Anda di halaman 1dari 16

SASARAN ADVOKASI

KESEHATAN

MATERI KE. 3

Oleh

Samingan, SE, M.Kes

Prodi Kesehatan
Masyarakat
Fikes-Urindo
Pokok Bahasan
01 Sasaran Advokasi Kesehatan

Mengenal asaran Advokasi


02 legislatig

03 Tugas & fungsi legislatif

Proses Pembantukan undang-


04 undang dan peraturan daerah
Sasaran Advokasi Kesehatan

Sasaran advokasi kesehatan adalah


berbagai pihak yang diharapkan
dapat memberikan dukungan
terhadap upaya kesehatan
khususnya diantaranya :

Section Break
1. Para pengambil keputusan dan
penentu kebijakan di
Insert the Sub Title of Your Presentation
pemerintahan
2. Lembaga perwakilan rakyat (DPR)
3. Mitra di kalangan
pengusaha/swasta
4. Badan penyandang dana
5. Media massa
6. Organisasi profesi
7. Organisasi kemasyarakatan
8. Lembaga swadaya masyarakat
9. Tokoh-tokoh berpengaruh dan
Sasaran Advokasi Kesehatan

Advokasi kesehatan dilakukan


kepada bukan hanya sekedar
berpotensi mendukung terhadap
kebijakan kesehatan, tetapi juga
dilakukan pada para pihak
menentang atau berlawanan
terhadap program dan kebijakan
terhadap kesehatan atau
merugikan kesehatan.
Pelaku Advokasi kesehatan

Pelaku advokasi adalah siapa saja yang peduli


terhadap upaya kesehatan dan memandang
perlu adanya mitra untuk mendukung upaya
tersebut.
Pelaku advokasi dapat berasal dari kalangan
pemerintah, swasta, perguruan tinggi,
organisasi profesi, organisasi berbasis
masyarakat/agama, LSM dan tokoh
berpengaruh.
Diharapkan mereka memahami permasalahan
kesehatan, mempunyai kemampuan advokasi
khususnya melakukan pendekatan persuasif,
dapat dipercaya dan sedapat mungkin
dihormati atau setidaknya tidak tercela
Mengenal Sasaran Advokasi Legislatif

Legislatif adalah dewan yang


berwenang membuat undang-undang.
Kedudukan DPR pusat merupakan
lembaga perwakilan rakyat yang
berkedudukan sebagai lembaga negara
dan mempunyai kedudukan yang sama
dengan lembaga negara lainnya.
Kedudukanya kuat tidak dapat
dibubarkan oleh presiden bahkan dapat
selalu mengawasi presiden.
Mengenal Sasaran Advokasi Legislatif
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mempunyai fungsi
legislative. Secara rinci tugas dan fungsi DPR Pusat
tersebut adalah :
1. Fungsi legislative dilakukan sebagai perwujudan
DPR selaku pemegang kekuasaan pembuat
Undang-undang.
2. Fungsi anggaran dilaksanakan untuk membahas
dan memberikan persetujuan terhadap rancangan
undang-undang Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN) yang diajukan oleh presiden
3. Sedangkan fungsi pengawasan dilakukan melalui
pengawasan atas pelaksanaan undang-undang
dan APBN.
Mengenal Sasaran Advokasi Legislatif

Hak-hak yang dimiliki DPR adalah sebagai berikut :


1. Meminta pejabat negara, pejabat pemerintah, badan hukum atau
warga masyarakat untuk memberikan keterangan tentang sesuatu
hal yang perlu ditangani demi kepentingan bangsa dan negara.
2. Setiap pejabat negara, pejabat pemerintah, badan hukum atau
warga masyarakat wajib memenuhi permintaan DPR
3. Setiap pejabat negara, pejabat pemerintah, badan hukum atau
warga masyarakat yang melanggaran ketentuan dikenakan
panggilan sesuai dengan peraturan perundangan
Komisi DPR

Pembagian Komisi DPR sebagai berikut :


a. Komisi 1 bidang pertahanan, inteligen, luar negeri, komunikasi, informasi.
b. Komisi 2 bidang pemerintahan dalam negeri dan otonomi daerah, aparatur negara
dan reformasi birokrasi, kepemiluan, pertanahan dan reformasi agrarian.
c. Komisi 3 bidang hokum, HAM, Keamanan.
d. Komisi 4 bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan, perikanan dan
pangan
e. Komisi 5 bidang perhubungan, pekerjaan umum, perumahan rakyat, pembangunan
pedasaan, metrology, klimatologi dan geofisika.
f. Komisi 6 bidang perdagangan, perindustrian, investasi, koperasi, UKM dan BUMN,
standardisasi national.
g. Komisi 7 bidang energi sumber daya mineral, risat dan teknologi, lingkungan hidup.
h. Komisi 8 bidang agama, sosial dan pemberdayaan perempuan.
i. Komisi 9 bidang tenaga kerja, transmigrasi, kependudukan, kesehatan.
j. Komisi 10 bidang kebudayaan, pendidikanm pariwisata, ekonomi kreatif, pemuda
dan olahraga, perpustakaan.
k. Komisi 11 bidang keuangan, perencanaan pembangunan dan perbankan.
Tugas dan Fungsi Legislative Daerah (DPRD)
Tugas dan wewenang DPRD( UU No. 27 tahun 2009) sebagai berikut :
1. Membentuk peraturan daerah yang dibahas dengan kepala Daearh untuk mendapat persetujuan
Bersama.
2. Membahas dan menyetujui rencana Perda tentang APBD Bersama kepala daerah.
3. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan peraturan undang-undang lainnya,
peraturan kepala daerah,APBD, Kebijakan Pemda tentang program pembangunan daerah dan kerja
sama internasional di daerah.
4. Mengsuslkan pengangkatan dan pemberhentian kepala daerah/wakil kepala daerah kepada
presiden melalui Mendagri melalui Gubenur bagi DPRD Kabupaten/Kota.
5. Memilih wakil kepala daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil kepala.
6. Memberikan pendapat pertimbangan kepada pemerintah daerah terhadap rencana perjanjian
internasional di daerah
7. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional yang dilakukan oleh
pemerintah daerah
8. Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah dalam penyelenggaraan
pemerintah daerah.
9. Membentuk panitia pengawasan pemilihan kepala daerah.
10. Melakukan pengawasan dan meminta laporan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) dalam
penyelenggaraan pemilihan kepala daerah
11. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama antar daerah dan dengan pihak ketiga yang
memberikan masyaraka dan daerah
Kuwajiban DPRD (UU No. 27 tahun 2009)
1. Mengamalkan Pancasila dan UUD 45 dan mentaati segala perundanng-undangan
2. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemeritah daerah
3. Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional serta keutuhan negara
kesatian RI
4. Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat di daerah
5. Menyerap, menampung, menghimpun, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat
6. Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok dan
golongan
7. Memberikan pertangungjawaban atas tugas dan kinerjanya selaku anggota DPRD
sebagi wujud tanggung jawab moral dan politis terhadapndaerah pilihannya
8. Mentaati peraturan tata tertib, kode etik dan sumpah/janji anggota DPRD
9. Menjaga norma dan etika dalam hubungankerja dengan lembagaa yang terkait
Proses Pembentukan Undang-undang Dan Peraturan Daerah

Proses pembentukan undang-undang dan Peraturan Daerah diatur


dalam undang-undang RI. No. 12 Tahun 2011, tentang
pembentukan peraturan perundang-undangan. Pembuatan
peraturan perundang-undangan yang mencakup tahapan
perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau
penetapan, dan pengundangan.
Peranturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang
memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk
atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang
berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam pearturan
perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan
Rakyat dengan persetujuan Bersama presiden.
Proses Pembentukan Undang-undang Dan Peraturan Daerah

Penyusunan Daftar rencana peraturan daerah propinsi didasarkan atas :


1. Perintah peraturan perundang-undangan lebih tinggi
2. Rencana pembangunan daerah
3. Penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan
4. Aspirasi masyarakat

Penyusunan Prolegda Provinsi antara DPRD Propinsi dan pemerintah daerah provinsi
dikoordinasikan oleh DPRD provinsi melalui alat kelengkapan DPRD provinsi yang khusus
menangani bidang legislative.

Penyusunan Prolegda provinsi di lingkungan DPRD provinsi dikoordinasikan oleh alat


kelengkapan DPRD provinsi yang khusus menangani bidang legislasi.
Proses Pembentukan Undang-undang Dan Peraturan Daerah

Dalam keadaan tertentu DPRD provinsi atau Gubernur dapat


mengajukan rancangan peraturan daerah provinsi di luar Prolegda
Provinsi yaitu :

1. Untuk mengatasi keadaan luar biasa, keadaan konflik, atau


bencana alam
2. Akibat kerjasama dengan pihak lain
3. Keadaan tertentu lainnya yang memastikan adanya urgensi atas
suatu rancangan peraturan daerah provinsi yang dapat disetujui
Bersama oleh alat kelengkapan DPRD provinsi yang khusus
menangani bidang legislasi dan iro hokum,
Naskah Akademik

Naskah Akademik adalah naskah hasil penelitian atau


kajian hokum dan hasil penelitian lainnya terhadap suatu
masalah tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah nengenai peraturan masalah tersebut
dalam suatu rencana undang-undang, rencana peraturan
Daerah Provinsi, atau rencana peraturan daerah
kabupaten//kota sebagai solusi terhadap permasalahan
dan kebutuhan hokum masyarakat.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai