5. Jelaskan dan terangkanlah, apakah suatu kebijakan yang diambil seorang pejabat dalam
mengelola negara dapat dipidana?
Menurut beberapa pakar ahli hukum administrasi negara mengatakan bahwa
Keputusan Pejabat Negara baik dalam rangka “beleid” atau “diskresi” tidak dapat
dilarikan ke ranah pidana, bahkan meskipun terjadi suatu penyimpangan
administratif. Namun terdapat beberapa pandangan berbeda mengenai hal tersebut.
Pertama, para pejabat memiliki kewenangan dalam mengelola negara karena
memang wewenang tersebut diberikan secara sah melalui cara atribusi, delegasi, dan
mandat yang memang para pejabat terkait tidak dapat menolak pemberian
wewenang tersebut. Namun adanya pemberian wewenang tersebut dapat dikenai
tindak pidana apabila memang TERBUKTI terjadi adanya suatu penyalahgunaan
wewenang oleh para pejabat terkait.
Bentuk penyalahgunaan wewenang tersebut lah yang sering dipergunakan para
pejabat untuk melakukan kriminalisasi dalam tugasnya, seperti korupsi, penggelapan
dana, dll.
Jadi, pada dasarnya kesalahan administrasi dalam suatu kebijakan pejabat tidak perlu
dipertanggungjawabkan secara pidana. Namun jika kesalahan tersebut dilakukan
dengan sengaja dan bertujuan untuk memperkaya diri si pejabat maka disitulah
korupsi terjadi. Namun terdapat batasan tanggungjawab pidana dalam penyelesaian
hal tersebut yang terbagi menjadi Tanggungjawab pejabat dan Tanggungjawab
pribadi yang akan membedakan dalam pemberian konsekuensi hukuman dalam
kaitannya dengan tanggungjawab pidana, tanggungjawab perdata, serta
tanggungjawab TUN.