Sekretariat :
Jl. Mayor Zen, Lebak Jaya 3 Kel. Sei Selayur, Kec. Kalidoni,
Kota PALEMBANG (SUMSEL)
0853 666 0 2222
Ormas PPAM terlahir dari segenap saran dan kritik yang bergulir di
tengah tengah masyarakat, oleh karena itu segenap tokoh masyarakat
dan akademisi di kota Palembang Darussalam, menilai dipandang
sangat perlu menyiapkan wadah organisasi sesuai Amanat Undang
Undang dasar 1945.
PPAM juga serius ikut serta menolak bahaya laten seperti hal
diatas radikalisme, narkoba dan korupsi.
ANGGARAN DASAR
Pasal 1
Nama Organisasi
Organisasi ini bernama ORMAS PERSATUAN PEJUANG ASPIRASI
MASYARAKAT disingkat menjadi “PPAM“.
Pasal 2
Waktu dan Tempat Pendirian:
(1) Organisasi ini untuk waktu yang lamanya tidak ditentukan dan di
mulai sejak tanggal 17 FEBRUARI 2019.
(2) Organisasi ini berkedudukan di PALEMBANG – SUMATERA
SELATAN dan dapat membentuk cabang – cabang.
BAB II
AZAZ, SIFAT DAN CIRI ORGANISASI
Pasal 3
(1) Organisasi ini berazaskan Pancasila.
(2) Organisasi ini bersifat Independen.
(3) Organisasi ini bercirikan Kepedulian, Kekeluargan,
Kecendikiawanan, Profesional dan Kebudayaan.
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 4
Organisasi ini bermaksud:
a. Menjadi Wahana Kepedulian Masyarakat.
b. Menjadi sarana partisipasi dan kepedulian masyarakat untuk
memberikan sumbangsih Pemikiran, Perjuangan, dan materi untuk
kemajuan ORMAS PERSATUAN PEJUANG MASYARAKAT.
Pasal 5
Tujuan Organisasi
Organisasi ini bertujuan:
Terbinanya bentuk kepedulian sosial dan Optimalisasi peran dan
fungsi masyarakat demi terwujudnya masyarakat yang Aman, Adil dan
Makmur.
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 7
Sistem Keanggotaan
PPAM beranggotakan Masyarakat umum di wilayah INDONESIA.
Pasal 8
Jenis Keanggotaan
(1) Anggota Biasa.
(2) Anggota Luar Biasa.
Pasal 9
Kewajiban dan Hak Anggota
(1) Anggota berkewajiban mematuhi AD dan ART, ketetapan –
ketetapan dan keputusan – keputusan lainnya serta menjaga
nama baik organisasi.
(2) Anggota biasa mempunyai hak suara, hak memilih dan ikut serta
dalam usaha – usaha / kegiatan PPAM.
(3) Anggota luar biasa tidak mempunyai hak suara namun dibolehkan
ikut serta dalam usaha – usaha / kegiatan PPAM.
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 10
Bentuk Struktur Organisasi:
Struktur Organisasi berbentuk Fungsional.
Pasal 12
Penggunaan Keuangan
Penggunaan keuangan PPAM digunakan untuk kegiatan yang berguna
dan produktif bagi anggota dan masyarakat.
Pasal 13
Laporan Keuangan
Keuangan PPAM pelaporannya dari tanggal 1 Januari yang berakhir
31 Desember.
BAB VIII
PENETAPAN, PERUBAHAN AD DAN ART, PEMBUBARAN
Pasal 14
Penetapan dan Perubahan AD dan ART
Penetapan dan perubahan AD dan ART PPAM dilakukan melalui
Musyawarah Besar (MUBES) dan disetujui oleh sekurang – kurangnya
2/3 anggota yang hadir dan mewakili minimal 2/3 Perwakilan Per –
Kecamatan Hadir.
Pasal 15
Pembubaran Organisasi
(1) PPAM dinyatakan bubar jika disetujui oleh 2/3 Perwakilan Per –
Kecamatan Hadir melalui Musyawarah Besar (MUBES).
(2) Jika PPAM dinyatakan bubar, maka kekayaan organisasi
diserahkan kepada Lembaga Sosial yang ada di INDONESIA.
BAB IX
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 16
Hal – hal yang diatur, ditetapkan dan dirincikan dalam Anggaran Dasar
BAB X
PENUTUP
Pasal 1
Pengesahan dan pemberlakuan Anggaran Dasar ini berlaku sejak
Tanggal 17 FEBRUARI 2019 di PALEMBANG.
Pasal 2
Struktur Kekuasaan
Terdiri dari :
(1) Musyawarah Besar (MUBES).
(2) Rapat Dewan Pengurus Pusat.
(4) Rapat Dewan Pengurus Wilayah.
(5) Rapat Dewan Pengurus Cabang.
Pasal 3
Peran dan Fungsi Struktur Kepemimpinan
(1) Dewan Pembina Pusat.
a. Melaksanakan Musyawarah Besar (MUBES) untuk mengeval-
uasi dan Memperoleh program kerja Dewan Pengurus.
b. Meminta Pertanggung-jawaban Dewan Pengurus Pusat mini-
mal satu tahun sekali.
c. Jika Dewan Pengurus Pusat tidak dapat melaksanakan
amanah (Program Kerja ), maka Dewan Penasehat dapat
memberhentikan dan memilih Ketua Umum yang baru yaitu
dengan mekanisme pengambilan keputusan minimal dihadiri
½ (setengah) + 1 (satu) dari seluruh banggota Dewan Penase-
hat dan dapat menyetujui minimal dari 2/3 dari anggota yang
hadir.
d. Memimpin jalannya Musyawarah Anggota Tahunan sebelum
terpilihnya Ketua Umum yang baru.
(2) Dewan Pengurus Pusat.
a. Membuat Rancangan Kerja selama 2 (dua) semester / 1 tahun
kepengurusan.
b. Membuat Laporan Pertanggung jawaban setiap Dua Tahun
Pasal 4
Susunan Pengurus
(1) Dewan Pembina terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan
Anggota.
(2) Dewan Pengurus Pusat dan Cabang terdiri dari Ketua Umum,
Wakil, Ketua Bidang, Sekretaris, Bendahara, Humas, Bidang –
bidang dan Biro –biro.
Pasal 5
Status dan Wewenang Struktur Kekuasaan
(1) Musyawarah Besar.
a. Musyawarah Besar adalah Forum Tertinggi Organisasi.
Pasal 6
Masa Kepengurusan
Dewan Pembina, Dewan Pengurus Pusat dan Dewan Pengurus
Cabang menjabat selama 3 (lima) tahun selanjutnya di pilih kembali.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 7
Persyaratan Anggota
a. Anggota Biasa adalah seorang yang menetap / WNI.
b. Anggota Luar Biasa adalah seorang yang berada di wilayah
INDONESIA atau mendaftrakan diri menjadi anggota serta
ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat.
Pasal 8
Masa Keanggotaan Berakhir
a. Mengundurkan Diri.
b. Meninggal Dunia.
c. Diberhentikan karena mencemarkan nama baik Organisasi dan
Melanggar konstitusi.
Pasal 9
Mekanisme Pemberhentian Anggota
a. Pemberhentian Anggota dilakukan oleh Dewan Pengurus Pusat
dengan memperhatikan aspirasi anggota.
b. Sebelum dilakukan pemberhentian terhadap anggota terlebih
dahulu diberikan surat teguran sebanyak 3 (tiga) kali.
c. Pemberhentian terhadap anggota yang mempunyai jabatan
BAB III
KEPUTUSAN
Pasal 10
Kuorum
a. Kuorum adalah batas minimal jumlah suara yang dibutuhkan
untuk pengambilan suatu Keputusan.
b. Untuk setiap pengambilan keputusan yang prinsip perlu dilakukan
pemeriksaan kehadiran peserta Rapat untuk pengecekan kuorum.
Pasal 11
Pengambilan Keputusan
a. Keputusan di ambil melalui 3 (tiga) tahap yaitu Aklamasi,
Musyawarah untuk mufakat dan Voting.
b. Aklamasi adalah Pengambilan keputusan yang ditawarkan dan
disetujui lebih dari 2/3 dari peserta yang hadir.
c. Musyawrah untuk mufakat adalah pengambilan keputusan yang
berdasarkan pemufakatan melalui proses musyawarah atau
dialog terbuka.
d. Voting adalah Pengambilan Keputusan yang berdasarkan
pemungutan suara secara terbuka karena tidak adanya
permufakatan.