Anda di halaman 1dari 60

ALIANSI MASYARAKAT TIMIKA

AMATI
ALLIANCE COSTUMERY OF TIMIKA

ALAMAT: Kel. TIMIKA JAYA Telp.085299612313/085394919522/


Email. Amati@gmail.com

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AD/ART


ALIANSI MASYARAKAT TIMIKA
AMATI
2
KATA PENGANTAR

Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya kepada kita semua. Semoga segala karunia dan anugerah-Nya yang
tercurah kepada Utusan-Nya terdahulu akan sampai kepada kita semua yang
senantiasa mencari serta menyampaikan nilai-nilai kebenaran yang niscaya membawa
manfaat dan kemaslahatan untuk segenap ummat, bangsa dan Negara. 

Kami ucapkan terimakasih kepada segenap tim pembina, pembimbing, rekan


seperjuangan, dan mitra organisasi yang telah membantu serta berpartisipasi dalam
penyusunan dan pembentukan buku saku ini hingga buku saku Organisasi
Kemasyarakatan Aliansi Masyarakat Timika (ORMAS AMATI) dapat terselesaikan
dengan baik.

Pedmoman ini didalamnya memuat nilai-nilai dasar Ormas AMATI, Pedoman


Umum, AD/ART, Program Kerja, dan Pedoman Kepengurusan. Disusunnya buku
saku ini adalah sebagai pedoman bagi para pengurus dan anggota ORMAS AMATI
yang bertujuan agar dalam mencapai visi dan missi organisasi menjadikan pergerakan
anggotanya proporsional dan professional. Buku ini merupakan manifestasi konsep
ideal organisasi agar setiap langkah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi
komponen struktur organisasi tetap terarah dan berada dalam koridor aturan main
organisasi, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian pedoman ini disusun dan semoga bisa menjadi pegangan dalam setiap
gerak langkah anggotanya dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi serta
membawa nilai-nilai manfaat untuk bersama. Mohon maaf atas kesalahan maupun
kekeliruan dalam penulisan pedoman ini.

3
MUKADIMAH

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Bahwa sesungguhnya kebebasan


berserikat,berkumpul dan menggeluarkan pendapat ialah hak asasi manusia dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Maka penjajahan dalam segala bentuk dan
manifestasinya di atas Tanah Masyarakat harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Bahwa cita-cita untuk mewujudkan
masyarakat adil dan Makmur berdasarkan keyakinan dan Adat sebagaimana yang
termaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Oleh karena itu Kami Semua Lapisan Masyarakat yang berdomisili diKab.Timika
memandang bahwa sebelum ada Negara,pemerintah Di dunia kita semua adalah
Masyarakat yang hidup berdasarkan asal-usul leluhur secara turun-temurun di atas
wilayah kami , yang memiliki kedaulatan atas tanah dan kekayaan alam, kehidupan
sosial budaya yang diatur oleh hukum adat, yang mengelola keberlangsungan
kehidupan masyarakatnya .Maka dengan sadar sepenuhnya terhadap panggilan untuk
Tanggung jawab sebagai generasi penerus perjuangan cita-cita bersama masyarakat.

Kami mempersatukan diri dalam Organisasi Kemasyarakatan ( ORMAS) yang


bernama ALIANSI MASYARAKAT TIMIKA yang disingkat Menjadi AMATI.

Sebab itu AMATI adalah Organisasi sosial Independen yang Anggotanya terdiri dari
seluruh Masyarakat Timika maka perlu diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga sebagai berikut :

ANGGARAN DASAR (AD)


ALIANSI MASYARAKAT TIMIKA (AMATI)
BAB I
NAMA, BENTUK, WAKTU, MOTTO , VISI MISI,DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Organisasi ini bernama “ALIANSI MASYARAKAT TIMIKA yang” disingkat
AMATI.
Pasal 2
1. Organisasi ini berbentuk ALIANSI
2. AMATI didirikan pada tanggal 9 Agustus 2021 di Timika untuk jangka waktu
yag tidak ditentukan
3. Motto Amati : Netral,Jujur Berani dan Berbicara
4. Visi AMATI Mengangkat Harkat dan Martabat Masyarakat yang berdaulat ,adil
serta Demokratis
5. Misi AMATI,
a. Mengangkat kepercayaan diri,dan Harga diri Masyarakat Timika

4
b. Mengembalikan kedaulatan masyarakat Timika untuk mempertahankan, Hak-
hak Ekonomi,sosial,budaya dan politik
Pasal 3

Aliansi Masyarakat Timika berkedudukan di Tanah Amungsa Ibu Kota Kabupaten


Mimika.

BAB II
ASAS
Pasal 4

AMATI Berasaskan pada kesamaan Latarbelakang budaya dari Masyarakat Timika


Papua.

BAB III
PRINSIP ,SIFAT, CIRI, DAN TUJUAN
Pasal 5

Prinsip

1. Menyuarakan,perserukan persoalan-persoalan hak-hak dasar Masyarakat AMATI


2. Memberikan Informasi yang sehat kepada massa Masyarakat
3. Memberikan prepektif alternatif kepada masyarakat terkait isu-isu yang
berkembang
4. Menjadi media netral, Independen dan demokratis

Pasal 6

SIFAT

Aliansi Masyarakat Timika (AMATI) adalah ormas yang hidup di tengah


masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat, yang bersifat:
1. Terbuka, tanpa membedakan suku, ras, agama dan golongan;
2. Otonom, bebas, independen dari kekuatan sosial politik/partai politik;
Pasal 7

CIRI-CIRI
AMATI adalah ormas yang bergerak di tengah masyarakat, mempunyai Ciri :
1. Sebagai media dukungan nilai sosial, pengawasan sosial dan pertanggung
jawaban sosial yang membangun kebersamaan;
2. Sebagai jembatan antara kepentingan Masyarakat dan pihak pembuat kebijakan
publik.

5
Pasal 8

AMATI menyumbangkan pengabdiannya di segala bidang kehidupan kepada


masyarakat dengan menitikberatkan pada bidang sosial kemasyarakatan seperti
ekonomi kerakyatan, kesehatan dan pendidikan dengan berpedoman pada Panca
Moral Organisasi AMATI, yakni:

 Cinta,
 Jujur,
 Berani,

Kongres dan Karya Nyata.

Pasal 9
TUJUAN
AMATI bertujuan:
1. Menghimpun Masyarakat serta menyalurkan aspirasi sesuai kehendak secara
Demokratis;
2. Mengangkat harkat martabat serta persoalan Masyarakat kecil Mulai dari
Dusun,kampung,Distrik, Wilayah sampai Kabupaten.
3. Turut secara aktif dalam mengembangkan segala hal, Iman dan taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, antar umat beragama serta melestarikan kebudayaan
Masyarakat.
BAB IV
LANDASAN AMATI
Pasal 10

1. UUD 1945
2. UU NO.17 TAHUN 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan
3. Agama dan Adat
4. Deklarasi PBB 13/09/ Tahun 2007 Tentang Hak-hak Masyarakat Adat.

6
V
ATRIBUT
Pasal 12
AMATI mempunyai atribut yang terdiri dari , Lambang ,Bendera, cop surat dan cap
stempel.

BAB VI
PROGRAM UMUM
Pasal 13
Program Umum sebagai haluan organisasi ditetapkan dalam Kongres yakni:
I. POLA UMUM
Polah umum AMATI adalah
1. Bersifat Umum dan mendasar bagi pendataan kelengkapan Organisasi Aliansi
Masyarakat Timika, AMATI
2. Memberikkan arahan penyusunan rencana kerja agar mencapai tujuan
organisasi sesuai AD/ART.
II. POLA DASAR PROGRAM KERJA
Pola dasar program kerja organisasi AMATI merupakan acuan operasional
kegiatan program kerja dan pengembangkan organisasi.
Dalam melaksanakan program kerja organisasi AMATI untuk tiap tahun meliputi
program
Jangka pendek yang bersifat mendesak, Jangka menengah dan program Janngka
panjang.
Program kerja AMATI meliputi:
1. Program Kerja Jangka Pendek
a. Penetapan komposisi dan personalia pengurus periode 2022-2024.
b. Mencari dan menentukan sekretariat AMATI.
c. Mensosialisasikan hasil pembentukan badan pengurus AMATI kepada
semua pihak.
d. Melaksanakan Rapat Kerja AMATI.
e. Melakukan konsolidasi Organisasi dengan cara melaksanakan kongres
wilayah (Kongwil.), Kongres Cabang (KongCa).
f. Setiap bulan mengadakan diskusi bersama.
g. Tidak mengesampingkan program lain.
2. Program Jangka Menengah
1. Advokasi, Hak Asasi Manusia dan Politik
2. Melaksanakan seminar-seminar
3. Pelatihan Invetigasi HAM
4. Kemandirian Organisasi AMATI

7
5. Meningkatkan Kualitas AMATI
6. Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK)
3. Prpogram Jangka Panjang
a. Mendirikan badan usaha AMATI (BUMA)
b. Peringati HUT AMATI
c. Memperingati hari-hari besar.

III. POLA KEGIATAN


Pola kegiatan dalam pelaksanaannya mengacu pada visi dan misi Organisasi
BAB 1 Pasal 2 dan BAB VI pasal 13 diatur secara umum berdasarkan bidang-
bidang pada bidang- bidng yang akan di bentuk oleh ketua AMATI secara
periodik dengan formulasi sebagai berikut :
• Bidang : Sekretariatan
1. Infetarisasi kekayaan AMATI.
2. Membuat Denah Struktur Organisasi AMATI
3. Pengelolaan aset AMATI yang tinggal di sekretariatan.
4. Membuat undangan apabila akan adakan rapat.
5. Membuat buku dokumentasi Semua Aktivitas AMATI
6. Membuat buku keluar dan buku masuk untuk mencacat surat kelur
masuk.
• Bidang : Hubungan Masyarakat (Humas)
1. Menjalin hubungan kerja sama antar Pemerintah, lembaga dan
Organisasi-organisasi lain.
2. Menjalin hubungan kerjasama antar kelompok dan individu.
3. Bakti sosial.
• Bidang : Pendidikan
Pendataan pendidikan di bagian pegunungan, bagian pesisir dan kota.
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat.
• Bidang : Kesehatan
Pendataan fasilitas, tenaga medis, puskesmas, rumah sakit di bagian
pegunungan, pesisir dan perkotaan.
• Bidang : Sosial Budaya
1. Melakukan Identifikasi dan pendokumentasikan data tentang
pengetahuan, kesenian tradisional serta kekayaan Masyarakat,
Mendorong dan mengembangkan muatan lokal dalam kurikulum
pendidikan formal; Mengembangkan sistem pendidikan masyarakat yang
berakar pada budaya; Menyelenggarakan even-even dan pengembangan

8
budaya Masyarakat di berbagai tingkatan; Pelestarian situs-situs budaya
Masyarakat setempat.
2. Memberikan Bantuan Kepada Korban Bencana Alam
3. Ikut Berperan serta melestarikan lingkungan hidup.
• Bidang : HAM, HUKUM dan POLITIK
1. Mendorong pemerintah membuat Peraturan daerah (PERDA).
2. Menyediakan layanan hukum dan penanganan kasus bagi komunitas-
komunitas AMATI yang mengalami konflik terkait hak kolektif mereka.
3. Mendorong perluasan partisipasi etika politik kepada Masyarakat
setempat.
4. Melakukan lobby untuk mendorong mengakui dan melindungi hak-hak
Masyarakat.
5. Memberikan Konsultasi dan Bantuan Hukum.
• Bidang Lingkungan Hidup
1. Menanam pohon
2. Pelarangan terhadap perusahan Kayu yang tidak jelasMelakukan
rehabilitasi Ekosistem di wilayah pembuangan limbah tailing di aliran
sungai.

BAB VII
KEANGGOTAAN ORGANISASI AMATI
Pasal 14
1. Komunitas Pemuda
2. Komunitas Intelektual Dan Pelajar
3. Komunitas Masyarakat Dan Agama
4. Masyarakat Secara kebersamaan,Kelompok Dan Individu:
5. Komunitas Perempuan
6. Pemerintah
BAB VIII
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA ORGANISASI AMATI
Pasal 17

 Setiap anggota mempunyai hak yang sama untuk memilih dan dipilih dalam
jabatan organisasi AMATI.

9
 Setiap anggota mempunyai hak yang sama untuk mengajukan usul-usul,
pertanyaan-pertanyaan dan kritik-kritik yang sehat mengenai kebijakan yang
ditempuh oleh Pimpinan Organisasi AMATI.
 Setiap anggota mempunyai hak yang sama mengadakan pembelaan mengenai
pelaksanaan dan pertanggungjawaban tugas yang dibebankan kepadanya melalui
saluran organisasi yang diperlukan.
 Setiap anggota mempunyai hak dan kedudukan hukum yang sama dalam
organisasi.
 Setiap anggota mempunyai hak yang sama mendapatkan bantuan pembelaan dan
perlindungan dari organisasi AMATI.

Pasal 18
 Setiap anggota mempunyai kewajiban memperjuangkan Asas, Sifat, Fungsi dan
Tujuan serta Program Organisasi AMATI.
 Setiap anggota berkewajiban mentaati Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga
serta memegang teguh disiplin organisasi AMATI.
 Setiap anggota berkewajiban memberikan pertanggungjawaban atas segala tugas
yang diberikan kepadanya dengan melalui saluran-saluran yang telah ditentukan.

BAB IX
BADAN PENASEHAT ORGANISASI AMATI
Pasal 19

AMATI mempunyai Badan penasehat Organisasi (BPO) untuk semua tingkatan


organisasi.

Pasal 20

AMATI Mempunyai Badan Penasehat Organisasi (BPO) di tingkat Pusat , wilayah


Dan Cabang yang tugasnya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XI

KEDAULATAN DAN MASA BAKTI KEPEMIMPINAN ORGANISASI


AMATI

Pasal 21
1. Kedaulatan Organisasi berada di tangan anggota dilaksanakan sepenuhnya dalam
Kongres sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.
2. Masa Bakti Kepemimpinan 2 Tahun.

10
BAB XII

KEKUASAAN, STRUKTUR DAN PIMPINAN ORGANISASI ,SAYAP DAN


BADAN USAHA AMATI

Pasal 22
Kongres AMATI adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi AMATI:
1. Menetapkan dan atau mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
2. Menetapkan Program Umum Organisasi untuk masa bakti 2 tahun.
3. Meminta dan menilai pertanggungjawaban DPP AMATI selama 2 tahun yang
telah dilaksanakan.
4. Memilih dan menetapkan Dewan Pimpinan Pusat untuk masa bakti 2 tahun.
5. Memilih dan menetapkan Badan penasehat Organisasi Pusat untuk masa bakti 2
tahun.
6. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dipandang perlu.
Kongres Wilayah disingkat KongWIL AMATI adalah pemegang kekuasaan
Organisasi Tingkat Wilayah yang berwenang untuk:
7. Menetapkan Program Kerja organisasi yang sesuai dengan wilayah yang
bersangkutan untuk masa bakti 2 Tahun.
8. Meminta dan menilai pertanggungjawaban Badan Pimpinan Cabang AMATI
selama 2 tahun yang telah dilaksanakan.
9. Memilih dan menetapkan Dewan Pimpinan Cabang untuk masa bakti 2 tahun.
10. Memilih dan menetapkan Badan Penasehat cabang untuk masa bakti 2 tahun.
11. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dipandang perlu. (4) Kongres
CABANG disingkat kongCAB adalah pemegang kekuasaan Organisasi Tingkat
Distrik yang berwenang untuk:
1. Menetapkan Program Kerja organisasi yang sesuai dengan distrik yang
bersangkutan untuk masa bakti 2 tahun.

11
2. Meminta dan menilai pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Cabang AMATI
selama 2 tahun yang telah dilaksanakan.
3. Memilih dan menetapkan Dewan Pimpinan Cabang untuk masa bakti 2 tahun.
4. Memilih dan menetapkan Badan Penasehat Cabang untuk masa bakti 2 tahun.
5. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dipandang perlu.
(5) Kongres pimpinan Sektor disingkat kongsek AMATI adalah pemegang
kekuasaan Organisasi Tingkat kampung/kelurahan yang berwenang untuk:
1. Menetapkan Program Kerja organisasi yang sesuai dengan
Kampung/kelurahan yang bersangkutan untuk masa bakti 2 tahun.
2. Meminta dan menilai pertanggungjawaban Pimpinan Ranting AMATI
selama 2 tahun yang telah dilaksanakan.
3. Memilih dan menetapkan Pimpinan Ranting untuk masa bakti 2 tahun.
4. Menetapkan Program Kerja organisasi yang sesuai dengan anak cabang yang
bersangkutan untuk masa bakti 2 tahun.
5. Meminta dan menilai pertanggungjawaban Pimpinan Sektor AMATI selama
2 tahun yang telah dilaksanakan.
6. Memilih dan menetapkan Pimpinan Sektor untuk masa bakti 2 tahun.
7. Memilih dan menetapkan Badan pengawas pimpinan sektor untuk masa bakti
2 tahun.
8. Menetapkan Keputusan-keputusan lainnya yang dipandang perlu.

Kongres Luar Biasa dapat diselenggarakan Badan Pimpinan Pusat AMATI,


apabila terdapat hal-hal yang sangat mendesak dan memerlukan penanganan amat
segera.

Pasal 23
WEWENANG DPP, DPW ,DPC,PS Dan PR
 Dewan Pimpinan Pusat (DPP) berkedudukan di Ibu Kota Kabupaten adalah
Pimpinan Organisasi tertinggi (eksekutif) yang bersifat kolektif dan
bertanggungjawab kepada Kongres mempunyai wewenang untuk memimpin dan
mengendalikan kebijakan nasional organisasi, mengarahkan organisasi dan
menjaga keutuhan organisasi serta memberikan kewenangan yang lebih luas
kepada Pimpinan Organisasi di tingkat wilayah dan terutama di tingkat DPW
DPC,PS Dan PR

12
 Dewan Pimpinan wilayah (DPW) berkedudukan di Wilayah adalah Pimpinan
organisasi yang bersifat kolektif yang mempunyai wewenang untuk memimpin
dan mengkoordinasikan organisasi seluruh Wilayah serta menggerakkan program
kerja secara nyata sesuai dengan kondisi wilayah yang bersangkutan.
 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) berkedudukan di distrik adalah Pimpinan
organisasi yang bersifat kolektif yang mempunyai wewenang untuk memimpin
dan menggerakkan program kerja secara nyata (karya nyata) sesuai dengan
kondisi distrik yang bersangkutan, sehingga distrik dapat menjadi pusat kegiatan
organisasi ini.
 Pimpinan Sektor (PS ) berkedudukan di Kampung/kelurahan adalah Pimpinan
organisasi yang bersifat kolektif .
 PR Pimpinan Ranting berkedudukan di Dusun/RT adalah Pimpinan organisasi
yang bersifat kolektif.

Pasal 24
• Pimpinan organisasi di semua tingkat dapat mengadakan Rapat Pimpinan
(RAPIM) sesuai denga kebutuhan-kebutuhan organisasi .
Pasal 25
• Sebelum memangku jabatan, setiap Pimpinan Organisasi terlebih dahulu dilantik
oleh Pimpinan Organisasi setingkat di atasnya.

13
Pasal 26
STRUKTUR ORGANISASI AMATI
KONGRES AMATI
DEWAN PIMPINAN PUSAT
ALIANSI MASYARAKAT TIMIKA

AMATI

DPP PENASEHAT ORGANISASI


PENDIRI &PEMBINA
DEWAN PIMPINAN PUSAT

DPW PEGUNUNGAN DPW PESISIR


DPW TENGAH

DPC DISTRIK

PIMPINAN SEKTOR (PS)


KAMPUNG/KELURAHAN

PIMPINAN RANTING (PR)


RT,RW/DUSUN

14
DPP Dewan Pimpinan Pusat AMATI berkedudukan di Ibu Kota Kabupaten Mimika
DPW Dewan Pimpinan Wilayah AMATI berkedudukan di Tiga Wilayah
Yakni,Wilayah Pegunungan,Wilayah Tengah Dan Wilayah Pesisir. Wilayah
Pegunungan Mencakup Yigi Mugi sampai Delamatagal .Wilayah Tengah Mencakup
Distrik Kuala Kencana,Distrik Kwamki Narama,Distrik Iwaka,Distrik Wania Dan
Distrik Mimika Baru. wilayah Pesisir Mencakup Nakai sampai Potowaiburu
DPC Dewan Pimpinan Cabang AMATI berkedudukan di Tingkat distrik
PS Pimpinan Sektor AMATI berkedudukan di Kampung/Kelurahan
PR Pimpinan Ranting AMATI berkedudukan di RT,RW/Dusun
 Dewan Pimpinan Pusat AMATI terdiri dari:
1. Ketua umum ,Sekretaris , dan Bendahara.
2. Bidang-bidang: diTetapkan sesuai kebutuhan setelah kesepakatan bersama
3. Yang dimaksud Pimpinan Harian ialah ketua, wakil ketua,sekretaris dan
Bendahara.
 Dewan Pimpinan Wilayah AMATI terdiri dari:
Ketua , Sekretaris dan, Bendahara ,Ketua Koordinar-koordinar Bidang sesuai
dengan kebutuhan setelah kesepakatan bersama
 Dewan Pimpinan Cabang terdiri dari:
Ketua, Sekretaris dan , Bendahara , Ketua Bagian seksi-seksi cabang sesuai
dengan kebutuhan setelah kesepakatan bersama
 Pimpinan Sektor terdiri dari:
Ketua , Sekretaris dan, Koordnator Seksi-seksi Anak cabang sesuai dengan
kebutuhan.
 Pimpinan Ranting terdiri dari:
Ketua , Sekretaris , Ketua, Seksi sesuai dengan kebutuhan.
 Sekjen di DPP AMATI dan Ketua di tingkat Wilayah ,cabang, Sektor dan
ranting sesuai dengan tingkatan organisasinya mempunyai kedudukan yang sama
dan pembagian tugasnya ditetapkan dalam rapat pleno/tingkatan organisasi yang
bersangkutan.

Pasal 27
Sayap dan Badan Usaha AMATI
Untuk memperkuat kerja-kerja basis, AMATI Akan membentuk Dua Organisasi
Sayap dan Dua Badan Usaha yaitu :
 Pemuda Adat Timika (PATI)

15
PATI beranggotakan pemuda-pemudi adat yang berasal dari komunitas-
komunitas masyarakat.PATI memiliki kepengurusan di tingkat pusat, wilayah dan
daerah hingga tingkat kampung. Dan PATI dipimpin oleh seorang Ketua.
 Himpunan pembelah Masyarakat Timika (HPMT)
HPMT beranggotakan para advokat dan ahli hukum yang peduli dan
berkomitmen pada kerja pembelaan dan pemajuan Masyarakat Timika.

Badan Otonom AMATI

Koperasi AMATI Mandiri (KAM)

Koperasi AMATI Mandiri (KAM) dibentuk sebagai wadah untuk mewujudkan


salah satu pilar yang dimandatkan kepada organisasi AMATI, yaitu mandiri
secara ekonomi. Cita-cita untuk berhimpun mendorong kemandirian ekonomi
Masyarakat dalam mengelola kekayaannya harus dilakukan dengan langsung
menjadi pelaku utama dalam memproduksi dan membuka akses pasar bagi
produk-produk yang dihasilkan oleh masyarakat, baik dilakukan secara
berkelompok dan atau berasal dari komunitas Masyarakat.

Yayasan Anak Dusun Timika ( YADUTI) dibentuk sebagai wadah untuk


mewujudkan salah satu pilar yang dimandatkan kepada organisasi AMATI, yaitu
mandiri secara ekonom,pendidikan dan kesehatan
BAB XIII
TATA HUBUNGAN ORGANISASI
Pasal 28

1. AMATI sebagai organisasi Masyarakat yang otonom, bebas, independen


menjalin hubungan dengan Pemerintah, Partai Politik yang mempunyai kesamaan
visi dan misi dan organisasi kemasyarakatan baik yang mempunyai hubungan
historis maupun yang tidak serta lembaga-lembaga kemasyarakatan.
2. AMATI mempunyai Paguyuban dan/atau organisasi profesional dan fungsional di
bawah Panca Moral dan landasan Perjuangan Organisasi AMATI yang
selanjutnya disebut Organisasi Jajaran.
3. Organisasi Jajaran tumbuh dan berkembang secara mandiri sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, namun tetap mempunyai hubungan

16
historis, aspiratif, komunikatif dan konstruktif dengan organisasi AMATI di
setiap tingkatan.
4. Mekanisme dan tata hubungan antara Organisasi Jajaran sebagaimana tersebut
pada Ayat (2) dan (3) akan di atur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XIV
KEUANGAN ORGANISASI
Pasal 29
1. Keuangan organisasi diperoleh dari uang pangkal, uang iuran dan usaha-usaha
serta sumbangan-sumbangan lain yang halal dan tidak mengikat.
2. Besarnya uang pangkal dan uang iuran diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
3. Inventaris yang dimiliki organisasi merupakan harta kekayaan organisasi.
BAB XV
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 30

Perubahan Anggaran Dasar Organisasi hanya dilakukan Dalam kongres.

BAB XVI
PEMBUBARAN ORGANISASI AMATI
Pasal 31

Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan dalam suatu kongres yang khusus
dilakukan untuk itu.

BAB XVII PENUTUP

Pasal 32

 Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
 Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

17
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
ALIANSI MASYARAKAT TIMIKA ( AMATI)

BAB I
NILAI-NILAI DASAR ORGANISASI AMATI
Pasal 1
 AMATI adalah organisasi massa yang lahir dari masyarakat oleh masyarakat dan
untuk masyarakat serta berjuang ditengah-tengah masyarakat dengan tujuan yang
sama.
 AMATI adalah organisasi massa yang rela berjuang dan berkorban tanpa
pamrih(tidak memihak).
 AMATI adalah organisasi massa yang berjuang menegakkan keadilan dan
kebenaran, menegakkan konstitusi dan mengembangkan demokrasi sesuai dengan
tuntutan masyarakat.
 AMATI adalah organisasi massa yang menata perjuangannya sesuai tingkat
perkembangan.
 AMATI adalah orgnisasi massa yang senantiasa menjalin hubungan dan
kerjasama dengan semua pihak yang menjunjung tinggi Nilai-nilai Demokrasi
Adat dan Agama.
Panca Moral (PAMOR) AMATI
Pasal 2
1. Cinta;
AMATI terus meningkatkan kecintaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan kasih terhadap sesama sebagai panggilan mutlak bagi setiap warga
AMATI.
2. Jujur:
AMATI dengan segala kejujuran, kebenaran dalam kata dan perbuatan, dengan
ikhlas dalam kehidupan sehari-hari.
3. Berani:

18
AMATI bersikap berani dalam kata dan perbuatan membela dan melindungi
Masyarakat
4. Kongres:
AMATI memelihara dan mengembangkan demokrasi sesuai dengan tuntutan
Masyarakat dengan senantiasa Kongres secara Transparansi dan gotong royong
untuk kepentingan bersama.
5. Karya Nyata:
AMATI dengan Karya Nyata berusaha membangun keharmonisan dan taat pada
Tuhan Yang Maha Esa.

Pasal 3
Lima Garis (LARIS)/Keris (Kelima Garis) Organisasi AMATI
AMATI dalam menjalankan tugas organisasi menempuh Lima Garis: Kesadaran,
Persatuan, Komunikasi, Kerakyatan dan Ketahanan Adat serta Agama.
1. Garis Kesadaran:
Setiap gerak dan langkah organisasi anggota AMATI harus berdasarkan
kesadaran. Dalam organisasi AMATI tidak ada paksaan, tekanan dan ancaman.
Semua pelaksanaan program organisasi dan tindakan anggotanya semata-mata
karena kesadaran akan hak, kewajiban, tugas dan tanggungjawab masing-masing.
Dengan kesadaran itu anggota AMATI rela melaksanakan sesuatu yang berguna
tanpa mempertanyakan untung rugi secara pribadi, tetapi semata-mata
mempersembahkan Karya Nyata untuk kebahagiaan bersama.
2. Garis Persatuan:
Setiap tindakan yang diambil oleh organisasi maupun anggotanya harus selalu
ditujukan dan atas dasar persatuan dan kesatuan. Ini berarti pula bahwa segala
pelaksanaan program maupun perbuatan anggota tidak boleh berakibat timbulnya
perpecahan baik dalam lingkungan organisasi sendiri maupun di kalangan
masyarakat luas.
3. Garis Komuniksasi
Dalam memikirkan dan mengambil tindakan untuk atas nama organisasi AMATI,
para Pimpinan dan/atau anggota harus senantiasa berkomunikasi atau dengan kata
lain agar jangan sampai terputus hubungan lahir dan batin.
4. Garis Kerakyatan

19
Apapun yang hendak dilakukan dan tidak dilakukan oleh AMATI sebagai
organisasi maupun anggota selaku pribadi harus senantiasa menuju dan membawa
manfaat bagi Masyarakat. Jika ada masalah yang bertentangan, maka yang dipilih
AMATI adalah masalah yang menguntungkan dan memenangkan kepentingan
Masyarakat dengan memohon rakmat dan berkat dari Tuhan Yang Maha Esa.
5. Garis Ketahanan Adat serta Agama
Semua gerak dan langkah AMATI harus mempunyai arti dan peranan untuk
memperkokoh Ketahanan yakni tumbuhnya kekuatan masyarakat dalam segala
bidang sehingga segala macam rongrongan dari dalam maupun dari luar wilayah
dapat ditanggulangi. Dengan demikian AMATI merupakan seuatu kekuatan
efektif Masyarakat dalam mencapai cita-cita mewujudkan masyarakat adil
makmur berdasarkan Nilai-nilai Agama Dan Adat.
Pasal 4

Kiprah Organisasi AMATI

K : Kesinambungan

I : Idealisme

P : Percaya Diri

R : Realistik, Dinamik

A :Asas Agama dan Adat sebagai asas yang ditanamkan dengan Panca Moral
AMATI

H : Hikmah Perjuangan yang tidak mengenal menyerah dan putus asa.

Hal tersebut di atas bermakna bahwa dalam mengembang tugas organisasi


tugas organisasi AMATI harus diarahkan agar tercapai sasaran sbb:

Kesinambungan dan keberadaan organisasi dalam perspektif sejarah dan dimensi


waktu yakni masa lalu, hari ini dan masa mendatang merupakan satu kesatuan yang
saling mengisi satu sama lainnya.

Idealisme nasional yang berupa tetap tegaknya Idealis yang berdasarkan Agama dan
Adat terus menerus diperjuangkan hingga terwujudnya masyarakat adil makmur
dalam kehidupan bermasyarakat.

20
Realistis, pragmatis dan dinamis merupakan sikap yang diwujudkan dalam
melaksanakan setiap langkah kebijakan organisasi dihadapkan dengan berbagai
hambatan , gangguan, ancaman dan tantangan.

Asas Agama dan Adat yang dilaksanakan oleh AMATI dalam kehidupan sehari-hari
dengan ajaran Panca Moral AMATI sebagai wujud nyata .

Hikmah perjuangan senantiasa mewarnai setiap tahap yang dicapai sehingga tidak
kecewa ketika mengalami kegagalan dan tidak sombong ketika mengalami
keberhasilan, melainkan semuanya itu dipetik hikmah dan kearifanya.

BAB II
KEANGGOTAAN ORGANISASI AMATI
Pasal 5

• Untuk menjadi anggota AMATI, calon anggota diharuskan mengajukan


permintaan secara resmi dan tertulis kepada Pimpinan Organisasi dengan mengisi
formulir yang tersedia.
• Anggota kehormatan adalah orang-orang yang berjasa kepada Ormas AMATI
yang ditetapkan pelah Dewan Pertimbangan di masing-masing tingkatan
Organisasi.
• Formulir keanggotaan harus diisi sebanyak:
1. Untuk tingkat kampung rangkap 4 (empat) satu rangkap dikirim kepada
Dewan Pimpinan Cabang sebagai bahan untuk pengesahan, satu rangkap
dikirim kepada Dewan Pimpinan wilayah, satu rangkap kepada Dewan
Pimpinan Pusat, tindasan satu rangkap untuk arsip pengurus sub cabang.
2. Untuk tingkat Cabang rangkap 3 (tiga) satu rangkap dikirim kepada Dewan
Pimpinan Cabang sebagai bahan untuk pengesahan, satu rangkap kepada
DewanPimpinan Pusat, tindasan satu rangkap untuk arsip Pengurus Cabang.
3. Untuk tingkat Wilayah rangkap 2 (dua) satu rangkap dikirim kepada Dewan
Pimpinan Pusat sebagai tindasan, satu rangkap sebagai arsip Pengurus
wilayah.
• Panitia Peneliti yang dibentuk oleh Pimpinan Organisasi mengadakan penelitian
atas permintaan calon anggota sesuai dengan BAB VII Pasal 13 Anggaran Dasar
sebagai bahan pertimbangan selanjutnya untuk Pimpinan Organisasi setempat.

21
Pasal 6

• Dengan saran-saran dari Panitia Peneliti, Pimpinan organisasi setempat akan


meneruskan kepada Pimpinan Organisasi sesuai dengan jenjang struktur
organisasi.
• Yang dapat memberikan pengesahan terhadap calon anggota menjadi anggota
resmi, serendah-rendahnya adalah Pimpinan Organisasi tingkat Cabang.

Pasal 7

• Penerimaan Keanggotaan AMATI hanya berlaku secara perorangan dan dijamin


sekurang-kurangnya oleh dua orang anggota dan dijamin sekurang-kurangnya
oleh dua orang anggota organisasi yang telah menjadi anggota sekurang-
kurangnya satu tahun dan telah memperlihatkan itikad baiknya, kesetiaannya dan
kejujurannya selama menjadi anggota.
• Calon anggota yang telah dengan resmi dinyatakan menjadi anggota sejak hari
penerimaan itu sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan masih dalam masa percobaan.
• Setelah masa percobaan tersebut, calon anggota memperoleh pengawasan intensif
dari Panitia Peneliti yang bersangkutan dan setelah masa percobaan tersebut
dengan sendirinya calon anggota itu menjadi anggota jika dalam masa percobaan
tidak pernah melakukan hal-hal yang bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
• Setiap anggota wajib memiliki Kartu Tanda Anggota.
1. Kartu Tanda Anggota dibuat seragam oleh DPP AMATI untuk seluruh Anggota.
2. Penandatangan Kartu Tanda Anggota diatur berjenjang sebagai berikut:
4. Bagi Pengurus DPP dan DPW ditandatangani oleh Ketua Umum dan
Sekretaris DPP AMATI.
5. Bagi Pengurus DPC ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekjen DPP
AMATI secara tercetak dan Keuta serta Sekretaris DPW secara langsung.
6. Bagi Pengurus , sub cabang dan para anggota ditandatangani oleh Ketua
Umum dan Sekjen DPP AMATI secara tercetak dan Ketua serta Sekretaris
DPW atau DPC secara langsung.
7. Tata cara pemberian Kartu Tanda Anggota diatur dan ditentukan lebih rinci
oleh DPP AMATI.

22
Pasal 8

 Setiap anggota yang mempunyai pandangan, usul, kritik dan pertanyaan dapat
ditujukan kepada organisasi melalui saluran yang telah ditentukan.
 Pimpinan organisasi berkewajiban mempertimbangkan dan memperhatikan serta
menanggapi seperti yang disebutkan ayat (1) sepanjang tidak bertentangan dengan
AD/ART dan Peraturan-peraturan organisasi.

Pasal 9

• Setiap anggota atau pengurus yang dijatuhi hukuman organisasi dapat


mengajukan pembelaan diri kepada Pimpinan organisasi yang lebih tinggi.
• Jika pembelaan itu ditolak, maka anggota atau pengurus yang bersangkutan dapat
meneruskan pembelaan lagi dalam sidang Paripurna organisasi yang tingkatnya
lebih tinggi dari organisasi yang menjatuhkan hukuman pertama.

Pasal 10

 Setiap anggota mempunyai hak perlakuan yang sama dari Pimpinan


 organisasi.Setiap anggota wajib menjunjung tinggi rasa kesetiakawanan sesama
anggota dengan saling asah, asih dan asuh.

Pasal 11

• Setiap anggota yang pindah tempat tinggal keluar daerah wajib melaporkan diri
dan minta surat pindah keanggotaannya dari Pimpinannya.
• Selambat-lambatnya dalam satu bulan anggota yang menetap di tempat yang baru
itu wajib melaporkan diri kepada Pimpinan organisasi di tempat yang baru.

Pasal 12

• Setiap anggota wajib membayar uang pangkal dan uang iuran.


• Setiap anggota hanya sekali dipungut uang pangkal dan setiap bulan sekali
diwajibkan membayar uang iuran sesuai ketentuan organisasi.

Pasal 13

• Pertanggungjawaban pelaksanaan tugas setiap anggota wajib dilaporkan kepada


Pimpinan organisasi setempat sesuai dengan jenjang struktur organisasi.

23
• Pelanggaran dari pasal ini dapat dianggap indisipliner dan dapat dikenakan
hukuman organisasi.

BAB III
KRITERIA UMUM KEPEMIMPINAN ORGANISASI AMATI

Pasal 14

• AMATI mempunyai Kriteria umum bagi kepemimpinan di segala tingkatan sbb:


1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Setia kepada Agama dan Adat.
3. Cakap dan atau trampil berorganisasi
4. Mampu menjadi panutan.
5. Mempunyai pandangan yang jauh ke depan.
• Kriteria khusus Kepemimpinan organisasi ditentukan musyawarah yang
mempunyai kewenangan untuk menetapkan organisasi AMATI.
BAB IV
DISIPLIN ANGGOTA ORGANISASI AMATI

Pasal 15

• Disiplin anggota adalah setiap sikap mental dan tindakan dalam melaksanakan
tugas dan ketentuan organisasi yang sesuai dengan Panca Moral. Lima Garis dan
Kiprah AMATI.
• Melalaikan atau sengaja melanggar ketentuan organisasi berarti pelanggaran
terhadap disiplin anggota.

Pasal 16

 Setiap anggota yang melakukan kegiatan-kegiatan yang merugikan organisasi dan


melanggar terhadap disiplin organisasi dikenakan tindakan sanksi organisasi.

Pasal 17

• Peringatan dan skors terhadap anggota Pimpinan organisasi dilakukan oleh


Pimpinan organisasi yang bersangkutan dan selanjutnya
mempertanggungjawabkan kepada Pimpinan organisasi sesuai dengan jenjang
struktur organisasi.
• Dewan Pimpinan Pusat dapat melakukan tindakan peringatan dan menjatuhkan
hukuman skorsing berhenti dengan tidak hormat kepada setiap anggota di semua
tingkatan.

24
• Pimpinan organisasi sesuai dengan jenjang strukturnya dapat membatalkan
hukuman skorsing yang dijatuhkan oleh Pimpinan organisasi berdasarkan alasan-
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pasal 18

 Seorang anggota organisasi berhenti dari keanggotaannya disebabkan:


1. Meninggal dunia.
2. Atas permintaan sendiri.
3. Diberhentikan dengan hormat.
4. Diberhentikan dengan tidak hormat.
Pasal 19

 Ketentuan-ketentuan lain yang berhubungan dengan kepentingan organisasi


ditetapkan oleh setiap pimpinan organisasi dengan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
1. Harus ditetapkan dengan mengingat dasar musyawarah yang dipimpin oelh
hikmah kebijaksanaan.
2. Tidak bertentangan dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
3. Tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.

BAB VI
SUSUNAN DAN TUGAS BADAN PENGAWAS ORGANISASI AMATI

Pasal 20

• Badan Pengawas AMATI berada di tingkat Pusat dan Wilayah, dipilih dan
disusun dalam Kongres dan KONGWIL.
• Badan Pengawas AMATI terdiri dari kalangan cendekiawan dari berbagai
disiplin ilmu serta merupakan simpatisan AMATI.
• Badan Pengawas AMATI bertugas menghimpun pemikiran, membuat kajian ke
depan dan mengadakan penelitian atas berbagai permasalahan yang terjadi dalam
masyarakat, serta memberikan masukan kepada DPP atua DPW baik diminta
maupun tidak.
• Badan Pengawas AMATI mengadakan rapat sekurang-kuranganya 6 (enam)
bulan sekali dan dapat mengundang DPP atau BPW.

BAB V
SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS BADAN PENGAWAS ORGANISASI
AMATI
Pasal 21

25
• Badan Penasehat AMATI dari tingkat Pusat sampai Dusun dipilih, disusun dan
ditetapkan dalam Musyawarah Organisasi AMATI Timika menurut tingkatnya.
• Badan Penasehat AMATI terdiri dari tokoh-tokoh AMATI , tokoh-tokoh
masyarakat dan pejabat-pejabat pemerintah yang bersimpati kepada organisasi
AMATI menurut tingkatannya.
• Badan Penasehat AMATI merupakan Badan yang bersifat kolektif yang bertugas
memberikan pertimbangan, petunjuk, saran dan usulan diminta atau tidak diminta
berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga AMATI.
• Badan Penasehat Pusat AMATI berwenang juga memberikan pertimbangan
kepada Badan Pimpinan Pusat Aliansi Masyarakat Timika AMATI sebelum
menjatuhkan sanksi terhadap pelanggaran disiplin yang sangat berat.
• Badan Penasehat AMATI setidak-tidaknya melaksanakan rapat sekali dalam 4
(empat) bulan dan dapat mengundang Dewan Pimpinan AMATI menurut
tingkatannya pada rapat tertentu.
• Pertimbangan, petunjuk, saran dan usulan yang disampaikan oleh Badan
Penasehat AMATI terlebih dahulu diputuskan dalam suatu musyawarah/rapat
Badan Penasehat AMATI yang bersangkutan.

BAB VI
KEPUTUSAN DAN LAPORAN ORGANISASI AMATI
Pasal 22

• Setiap keputusan Musyawarah adalah Keputusan yang tertinggi dalam organisasi


dan oleh karena itu seluruh tingkat organisasi harus tunduk kepada keputusan
tersebut.
• Semua tingkat organisasi harus tunduk kepada keputusan organisasi sesuai
dengan jenjang struktur organisasi.
• Setiap jenjang organisasi berkewajiban memberikan laporan berkala kepada
jenjang di atasnya mengenai segala kegiatannya baik diminta maupun tidak.
Organisasi yang lebih tinggi jenjang strukturnya berkewajiban memberikan
pembinaan dan harus memperhatikan segala kesulitan-kesulitan yang dihadapi
oleh organisasi yang lebih rendah jenjang strukturnya.

26
BAB VIII
TUGAS PIMPINAN

Pasal 23

• Sekjen : memimpin dan bertanggungjawab atas semua kegiatan dan kebijakan


organisasi ke dalam maupun ke luar.
• Para Ketua bertugas:
1. Menjalankan tugas organisasi dan mengkoordinir Organisasi Jajaran dan
Departemen sesuai dengan pembagian kerja.”
2. Mengkoodinir kegiatan organisasi di daerah sesuai dengan pembagian
wilayah.
3. Menjalankan tugas yang diberikan Sekjen.
• Sekretaris Jenderal: Bertanggungjawab atas jalannya roda organisasi.
• Para Wakil Sekjen: Mewakili/membantu Sekjen sehari-hari sesuai dengan
pembagian bidang-bidang kerjanya.
• Bendahara: Bertanggungjawab mengelola keuangan organisasi.
• Wakil Bendahara: Mewakili dan membantu bendahara sesuai dengan fungsi atas
jabatannya.
• Para Ketua Departemen: memimpin dan mengelola Departemen dan/atau
Organisasi Jajaran serta melaksanakan tugas-tugas professional atau fungsional
sesuai dengn bidang Departemennya.”
• Para Wakil Ketua Departemen: Membantu Ketua Departemen dan bersama Ketua
Departemen melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya.

Pasal 24

Tugas-tugas pembidangan para Ketua, , Bendahara, para Wakil Bendahara, dan para
Ketua Bidang ditetapkan dalam Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat.

BAB XI
PENGISIAN JABATAN LOWONG
Pasal 25

• Jabatan lowong antar waktu personalia Badan Pimpinan AMATI terjadi karena:
1. Meninggal dunia
2. Atas permintaan sendiri
3. Diberhentikan

27
• Kewenangan pemberhentian Personalia Dewan Pimpinan sebagaimana dimaksud
huruf b dan c ayat (1) diatur sebagai berikut:
1. Untuk Dewan Pimpinan Pusat dilakukan oleh Rapat Pimpinan
2. Untuk Dewan Pimpinan Wilayah dilakukan oleh Dewan Pimpinan Pusat
berdasarkan usul Dewan Pimpinan Wilayah.
3. Untuk Dewan Pimpinan Cabang dilakukan oleh Dewan Pimpinan Wilayah
berdasarkan usul Dewan Pimpinan Cabang.
4. Untuk Dewan Pimpinan Anak Cabang dilakukan oleh Dewan Pimpinan
Cabang berdasarkan usul Dewan Pimpinan sub cabang.
5. Untuk Dewan Pimpinan Ranting dilakukan oleh Dewan Pimpinan Anak
cabang berdasarkan usul Dewan Pimpinan Ranting.

Pasal 26

• Pengisian jabatan lowong antar waktu Dewan Pimpinan Pusat dilakukan oleh
Rapat Pimpinan.

Pasal 27

Pengisian jabatan lowong antar waktu Personalia Dewan Pimpinan Wilayah


dilakukan oleh Dewan Pimpinan Pusat.

Pasal 28

Pengisian jabatan lowong antar waktu dewan Pimpinan Cabang dilakukan oleh
Dewan Pimpinan Wilayah setelah mendengar usul Dewan Pimpinan Cabang.

Pasal 29

Pengisian jabatan lowong antar waktu Dewan Pimpinan Sub cabang dilakukan oleh
Dewan Pimpinan Cabang setelah mendengar usul Dewan Pimpinan sub cabang.

Pasal 30

Pengisian jabatan lowong antar waktu Dewan Pimpinan anak cabang dilakukan oleh
Dewan Pimpinan Sub cabang setelah mendengar usul Dewan Pimpinan Anak cabang.

28
BAB XI
KONGRES DAN PERSIDANGAN
Pasal 31

Kongres diselenggarakan oleh DPP AMATI secara rutin 2 Tahun sekali dihadiri
oleh:

1. Seluruh anggota Dewan Pimpinan Pusat.


2. Seluruh anggota Badan Pengawas Organisasi Pusat .
3. Utusan dari Pimpinan Wilayah
4. Utusan dari Pimpinan Cabang
5. Undangan yang ditetapkan oleh DPP.

Pasal 32

Kongres AMATI diselenggarakan oleh DPP AMATI diantara (dua) dan dihadiri
oleh:

1. Seluruh anggota Dewan Pimpinan Pusat.


2. Seluruh anggota Badan Pengawas Pusat .
3. Utusan dari Dewan Pimpinan Wilayah dan cabang
4. Undangan yang ditetapkan oleh DPP

Pasal 33

• Rapat Pimpinan (RAPIM) di semua tingkat harus dihadiri oleh Dewan Pimpinan
Pusat dan Badan Pengawas sesuai dengan tingkatannya.
• Apabila dipandang perlu menurut urgensi permasalahannya, Dewan Pimpinan
setingkat di bawah atau di atasnya dapat diundang dalam RAPIM.

Pasal 34

• Kongres wilayah diadakan 2 tahun sekali diseleggarakan oleh DPW AMATI


dengan persetujuan DPP dan dihadiri oleh:
1. Para anggota Dewan Pimpinan wilayah.
2. Anggota Badan Pengawas Wialayah.
3. Para Utusan Dewan Pimpinan Cabang.

29
4. Para Peninjau yang ditentukan dan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan
Wilayah.
 Jumlah para utusan dan para Peninjau ditentukan dan ditetapkan oleh Dewan
Pimpinan wilayah.
 Acara dan tata tertib Kongres wilayah ditentukan dan ditetapkan oleh sidang
Kongres wilayah itu sendiri.
 Setiap peserta/utusan Kongres wilayah punya hak bicara dan hak yang sama
kecuali peninjau hanya sebagai pendengar.
 Kongres wilayah memilih Dewan Pimpinan Wilayah, Badan Pengawas wilayah
danProgram Kerja wilayah.
 Kongres wilayah diadakan di tempat kedudukan Dewan Pimpinan wilayah
kecuali Dewan Pimpinan wilayah menentukan lain tempat
 Dewan Pimpinan wilayah, Badan Pengawas wilayah dilantik dan disahkan oleh
Dewan Pimpinan Pusat.

Pasal 35

• Kongres Dewan Pimpinan Cabang diadakan 2 tahun sekali diselenggarakan oleh


DPC AMATI dengan persetujuan DPW dan dihadiri:
1. Badan Pengawas Cabang
2. Para Anggota Dewan Pimpinan Cabang
3. Para Utusan Dewan Pimpinan Anak cabang
4. Para Peninjau yang telah ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Cabang.
 Jumlah para utusan dan para Peninjau ditentukan dan ditetapkan oleh
Dewan Pimpinan Cabang.
 Acara dan tata tertib Kongres Cabang ditentukan dan ditetapkan oleh
sidang Kongres Cabang itu sendiri.
 Setiap peserta/utusan Kongres Cabang punya hak bicara dan hak yang
sama kecuali peninjau hanya sebagai pendengar.
 Kongres Cabang memilih Pimpinan Cabang, Badan Pengawas Cabang
dan menetapkan Program Kerja Cabang.
 Kongres Cabang diadakan di tempat kedudukan Dewan Pimpinan Cabang
kecuali Dewan Pimpinan Cabang menentukan lain tempat
 Dewan Pimpinan Cabang dan Badan Pengawas Cabang dilantik dan
disahkan oleh Dewan Pimpinan Wilayah.

Pasal 36

(1) Kongres Pimpinan Sektor diadakan 2 tahun sekali diselenggarakan oleh PS


AMATI dengan pesetujuan DPC dan dihadiri oleh:

30
1. Badan Pengawas Sektor.
2. Para Anggota Pimpinan Sektor.
3. Para Utusan Pimpinan Sektor.
4. Para Peninjau yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Sektor.
 Jumlah para utusan dan para Peninjau ditentukan dan ditetapkan oleh
Pimpinan Sektor.
 Acara dan tata tertib Kongres Sektor ditentukan dan ditetapkan oleh sidang
Kongres Pimpinan Sektor itu sendiri.
 Setiap peserta/utusan Kongres Sektor punya hak bicara dan hak yang sama
kecuali peninjau hanya sebagai pendengar.
 Kongres Pimpinan Sektor memilih Pimpinan Sektor, dan Badan Pengawas
Pimpinan Sektor dan menetapkan Program Kerja Sektor.
 Kongres Pimpinan Sektor diadakan di tempat kedudukan Pimpinan sektor
kecuali Pimpinan Sektor menentukan lain Tempat
 Pimpinan Sektor dan Badan Pengawas pimpinan Sektor dilantik dan disahkan
oleh Dewan Pimpinan Cabang.

Pasal 37

• Dalam keadaan luar biasa Dewan Pimpinan Pusat dapat mengadakan Kongres
Luar Biasa guna memecahkan persoalan yang sangat mendesak dan memerlukan
penanganan amat sangat.
• Kongres yang bersifat luar biasa hanya diadakan ditingkat Pusat/Nasional
• Apabila di daerah terjadi hal-hal yang bersifat luar biasa dan dipandang perlu
mengadakan rapat maka dapat diselenggarakan RAPIM dengan menghadirkan
Dewan Pimpinan setingkat di atas dan di bawahnya.

Pasal 38

Semua keputusan yang diambil baik dalam tingkat Kongres Besar maupun dalam
Sidang atau Rapat di semua tingkatan harus diambil berdasarkan musyawarah untuk
mufakat dan semangat Panca Moral yang selalu mengedepankan pada semangat
kekeluargaan.

Pasal 39

• Kongres dan Rapat-rapat adalah sah apabila dihadiri oleh lebih dari setengah
jumlah peserta (Quorum)
• Pengambilan keputusan pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk
mufakat, usaha untuk mencari penyelesaian musyawarah harus diutamakan, dan
apabila hal ini tidak mungkin maka keputusan diambil berdasarkan suara

31
terbanyak, dengan tetap memperhatikan jati diri AMATI dan semangat Panca
Moral AMATI .
• Dalam hal musyawarah mengambil keputusan tentang pemilihan pimpinan dan
perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sekurang-kurangnya
disetujui oleh setengah jumlah peserta yang hadir.

BAB XII
ARTI DAN MAKNA LAMBANG ORGANISASI AMATI
Pasal 40
Panah :
Artinya : Panah melambangkan Alat pemburuh untuk mendapatkan hasil yang baik
Makna : Aspirasi masyarakat sebagai panah pemburuh untuk mencapai Tujuan
bersama
Biru : Melambangkan Kekayaan Alam
Putih : Melambangkan suci,Murni, kebaikan dan perlindungan
Merah : Melambangkan kebenaranian Masyarakat dan perasaan masyarakat yang
kuat
Kuning: Melambangkan kejujuran perasaan dan hati masyarakat kumpul untuk
menjaga suasana
Manusia: Melambangkan perkumpulan Masyarakat
Pada bagian KETERANGAN PAPAN NAMA:
BENTUK:
• Lambang yang digambar papan nama ialah lambag AMATI secara lengkap.
• Bentuk tulisan pada Papan Nama contoh sebagai berikut:
1. Tingkatan organisasi, misalnya:
Dewan Pimpinan Pusat
Dewan Pimpinan Wilayah
Dewan Pimpinan Cabang
Pimpianan Sektor
Pimpinan Ranting
1. Bagian bawahnya adalah nama ormas secara lengkap dan singkatannya. Misalnya
Kongres ALIANSI MASYARAKAT TIMIKA (AMATI ).

Baris dibawahnya ialah tempat sesuai tingkatannya: misalnya Ibu kota Kabupaten,
Wilayah, Kecamatan,kampung dan RT,RW/Dusun

32
BAB XIII
TATA HUBUNGAN ORGANISASI AMATI
Pasal 41
 Hubungan antar AMATI dengan Pemerintah, Organisasi sosial politik, organisasi
kemasyarakatan dan lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya diatur
berdasarkan kesepakatan dan/atau sesuai Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.
 Hubungan antara AMATI dengan Paguyuban dan/atau organisasi professional
dan fungsional sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Pasal 26 secara
eksternal bersifat mandiri sesuai degan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.
 Hubungan antara AMATI dengan Paguyuban dan/atau organisasi Profesional dan
fungsional sebagaimana tersebut pada ayat (2) secara internal bersifat
kekeluargaan dalam arti semua organisasi bernaung di bawah satu atap Panca
Moral dan berdiri di atas Landasan Perjuangan Organisasi yang sama. Segala hal
yang bersifat mengikat keluar dan dapat dianggap akan mempengaruhi kehidupan
organisasi, perlu dikonsultasikan dan/atau diketahui lebih dahulu oleh Dewan
Pimpinan Pusat AMATI.
 Bilamana Paguyuban dan/atau organisasi professional dan fungsional sebgaimana
tersebut pada ayat (2) telah bertindak sendiri keluar dari jalur Panca Moral dan
Landasan Perjuangan Organisasi, maka organisasi tersebut tidak berhal lagi
menyandang sebutan AMATI
 Pengaturan lebih lanjut tentang hubungan antara AMATI dengan Paguyuban
dan/atau organisasi sebagaimana tersebut pada ayt (2), (3), dan (4) akan diatur
dalam Peraturan Organisasi.

BAB XIV
KEUANGAN ORGANISASI AMATI

Pasal 42
 Keuangan organisasi diperoleh dari uang iuran dan dari sumbangan-sumbangan
lain yang sah dan tidak mengikat.
Pasal 43
Pembagian keuangan organisasi diatur sebagai berikut:
1. Untuk Dewan Pimpinan Pusat
2. Untuk Dewan Pimpinan wilayah
3. Untuk Dewan Pimpinan Cabang
4. Untuk Pimpinan Sektor
5. Untuk Pimpinan Ranting

33
 Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga akan diatur kemudian
dalam Peraturan Organisasi.
 Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

POLA KERJA ORGANISASI ALIANSI MASYARAKAT TIMIKA (AMATI)


PERIODE 2022-20224

PROGRAM KERJA
I. POLA UMUM
Polah umum AMATI adalah
1. Bersifat Umum dan mendayar bagi pendataan kelkembagaan Organisasi
Aliansi Masyarakat Timika, AMATI
2. Meberikkan arahan penyusunan rencana kerja agar mencapai tujuan
ornisasi sesuai AD/ART.
II. POLA DASAR PROGRAM KERJA
Pola dasar program kerja organisasi AMATI merupakan acuan operasional
kegiatan program kerja dan pengembangkan organisasi. Dalam melaksanakan
program kerja organisasi AMATI untuk tiap tahun meliputi program Jangka
pendek yang bersifat mendesak, Jangka menengah dan program Janngka
panjang.
Program kerja AMATI meliputi:
1. Program Kerja Jangka Pendek
a. Penetapan komposisi dan personalia pengurus periode 2022-2024.
b. Mencari dan menentukan sekretariat AMATI
c. Mensosialisasikan hasil pembentukan badan pengurus AMATI kepada
semua pihak.
d. Melaksanakan Rapat Kerja AMATI
e. Melakukan konsolidasi Organisasi dengan cara melaksanakan kongres
wilayah (Kongwil.), Kongres Cabang (KongCa)
f. Setiap bulan mengadakan diskusi bersama
g. Tidak mengesampingkan program lain.

34
2. Program Jangka Menengah
1. Advokasi, Hak Asasi Manusia dan Politik
2. Melaksanakan seminar-seminar
3. Pelatihan Invetigasi HAM
4. Kemandirian Organisasi AMATI
5. Meningkatkan Kualitas AMATI
6. Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK)
3. Prpogram Jangka Panjang
a. Mendirikan badan usaha AMATI (BUMA)
b. Hari HUT AMATI
c. Memperingati hari-hari besar.
III. POLA KEGIATAN
Pola kegiatan dalam pelaksanaannya mengacu pada visi dan misi Organisasi
BAB 1 Pasal 2 dan BAB VI pasal 13 diatur secara umum berdasarkan bidang-
bidang pada bidang- bidng yang akan di bentuk oleh ketua AMATI secara
periodik dengan formulasi sebagai berikut :
Bidang : Sekretariatan
1. Infetarisasi kekayaan AMATI.
2. Membuat Denah Struktur Organisasi AMATI
3. Pengelolaan aset AMATI yang tinggal di sekretariatan.
4. Membut undangan apabila akan adakan rapat.
5. Membuat buku dokumentsi Semua Aktivitas AMATI
6. Membuat buku keluar dan buku masuk untuk mencacat surat kelur
masuk.
Bidang : Hubungan Masyarakat (Humas)
1. Menjalin hubungan kerja sama antar Pemerintah, lembaga dan Organisasi-
organisasi lain.
2. Menjalin hubungan kerjasama antar kelompok dan individu.
3. Bakti sosial.
Bidang : Pendidikan

35
Pendataan pendidikan di bagian pegunungan, bagian pesisir dan kota.
Menyelenggarakan pendidikan Non forma dan pelatihan-pelatihan kepada
masyarakat.
Bidang : Kesehatan
Pendataan fasilitas, tenaga medias, puskesmas, rumah sakit di bagian
pegunungan, pesisir dan perkotaan.

Bidang : Sosial Budaya


1. Melakukan identifikasi dan pendokumentasikan data tentang pengetahuan,
kesenian tradisional serta kekayaan Masyarakat, Mendorong dan
mengembangkan muatan lokal dalam kurikulum pendidikan formal;
Mengembangkan sistem pendidikan masyarakat yang berakar pada
budaya; Menyelenggarakan even-even dan pengembangan budaya
Masyarakat di berbagai tingkatan; Pelestarian situs-situs budaya
Masyarakat setempat.
2. Memberikan Bantuan Kepada Korban Bencana Alam
3. Ikut Berperan serta melestarikan lingkungan hidup.

Bidang : HAM, Hukum dan Politik


1. Mendorong pemerintah membuat Peraturan daerah (PERDA).
2. Menyediakan layanan hukum dan penanganan kasus bagi komunitas-
komunitas AMATI yang mengalami konflik terkait hak kolektif mereka.
3. Mendorong perluasan partisipasi etika politik kepada Masyarakat
setempat.
4. Melakukan lobby untuk mendorong mengakui dan melindungi hak-hak
Masyarakat.
5. Memberikan Konsultasi dan Bantuan Hukum.
Bidang Lingkungan Hidup
1. Menanam pohon
2. Pelarangan terhadap perusahan Kayu yang tidak jelas

36
3. Melakukan rehab.ilitasi Ekosistem di wilayah pembuangan limbah
tailing di aliran sungai.

37
38
39
40
4.

41
42
43
44
45
Foto Ketua
Foto Sekretaris
Foto Bendahara
Lampiran
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai