Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS YURIDIS TINDAK PIDANA PERPAJAKAN DITINJAU DARI

UNDANG UNDANG NO. 28TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN


UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

Oleh:
Elmar Prima F. Baeha
Rosmery
Universitas Darma Agung, Medan

Email:
elmarprima@gmail.com
rosmery@gmail.com

ABSTRAK

Pajak dipandang sangat penting di dalam Negara yang bersifat


kesejahteraan (welfare state) yaitu sebagi salah satu pendapatan untu
meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat di Negara yang bersangkutan.
Indonesia termasuk salah satu Negara yang menempatkan pajak sebagai salah satu
sumber pendapatan Negara. Kemajuan yang terjadi dalam bidang keuangan,
ekonomi dan perdagangan terlebih di era globalisasi serta berkembangnya tindak
pidana yang terorganisasi, maka subjek hukum pidana tidak dapat dibatasi hanya
pada manusia tetapi juga mencakup pula korporasi, yaitu kumpulan terorganisasi
dari orang/atau kekayaan, baik merupakan badan hukum (legal person) maupun
bukan badan hukum.Fakta menunjukkan bahwa pelaku tindak pidana di bidang
perpajakan biasanya melakukan penyamaran atau menyembunyikan asal-usul
harta hasil dari tindak pidana perpajakan tersebut ke dalam lembaga keuangan
misalnya bank. Tindak pidana di bidang perpajakan, penggolongan atau jenis
tindak pidana perpajakan terbagi kedalam tindak pidana perpajakan dalam
bentuk pelanggaran (culpa) sebagai perbuatan yang tidak sengaja dan tindak
pidana perpajakan dalam bentuk kejahatan (dolus) sebagai perbuatan yang
dilakukan dengan sengaja.Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah penelitian yuridis normatif.

Kata Kunci :Pajak, Tindak Pidana.

1. PENDAHULUAN hakekatnya,pembanguran nasional


Sebagai negara yang sedang adalah suatu tujuan nasional untuk
berkembang seperti Indonesia, membangun manusia seutuhnya dan
pembangunan menjadi hakekat dalam pembangunan seluruh masyarakat
memoderenisasikan segala bidang Indonesia untuk mewujudkan suatu
kehidupan.Pada masyarakat yang adil dan makmur,

1
merata materiil dan spiritual Menurut Undang-Undang
berdasarkan Pancasila sebagai falsafah No.28 Tahun 2007 Pasal 1 Tentang
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ketentuan Umum dan Tata Cara
Dengan demikian, pembangunan Perpajakan, pajak adalah sebuah
nasional akan mengakibatkan konstribusi wajib kepada negara yang
terjadinya perubahan-perubahan di terhutang oleh setiap orang ataupun
segala bidang, antara lain bidang badan yang bersifat memaksa, tetapi
ekonomi, sosial, politik, dan tetap berdasarkan dengan
sebagainya. UndangUndang dan tidak mendapat
Salah satu penopang imblaan secara langsung serta
pendapatan nasional yaitu berasal dari digunakan guna kebutuhan negara dan
penerimaan pajak yang menyumbang kemakmuran rakyat. Kata-kata
sekitar 70% dari seluruh penerimaan “bersifat memaksa” dan “tidak
negara. Pajak memiliki peran yang mendapatkan imbalan secara
sangat vital dalam sebuah negara, langsung” yang ada dalam definisi
tanpa pajak kehidupan negara tidak tersebut, menunjukkan
akan bisa berjalan dengan baik. ketidaksimetrisan hubungan antara
Pembangunan infrastruktur, biaya Negara dan masyarakat (dalam hal ini
pendidikan, biaya kesehatan, subsidi pembayar pajak). Padahal saat ini
bahan bakar minyak (BBM), wacana untuk mengkonstruksi ulang
pembayaran para pegawai negara dan definisi pajak semakin kuat, khususnya
pembangunan fasilitas publik semua terkait dengan “kontraprestasi” atau
dibiayai dari pajak. Imbalan yang harus diberikan Negara
Ruang lingkup Pajak dalam atas pajak yang sudah dibayar oleh
Negeri antara lain adalah semua pembayar pajak.
penerimaan negara yang berasal dari Tujuan dan fungsi kewajiban
Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan membayar pajak dalam rangka
Nilai barang dan jasa, Pajak Penjualan menunjang penerimaan negara untuk
atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan kepentingan bangsa guna membiayai
Bangunan, Cukai, dan Pendapatan pembangunan. Dengan kata lain,
Pajak Lainnya, sedangkan ruang kerelaan berkorban demi kepentingan
lingkup Pajak Perdagangan bangsa direfleksikan dengan kerelaan
Internasional terdiri atas semua melepaskan sejumlah uang untuk
penerimaan negara yang berasal dari memenuhi kewajiban perpajakan demi
Pendapatan Bea Masuk dan kelangsungansecara
Pendapatan Bea Keluar. berkesinambungan.Kesadaran
Pajak mengandung arti membayar pajak sangat tergantung
normatif dan historis.Secara normatif, demi kesadaran hukum masing-masing
pajak memiliki dasar hukum untuk Wajib Pajak. Kesadaran hukum yang
diterapkan kepada seluruh warga demikian memang dibutuhkan dalam
negara dan bersifat rangka pembangunan nasional dan
memaksa.Pelanggar atas pajak dapat upaya penegakan hukum yang sejalan
dikenakan sanksi hukum.Secara dengan salah satu asas dalam
historis, pemahaman dan penerapan pembangunan nasional.Di samping itu,
pajak mengikuti perkembangan sejarah Wajib Pajak juga telah diberikan
peradaban manusia.Pada awalnya, kepercayaan untuk menghitung,
pajak dipahami sangat sederhana dan memperhitungkan, serta melaporkan
dikelola secara sederhana pula. kewajiban perpajakannya sendiri

2
sesuai dengan asas self assessment berarti dapat dihukum sehingga secara
system yang dianut dalam aturan harfiah perkataan strafbaar feit itu
perpajakan Indonesia dalam Pasal 22 dapat diterjemahkan sebagai sebagian
KUP. dari suatu kenyataan yang dapat
dihukum, yang sudah barang tentu
2. TINJAUAN PUSTAKA tidak tepat, oleh karena kelak kita akan
Berdasarkan W.L.G Lemaire ketahui bahwa yang dapat dihukum itu
memberikan pengertian mengenai sebenarnya adalah manusia sebagai
hukum pidana itu terdiri dari norma- pribadi dan bukan kenyataan
norma yang berisi keharusan- perbuatan ataupun tindakan”. Unsur-
keharusan dan laranganlarangan yang unsur tindak pidana adalah sebagai
(oleh pembentuk undang-undang) berikut:
telah dikaitkan dengan suatu sanksi a. Kelakuan dan akibat (perbuatan)
berupa hukuman, yakni suatu b. Hal ikhwal atau keadaan yang
penderitaan yang bersifat khusus. menyertai perbuatan
Dengan demikian dapat juga c. Hal ikhwal atau keadaan yang
dikatakan, bahwa hukum pidana itu menyertai perbuatan
merupakan suatu sistem norma-norma d. Unsur melawan hukum yang
yang menentukan terhadap tindakan- objektif
tindakan yang mana (hal melakukan e. Unsur melawan hukum yang
sesuatu atau tidak melakukan sesuatu subyektif
dimana terdapat suatu hal keharusan Adanya aturan-aturan yang
untuk melakukan sesuatu) dan dalam bersifat mengatur dan memaksa
keadaan-keadaan bagaimana yang anggota masyarakat untuk patuh dan
dapat dijatuhkan bagi tindakan- menaatinya, akan meyebabkan
tindakan tersebut.Dengan demikian terjadinya keseimbangan dan
Hukum Pidana diartikan sebagai suatu kedamaian dalam kehidupan mereka.
ketentuan hukum/undang-undang yang Para pakar hukum pidana
menentukan perbuatan yang mengutarakan bahwa tujuan hukum
dilarang/pantang untuk dilakukan dan pidana adalah pertama, untuk
ancaman sanksi terhadap pelanggaran menakut-nakuti orang agar jangan
larangan tersebut. Banyak ahli sampai melakukan kejahatan
berpendapat bahwa Hukum Pidana (preventif).Kedua, untuk mendidik
menempati tempat tersendiri dalam atau memperbaiki orang-orang yang
sistemik hukum, hal ini disebabkan sudah menandakan suka melakukan
karena hukum pidana tidak kejahatan agar menjadi orang yang
menempatkan norma tersendiri, akan baik tabi’atnya (represif).Tujuan
tetapi memperkuat norma-norma di hukum pidana adalah untuk
bidang hukum lain dengan melindungi kepentingan orang
menetapkan ancaman sanksi atas perseorangan atau hak asasi manusia
pelanggaran norma-norma di bidang dan masyarakat.Tujuan hukum pidana
hukum lain tersebut.. di Indonesia harus sesuai dengan
Istilah tindak pidana sering falsafah Pancasila yang mampu
dipakai untuk menggantikan strafbaar membawa kepentingan yang adil bagi
feit. “Perkataan feit itu sendiri di dalam seluruh warga negara.Dengan
Bahasa Belanda berarti sebagian dari demikian hukum pidana di Indonesia
suatu kenyataan atau een gedelte van adalah mengayomi seluruh rakyat
de werkelijkheid, sedangkan strafbaar Indonesia.

3
Menurut Barda Nawawi hewan dan badan - badan hukum
AriefPertanggungjawaban pidana (rechtspersonen) tidak dianggap
mengandung asas kesalahan (asas sebagai subjek. Bahwa hanya
culpabilitas), yang didasarkan pada manusialah yang dianggap sebagai
keseimbangan monodualistik bahwa subjek tindak pidana, ini tersimpulkan
asas kesalahan yang didasarkan pada antara lain dari :1
nilai keadilan harus disejajarkan a. Perumusan delik yang selalu
berpasangan dengan asas legalitas menentukan subjeknya
yang didasarkan pada nilai kepastian. dengan istilah : barangsiapa,
Walaupun Konsep berprinsip bahwa Warga Negara Indonesia,
pertanggungjawabanpidana nakhoda, pegawai negeri, dan
berdasarkan kesalahan, namun dalam lain sebagainya. Penggunaan
beberapa hal tidak menutup istilah-istilah tersebut selain
kemungkinanadanyapertanggungjawab daripada yang ditentukan
an pengganti (vicarious liability) dan dalam rumusan delik yang
pertanggungjawaban yang ketat (strict bersangkutan, ditemukan
liability).Masalah kesesatan (error) dasarnya dari Pasal 2 sampai
baik kesesatan mengenai keadaannya dengan 9 KUHP. Untuk
(error facti) maupun kesesatan istilah barangsiapa, dalam
mengenai hukumnya sesuai dengan Pasal 2, 3, dan 4 KUHP
konsep alasan pemaaf sehingga pelaku digunakan istilah’een ieder’‟
tidak dipidana kecuali kesesatannya itu (dengan terjemahan‟ setiap
patut dipersalahkan kepadanya. orang”).
Moeljatno memberikan b. Ketentuan mengenai
pengertian bahwa pertanggungjawaban pidana
Pertanggungjawaban pidana (criminal seperti diatur, terutama dalam
responsibility) adalah suatu Pasal 44,45, dan 49 KUHP,
mekanisme untuk menentukan apakah yang antara lain
seseorang terdakwa atau tersangka mengisyaratkan sebagai
dipertanggungjawabkan atas suatu geestelijke vermogens dari
tindakan pidana yang terjadi atau petindak.
tidak. Untuk dapat dipidananya si c. Ketentuan mengenai pidana
pelaku, disyaratkan bahwa tindak yang diatur dalam Pasal 10
pidana yang dilakukannya itu KUHP, terutamamengenai
memenuhi unsur-unsur yang telah pidana denda, hanya
ditentukan dalam Undang-undang. manusialah yang mengerti
Dilihat dari sudut terjadinya tindakan nilai uang.
yang dilarang, seseorang akan Undang-undang Nomor 28
dipertanggungjawabkan atas tindakan- Tahun 2007 Pasal 1 ayat 2
tindakan tersebut, apabila tindakan mendefinisikan Wajib Pajak adalah
tersebut melawan hukum serta tidak Orang Pribadi atau Badan, meliputi
ada alasan pembenar atau peniadaan pembayar pajak, pemotong pajak, dan
sifat melawan hukum untuk pidana pemungut pajak yang mempunyai hak
yang dilakukannya. dan kewajiban perpajakan sesuai
Menurut E.Y. Kanter dan SR. dengan ketentuan Peraturan
Sianturi , yang dianggap sebagai Perundang-undangan perpajakan.
subyek Tindak Pidana adalah Manusia Orang Pribadi merupakan Subjek
(natuurlijke-persoonen), sedangkan 1
Op.Cit., Hal. 253

4
Pajak yang bertempat tinggal atau keberatan atas “without
berada di Indonesia ataupun di luar reference” karena bagaimanapun
Indonesia. Menurut Undang Undang juga uang-uang pajak tersebut
Nomor 28 Tahun 2007 , Ketentuan digunakan untuk produksi barang
Umum dan Tata Cara Perpajakan dan jasa, jadi “benefit” diberikan
menyebutkan bahwa: “Badan adalah kepada masyarakat, hanya tidak
sekumpulan orang atau modal yang mudah ditunjukkan apalagi secara
merupakan kesatuan, baik yang perorangan.
melakukan usaha maupun yang tidak 2. Prof.Dr.P.J.A.Andriani
melakukan usaha yang meliputi merumuskan bahwa pajak adalah
perseroan terbatas, perseroan iuran kepada Negara yang dapat
komanditer, perseroan lainnya, Badan dipaksakan yang terutang oleh
Usaha Milik Negara atau Badan Usaha yang wajib membayarnya menurut
Milik Daerah dengan nama dan dalam peraturan perundang-undangan
bentuk apapun, firma, kongsi koperasi, dengan tidak mendapat prestasi
dana pensiun, persekutuan, kembali, yang langsung dapat
perkumpulan, yayasan, organisasi ditunjuk, dan yang gunanya
massa, organisasi sosial politik, atau adalah untuk membiayai
organisasi lainnya, lembaga dan pengeluaran-pengeluaran umum
bentuk badan lainnya termasuk berhubung dengan tugas Negara
kontrak investasi kolektif dan bentuk untuk menyelenggarakan
usaha tetap.” pemerintahan.
Istilah pajak berasal dari 3. Prof.Dr.Rochmat Soemitro, S.H.
bahasa Jawa yaitu “ajeg” yang berarti dalam Dasar-dasar Hukum Pajak
pungutan teratur pada waktu dan Pajak Pendapatan
tertentu.Pa-aejg berarti pungutan merumuskan bahwa Pajak adalah
teratur terhadap hasil bumi sebesar 40 iuran rakyat kepada kas Negara
persen dari yang dihasilkan petani (peralihan kekayaan dari sektor
untuk diserahkan kepada raja dan partikulir ke sector pemerintah)
pengurus desa.Besar kecilnya bagian berdasarkan undang-undang
yang diserahkan tersebut hanyalah (dapat dipaksakan) dengan tiada
berdasarkan adat kebiasaan semata mendapat jasa timbale (tegen
yang berkembang pada saat itu. prestasi), yang langsung dapat
Beberapa pengertian atau definisi ditunjukkandan digunakan untuk
tentang pajak yang diberikan para ahli membiayai pengeluaran umum.
di bidang keuangan Negara, ekonomi, Pajak memiliki fungsi yaitu :
maupun hukum mancanegara untuk - Fungsi anggaran (budgetair)
menjadi bahan perbandingan antara Sebagai sumber pendapatan
lain adalah sebagai berikut : negara,pajak berfungsi untuk
1. Edwin Robert Seligman dalam membiayai pengeluaran-
Essay on Taxation menyatakan
pengeluaran negara. Untuk
bahwa “Tax is a compulsory
contribution from the peson, to the menjalankan tugas-tugas rutin
government to defray the expenses negara dan melaksanakan
the expenses incurred in the pembangunan,
common interest of all without negara membutuhkan
reference to special benefits biaya. Biaya ini dapat diperoleh
conferred.” Banyak yang dari penerimaan pajak.Dewasa ini

5
pajak digunakan untuk dan efisien.
pembiayaan rutin seperti - Fungsi redistribusi
belanja pegawai,belanja barang, PendapatanPajak yang sudah
pemeliharaan, dan lain dipungut oleh negara akan
digunakan untuk membiayai
sebagainya.Untuk pembiayaan
semua kepentingan umum,
pembangunan, uang dikeluarkan termasuk juga untuk membiayai
dari tabungan pemerintah, yakni pembangunan sehingga dapat
penerimaan dalam negeri membuka kesempatan kerja, yang
dikurangi pengeluaran pada akhirnya akan
rutin.Tabungan pemerintah ini dapatmeningkatkan
dari tahun ke tahun harus pendapatan masyarakat.
Pajak merupakan pungutan
ditingkatkan sesuai kebutuhan
atau iuran dari masyarakat yang
pembiayaan pembangunan yang bersifat memaksa sebagaimana diatur
semakin meningkat dan ini dalam Undang-Undang Ketentuan
terutama diharapkan dari sektor Umum dan Tata Cara Perpajakan.
pajak. Landasan yuridis tentang pajak dapat
- Fungsi mengatur (regulerend) dilihat dalam Undang-Undang Dasar
Pemerintah bisa mengatur Negara Republik Indonesia tahun 1945
pertumbuhan ekonomi melalui pasal 23 A ayat 2 yang menjelaskan
bahwa “Segala pajak untuk keperluan
kebijaksanaan pajak. Dengan
negara berdasarkan undang-undang”.
fungsi mengatur, pajak bisa Undang-Undang Nomor 14 Tahun
digunakan sebagai alat untuk 2015 tentang Anggaran Pendapatan
mencapai tujuan.Contohnya dan Belanja Negara Tahun Anggaran
dalam rangka menggiring 2016 menjelaskan bahwa “Pendapatan
penanaman modal,baik dalam Negara adalah hak pemerintah Pusat
negeri maupun luar negeri, yang diakui sebagai penambahan
kekayaan bersih yang terdiri atas
diberikan berbagai macam
Penerimaan Perpajakan, Penerimaan
fasilitas keringanan pajak. Dalam Negara Bukan Pajak, dan Penerimaan
rangka melindungi produksi Hibah”. Hal tersebut secara jelas
dalam negeri, pemerintah menunjukkan bahwa salah satu
menetapkan bea masuk yang pendapatan negara berasal dari
tinggi untuk produk luar negeri. penerimaan perpajakan.Penerimaan
perpajakan adalah semua penerimaan
- Fungsi stabilitas
negara yang terdiri atas pendapatan
Dengan adanya pajak, pemerintah
pajak dalam negeri dan pendapatan
memiliki dana untuk menjalankan pajak perdagangan.
kebijakan yang berhubungan
dengan stabilitas harga sehingga 3. METODE PELAKSANAAN
inflasi dapat dikendalikan, Hal ini Jenis penelitian yang dilakukan
bisa dilakukan antara lain dengan dalam penyusunan dalam skripsi ini
jalan mengatur peredaran uang di adalah penelitian yuridis
formatif.Penelitian yuridis normatif
masyarakat, pemungutan pajak,
yaitu penelitian yang difokuskan untuk
penggunaan pajak yang efektif mengkaji penerapan kaedah-kaedah

6
atau norma-norma hukum positif selanjutnya dipilah-pilah guna
sedangkan, penelitian yuridis memperoleh pasal-pasal yang berisi
sosiologis yaitu penelitian yang kaedah-kaedah hukum, kemudian
bertitik tolak dari permasalahan dihubungkan dengan permasalahan
dengan melihat kenyataan yang terjadi yang sedang dihadapi dan
di lapangan kemudian disistematisasikan, sehingga
menghubungkannya dengan peraturan menghasilkan klasifikasi yang selaras
perundang-undangan yang berlaku. dengan permasalahan dalam penelitian
Sumber data yang digunakan ini.
dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang berupa bahan hukum 1. HASIL PENELITIAN DAN
primer, sekunder dan tersier. PEMBAHASAN
a. Bahan hukum primer A. Asas Asas Dalam Sistem
Bahan hukum primer adalah Pemungutan Pajak Ditinjau
bahan hukum yang bersifat Dari Undang Undang Nomor 28
autoritatif artinyamempunyai Tahun 2007 Tentang Ketentuan
otoritas.Bahan hukum primer Umum dan Tata Cara
terdiri dari peraturan perundang- Perpajakan
undangan yang diurut berdasarkan Dalam pelaksanaan
hierarki seperti peraturan pemungutan pajak dikenal adanya
perundang-undangan yang asas-asas pelaksanaan pemungutan
berkaitan dengan penelitian ini pajak, tata cara pemungutan pajak dan
yaitu peraturan perundang- sistempemungutan pajak. Asas-asas
undangan yang berkaitan dengan pelaksanaan pemungutan pajak dapat
tindak pidana perpajakan. dijumpai adanya beberapa asas, yaitu :
b. Bahan hukum sekunder 1. Asas yuridis
Bahan hukum sekunder adalah Asas ini mensyaratkan bahwa
bahan hukum yang terdiri atas pemungutan pajak harus berdasar
buku-buku yang ditulis oleh para undang-undang, artinya pemungutan
ahli hukum yang berpengaruh, pajak tersebut harus terlebih dulu
jurnal-jurnal hukum, serta mendapat persetujuan rakyat (melalui
pendapat para sarjana.Dalam wakil-wakil rakyat).
penelitian ini, bahan hukum 2. Asas ekonomis
sekunder yang digunakan adalah Dalam asas ini disyaratkan bahwa
berupa karya-karya ilmiah, berita- pelaksanaan pemungutan pajak harus
berita serta tulisan dan buku yang memenuhi syarat-syarat sebagai
ada hubungannya dengan berikut :
permasalahan yang diajukan. 1.Pajak harus dapat dibayar dari
c. Bahan hukum tersier penghasilan rakyat dan tidak boleh
Bahan hukum tersier adalah bahan menghalangi usahanya dalam menuju
hukum yang memberikan kebahagiaan rakyat;
petunjuk maupun penjelasan 2. Pajak tidak boleh menghalang-
terhadap bahan hukum primer dan halangi lancarnya usaha perdagangan
bahan hukum sekunder seperti dan industri atau produksi;
Kamus Hukum dan Kamus 3. Pajak tidak boleh bertentangan
Bahasa Indonesia. dengan atau merugikan kepentingan
Data yang diperoleh melalui umum. Kepentingan umum jangan
penelitian kepustakaan tersebut sampai dirugikan, misalnya bantuan

7
terhadap bencana alam menurut Asas kebangsaan ini menghubungkan
saluran-saluran tertentu yang pengenaan pajak dengan kebangsaan
dilakukan oleh orang-orang atau badan dari suatu negara sehingga pengenaan/
dapat dianggap sebagai pengeluaran pemungutan pajak didasarkan atas
yang dapat dipergunakan untuk kebangsaan Wajib Pajak . Asas ini
mengurangi jumlah penghasilannya mengandung dua arti yaitu :
dalam rangka menghitung penghasilan 1. Dalam arti aktif
bersih. Artinya negara berwenang
3. Asas umum dan merata memungut pajak kepada semua
Umum artinya adalah bahwa dalam warga negaranya dimana pun
asas ini menyatakan bahwa berada.
pemungutan pajak harus dikenakan 2. Dalam arti pasif
kepada semua orang (yang memenuhi Artinya negara berwenang untuk
syarat) tanpa pandang bulu dan merata memungut pajak terhadap warga
artinya tekanan beban pajaknya sama negara asing yang tinggal di
(sesuai dengan kemampuan wilayah negaranya.
masingmasing Wajib Pajak) 7. Asas Waktu
4. Asas domisili Asas ini mensyaratkan bahwa
Asas ini memberikan kewenangan pemungutan pajak harus dilakukan
kepada negara untuk memungut pajak pada saat Wajib Pajak dalam
kepada Wajib Pajak (tax payer) yang keadaan mampu membayar
bertempat tinggal di wilayahnya. pajak.Misalnya, memungut pajak pada
Dengan kata lain pemungutan pajak saat rakyat menikmati 27 panen atau
didasarkan atas tempat tinggal atau saat wajib pajak yang berstatus
domisili Wajib Pajak. Misalnya, pegawai mendapat gaji, jangan
apabila seorang Warga Negara memungut pajak saat rakyat dalam
Indonesia (WNI) memperoleh keadaan paceklik.
penghasilan dari Indonesia dan dari 8. Asas Rentabilitas
luar Indonesia maka pemerintah Asas ini mensyaratkan bahwa biaya
Indonesia berwenang memungut pajak pemungutan pajak tidak boleh lebih
kepada WNI yang bersangkutan baik besar dari pajaknya, atau dengan kata
atas penghasilan yang diperoleh dari lain pemungutan pajak harus
Indonesia maupun dari luar tersebut. memberikan hasil. Salah satu fungsi
5. Asas Sumber pajak adalah fungsi budgetair atau
Asas ini memberikan kewenangan fungsi keuangan, yaitu untuk
kepada negara asal sumber pendapatan mendapatkan keuangan yang sebesar-
yang diperoleh oleh Wajib Pajak. besarnya bagi negara, sehingga jika
Dengan kata lain pemungutan pajak pemungutan pajak akan merugikan
didasarkan atas letak sumber negara atau tidak menghasilkan, maka
pendapatan yang diperoleh tanpa pemungutan pajak tidak perlu
memperhatikan tempat tinggal Wajib dilakukan.
Pajak. Misalnya, jika seorang Warga 9. Asas Resiprositas
Negara Asing (WNA) memperoleh Asas ini menyatakan bahwa negara
penghasilan dari Indonesia, maka memberikan kebebasan subyektif
berdasar atas asas ini pemerintah dengan syarat timbal balik.Misalnya,
Indonesia berwenang memungut pajak duta besar suatu negara yang berada di
kepada WNA tersebut. Indonesia dapat dibebaskan membayar
6. Asas Kebangsaan pajak tertentu dengan syarat bahwa

8
negara dari duta besar tersebut juga Tahun 1983 tentang Ketentuan
membebaskan duta besar Indonesia di Umum dan Tata Cara Perpajakan
negara sahabat tersebut. (UU No. 28 Tahun 2007), yang
10. The Four Maxims termasuk ke dalam unsur-unsur
Di samping asas-asas tersebut, agar tindak pidana perpajakan adalah :
pemungutan pajak itu dirasa adil, b. Siapa saja, baik pribadi maupun
maka peraturan pajaknya juga harus badan hukum.
adil. c. Yang termasuk ke dalam kategori
unsur “siapa saja” tersebut adalah
B. Kategori Tindak Pidana Wajib Pajak dan Pegawai Pajak.
Perpajakan Ditinjau Dari Menurut ketentuan Pasal 1 Ayat
Undang Undang Nomor 28 (2) UU No. 28 Tahun 2007, wajib
Tahun 2007 Tentang Ketentuan pajak adalah pribadi atau badan
Umum Dan Tata Cara hukum, meliputi pembayaran
Perpajakan pajak, pemotongan pajak, dan
Menurut Hadi Irawan, tindak pemungut pajak, yang mempunyai
kejahatan di bidang perpajakan hak dan kewajiban perpajakan
merupakan perbuatan melawan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan
yang dilakukan oleh Wajib Pajak perundang-undangan perpajakan.
(individu atau badan) yang dapat Bukan hanya wajib pajak, tetapi
menimbulkan kerugian pada juga pegawai pajak dapat dijatuhi
pendapatan negara dari sektor pajak, hukuman tindak pidana di bidang
yang dapat dikelompokkan menjadi perpajakan. Sanksi pidana bagi
dua bagian yaitu kealpaan pelaku tindak pidana perpajakan
(pelanggaran) dan kesengajaan meliputi pidana kurungan dan
(kejahatan). pidana denda kekurangan
Kebijakan formulatif mengenai pembayaran pajak, yang diatur
Tindak Pidana Perpajakan diatur dalam ketentuan Pasal 37A, 38, 39,
dalam Undang-Undang Nomor 28 39A, 41, 41A, 41B, dan 41C UU
tahun 2007, Bab VIII tentang No. 28 tahun 2007.
Ketentuan Pidana” Pasal 38, 39, d. Melakukan perbuatan yang
39A, 40,41, 41A, 41B, 41C, 43, melanggar kewajiban perpajakan.
43A, 44 dan 44B. e. Sebagai contoh ketentuan pidana
Dalam hubungannya dengan kepada wajib pajak yang
tindak pidana di bidang perpajakan, melanggar kewajiban pajak adalah
penggolongan atau jenis tindak ketentuan Pasal 38 UU No. 28
pidana perpajakan terbagi kedalam Tahun 2007. Dalam pasal tersebut
tindak pidana perpajakan dalam disebutkan, setiap orang (wajib
bentuk pelanggaran (culpa) sebagai pajak) yang karena kealpaannya :
perbuatan yang tidak sengaja dan (a) tidak menyampaikan Surat
tindak pidana perpajakan dalam Pemberitahuan, atau (b)
bentuk kejahatan (dolus) sebagai menyampaikan Surat
perbuatan yang dilakukan dengan Pemberitahuan, tetapi isinya tidak
sengaja. benar atau tidak lengkap, atau
a. Berdasarkan ketentuan di dalam melampirkan keterangan yang
Undang-Undang Nomor 28 tahun isinya tidak benar, sehingga dapat
2007 tentang Perubahan Ketiga menimbulkan kerugian pada
atas Undang-Undang Nomor 6 pendapatan negara dan perbuatan

9
tersebut merupakan perbuatan abuse de droit ). Jika perbuatan itu
setelah perbuatan yang pertama terjadi tidak dengan sengaja bukan
kali sebagaimana dimaksud dalam berarti ia akan terlepas dari hukuman,
Pasal 13A, denda paling sedikit hanya saja hukumannya akan lebih
satu kali jumlah pajak terhutang ringan.
yang tidak atau kuarang dibayar Tindak pidana pajak atau tindak
dan paling banyak dua kali jumlah pidana perpajakan termasuk ruang
pajak berhutang yang tidak atau lingkup hukum pajak formil.Tindak
kurang dibayar, atau dipidana pidana perpajakan adalah tindak
kurungan paling singkat tiga bulan pidana umum yang diatur khusus
atau paling lama satu tahun. dalam undang – undang
f. Menimbulkan kerugian pada perpajakan.Pengaturan tentang tindak
pendapatan negara. pidana pajak berkaitan dengan
g. Perbuatan yang dilakukan pelaksanaan ketentuan peraturan
menimbulkan kerugian terhadap perundang-undangan perpajakan diatur
Keuangan negara baik dipusat dalam UU KUP, sedangkan untuk
maupun daerah. tindak pidana kepabeanan diatur dalam
Setiap perbuatan yang UU Kepabeanan.Tindak pidana cukai
dianggap sebagai tindak pidana diatur dalam UU Cukai dan tindak
perpajakan dirumuskan dalam undang pidana pajak – pajak daerah diatur
undang. Perumusan tindak pidana dalam UU PDRD. Dalam UU KUP
perpajakan terutama dalam undang- perbuatan yang termasuk tindak
undang yang mengatur hukum pajak pidana diatur sebagai berikut :
formal yaitu UU Nomor 28 Tahun 1.Setiap orang karena kealpaan tidak
2007 yang terdapat dalam Pasal 38, menyampaikan Surat
39, 39 A, 41, 41 A, 41 B, 41 C, 43 A, Pemberitahuan Pajak ( SPT ) atau
44 dan 44 B. Dalam melaksanakan menyampaikan SPT yang isinya
Undang Undang Perpajakan, atas tidak benar, sehingga menimbulkan
kelalaian (alpa) atau dengan sengaja kerugian pada pendapatan Negara;
melakukan perbuatan yang diancam 2.Setiap orang dengan sengaja :
dengan hukuman pidana merupakan a. Tidak mendaftarkan diri untuk
tindak pidana di bidang perpajakan. diberikan Nomor Pokok Wajib
Sanksi pidana hanya dapat dijatuhkan Pajak ( NPWP ) atau tidak
bilamana sebelumnya telah diatur melaporkan usahanya untuk
dalam Undang Undang perpajakan dikukuhkan sebagai Pengusaha
sebagaimana ada giumnullum delictum Kena Pajak ( PKP ).
sine praaevia lege poenali.Rohmat b. Menyalah gunakan atau
Soemitro mengungkapkan tindak menggunakan tanpa hak NPWP
pidana itu dapat dilakukan oleh pejabat atau PKP.
pajak, oleh Wajib Pajak atau oleh c. Tidak menyampaikan Surat
pihak ketiga. Pejabat pajak dapat Pemberitahuan.
melakukan tindak pidana dengan d. Menyampaikan Surat
sengaja (delict doleus) jika ia secara Pemberitahuan dan/atau
sadar menyalah gunakan wewenang keterangan yang isinya tidak
publik yang ada padanya benar atau tidak lengkap.
(detournement de pouvoir) atau e. Menolak untuk dilakukan
dengan sengaja salah menerapkan pemeriksaan.
ketentuan perundang – undangan ( f. Memperlihatkan pembukuan,

10
pencatatan, atau dokumen lain menyalahgunakan
yang palsu atau dipalsukan. kekuasaannya diancam
g. Tidak menyelenggarakan dengan pidana sebagaimana
pembukuan atau pencatatan dimaksud dalam Pasal 12 UU
h. Tidak menyimpan buku, Nomor 31 Tahun 1999
catatan, atau dokumen yang tentang Pemberantasan
menjadi dasar pembukuan atau Tindak Pidana Korupsi dan
pencatatan. Perubahannya.
i. Tidak menyetorkan pajak yang c. Pegawai Direktorat Jendral
telah dipotong atau dipungut, Pajak yang tersangkut wajib
sehingga dapat mengakibatkan diproses menurut ketentuan
kerugian pada pendapatan dengan hukum tindak pidana
Negara. korupsi.
3. Setiap orang melakukan 7. Pihak ketiga yang bukan
pengulangan, percobaan, atau merupakan Wajib Pajak yang
wakil, kuasa, pegawai dari Wajib bersangkutan dapat juga
Pajak, atau pihak lain yang melakukan tindak pidana dalam
menyuruh, turut serta, bidang perpajakan. Pasal 35 KUP
menganjurkan, atau yang mengharuskan atau mewajibkan
membantu melakukan tindak pihak ketiga yang mempunyai
pidana di bidang perpajakan. hubungan dengan Wajib Pajak
4. Setiap orang melakukan pidana yang (sedang) diperiksa atas
dalam menerbitkan faktur pajak. permintaan Direktur Jendral Pajak
5. Tindak pidana yang dilakukan untuk memberikan keterangan
oleh pihak ketiga yang melanggar, keterangan atau bukti bukti yang
merahasiakan, tidak memberi diminta. Dalam hal pihak ketiga
keterangan atau bukti, atau setiap tersebut terikat oleh kewajiban
orang yang menghalangi atau untuk merahasiakan, kewajiban
mempersulit penyidikan tindak untuk merahasiakan itu ditiadakan
pidana di bidang perpajakan atau oleh permintaan Direktur Jendral
tidak memberikan data dan Pajak tersebut, artinya
informasi di bidang perpajakan. bagaimanapun juga pihak ketiga
6. Tindak pidana bagi pegawai itu harus memberikan apa yang
pajak: diminta oleh Direktur Jendral
a. Pegawai pajak yang Pajak tanpa dapat mengajukan
melakukan pemerasan dan dalih bahwa ia terikat pada
pengancaman kepada Wajib kewajiban merahasiakan. Jadi UU
Pajak untuk menguntungkan Nomor 28 Tahun 2007
diri sendiri secara melawan menentukan bahwa kewajiban
hukum diancam dengan merahasiakan yang ada pada pihak
hukuman pidana sebagaimana ketiga ditiadakan oleh permintaan
dimaksud dalam Pasal 368 Direktur Jendral Pajak. Hanya
Kitab Undang Undang sayang sekali ketentuan tersebut
Hukum Pidana. tidak ada sanksinya.
b. Pegawai pajak yang dengan Undang-Undang perpajakan
maksud menguntungkan diri yakni Undang-Undang Nomor 28
sendiri secara melawan Tahun 2007 tentang Ketentuan dan
hukum dengan Tatacara Perpajakan yang mengatur

11
tentang objek pajak, kewajiban kewajiban perpajakan dalam rangka
pembayaran pajak oleh Wajib Pajak memberikan kepastian hukum,
tersebut diatas diartikan sebagai keadilan, dan pembinaan kepada wajib
”Ultimum Remedium” yang pajak.Tujuan lainnya adalah dalam
menempatkan fungsi Undang-Undang rangkamelaksanakan ketentuan
sebagai sarana untuk mempertahankan peraturan perundang-undangan
ketertiban dalam masyarakat dan perpajakan.
merupakan politik kriminal dari Ruang lingkup pemeriksaan
pemerintah.Beberapa pasal di dalam meliputi pemeriksaan lapangan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun terhadap suatu jenis pajak atau seluruh
2007 tentang Ketentuan dan Tatacara jenis pajak, untuk tahun berjalan dan
Perpajakan mengatakan bahwa atau tahun-tahun sebelumnya lain yang
korporasi mempunyai sejumlah dilakukan di tempat Wajib Pajak, dan
kewajiban perpajakan. Kewajiban pemeriksaan kantor terhadap suatu
perpajakan sebagai kewajiban kepada jenis pajak tertentu baik tahun berjalan
negara idealnya akan menempatkan dan atau tahun-tahun sebelumnya yang
seorang wajib pajak untuk dilakukan di kantor Direktorat
mengutamakan kewajibannya daripada Jenderal Pajak, yaitu:
menuntut hak-haknya. Kewajiban 1. Pemeriksaan Bukti Permulaan
perpajakan memang harus diletakkan Dalam pemeriksaan tindak
pada segi kepentingan pidana di bidang perpajakan terdapat
negara.Kepentingan negara disini pemeriksaan bukti permulaan yang
berhubungan erat dengan tujuan dan dilakukan untuk mendapatkan bukti
fungsi kewajiban membayar pajak permulaan tentang adanya dugaan
yaitu untuk menunjang penerimaan telah terjadi tindak pidana di bidang
negara bagi pembiayaan dan perpajakan. Peraturan Menteri
kelangsungan pembangunan. Keuangan Republik Indonesia Nomor
Pelanggaran terhadap 202/PMK.03/2007 Tentang Tata Cara
kewajiban perpajakan yang dilakukan Pemeriksaan Bukti Permulaan Tindak
oleh Wajib Pajak sepanjang Pidana di Bidang Perpajakan
menyangkut tindakan administrasi mendefenisikan Bukti Permulaan
perpajakan dikenakan sanksi sebagai keadaan, perbuatan, dan/atau
administrasi, sedangkan yang bukti berupa keterangan, tulisan, atau
menyangkut tindak pidana di bidang benda yang dapat memberikan
perpajakan, dikenakan sanksi pidana. petunjuk adanya dugaan kuat bahwa
Dan untuk mengetahui telah terjadinya sedang atau telah terjadi suatu tindak
suatu tindak pidana di bidang pidana di bidang perpajakan yang
perpajakan maka perlu dilakukan dilakukan oleh siapa saja yang dapat
pemeriksaan untuk mencari, menimbulkan kerugian pada
mengumpulkan, mengolah data dan pendapatan negara. Pemeriksaan bukti
atau keterangan lainnya untuk menguji permulaan dapat dilaksanakan
kepatuhan pemenuhan kewajiban berdasarkan hasil analisis data,
perpajakan dan untuk tujuan lain informasi, laporan, pengaduan,
dalam rangka melaksanakan ketentuan laporan kegiatan intelijen,
peraturan perundang-undangan pengembangan pemeriksaan bukti
perpajakan. permulaan, atau pengembangan
Tujuan pemeriksaan yaitu penyidikan, yang dapat dilaksanakan
untuk menguji kepatuhan pemenuhan baik untuk seluruh jenis pajak

12
maupun satu jenis pajak.Pemeriksaan mendampingi atau membantu penyidik
bukti permulaan dilakukan oleh pajak.Terutama masalah pemberkasan,
Kantor Wilayah atau Direktorat penyidik pajak kurang pengalaman
Intelijen dan Penyidikan.Berdasarkan karena sedikitnya kasus-kasus pidana
hasilpemeriksaan bukti permulaan pajak yang diajukan ke pengadilan
dapat diketahui tindak lanjut yang negeri.Sedangkan bagi polisi,
harus dilakukan. membuat berkas kasus pidana
Tindak lanjut dari pemeriksaan merupakan pekerjaan sehari-hari.
bukti permulaan adalah yaitu Penyidik pajak tidak sebebas-bebasnya
diusulkan dilakukannya penyidikan, melakukan tugasnya, tetapi ia harus
atau tindakan lain berupa: penerbitan memberitahukan kepada jaksa
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar penuntut umum bila memulai
(SKP), pembuatan laporan tindak penyidikan dan wajib pula
pidana selain tindak pidana di bidang menyampaikan hasil/laporan
perpajakan yang akan diteruskan penyidikannya kepada jaksa penuntut
kepada pihak yang berwenang, umum. Selanjutnya jaksa penuntut
pembuatan laporan sumir apabila umum yang akan menentukan apakah
wajib pajak mengungkapkan masalahnya sudah matang untuk
ketidakbenaran perbuatannya, diajukan ke pengadilan.
pembuatan laporan sumir apabila Proses penyidikan mengandung
tidak ditemukan adanya indikasi dua klausul yakni: Penyidikan yang
tindak pidana di bidang perpajakan. berakhir dengan diserahkannya hasil
“Bahan baku” atas pemeriksaan bukti penyidikan ke pengadilan atau untuk
permulaan sebenarnya berasal dari kepentingan penerimaan negara atas
usulan Kantor Pelayanan Pajak dan permintaan Menteri Keuangan, hasil
pengaduan masyarakat. penyidikan tidak diproses di
2. Penyidikan pengadilan/dihentikan, dengan catatan
Penyidikan tindak pidana di wajib pajak yang disidik telah
bidang perpajakan merupakan melunasi utang pajaknya dan ditambah
serangkaian tindakan yang dilakukan dengan sanksi administrasi berupa
penyidik untuk mencari serta denda sebesar 4 (empat) kali jumlah
mengumpulkan bukti yang dengan pajak.
bukti itu membuat terang tindak 3. Akibat Hukum Terhadap Wajib
pidana di bidang perpajakan yang Pajak Yang Melakukan Tindak
terjadiserta menemukan Pidana Perpajakan Ditinjau
tersangkanya.Penyidikan tindak pidana Dari Undang Undang Nomor 28
di bidang perpajakan hanya dapat Tahun 2007
dilakukan oleh Pejabat Pegawai Dalam hukum pajak, disamping
Negeri Sipil tertentu di lingkungan sanksi administratif terdapat juga
Direktorat Jenderal Pajak yang diberi sanksi pidana.Sanksi administrasi
wewenang khusus sebagai penyidik dijatuhkan untuk pelanggaran-
tindak pidana di bidang perpajakan. pelanggaran yang sifatnya
Penyidikan tindak pidana ringan.Hukum pidana merupakan
perpajakan dilaksanakan berdasarkan ancaman bagi wajib pajak yang
surat perintah penyidikan yang bertindak tidak jujur. Adanya tindak
ditandatangani oleh Dirjen Pajak atau pidana perpajakan ini dapat dilihat
Kepala kantor Wilayah DJP. Akan dalam ketentuan UU No. 28 Tahun
tetapi jika diperlukan, polisi dapat 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas

13
UU Nomor 6 Tahun 1983 Tentang keyakinan bahwa pelaku benar-benar
Ketentuan Umum dan Tata Cara terbukti bersalah melakukan tindak
Perpajakan. Pemberian sanksi dapat pidana.Sanksi Administrasi Sanksi
berupa sanksi administrasi atau sanksi administrasi merupakan sejumlah
pidana. Sanksi pidana perpajakan pembayaran kerugian berupa uang
dikenakan melalui proses penyidikan kepada negara.Ada tiga macam sanksi
dan penuntutan dimaksudkan untuk administrasi perpajakan yang dapat
menimbulkan efek jera bagi Wajib dikenakan terhadap wajib pajak sesuai
Pajak itu sendiri maupun Wajib Pajak dengan undang-undang perpajakan,
yang lain. Penerimaan pajak dalam yakni dalam bentuk denda, bunga dan
kegiatan pemeriksaan pajak hanyalah kenaikan pajak.
sebagai akibat dari penegakan hukum Istilah sanksi pidana tidak hanya
terhadap Wajib Pajak yang terbukti terdapat dalam peradilan umum, di dalam
tidak patuh sehingga tidak tepat jika perpajakan pun dikenai adanya sanksi
dijadikan target pemeriksaan pajak pidana. UU Ketentuan Umum Perpajakan
(KUP) menyatakan bahwa pada dasarnya,
maupun sebagai tolak ukur prestasi
pengenaan sanksi pidana merupakan
pemeriksa pajak dan sarana upaya terakhir untuk meningkatkan
pengawasan kegiatan pemeriksaan kepatuhan Wajib Pajak.Namun,
pajak. pemerintah masih memberikan keringanan
Berdasarkan Undang Undang dalam pemberlakuan sanksi pidana dalam
No. 28 Tahun 2007 tentang perubahan pajak, yaitu bagi Wajib Pajak yang baru
ketiga atas Undang Undang No. 6 pertama kali melanggar ketentuan Pasal
Tahun 1983 tentang ketentuan umum 38 UU KUB tidak dikenai sanksi pidana,
dan tata cara perpajakan dan Undang tetapi dikenai sanksi administrasi.
Undang tentang Pajak Bumi dan Pelanggaran Pasal 38 UU KUP adalah
Bangunan serta Undang-undang tidak menyampaikan SPT atau
menyampaikan SPT tetapi isinya tidak
tentang Bea Meterai dikenal adanya
benar atau tidak lengkap, atau
dua sanksi dalam bidang perpajakan melampirkan keterangan yang isinya tidak
yakni sanksi administrasi dan sanksi benar sehingga dapat menimbulkan
pidana. kerugian pada pendapatan negara.
Sanksi administrasi merupakan Oleh karena itu, dalam
pembayaran kerugian kepada negara, menangani masalah-masalah dalam
khususnya yang merupakan denda, penegakan hukum pidana yang terjadi
bunga dan kenaikan. Sedang sanksi dalam masyarakat dapat dilakukan
pidana merupakan suatu alat terakhir secara penal (hukum pidana) dan non
atau benteng hukum yang digunakan penal (tanpa menggunakan hukum
fiskus agar norma hukum pidana).
dipatuhi.Sebagai bagian dari hukum 2. KESIMPULAN
administrasi, Undang Undang pajak 1. Asas asas dalam sistem
lebih banyak mengandung sanksi pemungutan pajak ditinjau dari
administrasi dari pada sanksi Undang Undang Nomor 28
pidana.Sanksi administrasi merupakan Tahun 2007 tentang Ketentuan
wewenang administrasi pajak dan Umum dan Tata Cara
dijatuhkan oleh Direktorat Jenderal Perpajakan terdiri dari Asas
Pajak, sedangkan sanksi pidana yuridis, Asas ekonomis, Asas
merupakan wewenang pengadilan umum dan merata, Asas
pidana dan dijatuhkan oleh hakim domisili, Asas Sumber, Asas
pidana, bila hakim mempunyai

14
Kebangsaan, Asas Waktu, Asas atas sanksi administrasi dan
Rentabilitas. sanksi pidana. Sanksi
2. Jenis tindak pidana perpajakan administrasi terdiri atas sanksi
ditinjau dari Undang Undang denda, sanksi bunga, dan sanksi
Nomor 28 Tahun 2007 tentang kenaikan yang masing masing
Ketentuan Umum dan Tata Cara atas pengenaannya diatur dalam
Perpajakan merupakan suatu undang Undang Ketentuan
perbuatan yang melanggar Umum Perpajakan.
larangan-larangan atau
kewajiban-kewajiban yang 3. DAFTAR PUSTAKA
ditentukan dalam undang- A. Buku
undang perpajakan, yang AndiHamzah,Bunga Rampai Hukum
menimbulkan kerugian Pidana dan Acara Pidana,
keuangan negara dimana Jakarta : GhaliaIndonesia, 2001..
pelakunya diancam dengan _____, Asas-Asas Hukum Pidana,
hukuman pidana. Tindak Jakarta : Rineka Cipta, 1994.
Pidana Perpajakan diatur BardaNawawi Arief, Masalah
dalam Undang-Undang Nomor Penegakan Hukum dan
28 tahun 2007, Bab VIII Kebijakan Penanggulangan
tentang Ketentuan Pidana” Kejahatan, Bandung: Citra
Pasal 38, 39, 39A, 40,41, Aditya Bakti, 2001.
41A, 41B, 41C, 43, 43A. BustamarAyza, Hukum Pajak
Dalam hubungannya dengan Indonesia, Depok : Kencana,
tindak pidana di bidang 2017.
perpajakan, penggolongan atau Chazawi, Adami, Pelajaran Hukum
jenis tindak pidana perpajakan Pidana Bagian 1, Jakarta :
terbagi kedalam tindak pidana RajaGrafindo Persada, 2002.
perpajakan dalam bentuk Devano,Sony dan Siti Kurnia Rahayu,
pelanggaran (culpa) sebagai Perpajakan : Konsep, Teori dan
perbuatan yang tidak sengaja Isu, Jakarta : 2006
dan tindak pidana perpajakan Ibrahim, Johny, Teori dan Metodologi
dalam bentuk kejahatan Penelitian Hukum Normatif,
(dolus) sebagai perbuatan yang Surabaya: Bayumedia, 2008.
dilakukan dengan sengaja. Irawan, Hadi, Pengantar Perpajakan,
3. Berdasarkan Undang Undang Malang: Bayu Media, 2003.
No. 28 Tahun 2007 tentang Isroah, Perpajakan, Jurusan
perubahan ketiga atas Undang Pendidikan Akuntasi Fakultas
Undang No. 6 Tahun 1983 Ekonomi Universitas Negeri
tentang ketentuan umum dan Yogyakarta, 2003.
tata cara perpajakan dan Kanter, E.Y dan S.R. Sianturi, Asas-
Undang Undang tentang Pajak asas Hukum Pidana di Indonesia
Bumi dan Bangunan serta dan Penerapannya, Jakarta:
Undang-undang tentang Bea Storia Grafika, 2002.
Materai dikenal adanya dua Lamintang, P.A.F., Dasar-Dasar
sanksi dalam bidang perpajakan Hukum Pidana Indonesia,
yakni sanksi administrasi dan Bandung: Citra Aditya Bakti,
sanksi pidana. Sanksi dalam 1997.
tindak pidana perpajakan terdiri

15
Mahmud Marzuki,Peter, Penelitian Undang Undang Nomor 28 Tahun
Hukum, Jakarta : Kencana. 2007 Perubahan Ketiga Atas
2006. Undang Undang Nomor 6
Moeljatno, PerbuatanPidana dan Tahun 1983 Tentang Ketentuan
Pertanggung jawaban Dalam Umum dan Tata Cara
Hukum Pidana, Jakarta : Bina Perpajakan.
Aksara, 1993. Kitab Undang Hukum Perdata
_____,Azas-Azas Hukum Pidana, (Burgelijk Wetbook)
Jakarta : Rineka Cipta, 1993. Undang-Undang Republik Indonesia
Prasetyo,Teguh, Hukum Pidana, Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Jakarta: Rajawali Press, 2010. Perlindungan Konsumen.
Prodjodikoro, Wirjono, Asas-Asas Undang-Undang Republik Indonesia
Hukum Pidana di Indonesia, Nomor 18 Tahun 2012 tentang
Bandung: PT. Refika Aditama, Pangan.
2003.
Rosdiana, Haula dan Edi Slamet C. Website
Irianto, Pengantar Ilmu Pajak https://media.neliti.com/media/
(Kebijakan dan Implementasi di publications/26768-ID-
Indonesia) , Jakarta : penegakan-hukum-pidana-
RajaGrafindo Persada , 2012 terhadap-tindak-pidana-di-
R.Mansury, Pajak Penghasilan bidang-perpajakan.pdf
Lanjutan, Jakarta : Ind Hill-Co, https://media.neliti.com/media/
1996. publications/26774-ID-pajak-
Saleh,Roeslan, Perbuatan Pidana dan sebagai-penunjang-
Pertanggungjawaban Pidana : pembangunan-nasional-di-
Dua Pengertian Dasar dalam indonesia.pdf
Hukum Pidana. Jakarta : Ghalia http://www.pajak.go.id/content/
Indonesia, 1982. article/pajak-sebagai-ujung-
Sudaryono dan Natangsa Surbakti, tombak-pembangunan
Hukum Pidana (Buku Pegangan http://pajak.go.id/sites/default/files/
Kuliah), Surakarta: Fakultas BAB%20III%20Bagaimana
Hukum Universitas %20Pajak%20dalam
Muhammadiyah Surakarta, %20Konteks%20Indonesia.pdf
2005. https://www.kompasiana.com/
Sudarto, Kapita Selekta Hukum lisarosi/
Pidana, Bandung: Alumni, 1986. 563ef52f929373c207a98554/
_____, Hukum Pidana Jilid I-II, pengaruh-perubahan-tarif-pajak-
Fakultas Hukum, Purwokerto, penghasilan-terhadap-
1990. penerimaan-pajak-penghasilan-
Syamsyah,T.N., Tindak Pidana pasal-21?page=all
Perpajakan, Bandung: Alumni. https://bpkad.pakpakbharatkab.go.id/
Bandung, 2011. artikel/2012-06-28/sistem-
pemungutan-pajak-di-indonesia
B. Peraturan Perundang-Undangan. https://www.slideshare.net/
Kitab Undang Undang Hukum Pidana. NurRinaMartyasNingru/d1-
Undang-Undang Nomor 25 Tahun pajak-asas-asas-pemungutan-
2007 Tentang Penanaman pajak-teori-pemungutan-pajak-
Modal.

16
adil-yurisdiksi-pemungutan-
pajak
http://www.linkpdf.com/download/
dl/perpajakan-.pdf, tindak pidana
perpajakan
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/id/
publikasi/artikel/167-artikel-
pajak/12604-pemeriksaan-pajak-
dihadaphadapkan-penegakan-
hukum-vs-penunjang-
penerimaan
http://baltyra.com/2010/06/04/tindak-
pidana-perpajakan-oleh-wajib-
pajak/
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/id/
berita-pajak/12579-mengenal-
sanksi-pidana-di-bidang-
perpajakan

17

Anda mungkin juga menyukai