGSA
DASAR HUKUM
1. Pasal 28 E Ayat 3 UUD 1945
2. UU No.9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum
3. UU No.39 Tahun 1999 tentang HAM
4
JUMLAH PESERTA AKSI DAMAI
1. Penyampaian Pendapat di Muka Umum dan Penyampaian Sikap dan Tuntutan Profesi
Kesehatan kepada Lembaga Eksekutif dan Legislatif di Jakarta 30.000 Orang
2. Tafakkur Nasional Doa Bersama Profesi Kesehatan Indonesia.
3. Berhenti Pelayanan dalam waktu tertentu (Non-Emergency/ Non-Life Saving) Profesi
Kesehatan : Seluruh Profesi Kesehatan di Indonesia *
4. Pita Hitam tanda solidaritas : Seluruh Profesi Kesehatan di Indonesia
Keterangan :
Poin 3 menunggu Petunjuk Khusus dari Pengurus Pusat Organisasi Profesi masing-masing.
5
PELAKSANAAN AKSI DAMAI PENYAMPAIAN
PENDAPAT DI MUKA UMUM DAN PENYAMPAIAN
SIKAP TUNTUTAN PROFESI KESEHATAN KEPADA
LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF
(LOKASI JAKARTA)
- Peserta aksi berkumpul di lokasi yang ditentukan oleh Panitia Aksi Nasional. Selanjutnya
bergerak ke lokasi aksi dengan berjalan kaki dengan dipandu oleh mobil komando aksi.
- Tiba di lokasi aksi dipastikan peserta aksi berada di lokasi aksi yang ditentukan.
- Penyampaian orasi oleh orator yang telah ditentukan oleh Panitia Aksi.
- Penyampaian Sikap dan Tuntutan Aksi kepada Lembaga Eksekutif dan Legsilatif.
- Long March perpindahan dari satu titik lokasi ke titik lokasi aksi selanjutnya ditentukan oleh
Panitia Aksi Nasional.
- Proses public hearing yang diselenggarakan oleh pemerintah dan RDP yang diselenggarakan
oleh Legislatif tidak menjalankan partisipasi bermakna yang sebenarnya dan hanya
formalitas belaka. Hal ini tergambar dari DIM yang diajukan pemerintah tidak memuat apa
yang disuarakan oleh organisasi profesi dan organisasi kemasyarakatan yang telah memiliki
kredibiltas dan kompetensi dalam memberi masukan, justru pemerintah banyak
mengakomodasi organisasi-organisasi yang tidak jelas bentukannya dan sangat nyata
proses disintegrasi profesi kesehatan yang diperlihatkan dalam proses public hearing.
- Terjadinya cacat substansi dan moralitas konstitusional dalam RUU Kesehatan (Omnibus
Law) karena tidak adanya sinkronisasi antara konsideran dalam rancangan undang-undang
Kesehatan (Omnibus Law) dengan batang tubuh pasal-pasal dalam RUU Kesehatan
(Omnibus Law) seperti adanya pasal diskriminatif antara Rumah Sakit dengan Tenaga Medis
6
dan Tenaga Kesehatan, pasal inkosistensi, pasal kriminalisasi, pasal abuse of power dan
penghapusan kewenangan pokok dan strategis organisasi profesi Kesehatan, hilangnya nilai
kesejawatan akibat berubahnya organisasi profesi dari single bar system menjadi multibar
system
7
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM DAMPAK
AKSI DAN PENANGANANNYA
- Seluruh peserta aksi damai dilarang melakukan kegiatan yang melanggar hukum dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
- Menghormati aturan-aturan moral yang diakui umum
- Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
- Meninggalkan aksi berhenti pelayanan jika dibutuhkan untuk pelayanan emergensi /
Life Saving
- Tidak menyebarkan berita bohong (hoax)
- Apabila ada tindakan represif , intimidasi, ancaman, kekerasan dan larangan
kepada seluruh peserta aksi, maka akan disiapkan tim advokasi dan bantuan
hukum dari masing-masing Organisasi Profesi
***********