Anda di halaman 1dari 40

_____________________________________________

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA


BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN
(BADAK BANTEN)
TAHUN 2018-2023

______________________________________________

PROGRAM KERJA
BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN
(BADAK BANTEN)
TAHUN 2018-2023

______________________________________________

POKOK-POKOK ASPIRASI
BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN
(BADAK BANTEN)
TAHUN 2018-2023

______________________________________________

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 1


ANGGARAN DASAR
BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN
(BADAK BANTEN)
PEMBUKAAN

Bahwa sejarah perjuangan kemerdekaan tidak lepas dari peranan pemuda yang sangat
vital dan sejarah mencatat peranan pemuda dari tahun 1908 pemuda berperan aktif
dalam kebangkitan Nasional, pada tahun 1928 lahirlah sumpah pemuda dan pada tahun
1945 pemuda menjadi ujung tombak perjuangan kemerdekaan Indonesia sehingga
mengantarkan rakyat Indonesia menuju pintu gerbang kemerdekaan yang merupakan cita-
cita luhur segenap rakyat dan tumpah darah Indonesia sehingga menjadi Negara yang
berdaulat, adil dan makmur.

Di era kemerdekaan ini pemuda memiliki kewajiban untuk ikut andil dalam mengisi
kemerdekaan sehingga ikut serta mewujudkan Negara yang berdaulat, adil dan makmur.

Bahwa dewasa ini bangsa Indonesia telah menghadapi fase reformasi total yang
memerlukan pendayagunaan seluruh potensi pemuda dan masyarakat yang majemuk
dalam mengisi kemerdekaan baik dalam segi aspirasi maupun apresiasi.

Atas dasar itu kami para pemuda dan masyarakat peduli dan sadar akan sejarah dan
perjuangan yang dilandasi iman, ilmu, dan amal yang dijiwai falsafah hidup Pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara demi tercapainya pembangunan nasional,
maka kami seluruh pemuda dan masyarakat yang majemuk bertekad bulat menyatakan
diri dan bersatu menghimpun dalam suatu wadah organisai dengan nama BADAN ASPIRASI
DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN atau disingkat menjadi “BADAK BANTEN”
dengan menetapkan ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN
ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN (BADAK BANTEN) sebagai berikut:

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 2


BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

Pasal 1

Organisasi ini bernama Badan Aspirasi Dan Apresiasi Kemajemukan Banten disingkat
BADAK BANTEN.

Pasal 2

BADAK BANTEN berdiri pada hari Jum’at tanggal 09 januari 2015 di Kota Tangerang untuk
waktu yang tidak terbatas.

Pasal 3

Pimpinan Pusat BADAK BANTEN berkedudukan di Provinsi Banten Republik Indonesia.

BAB II
KEDAULATAN

Pasal 4

Kedaulatan organisasi berada di tangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya oleh


Pengurus Pusat hasil Musyawarah Besar.

BAB III
STATUS, SIFAT DAN FUNGSI

Pasal 6
STATUS

Status Organisasi BADAK BANTEN adalah Independen.

Pasal 7
SIFAT

1. BADAK BANTEN bersifat terbuka tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, golongan,
serta latar belakang sosial politik kemasyarakatan.
2. BADAK BANTEN memiliki sifat mandiri, perjuangan/pergerakan yang militan,
persaudaraan, patriotik, inovatif, kreatif dan kepemimpinan yang konsekuen dengan
garis satu komando.

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 3


Pasal 8
FUNGSI

BADAK BANTEN berfungsi sebagai:


a. Wadah penyalur aspirasi, apresiasi dan komunikasi sekaligus sarana silaturahmi antara
anggota dengan anggota, antara anggota dengan masyarakat, antara sesama
organisasi kemasyarakatan dan dengan pihak pemerintah maupun pihak swasta.
b. Wadah pembinaan, pengembangan sumber daya manusia baik dalam bidang
pendidikan, agama, kesenian, kebudayaan dan usaha dalam mengentaskan
kemiskinan dan mengatasi masalah pengangguran.
c. Wadah peran serta menjaga keamanan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta turut serta dalam mensukseskan Pembangunan Nasional.

BAB IV
ASAS, LANDASAN, DAN TUJUAN

Pasal 9
ASAS
BADAK BANTEN berasaskan Pancasila.

Pasal 10
LANDASAN

BADAK BANTEN berlandaskan :


1. Undang–Undang Dasar 1945, sebagai Landasan Konstitusional.
2. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2013, sebagai Landasan Struktural.
3. Keputusan–Keputusan MUBES BADAK BANTEN, sebagai Landasan Operasional.

Pasal 11
TUJUAN

BADAK BANTEN bertujuan:


1. Meningkatkan sumber daya manusia.
2. Mempererat tali silaturahmi dan hubungan emosional para anggota dengan semangat
kekeluargaan.
3. Mencerdaskan dan meningkatkan sumber daya manusia yang berkwalitas serta
menggali setiap potensi para anggota dengan tidak merugikan masyarakat umum;
4. Membantu dan memberikan perlindungan hukum kepada anggota khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
5. Berpartisipasi dalam mengawal kebijakan-kebijakan pemerintah.
6. Memperkenalkan, menjaga, melestarikan dan mengembangkan kesenian dan
kebudayaan Banten baik di tingkat daerah, nasional maupun internasional, serta
menjaga kearifan lokal.
7. Melestarikan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mewujudkan masyarakat yang
adil, makmur dan sejahtera materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 4


BAB V
DEWAN PENDIRI

Pasal 12

1. Dewan Pendiri BADAK BANTEN adalah tokoh yang mendirikan dan mempertahankan
kesinambungan BADAK BANTEN.
2. Dewan Pendiri bertanggung jawab atas kelestarian dan kesinambungan organisasi
3. Tugas dan wewenang Dewan Pendiri diatur lebih lanjut dalam anggaran rumah tangga
organisasi dan peraturan organisasi.

BAB VI
TUGAS POKOK, DAN KEGIATAN

Pasal 13
TUGAS POKOK

Untuk mencapai Tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 Anggaran Dasar ini, BADAK
BANTEN mempunyai Tugas Pokok:
1. Memupuk dan meningkatkan kesadaran, keperdulian dan tanggung jawab anggota
sebagai warga Negara dan tanggung jawab sebagai warga masyarakat.
2. Membina dan mengembangkan sumber daya masyarakat dan sumber daya alam.
3. Memperkenalkan, menjaga, melestarikan dan mengembangkan kesenian dan
kebudayaan Banten.
4. Menciptakan pemerataan dan kesempatan kerja serta kesempatan usaha bagi setiap
anggota dan masyarakat.
5. Memperjuangkan aspirasi dan apresiasi serta melindungi anggota dan warga
masyarakat agar lebih bermartabat.
6. Mengawal kebijakan Pemerintah dengan cara melakukan monitoring dan mengkritisi
terhadap berbagai kebijakan Pemerintah.

Pasal 14
KEGIATAN

BADAK BANTEN, melakukan kegiatan :


1. Memperjuangkan, membela dan memberikan perlindungan hukum kepada anggota dan
masyarakat pada umumnya.
2. Menyelenggarakan pelatihan dan pembinaan bagi anggota dan atau masyarakat, baik
yang diselenggarakan secara mandiri atupun bekerjasama dengan pihak lain, serta
membangun usaha-usaha untuk mensejahterakan anggota dan masyarakat pada
umumnya.
3. Menyelenggarakan dan meningkatkan hubungan kerja sama yang saling
menguntungkan dan saling menunjang dengan berbagai pihak dalam rangka
menciptakan lapangan kerja untuk mengurangi pengangguran.

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 5


4. Melakukan upaya penanggulangan bencana alam, pertolongan terhadap korban
bencana, Bakti Sosial dan kegiatan kemanusiaan lainnya sebagai perwujudan
keperdulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
5. Melakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk memperkenalkan, menjaga,
melestarikan dan mengembangkan kesenian dan kebudayaan Banten.
6. Menjembatani dan menyelesaikan segala perselisihan yang timbul antara anggota
dengan anggota, antara anggota dengan masyarakat, antara anggota dengan
kelembagaan, baik pemerintah maupun swasta baik secara musyawarah ataupun
melalui jalur hukum.
7. Melaksanakan kegiatan penyuluhan di bidang hukum kepada anggota dan masyarakat
pada umumnya.

BAB VII
IKRAR, TEKAT, SEMBOYAN
SALAM PERJUANGAN DAN LAGU PERJUANGAN

Pasal 15

Ikrar, Tekat, Semboyan, Salam Perjuangan dan Lagu Perjuangan Organisasi diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.

BAB VIII
LAMBANG DAN ATRIBUT

Pasal 16

BADAK BANTEN mempunyai lambang yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 17

BADAK BANTEN memiliki atribut yang merupakan identitas organisasi berupa: pataka,
panji-panji, Kartu Tanda Anggota (KTA), pakaian seragam, papan nama, kop surat,
Stempel dan kelengkapan lainnya yang diatur dalam Peraturan Organisasi.

BAB IX
KEANGGOTAAN

Pasal 18

1. Anggota BADAK BANTEN ialah warga negara Indonesia yang setia pada Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2. Keanggotaan BADAK BANTEN terdiri dari:
a. Anggota Biasa
b. Anggota Kehormatan
c. Anggota Luar Biasa
3. Ketentuan keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 6


BAB X
KEDAULATAN

Pasal 19

Kedaulatan BADAK BANTEN di tangan anggota yang dilaksanakan sepenuhnya oleh


perwakilan dalam Musyawarah Besar.

BAB XI
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 20

Musyawarah dan rapat-rapat BADAK BANTEN di Tingkat Nasional terdiri dari:


a. Musyawarah Besar (MUBES)
b. Musyawarah Besar Luar Biasa (MUBESLUB)
c. Rapat Pimpinan Paripurna (RAPIMPUR)
d. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS)
e. Rapat Pleno

Pasal 21

Musyawarah dan rapat-rapat BADAK BANTEN di Tingkat Wilayah terdiri dari:


a. Musyawarah Wilayah (MUSWIL)
b. Musyawarah Wilayah Luar Biasa (MUSWILLUB)
c. Rapat Kerja Wilayah (RAKERWIL)
d. Rapat Pleno

Pasal 22

Musyawarah dan rapat-rapat BADAK BANTEN di Tingkat Daerah terdiri dari:


a. Musyawarah Daerah (MUSDA)
b. Musyawarah Daerah Luar Biasa (MUSDALUB)
c. Rapat Kerja Daerah (RAKERDA)
d. Rapat Pleno

Pasal 23

Musyawarah dan rapat-rapat BADAK BANTEN di Tingkat Cabang terdiri dari:


a. Musyawarah Cabang (MUSCAB)
b. Rapat Pleno

Pasal 24

Musyawarah dan rapat-rapat BADAK BANTEN di Tingkat Ranting terdiri dari:


a. Musyawarah Ranting (MUSRAN)
b. Rapat Pleno

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 7


Pasal 25

1. Kekuasaan tertinggi dalam organisasi adalah Musyawarah Besar (MUBES).


2. Kekuasaan, wewenang musyawarah-musyawarah dan rapat-rapat diatur secara rinci
dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XII
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 26

1. Quorum musyawarah dan rapat-rapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh setengah
ditambah satu dari jumlah unsur utusan yang hadir.
2. Pengambilan keputusan dalam musyawarah dan rapat-rapat pada azasnya dilakukan
secara musyawarah untuk mufakat.
3. Apabila pengambilan keputusan dalam musyawarah atau dalam rapat-rapat tidak
dapat tercapai mufakat maka keputusan diambil melalui voting yang berdasarkan
suara terbanyak.
4. Sistem dan mekanisme pengambilan keputusan diatur dalam peraturan organisasi.
5. Pengambilan keputusan dalam musyawarah dan rapat-rapat diambil dengan
persetujuan sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah unsur utusan yang hadir.
6. Khusus Quorum tentang perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan
pembubaran organisasi harus dihadiri oleh dua pertiga dari jumlah unsur utusan yang
hadir yakni Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah yang definitif. Dan
pengambilan keputusan untuk hal ini diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya
dua pertiga dari jumlah unsur utusan anggota musyawarah yang hadir.

BAB XIII
SUSUNAN, PIMPINAN DAN KEDUDUKAN

Pasal 27

Kedudukan BADAK BANTEN di setiap jenjang dan tingkatan sebagai berikut:


1. Tingkat Nasional, berkedudukan di Ibukota Provinsi Banten dipimpin oleh Dewan
Pimpinan Pusat.
2. Tingkat Propinsi berkedudukan di Ibukota Propinsi dipimpin oleh Dewan Pimpinan
Wilayah.
3. Tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota dipimpin oleh
Dewan Pimpinan Daerah .
4. Tingkat Kecamatan berkedudukan di daerah Kecamatan dipimpin oleh Dewan
Pimpinan Cabang.
5. Tingkat Kelurahan/Desa berkedudukan di daerah Kelurahan/Desa dipimpin oleh
Pengurus Ranting.

Pasal 28

1. BADAK BANTEN di tingkat Nasional, tingkat Propinsi, tingkat Kabupaten/Kota


mempunyai Dewan Pertimbangan Organisasi.
2. Di tingkat Kecamatan dan Kelurahan/Desa mempunyai Penasehat.
3. Susunan dan Komposisi kepimpinan, wewenang dan tugas pokok Dewan Pimpinan
Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah, Dewan Pimpinan Daerah, Dewan Pimpinan Cabang,

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 8


Pengurus Ranting, Dewan Pertimbangan dan Penasehat diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.

BAB XIV
BIDANG, LEMBAGA DAN BADAN

Pasal 29

1. BADAK BANTEN mempunyai atau dapat membentuk Bidang, Lembaga-lembaga dan


Badan sesuai kebutuhan organisasi.
2. BADAK BANTEN mempunyai dan dapat membentuk badan-badan usaha.
3. Lembaga-lembaga sesuai peran sektoral dan kekhususannya berada baik di tingkat
nasional, wilayah dan daerah.
4. Badan-badan sesuai kekhususannya berada di tingkat nasional atau tingkat wilayah
atau di tingkat daerah.
5. Hubungan lembaga dan badan dengan Organisasi BADAK BANTEN diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.

BAB XV
KEUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI

Pasal 30

Keuangan BADAK BANTEN diperoleh dari:


1. Iuran wajib anggota
2. Sumbangan yang tidak mengikat
3. Usaha-usaha yang sah
4. Iuran sukarela pengurus
5. Iuran wajib anggota diatur dalam peraturan organisasi

Pasal 31

1. Kekayaan BADAK BANTEN adalah semua barang yang bergerak dan barang tidak
bergerak yang tercatat dan terdaftar sebagai asset dan investaris.
2. Kekayaan BADAK BANTEN setelah dibubarkan akan ditentukan di dalam Musyawarah
Besar yang membubarkan organisasi.

BAB XVI
KETENTUAN KHUSUS

Pasal 32

1. Khusus tentang perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat
dilakukan melalui Musyawarah Besar atau Musyawarah Besar Luar Biasa.
2. Pembubaran Organisasi hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah Besar Luar Biasa
yang khusus diadakan untuk itu, atas permintaan sekurang-kurangnya ¾ dari DPW dan
atau 2/3 DPD.

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 9


BAB XVII
PERATURAN PERALIHAN

Pasal 33

1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi yang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar ini, dan dapat dievaluasi dalam Rapat Pimpinan Paripurna.
2. Apabila timbul perbedaan tafsiran mengenai sesuatu ketentuan Anggaran Dasar ini
diselesaikan oleh Rapat Pimpinan Paripurna dan dievaluasi dalam Musyawarah
Besar/Musyawarah Besar Luar Biasa.

BAB XVIII
PENUTUP

Pasal 34

1. Anggaran Dasar sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi setelah Anggaran Dasar ini
ditetapkan.
2. Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi
3. Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal di tetap.

Ditetapkan di : Lebak
Pada Tanggal : 13 Januari 2018

Mengetahui,

DEWAN PENDIRI
BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN
(BADAK BANTEN)

1. Tb. Ai Samsuri Moh Yas’a


2. Muhammad Juandi
3. Achmad Bustomi, SH
4. Dede Andrian, SH
5. Hilman Sony Permana, SH

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 10


ANGGARAN RUMAH TANGGA
BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN
(BADAK BANTEN)

BAB I
LAMBANG, TEKAD, SEMBOYAN
SALAM PERJUANGAN DAN LAGU PERJUANGAN

Pasal 1
LAMBANG

Lambang BADAK BANTEN berbentuk :


1. Bentuk lambang perisai segi lima berwarna emas: melambangkan bahwa Badak Banten
didirikan atas dasar Pancasila yang mempunyai 5 (lima) sila, dan segilima berwarna
emas artinya Badak Banten mempunyai keinginan yang besar, yaitu pencapaian
kejayaan. Perisai adalah sebagai simbol untuk perlindungan organisasi.
2. Di dalam perisai terletak paling atas merupakan tulisan “BADAK BANTEN”, merupakan
nama organisasi kemasyarakatan yaitu “Badan Aspirasi Dan Apresiasi Kemajemukan
Banten” dalam tulisan singkat.
3. Di bawah tulisan “BADAK BANTEN” terdapat tulisan kepanjangan dari BADAK BANTEN,
yaitu “Badan Aspirasi Dan Apresiasi Kemajemukan Banten”.
4. Di dalam perisai terletak sebelah kanan merupakan gambar Peta Banten berwarna
hijau. Peta Banten menggambarkan karakteristik Banten, baik masyarakatnya yang
religius maupun keseniannya dan kebudayaan. Warna hijau pada peta artinya adalah
bumi, dan memiliki arti: setinggi apapun cita-cita dan mimpi Badak Banten, Badak
Banten akan tetap menapak bumi dimana terus menebar manfaat dimanapun berdiri.
5. Di dalam perisai terletak sebelah kiri merupakan gambar Menara Masjid Banten Lama,
yang merupakan simbol Banten yang agamis. Masjid tersebut didirikan pada masa
Kesultanan dalam kepemimpian Sultan Maulana Hasanudin yang merupakan Sultan
pertama dalam Pemerintahan Kesultanan Banten.
6. Di dalam perisai terletak paling bawah merupakan gambar padi. Filosofi padi adalah
semakin berisi semakin merunduk. Padi tersebut di ikat dengan 5 (lima) lilitan,
merupakan simbol dari 5 (lima) Rukun Islam.
7. Di dalam perisai terletak ditengah-tengah antara gambar Peta, gambar Menara Masjid
Banten Lama dan gambar Padi merupakan gambar Badak Putih Bercula Satu merupakan

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 11


salah satu hewan yang di lindungi di Banten tepatnya di Ujung Kulon. Badak merupakan
hewan yang hidup di jaman Purbakala, dan masih ada sampai sekarang. Artinya Badak
melambangkan Keabadian dan kekekalan. Badak juga merupakan hewan yang gagah,
kuat dan kokoh tetapi kepalanya selalu merunduk, artinya walaupun Badak Banten
merupakan Ormas yang besar dan kuat tetapi selalu rendah hati.

Warna Lambang BADAK BANTEN, memiliki arti :


1. Warna kuning emas: sebagai warna kejayaan dan melambangkan sebuah pencapaian
besar.
2. Warna biru: mengandung makna menenangkan.
3. Warna hitam: mengandung makna ketegasan.
4. Warna merah: mengandung makna keberanian.
5. Warna hijau: mengandung makna keseimbangan dan keharmonisan.

Pasal 2
TEKAD

Tekad BADAK BANTEN adalah “Badak Banten Jaya”.

Pasal 3
SEMBOYAN

Semboyan BADAK BANTEN “Lebih Dari Sekedar Persaudaraan”.

Pasal 4
SALAM PERJUANGAN

Salam perjuangan BADAK BANTEN adalah:


“BADAK BANTEN” 3 (tiga) kali, dan dijawab “JAYA” 3 (tiga) kali.

Pasal 5
LAGU PERJUANGAN

Lagu perjuangan BADAK BANTEN diatur di dalam Peraturan Organisasi.

BAB II
KEANGGOTAAN

Pasal 6

Yang dapat diterima menjadi calon anggota biasa adalah:


1. Setiap warga negara Indonesia yang telah berusia 17 tahun.
2. Menyatakan persetujuannya dan menerima Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga, misi perjuangan dan semua peraturan-peraturan dan ketentuan Organisasi
BADAK BANTEN.
3. Mengajukan dan mengisi formulir permohonan untuk menjadi anggota biasa.
4. Setiap calon anggota dinyatakan sah sebagai anggota apabila telah mendapatkan
Kartu Tanda Anggota BADAK BANTEN yang secara tekhnis diatur dalam Peraturan
Organisasi.

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 12


5. Keanggotaan Lembaga dan badan Organisasi BADAK BANTEN diatur dalam Peraturan
Organisasi.

Pasal 7

Anggota Luar Biasa adalah anggota yang telah memperlihatkan/membuktikan


kesetiaannya terhadap organisasi minimal dalam waktu 8(delapan) tahun dan dianggap
berjasa dan menaruh perhatian dalam pemgembangan organisasi.

Pasal 8

Anggota Kehormatan bukan anggota biasa dan luar biasa dari pejabat dan tokoh
masyarakat yang banyak bantuannya terhadap organisasi, berideologikan Pancasila dan
bertindak menguntungkan organisasi.

BAB III
KADER

Pasal 9

1. Kader adalah kekuatan inti organisasi, selaku pengerak, pemikir, penggagas dan
pelaksana tugas organisasi yang dipersiapkan menjadi pemimpin dalam kehidupan
organisasi, masyarakat, bangsa dan negara.
2. Kader BADAK BANTEN ialah anggota BADAK BANTEN yang telah mengikuti pendidikan
dan pelatihan kaderisasi formal BADAK BANTEN dan dinyatakan lulus dengan
sertifikat/piagam sebagai kader dan merupakan pengerak inti organisasi.
3. Kader Organisasi BADAK BANTEN terdiri dari:
a. Kader Pratama
b. Kader Madya
c. Kader Ulama
d. Kader Kecabangan
4. Kaderisasi adalah proses terus menerus dalam rangka mendewasakan, memandirikan
dan mengakarkan BADAK BANTEN dalam kehidupan masyarakat dan bangsa.
5. Ketentuan mengenai Kaderisasi akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 10

1. Setiap anggota mempunyai hak:


a. Memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi
b. Memperoleh perlindungan, pembelaan, pendidikan dan pelatihan kader, bimbingan
dan pembinaan dari organisasi.
c. Mengeluarkan pendapat, saran, usul yang bersifat konstruktif dan positif baik
secara lisan maupun tertulis.
d. Dipilih.
e. Membela diri.
f. Terkecuali untuk memilih dan menjadi pengurus, harus mematuhi ketentuan dan
persyaratan yang telah ditetapkan organisasi.

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 13


2. Setiap anggota berkewajiban:
a. Menghayati, mentaati dan mengamalkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga dan semua ketentuan serta peraturan organisasi.
b. Mematuhi dan melaksanakan ketetapan-ketetapan Musyawarah Besar.
c. Mengamankan dan memperjuangkan terwujudnya visi dan misi organisasi.
d. Berdedikasi, loyal dan penuh tanggung jawab terhadap organisasi.
e. Menentang setiap usaha dan tindakan yang akan merusak citra organisasi
f. Melaksanakan tugas-tugas organisasi.
g. Menghadiri acara-acara yang diselenggarakan oleh organisasi.
h. Khusus bagi kader wajib menghadiri setiap acara organisasi.
i. Membayar iuran wajib anggota.
j. Menjaga kerahasiaan, keharmonisan dan kehormatan organisasi.

Pasal 11

1. Anggota Luar Biasa berhak mengajukan dan atau memberikan pendapat, saran yang
bertalian dengan organisasi baik lisan maupun tertulis kepada semua tingkat organisasi
dengan mengindahkan tata hubungan kerja organisasi.
2. Anggota Kehormatan berhak memberikan pendapat serta mengajukan saran-saran dan
atau nasehat baik diminta ataupun tidak, secara lisan dan tertulis.

BAB V
SANKSI DAN BERHENTINYA ANGGOTA

Pasal 12

1. Sanksi terhadap anggota atau fungsionaris terdiri dari:


a. Teguran lisan.
b. Teguran tertulis.
c. Pemberhentian sementara.
d. Pemecatan.
2. Sanksi yang berupa teguran lisan dan teguran tertulis serta pemberhentian sementara
dapat dilakukan oleh masing-masing Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan
organisasi.
3. Teguran lisan dan tertulis dapat dilakukan kepada jenjang kepemimpinan organisasi
oleh Dewan Pimpinan Pusat atau kepemimpinan setingkat diatasnya serta kepada
anggota dilakukan oleh kepemimpinan sesuai tingkatannya.
4. Pemberhentian sementara dilakukan oleh Dewan Pimpinan Pusat atas usul Dewan
Pimpinan Wilayah atau oleh Dewan Pimpinan Wilayah atas usul Dewan Pimpinan
Daerah.
5. Khusus sanksi berupa pemecatan hanya dapat diberikan oleh Dewan Pimpinan Pusat
setelah yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri.
6. Rehabilitasi dapat dilakukan dengan pertimbangan kepentingan organisasi dan hak
anggota atas kebenaran argumentasinya yang diverifikasi oleh sesuatu komisi yang
dibentuk.

Pasal 13

1. Anggota dinyatakan berhenti apabila:


a. Meninggal dunia.
b. Berhenti atas permintaan sendiri secara tertulis.

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 14


c. Dipecat oleh Dewan Pimpinan Pusat atas usul Dewan Pimpinan Wilayah dan atau
karena yang bersangkutan melanggar ketentuan-ketentuan Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga, peraturan-peraturan organisasi dan atau beberapa
kali membuat kesalahan yang merugikan nama baik secara sengaja.
d. Lepas dari kewarganegaraan Indonesia.
2. Sanksi terhadap anggota didasarkan pada:
a. Melanggar ketentuan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga yang dianggap cukup
berat.
b. Melakukan tindakan yang merugikan organisasi.
3. Tata cara pemberhentian sementara atau pemecatan anggota adalah sebagai berikut:
a. Terlebih dulu memberikan teguran lisan.
b. Memberikan teguran tulisan.
c. Jika tidak dijawab atau terdapat keterangan, maka diadakan rapat untuk mengambil
keputusan pemberhentian sementara.
d. Keputusan yang diambil oleh Dewan Pimpinan Pusat atau Dewan Pimpinan Wilayah
dipertanggungjawabkan pada Musyawarah Besar.
4. Mengenai pemberhentian sementara dan pemecatan yang dipertanggungjawabkan pada
Musyawarah Besar dengan pemberian kesempatan membela diri akan diambil
keputusan dalam bentuk:
a. Membatalkan pemberhentian sementara.
b. Menetapkan pemberhentian sementara untuk masa waktu tertentu.
c. Memecat.

BAB VI
KEDAULATAN, KEKUASAAN, WEWENANG
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 14

1. Musyawarah Besar BADAK BANTEN adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi


yang diadakan sekali dalam lima tahun dan berwenang:
a. Menetapkan dan atau merubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
b. Menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) dan program umum
organisasi.
c. Menilai dan menetapkan laporan pertanggungjawaban laporan Dewan Pimpinan
Pusat.
d. Memilih dan menetapkan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat dan menyusun
komposisi kepengurusan untuk masa bakti lima tahun.
e. Menetapkan Dewan Pertimbangan.
f. Menetapkan keputusan pemberhentian sementara, pemecahanan atau
merehabilitasi anggota yang terkena sanksi pemberhentian sementara.
g. Menetapkan lembaga dan badan organisasi BADAK BANTEN atau keputusan-
keputusan lainnya yang dianggap perlu.
h. Menetapkan kebijakan dan pemikiran organisasi dalam menghadapi persoalan
nasional maupun internasional.

2. Musyawarah Besar dihadiri oleh:


a. Dewan Pimpinan Pusat.
b. Dewan Pimpinan Wilayah.
c. Dewan Pimpinan Daerah .
d. Lembaga/Badan tingkat Nasional
e. Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Pusat.

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 15


3. Penyelenggaraan Musyawarah Besar dilakukan oleh Dewan Pimpinan Pusat.
4. Bahan, acara dan tata tertib Musyawarah Besar dipersiapkan oleh Dewan Pimpinan
Pusat untuk dimajukan ke Musyawarah Besar.
5. Dewan Pimpinan Pusat memberikan pertanggungjawabannya kepada Musyawarah Besar
dan disampaikan oleh/melalui Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat.
6. Musyawarah Besar dipimpin oleh Dewan Pimpinan Pusat.
7. Tempat Musyawarah Besar ditentukan oleh Dewan Pimpinan Pusat

Pasal 15

1. Musyawarah Besar Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama dengan
Musyawarah Besar.
2. Musyawarah Besar Luar Biasa diselenggarakan atas dasar rekomendasi Rapat Pimpinan
Paripurna (Rapimpur) Dewan Pimpinan Pusat dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Sebagai permintaan Dewan Pimpinan Pusat apabila kelangsungan hidup organisasi
dalam keadaan terancam atau karena ada hal-hal yang mendasar.
b. Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) Dewan Pimpinan Wilayah dan ½ (setengah)
ditambah satu Dewan Pimpinan Daerah .

Pasal 16

1. Musyawarah Wilayah adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat Wilayah (Provinsi)


yang diadakan sekali dalam waktu empat tahun dan berwenang:
a. Menetapkan program wilayah dalam rangka pelaksanaan program umum BADAK
BANTEN.
b. Menilai dan menetapkan laporan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Wilayah.
c. Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah dan menyusun komposisi
kepengurusan untuk masa bakti empat tahun.
d. Menetapkan Dewan Pertimbangan.
e. Menentukan pendirian/sikap organisasi di tingkat wilayah dalam menghadapi
persoalan wilayah.
f. Mengesahkan atau menolak pemberhentian sementara terhadap anggota yang telah
diberhentikan sementara oleh Dewan Pimpinan Wilayah.

2. Musyawarah Wilayah dihadiri oleh:


a. Dewan Pimpinan Pusat
b. Dewan Pimpinan Wilayah.
c. Dewan Pertimbangan Organisasi Tingkat Wilayah.
d. Dewan Pimpinan Daerah .
e. Lembaga/Badan tingkat Wilayah.
f. Undang-undangan lainnya yang detentukan oleh Dewan Pimpinan Wilayah.

Pasal 17

1. Musyawarah Wilayah Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama dengan
Musyawarah Wilayah.
2. Musyawarah Wilayah Luar Biasa diselenggarakan atas dasar keputusan/instruksi Dewan
Pimpinan Pusat apabila kelangsungan hidup organisasi dianggap dalam keadaan
terancam atau karena ada hal-hal yang mendasar yang memaksa di Dewan Pimpinan
Wilayah dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Sebagai permintaan Dewan Pimpinan Pusat.
b. Sebagai permintaan Dewan Pimpinan Wilayah.

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 16


c. Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) Dewan Pimpinan Daerah dan atau ½
(setengah) ditambah satu Dewan Pimpinan Cabang.

Pasal 18

1. Musyawarah Daerah BADAK BANTEN adalah pemegang kekuasaan tertinggi Daerah


(Kota/Kabupaten) yang diadakan sekali dalam tiga tahun dan berwenang:
a. Menetapkan program Daerah dalam rangka pelaksanaan program umum BADAK
BANTEN
b. Menilai dan menetapkan laporan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Daerah .
c. Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pimpinan Daerah dan komposisi
kepengurusan untuk masa bakti tiga tahun.
d. Menetapkan Dewan Pertimbangan.
e. Menentukan pendirian/sikap organisasi di Tingkat Daerah dalam menghadapi
persoalan daerah.
2. Musyawarah Daerah dihadiri oleh:
a. Dewan Pimpinan Wilayah.
b. Dewan Pimpinan Daerah .
c. Dewan Pertimbangan Organisasi Tingkat Daerah.
d. Dewan Pimpinan Cabang.
e. Lembaga/Badan Tingkat Daerah.
f. Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Daerah .

Pasal 19

1. Musyawarah Daerah Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama dengan
Musyawarah Daerah.
2. Musyawarah Daerah Luar Biasa diselenggarakan atas dasar keputusan/instruksi Dewan
Pimpinan Wilayah apabila kelangsungan hidup organisasi dianggap dalam keadaan
terancam atau karena ada hal-hal yang mendasar yang memaksa di Dewan Pimpinan
Daerah dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Sebagai permintaan Dewan Pimpinan Wilayah.
b. Sebagai permintaan Dewan Pimpinan Daerah .
c. Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) Dewan Pimpinan Cabang.

Pasal 20

1. Musyawarah Dewan Pimpinan Cabang adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat


Cabang (Kecamatan) yang diadakan sekali dalam 3 (tiga) tahun dan berwenang:
a. Menilai dan menetapkan laporan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Cabang.
b. Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pimpinan Cabang dan komposisi
kepengurusan personalia untuk masa bakti tiga tahun.
c. Menetapkan Penasehat Cabang.
2. Musyawarah Dewan Pimpinan Cabang dihadiri oleh:
a. Dewan Pimpinan Daerah .
b. Dewan Pimpinan Cabang
c. Pengurus Ranting.
d. Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Cabang.

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 17


Pasal 21

1. Musyawarah Pengurus Ranting adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat Ranting


(Kelurahan/Desa) yang diadakan sekali dalam 2 (dua) tahun dan berwenang:
a. Memilih dan menetapkan laporan pertanggungjawaban Pengurus Ranting. Dan
komposisi kepengurusan personalia untuk masa bakti dua tahun.
b. Memilih dan menetapkan Ketua Pengurus Ranting dan komposisi kepengurusan
personalia untuk masa bakti dua tahun.
c. Menetapkan Penasehat Ranting.
2. Musyawarah Pengurus Ranting dihadiri oleh:
a. Dewan Pimpinan Cabang.
b. Pengurus Ranting.
c. Penasehat Ranting.
d. Anggota Ranting.
e. Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Pengurus Ranting.

Pasal 22

1. Rapat Pimpinan Paripurna BADAK BANTEN yang hendak merekomendasikan Mubeslub


adalah forum rapat tertinggi organisasi di tingkat nasional yang dapat diadakan
sewaktu-waktu oleh Dewan Pimpinan Pusat apabila:
a. Ketua umum berhalangan tetap/meninggal, berhenti atau tidak dapat melaksanakan
kewajibannya dalam masa jabatannya sehingga menganggu/mengancam
kelangsungan hidup organisasi.
b. Organisasi mengalami keadaan genting yang memaksa.
2. Rapat Pimpinan Paripurna adalah forum rapat tertinggi organisasi di tingkat Nasional
hanya mempunyai kekuasaan dan wewenang mengevaluasi dan menetapkan
rekomendasi dan keputusan-keputusan lainnya yang tidak bertentangan dengan
kekuasaan dan wewenang Musyawarah Besar atau Musyawarah Besar Luar Biasa.
3. Rapat Pimpinan Paripurna berwenang merekomendasikan pemikiran kebijakan
organisasi yang akan dibahas dalam Musyawarah Besar atau Musyawarah Besar Luar
Biasa.
4. Rapat Pimpinan Paripurna dihadiri oleh:
a. Dewan Pimpinan Pusat.
b. Dewan Pertimbangan Organisasi Tingkat Nasional.
c. Dewan Pimpinan Wilayah.
d. Lembaga/Badan tingkat Nasional.
e. Dewan Pimpinan Daerah .
f. Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Pusat.

Pasal 23

1. Rapat Kerja Nasional BADAK BANTEN adalah forum rapat kerja organisasi di tingkat
Nasional yang diadakan minimal sekali dalam satu periode masa bakti untuk
mengevaluasi dan mencanangkan program kerja jangka pendek, menengah dan jangka
panjang yang akan dilaksanakan Dewan Pimpinan Pusat.
2. Rapat Kerja Nasional BADAK BANTEN dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Pusat.
3. Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh:
a. Dewan Pimpinan Pusat.
b. Dewan Pertimbangan Organisasi Tingkat Nasional.
c. Dewan Pimpinan Wilayah.

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 18


d. Lembaga/Badan tingkat Nasional.
e. Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Pusat.

Pasal 24

1. Rapat Kerja Wilayah BADAK BANTEN adalah forum rapat kerja organisasi di tingkat
Wilayah (Propinsi) yang diadakan minimal sekali dalam satu periode masa bakti untuk
mengevaluasi dan mencanangkan program kerja jangka pendek dan jangka menengah
yang akan dilaksanakan Dewan Pimpinan Wilayah.
2. Rapat Kerja Wilayah BADAK BANTEN diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Wilayah.
3. Rapat Kerja Wilayah dihadiri oleh:
a. Dewan Pimpinan Wilayah.
b. Dewan Pertimbangan Organisasi Tingkat Wilayah.
c. Dewan Pimpinan Pusat.
d. Dewan Pimpinan Daerah .
e. Lembaga/Badan tingkat Wilayah.
f. Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Wilayah.

Pasal 25

1. Rapat Kerja Daerah BADAK BANTEN adalah forum rapat kerja organisasi di Tingkat
Daerah yang diadakan minimal sekali dalam satu periode masa bakti untuk
mengevaluasi dan mencanangkan program kerja jangka pendek dan jangka menengah
yang akan dilaksanakan Dewan Pimpinan Daerah .
2. Rapat Kerja Daerah BADAK BANTEN diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Daerah .
3. Rapat Kerja Daerah dihadiri oleh:
a. Dewan Pimpinan Daerah .
b. Dewan Pimpinan Wilayah.
c. Dewan Pertimbangan Organisasi Tingkat Daerah.
d. Lembaga/Badan Tingkat Daerah.
e. Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Daerah .

Pasal 26

Rapat Pleno Dewan Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan ialah forum internal di
masing-masing Dewan Pimpinan yang dihadiri oleh:
a. Kolektif Dewan Pimpinan.
b. Ketua-Ketua Lembaga dan badan.
c. Undangan yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan apabila diperlukan.

Pasal 27

Rapat Harian Dewan Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan ialah forum rapat internal
di masing-masing Dewan Pimpinan yang dihadiri oleh:
a. Unsur Harian Dewan Pimpinan.
b. Undangan yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan apabila diperlukan.

Pasal 28

Rapat Pleno Dewan Pimpinan Cabang ialah forum rapat Internal di masing-masing Dewan
Pimpinan Cabang yang dihadiri oleh Pimpinan Kolektif Cabang.

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 19


Pasal 29

Rapat Ranting ialah forum internal di masing-masing Pengurus Ranting yang dihadiri oleh
Pimpinan Kolektif Ranting.
a. Kolektif Pengurus Pimpinan.
b. Ketua-Ketua Bidang.
c. Undangan yang ditentukan oleh Pengurus apabila diperlukan.

BAB VII
HAK BICARA DAN HAK SUARA

Pasal 30

Pelaksanaan Hak Bicara dan Hak Suara para utusan Musyawarah dan rapat-rapat yang
diatur dalam Bab VI Anggaran Rumah Tangga ini akan ditetapkan dalam peraturan
organisasi dan tata tertib persidangan.

BAB VIII
SUSUNAN DAN KOMPOSISI KEPEMIMPINAN

Pasal 31

Susunan dan Komposisi Kepemimpinan/Kepengurusan Dewan Pimpinan, adalah sebagai


berikut:

Dewan Pimpinan Pusat:


a. 1 (satu) orang Ketua Umum.
b. Beberapa orang Wakil Ketua Umum.
c. 1 (satu) Ketua Harian.
d. Beberapa orang Ketua.
e. 1 (satu) orang Seketaris Jenderal.
f. Beberapa orang Wakil Sekretaris Jenderal.
g. 1 (satu) orang Bendahara Umum.
h. Beberapa orang Wakil Bendahara Umum.
i. Ketua-Ketua Bidang.
j. Lembaga/Badan.

Pasal 32

Dewan Pimpinan Wilayah:


a. 1 (satu) orang Ketua.
b. Beberapa orang Wakil Ketua.
c. 1 (satu) orang Seketaris.
d. Beberapa orang Wakil Sekretaris.
e. 1 (satu) orang Bendahara.
f. Beberapa orang Wakil Bendahara.
g. Ketua-Ketua Bidang.
h. Lembaga/Badan.

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 20


Pasal 33

Dewan Pimpinan Daerah :


a. 1 (satu) orang Ketua.
b. Beberapa orang Wakil Ketua.
c. 1 (satu) orang Seketaris.
d. Beberapa orang Wakil Sekretaris.
e. 1 (satu) orang Bendahara.
f. Beberapa orang Wakil Bendahara.
g. Ketua-Ketua Bidang.
h. Lembaga/Badan.

Pasal 34

Dewan Pimpinan Cabang:


a. 1 (satu) orang Ketua.
b. 2 (dua) orang Wakil Ketua.
c. 1 (satu) orang Seketaris.
d. 2 (dua) orang Wakil Sekretaris.
e. 1 (satu) orang Bendahara.
f. 2 (dua) orang Wakil Bendahara.
g. Ketua-Ketua Bidang.

Pasal 35
Pengurus Ranting:
a. 1 (satu) orang Ketua.
b. 2 (dua) orang Wakil Ketua.
c. 1 (satu) orang Seketaris.
d. 2 (dua) orang Wakil Sekretaris.
e. 1 (satu) orang Bendahara.
f. 2 (dua) orang Wakil Bendahara.
g. Ketua-Ketua Bidang.

Pasal 36

Penasehat Dewan Pimpinan Cabang dan Pengurus Ranting terdiri dari:


a. 1 (satu) orang Ketua
b. 1 (satu) orang Wakil Ketua
c. 1 (satu) orang Sekretaris
d. Sejumlah anggota sesuai keperluan

BAB X
BIDANG, LEMBAGA DAN BADAN

Pasal 37
BIDANG

1. Bidang dalam Organisasi Badak Banten sebanyak-banyaknya terdiri dari:


a. Bidang Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan.
b. Bidang Pertahanan, Keamanan Dan Bela Negara.
c. Bidang Hubungan Antar Lembaga.

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 21


d. Bidang Kesejahteraan Sosial.
e. Bidang Usaha Kecil Mengengah dan Koperasi.
f. Bidang Ketenagakerjaan.
g. Bidang Pendidikan, Pelatihan, Penelitian Dan Pengembangan.
h. Bidang Ekonomi Dan Ketahanan Pangan.
i. Bidang Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak.
j. Bidang Kesenian, Budaya Dan Olahraga.
k. Bidang Politik, Hukum Dan Hak Azasi Manusia.
l. Bidang Kerohanian.
m. Bidang Hubungan Kemasyarakatan.

2. Pengaturan lebih lanjut mengenai penambahan, pengurangan, tugas dan fungsi


Bidang diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.

Pasal 38
LEMBAGA

1. Lembaga dalam Organisasi Badak Banten sebanyak-banyaknya terdiri dari:


a. Lembaga Bantuan Hukum.
b. Satuan Petugas (SATGAS).
c. Srikandi.

2. Pengaturan lebih lanjut mengenai penambahan, pengurangan, tugas dan fungsi


Lembaga diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.

Pasal 39
BADAN

1. Badan dalam Organisasi Badak Banten sebanyak-banyaknya terdiri dari:


a. Badan Penanggulangan Bencana.
b. Badan Usaha Badak Banten.

2. Pengaturan lebih lanjut mengenai penambahan, pengurangan, tugas dan fungsi Badan
diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.

BAB XI
HUBUNGAN LEMBAGA DAN BADAN DENGAN
DEWAN PIMPINAN BADAK BANTEN

Pasal 40

1. Kebijakan strategis yang menyangkut kondisi eksternal organisasi, menjadi wewenang


Dewan Pimpinan yang dikoordinasikan kepada Lembaga dan Badan sesuai
tingkatannya.
2. Menyangkut program internal, Lembaga dan Badan melakukan koordinasi dan
kemitraan dengan Dewan Pimpinan sesuai dengan tingkatannya.
3. Dewan Pimpinan berwenang mengambil langkah-langkah yang diperlukan apabila
kegiatan yang dilaksanakan oleh Lembaga dan Badan dapat mengancam atau
merugikan Organisasi.
4. Hubungan Lembaga dan Badan dengan Dewan Pimpinan BADAK BANTEN sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1, 2, dan 3, dirinci lebihlanjut dalam peraturan organisasi.

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 22


BAB XII
WEWENANG DAN TUGAS POKOK

Pasal 41

Wewenang Dewan Pimpinan Pusat ialah:


1. Pimpinan Organisasi tertinggi dalam mencapai tujuan dan melaksanakan pokok-pokok
perjuangan organisasi.
2. Bersifat kolektif, dalam menentukan dan mengawasi kebijakan-kebijakan organisasi
untuk pencapaian tujuan organisasi.
3. Memimpin dan mengendalikan jajaran BADAK BANTEN dalam melaksanakan pokok-
pokok perjuangan untuk pencapaian tujuan dan pengembangan BADAK BANTEN.
4. Mengkoordinasikan kebijakan dan upaya-upaya organisasi khususnya dalam hal ini
memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintah, organisasi sosial politik,
organisasi kemasyarakatan dan badan-badan/pihak-pihak eksternal organisasi lainnya.
5. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menangani situasi yang
mengancam dan atau mengancam kelangsungan hidup organisasi BADAK BANTEN.

Pasal 42

Wewenang Dewan Pimpinan Wilayah ialah:


1. Pimpinan Organisasi tertinggi di tingkat wilayah dalam mencapai tujuan dan
melaksanakan pokok-pokok perjuangan organisasi.
2. Menetapkan pokok-pokok kebijaksanaan dan pedoman-pedoman organisasi di tingkat
wilayah sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan lain yang lebih
tinggi.
3. Bersifat kolektif, dalam menentukan dan mengawasi kebijakan-kebijakan organisasi
di tingkat wilayah untuk pencapaian tujuan organisasi di tingkat wilayah.
4. Memimpin dan mengendalikan jajaran BADAK BANTEN di tingkat wilayah dalam
melaksanakan pokok-pokok perjuangan untuk pencapaian tujuan dan pengembangan
BADAK BANTEN.
5. Mengkoordinasikan kebijakan dan upaya-upaya organisasi di tingkat wilayah,
khususnya dalam hal ini memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintah,
organisasi sosial politik, organisasi kemasyarakatan dan badan-badan/pihak-pihak
eksternal organisasi lainnya.

Pasal 43

Wewenang Dewan Pimpinan Daerah ialah:


1. Pimpinan Organisasi tertinggi di Tingkat Daerah dalam mencapai tujuan dan
melaksanakan pokok-pokok perjuangan organisasi.
2. Menetapkan pokok-pokok kebijaksanaan dan pedoman-pedoman organisasi di Tingkat
Daerah sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan lain yang lebih
tinggi.
3. Bersifat kolektif, dalam menentukan dan mengawasi kebijakan-kebijakan organisasi
di Tingkat Daerah untuk pencapaian tujuan organisasi di Tingkat Daerah..
4. Memimpin dan mengendalikan jajaran BADAK BANTEN di Tingkat Daerah dalam
melaksanakan pokok-pokok perjuangan untuk pencapaian tujuan dan pengembangan
BADAK BANTEN.
5. Mengkoordinasikan kebijakan dan upaya-upaya organisasi di Tingkat Daerah,
khususnya dalam hal ini memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintah,

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 23


organisasi sosial politik, organisasi kemasyarakatan dan badan-badan/pihak-pihak
eksternal organisasi lainnya.

Pasal 44

Wewenang Dewan Pimpinan Cabang ialah:


1. Sebagai pimpinan tertinggi di tingkat kecamatan.
2. Mengambil keputusan-keputusan di tingkat kecamatan.

Pasal 45
Wewenang Pengurus Ranting ialah:
1. Sebagai pimpinan tertinggi di tingkat kelurahan.
2. Mengambil keputusan-keputusan di tingkat kelurahan.

Pasal 46

Dewan Pimpinan Pusat memiliki tugas pokok:


1. Melaksanakan keputusan dan ketetapan Mubes, Rapat Pimpinan Paripurna, Rakernas,
Rapat Pleno DPP dan Peraturan Organisasi.
2. Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian tujuan
organisasi.
3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan pembinaan terhadap
Dewan Pimpinan Wilayah maupun Lembaga/Badan di tingkat Nasional.
4. Menjalin hubungan yang serasi dengan pemerintah, lembaga-lembaga tinggi dan
tertinggi negara, TNI/Polri maupun badan-badan/pihak-pihak eksternal organisasi
lainnya yang saling mendukung dan bermanfaat.
5. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran organisasi guna
mengembangkan, meningkatkan, memantapkan kesinambungan keberadaan organisasi
utamanya dalam upaya mewujudkan cita-cita BADAK BANTEN.
6. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertimbangan/atau nasehat Dewan
Pertimbangan Organisasi tingkat Nasional.
7. Melantik dan mengesahkan Pimpinan Dewan Pimpinan Wilayah.
8. Menjalankan usaha-usaha pendidikan kader dan pengembangan organisasi.
9. Merencanakan, menggali sumber-sumber keuangan organisasi.
10. Memberikan pertanggungjawaban dalam Mubes.

Pasal 47

Dewan Pimpinan Wilayah memiliki tugas pokok:


1. Melaksanakan keputusan dan ketetapan Mubes, Rapat Pimpinan Paripurna, Rakernas,
Keptusan DPP, Muswil, Rakerwil, Rapat Pleno DPP dan Peraturan Organisasi.
2. Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian tujuan
organisasi di tingkat Wilayah.
3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan pembinaan terhadap
Dewan Pimpinan Daerah maupun Lembaga/Badan di tingkat Wilayah.
4. Menjalin hubungan yang serasi dengan pemerintah, lembaga-lembaga tinggi dan
tertinggi negara, TNI/Polri maupun badan-badan/pihak-pihak eksternal organisasi
lainnya di tingkat Wilayah yang saling mendukung dan bermanfaat.

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 24


5. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran organisasi guna
mengembangkan, meningkatkan, memantapkan kesinambungan keberadaan organisasi
utamanya dalam upaya mewujudkan cita-cita BADAK BANTEN.
6. Memberikan pertanggungjawaban dalam Muswil.
7. Melantik dan mengesahkan Dewan Pimpinan Daerah .
8. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertimbangan/atau nasehat Dewan
Pertimbangan Organisasi tingkat Wilayah.
9. Menjalankan usaha-usaha pendidikan kader dan pengembangan organisasi di tingkat
Wilayah.
10.Merencanakan, menggali sumber-sumber keuangan organisasi di tingkat Wilayah.

Pasal 48

Dewan Pimpinan Daerah memiliki tugas pokok:


1. Melaksanakan keputusan dan ketetapan Mubes, Rapat Pimpinan Paripurna, Rakernas,
Keptusan DPP, Muswil, Rakerwil, Keptusan DPW, MUSDA, RAKERDA, Rapat Pleno DPD
dan Peraturan Organisasi.
2. Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian tujuan
organisasi di Tingkat Daerah.
3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan pembinaan terhadap
Dewan Dewan Pimpinan Cabang maupun Lembaga/Badan di Tingkat Daerah.
4. Menjalin hubungan yang serasi dengan pemerintah, lembaga-lembaga tinggi dan
tertinggi negara, TNI/Polri maupun badan-badan/pihak-pihak eksternal organisasi
lainnya di Tingkat Daerah yang saling mendukung dan bermanfaat.
5. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran organisasi guna
mengembangkan, meningkatkan, memantapkan kesinambungan keberadaan organisasi
utamanya dalam upaya mewujudkan cita-cita BADAK BANTEN.
6. Memberikan pertanggungjawaban dalam MUSDA.
7. Melantik dan mengesahkan Dewan Pimpinan Cabang.
8. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertimbangan/atau nasehat Dewan
Pertimbangan Organisasi Tingkat Daerah.
9. Menjalankan usaha-usaha pendidikan kader dan pengembangan organisasi di Tingkat
Daerah.
10.Merencanakan, menggali sumber-sumber keuangan organisasi di Tingkat Daerah

Pasal 49

Dewan Pimpinan Cabang memiliki tugas pokok:


1. Melaksanakan program kegiatan.
2. Melaksanakan perintah dan petunjuk jenjang kepemimpinan organisasi di atasnya.
Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan pembinaan terhadap
Pengurus Ranting dan Anggotanya.
3. Menjalin hubungan yang serasi dan seimbang dengan institusi masyarakat,
Pemerintah, TNI dan Polri di tingkat Kecamatan.
4. Memberikan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Cabang.

Pasal 50

Pengurus Ranting memiliki tugas pokok:


1. Melaksanakan program kegiatan.
2. Melaksanakan perintah dan petunjuk jenjang kepemimpinan organisasi di atasnya.

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 25


3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan pembinaan terhadap
Anggotanya.
4. Menjalin hubungan yang serasi dan seimbang dengan institusi masyarakat,
Pemerintah, TNI dan Polri di tingkat Kelurahan/Desa.
5. Memberikan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Ranting.

Pasal 51

1. Dewan Pertimbangan di setiap jenjang dan tingkatan organisasi adalah merupakan


wahana konsultatif organisasi sesuai tingkatannya, yang memiliki hak tugas:
a. Memberi nasehat, saran dan pertimbangan yang bersifat konstruktif, positif baik
diminta maupun tidak diminta.
b. Apabila dianggap perlu, Dewan Pertimbangan Organisasi dapat Dewan Pimpinan
untuk berdialog.
c. Mengetahui kebijakan organisasi dan dapat meminta penjelasan terhadap setiap
permasalahan yang ditimbulkan oleh Dewan Pimpinan didalam mengemban tugas-
tugas organisasi.
d. Penyusunan pertimbangan, saran dan nasehat Dewan Pertimbangan diatur dalam
mekanisme Rapat Dewan Pimpinan Organisasi.
e. Mendampingi Dewan Pimpinan sesuai tingkatannya.
f. Mengadakan rapat sedikitnya satu kali dalam satu tahun.
2. Dewan Pertimbangan berkewajiban menjaga nama baik, kewibawaan dan
keharmonisan organisasi.

Pasal 52

1. Penasehat adalah merupakan penasehat organisasi di tingkat Kecamatan dan


Kelurahan/Desa, yang memiliki hak tugas:
a. Memberi nasehat, saran dan pertimbangan yang bersifat konstruktif, positif
kepada Dewan Pimpinan Cabang atau Pengurus Ranting baik diminta maupun
tidak diminta.
b. Apabila dianggap perlu, Penasehat dapat meminta Dewan Pimpinan Cabang atau
Pengurus Ranting untuk berdialog.
c. Mengetahui kebijakan organisasi dan dapat meminta penjelasan terhadap setiap
permasalahan yang ditimbulkan oleh Dewan Pimpinan Cabang di dalam
mengemban tugas-tugas organisasi.
d. Penyusunan saran dan nasehat Penasehat diatur dalam mekanisme Rapat
Penasehat.
e. Mendampingi Dewan Pimpinan Cabang dan atau Pengurus Ranting.
f. Mengadakan rapat sedikitnya satu kali dalam satu tahun.

2. Penasehat berkewajiban menjaga nama baik, kewibawaan dan keharmonisan


organisasi.

Pasal 53

Fungsi dan tugas pokok Lembaga dan Badan ialah:


1. sebagai pelaksana-pelaksana program organisasi yang bersifat khusus/sektoral.
2. sebagai media/sarana pendukung perjuangan BADAK BANTEN

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 26


BAB XIII
TUGAS, WEWENANG PENGURUS DEWAN PIMPINAN PUSAT BADAK BANTEN

Pasal 54
TUGAS KETUA UMUM

1. Berperan sebagai representasi organisasi Badak Banten kepada pihak luar;


2. Memimpin jalannya organisasi dan pertemuan-pertemuan organisasi;
3. Menjalankan keputusan-keputusan yang ditetapkan bersama dalam organisasi dan
badan pengurus;
4. Memberikan pertanggungjawabannya diakhir periode kepengurusan kepada anggota
organisasi secara transparan dan informatif;
5. Menetapkan susunan satu periode jabatan;
6. Menetapkan kebijakan operasional kepengurusan;
7. Menetapkan program kerja tahunan;
8. Memimpin organisasi Badak Banten sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga, keputusan-keputusan Musyawarah dan Rapat-rapat Tingkat
Nasional, Peraturan Organisasi serta kebijaksanaan yang digariskan oleh Dewan
Pimpinan Pusat Badak Banten;
9. Mewakili organisasi keluar dan kedalam sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga;
10.Memimpin Rapat-rapat Dewan Pimpinan Pusat Badak Banten dan rapat-rapat lainnya
sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi;
11.Mengarahkan, membimbing dan mengawasi pelaksanaan Program Umum Organisasi;
12.Mengarahkan Aspirasi Badak Banten untuk diperjuangkan kepada Pemerintah;
13.Memelihara hubungan yang erat dengan Pemerintah, Badan-Badan atau Instansi-
Instansi Pemerintahan baik TNI maupun POLRI, dan Badan-Badan lainnya;
14.Memelihara hubungan yang serasi dengan organisasi politik dan dengan organisasi
kemasyarakatan lainnya.

Pasal 55
TUGAS KETUA HARIAN

Tugas Ketua Harian adalah:


1. Melaksanakan tugas rutin harian.
2. Menyelenggarakan rapat-rapat teknis pengurus yang berkaitan dengan kepengurusan
organsisasi.
3. Melaporkan aktivitas sehari-hari kepada Ketua Umum.
4. Bertanggung jawab kepada Ketua Umum.

Pasal 56
TUGAS KETUA-KETUA

Tugas Ketua-Ketua adalah:


a. Mewakili Ketua Umum apabila Ketua Umum berhalangan sesuai dengan kebijaksanaan
yang ditentukan oleh Ketua Umum.
b. Membantu Ketua Umum dalam mengarahkan, membimbing dan mengawasi
pelaksanaan Program Umum Organisasi sesuai dengan pembidangan tugas dan atau
kebijaksanaan yang ditentukan.
c. Melaksanakan atau mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas tertentu sesuai
dengan pembidangan tugas yang ditentukan.

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 27


d. Memimpin rapat-rapat Dewan Pimpinan Pusat secara kolektif atas persetujuan dan
penugasan dari Ketua Umum apabila Ketua Umum berhalangan melaksanakan
tugasnya.
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditentukan oleh Ketua Umum.

Pasal 57
TUGAS WAKIL KETUA

1. Membantu Ketua/Ketua Umum dalam membuat program kerja jangka pendek dan
jangka panjang, pelaksanaannya serta pengorganisasiannya.
2. Mewakili Ketua/Ketua Umum bila berhalangan.
3. Melaksanakan delegasi tugas dan wewenang dari Ketua/Ketua Umum.
4. Melakukan pengawasan intern untuk mengamati apakah pelaksanaan tugas telah
dikerjakan sesuai dengan rencana kerja dan ketentuan yang berlaku serta melaporkan
hasil pengawasan tersebut kepada Ketua/Ketua Umum.

Pasal 58
TUGAS SEKRETARIS JENDERAL

1. Kesekretariatan Dewan Pimpinan Pusat dipimpin oleh Sekretaris Jenderal.


2. Tugas Sekretaris Jenderal adalah:
a. Membantu Ketua Umum dan Ketua-Ketua dalam melaksanakan tugasnya;
b. Menyelesaikan segala sesuatu mengenai administrasi organisasi;
c. Memimpin dan bertanggungjawab atas kesekretariatan, termasuk personalia dan
kerumahtanggaan Sekretariat Jenderal;
d. Melaksanakan tugas-tugas tertentu sesuai dengan pembidangan tugas-tugas yang
ditentukan;
e. Mengadakan fasilitas untuk menunjang kelancaran kegiatan administrasi
kesekretariatan dalam mendukung pelaksanaan Program Organisasi.

Pasal 59
TUGAS WAKIL-WAKIL SEKRETARIS JENDERAL

1. Wakil-wakil Sekretaris Jenderal adalah:


a. Mewakili Sekretariat Jenderal apabila Sekretaris Jenderal berhalangan sesuai
dengan kebijaksanaan yang ditentukan;
b. Membantu Sekretaris Jenderal dalam melaksanakan tugasnya;
c. Melaksanakan tugas-tugas tertentu sesuai dengan bidang tugas yang ditentukan;
d. Melaksanakan tugas-tugas lain secara kolektif yang ditentukan oleh Sekretaris
Jenderal.
2. Pembagian tugas diantara wakil-wakil Sekretaris Jenderal diatur lebih lanjut oleh
Sekretaris Jenderal.

Pasal 60
TUGAS BENDAHARA UMUM

Tugas Bendahara Umum:


1. Membantu Ketua Umum dan Ketua-Ketua dalam melaksanakan tugasnya.
2. Bersama-sama dengan semua Bidang menggagas dan menyelenggarakan pola
pencarian dana bagi organisasi.

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 28


3. Membuat dan menyediakan neraca finansial organisasi baik kepada pengurus
maupun kepada anggota.
4. Menyusun Rencana Anggaran Belanja Dewan Pimpinan Pusat dan mengelola dana
sesuai dengan kebijaksanaan Dewan Pimpinan Pusat.
5. Mengawasi pemasukan dan penggunaan dana sesuai dengan petunjuk pelaksanaan
yang digariskan oleh Ketua Umum.
6. Melaksanakan tugas-tugas tertentu sesuai dengan pembidangan tugas yang
ditentukan.

Pasal 61
TUGAS WAKIL-WAKIL BENDAHARA UMUM

1. Tugas Wakil-wakil Bendahara Umum adalah:


a. Mewakili Bendahara Umum apabila berhalangan;
b. Membantu Bendahara Umum dalam melaksanakan tugasnya;
c. Melaksanakan tugas-tugas tertentu sesuai dengan pembidangan tugas yang
ditentukan;
d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditentukan oleh Bendahara Umum.
2. Pembagian tugas diantara wakil-wakil Bendahara Umum diatur lebih lanjut oleh
Bendahara Umum.
Pasal 62
BIDANG, FUNGSI DAN TUGAS

1. Bidang adalah suatu bagian yang mempunyai tugas spesifik yang fungsi dan tugas nya
secara garis besar adalah membantu tugas-tugas Ketua Umum dalam menjalankan
Prorgam Kerja nya;
2. Bidang dipimpin oleh seorang Ketua yang disebut Ketua Bidang.
3. Tugas Bidang secara umum:
a. Menyusun rencana kegiatan sebagai penjabaran dari Program Umum Dewan
Pimpinan Pusat sesuai dengan bidangnya masing-masing.
b. Mengadakan komunikasi dan kerjasama dengan organisasi–organisasi sosial atau
organisasi kemasyarakatan lainnya, atau dengan Instansi lain, baik swasta maupun
pemerintah yang bertujuan untuk terselenggaranya program Bidang.
c. Melaksanakan dan menjalankan program yang telah direncanakan.
d. Memberikan pertimbangan dan saran-saran kepada Ketua Umum atau kepada
ketua-ketua tentang langkah-langkah yang perlu dilaksanakan di bidangnya
masing-masing.

Pasal 63
TUGAS DAN WEWENANG PENDIRI

Tugas dan wewenang pendiri Badak Banten adalah:


1. Mengamati dan mengarahkan Dewan Pimpinan Pusat dalam melaksanakan keputusan
dan amanat musyawarah Pusat;
2. Meningkatkan suatu kebijaksanaan dalam keadaan tertentu yang bersifat khusus dan
mendesak demi kepentingan organisasi;
3. Mengambil Alih Kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat untuk selanjutnya dilaksanakan
MUBESLUB apabila terjadi dualisme kepemimpinan di dalam tubuh Dewan Pimpinan
Pusat.

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 29


BAB XIV
MASA BAKTI

Pasal 64

Masa Bakti Dewan Pimpinan secara berjenjang sesuai dengan tingkatannya sebagai
berikut:
1. Dewan Pimpinan Pusat 5 (lima) tahun.
2. Dewan Pimpinan Wilayah 4 (empat) tahun.
3. Dewan Pimpinan Daerah 3 (tiga) tahun.
4. Dewan Anak Anak Cabang 3 (tiga) tahun.
5. Pengurus Ranting 3 (tiga) tahun.

BAB XVI
PERATURAN PERALIHAN

Pasal 65

1. Mengenai pergantian antar waktu kepemimpinan organisasi di semua tingkatannya


akan diatur dalam peraturan organisasi.
2. Hal-hal yang belum diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur
kemudian didalam peraturan organisasi, peraturan pusat, petunjuk pelaksanaan,
petunjuk teknis dan peraturan lainnya yang tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BADAK BANTEN, dan dapat dievaluasi dalam
Rapat Pimpinan Paripurna.
3. Anggaran Rumah Tangga sebelumnya dianggap tidak berlaku lagi setelah Anggaran
Rumah Tangga ini ditetapkan.
4. Segala peraturan organisasi sebelumnya, dinyatakan tetap berlaku selama belum
diadakan perubahan dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.
BAB XVII
PENUTUP

Pasal 66

Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Lebak
Pada Tanggal : 13 Januari 2018
Mengetahui,

DEWAN PENDIRI
BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN
(BADAK BANTEN)

1. Tb. Ai Samsuri Moh Yas’a


2. Muhammad Juandi
3. Achmad Bustomi, SH
4. Dede Andrian, SH
5. Hilman Sony Permana, SH

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 30


PROGRAM KERJA
BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN
(BADAK BANTEN)
TAHUN 2018-2023
_________________________________________________________________
BAB 1

PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN

Sejalan dengan hasil Musyawarah Besar Ke-1 Badak Banten Tahun 2018 bahwa
pembangunan Nasional menuntut kesadaran dan tanggung jawab setiap masyarakat baik
secara perorangan maupun kelompok untuk mencapai tujuan cita-cita Proklamasi17
agustus 1945.

Memasuki era globalisasi telah terjadi suatu proses yang tercipta dari semangat gerakan
reformasi oleh seluruh eksponen pemuda dan Mahasiswa seluruh Indonesia. Karena itu
membangun nasional hendaknya dimaknai sebagai proses pemurnian. Kedaulatan rakyat
untuk mewujudkan Indonesia yang maju, mandiri dan sejahtera, dengan penegakan
supremasi hukum demokratisasi politik, hak azazi manusia.
Badak Banten sebagai bagian dari komponen bangsa, dengan kesadaran dan tanggung
jawabnya senantiasa terpanggil untuk berperan aktif dalam setiap gerakan perjuangan
mengamankan, mempertahankan dan mengamalkan Pancasila secara murni dan
konsekwen. Badak Banten senantiasa aktif dalam setiap gerakan untuk mewujudkan
tantangan masyarakat yang modern, beradab, taat hukum, mandiri dan demokratis.

Sejalan dengan semangat desentralisasi dan otonomi daerah, Badak Banten


menjabarkan tujuan dari pokok-pokok perjuangan yang termuat dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah tangga, yang ditetapkan dalam bentuk program umum Badak
Banten dan merupakan wujud manifestasi komitmen. Keikutsertaan dan kiprah Badak
Banten semangat menuju kancah nasional .

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 31


B. MAKSUD DAN TUJUAN

Program umum Badak Banten betujuan untuk menjabarkan ide dasar perjuangan, dan
merupakan wujud peran serta Badak Banten dalam pembangunan Bangsa dan Negara,
sebagai arah dasar kebijakan, sasaran dan pola implementasi program, dalam
pengabdian lima tahun mendatang.

1. LANDASAN
Program Umum Badak Banten berdasarkan :
1. Pancasila, sebagai landasan ideologi;
2. UUD 1945, Tap-Tap MPR dan peraturan perundang-undangan, sebagai landasan
konstitusional;
3. Ketetapan-ketetapan Musyawarah Besar Ke-1 Badak Banten Tahun 2018.

BAB II
POKOK-POKOK ASPIRASI

Pokok-pokok aspirasi dan perjuangan Organisasi Kemasyarakat Badak Banten


sebagaimana tertuang dalam Aggaran Dasar Badak Banten, yang menjadi ruang likup
Program Umum, Meliputi :

1. Bidang Organisasi dan Kaderisasi


a. Memajukan peran dan Program Badak Banten sebagai pengabdian kepada
Masyarakat, Bangsa dan Negara;
b. Membangun iklim yang harmonis dan kondusif serta taat dan menjunjung tinggi
aturan-aturan organisasi;
c. Menciptakan SDM yang berkualitas sebagai kader-kader Bangsa;
d. Mengokohkan basis dan menguatkan eksistensi Badak Banten Sebagai Organisasi
yang mengakar, modern, maju, mandiri, serta bermoral.

2. Bidang Ideologi dan Politik


a. Melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekwen sebagaimana tercantum
dalam pembukuan UUD 1945;
b. Merekatkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia;
c. Memupuk kesadaran dan penghayatan akan arti hakekat wawasan nusantara,
sebagai satu kesatuan politik satu kesatuan ekonomi, satu kesatuan sosial budaya
dan satu kesatuan pertahanan keamanan.

3. Bidang Ekonomi
a. Membangun kedaulatan ekonomi Masyarakat, Bangsa dan Negara;
b. Mengangkat harkat dan martabat Bangsa melalui pemberdayaan Ekonomi
Kerakyatan.

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 32


4. Bidang Sosial dan Budaya
a. Membangun masyarakat Indonesia yang berbudi luhur dan cerdas;
b. Memajukan kebudayaan daerah secara nasional;
c. Membangun solidaritas dan kesetiakawanan nasional;
d. Membangun etika dan moral dalam berkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara;
e. Mengangkat kearifan lokal sebagai sendi-sendi kehidupan berbangsa.

5. Bidang Pertahanan dan Keamanan Nasioanal


a. Menghujudkan Indonesia yang nyaman, aman, tentram dan damai;
b. Menghujudkan pertahanan keamanan rakyat semesta.

6. Bidang Lingkungan Hidup


a. Menghujudkan pembangunan Nasional yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan hidup;
b. Menciptakan kesadaran lingkungan hidup dalam kehidupan masyarakat;
c. Menciptakan keseimbangan lingkungan hidup.

7. Bidang Hubungan Internasional


a. Mendukung kesetaran bangsa Indonesia dalam tentangan kehidupan internasional
ataupun era globalisasi;
b. Menghujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.

8. Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia


a. Menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan melalui penegakan supremasi hukum
dan hak asasi manusia;
b. Menghujudkan kepastian dan keadilan hukum;
c. Menghujudkan kepastian hak-hak warga Negara.

BAB III

SASARAN PROGRAM
A. Program Bidang Organisasi
Sasaran yang hendak dicapai melalui program bidang organisasi adalah :
1. Terbentuknya Lembaga-Lembaga dan Badan-Badan sesuai dengan kebutuhan
daerah;
2. Meningkatkan kualitas personalia kepengurusan agar tercipta mekanisme kerja
profesional disetiap jenjang organisasi;
3. Melaksanakan pelaksanaan program organisasi secara terarah dan
berkesinambungan;
4. Mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana diseluruh jenjang organisasi untuk
pelaksanaan tugas dan program organisasi
5. Menyelenggarakan tertib dan disiplin organisasi sebagai wujud tanggung jawab
moral pelaksanaan tugas dan program;
6. Mengefektifkan registrasi anggota;

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 33


7. Mengefektifkan komikasi timbal balik agar tercipta harmonisasi diantara jenjang
kepemimpinan, kader dan anggota organisasi.

B. Bidang Kaderisasi
Sasaran yang hendak dicapai melalui program bidang organisasi adalah mengadakan
pengorganisasian kaderisasi secara bertingkat dan priodik melalui :
a. Khususnya tingkat pertama, diselenggarakan ditingkat kabupaten/kota dengan
peserta langsung dari tingkat Kecamatan dan Kelurahan/Desa;
b. Tingkat madya, diselenggarakan ditingkat Provinsi dengan peserta dari tingkat
Provinsi dan dari tingkat Kabupaten/Kota;
c. Tingkat utama, diselenggarakan ditingkat pusat;
d. Tingkat khusus kecabangan, diselenggarakan ditingkat pusat, provinsi dan
Kota/Kabupaten disesuaikan dengan jenis tingkat serta ruang lingkupnya, dengan
mengadakan pembinaan secara terus menerus bagi kader-kader yang telah
ditatar melalui jaringan komunikasi yang efektif.

C. Program Bidang Ekonomi


Sasaran yang hendak dicapai melalui program bidang organisasi adalah :
a. Internal
1. Menghimpun potensi anggota yang berbasis sebagai pelaku ekonomi;
2. Membentuk wadah-wadah atau badan ekonomi yang berbasis yang melibatkan
banyak anggota, seperti koperasi, yayasan, home industri dll
3. Memotivasi anggota untuk berwirausaha melalui pendidikan kewirausahaan,
keterampilan dan koperasi;
4. Terciptanya peluang dan kesempataan kerja bagi anggota sesuai dengan
kebutuhan daerah.

b. Eksternal
1. Meningkatkan peran Badak Banten secara proaktif dalam mengembangkan serta
mencari jalan keluar bagi masalah-masalah perekonomian didaerah melalui
seminar, dialog, lokakarya yang melibatkan para ahli dari perguruan tingkat
lembaga–lembaga atau badan-badan pemerhati masalah dibidang ekonomi
2. Mendorong pelaksana kebijaksanaan pembangunan ekonomi didaerah berbasis
kerakyatan, seperti:
 meningkatkan kesempatan kerja dan mengembangkan ketenagakerjaan.
 membangun sistem ketahanan pangan termasuk pertanian;
 memberdayakan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi;
 meningkatkan, memperluas dan memelihara sarana dan prasarana;
 pemanfaatan sumber daya alam dengan cara, dan teknologi ramah
lingkungan;
 meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan;
 meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan keterbatasan
energi dan Sumber Daya Alam;
 meningkatkan tarif hidup buruh/pekerja agar memperoleh kehidupan
yang layak dan mengupayakan keserasian kerja antar buruh/pekerja dan
perusahaan
 menggalang kemitraan dengan pihak swasta, BUMN dan Pemerintah
dalam rangka pembinaan pengusaha kecil, menengah dan koperasi
BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 34
D. Program Bidang Hukum
Sasaran yang hendak dicapai melalui program bidang organisasi adalah :

1. Internal
a. Mengoptimalkan kinerja LBH (Lembaga Bantuan Hukum Hukum) ditingkat DPP,
DPW dan DPD, penatanan jaringan pelayanan hukum secara efektif komunikatif,
professional, dan menjunjung kode etik pada seluruh jajaran LBH yang ada
ditingkat pusat hingga daerah.
b. Meningkatkan sumber daya manusia LBH, dengan mengadakan pendidikan hukum
di tingkat daerah, wilayah dan nasional.
c. Menjalin komunikasi yang efektif antar anggota LBH dijenjang keorganisasian;
d. Memberi bantuan hukum terhadap anggota dan masyarakat yang memerlukan
perlindungan hukum;
e. Mengadakan pengkajian-pengkajian dibidang hukum yang bertujuan untuk
memasyarakatkan/membudayakan penegak dan kepastian hukum untuk
kepentingan penyelenggaraan pemerintah;
f. Berperan proaktif dalam penegakan Hak Asasi Manusia;
g. Menjalin hubungan baik dengan kalangan dunia profesi, praktisi hukum maupun
akademis hukum;
h. Berperan aktif dalam penegakan supremasi hukum.

2. Eksternal
a. Meningkatkan kesadaran hukum dikalangan masyarakat melalui pendidikan dan
penyuluhan hukum sehingga terwujud tatanan masyarakat yang sadar akan hak
dan kewajiban sebagai warga Negara Indonesia;
b. Mendukung penerapan berlakunya hukum dengan tidak pandang bulu sehingga
menciptakan keadilan dan kepastian hukum sehingga tercipta masyarakat aman,
tentram dan damai;
c. Pemberian pelayan hukum kepada masyarakat terutama kepada masyarakat yang
kurang mampu;
d. Proaktik memberikan penyuluhan, pembelaan hukum kepada masyarakat umum
seperti buruh, karyawan, petani dan nelayan yang masih awam terhadap hukum.

E. Program Bidang Idiologi Politik


Sasaran yang hendak dicapai melalui program bidang organisasi adalah :

1. Meningkatkan kesadaran politik Badak Banten sebagai generasi penerus yang ikut
bertanggung jawab dalam pembangunan demi terwujudnya cita-cita luhur
perjuangan
2. Meningkatkan peran serta Badak Banten dalam setiap masalah politik yang dihadapi
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah bagi terbinanya demokrasi yang sehat
dan dinamis;
3. Meningkatkan kesadaran dan penghayatan akan arti hakekat wawasan nusantara
sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan;
4. Meningkatkan peran serta Badak Banten dalam setiap masalah politik yang dihadapi
daerah dan bangsa pada umumnya serta terbinanya stabilitas daerah dan nasional.

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 35


F. Program Sosial Budaya
Sasaran yang hendak dicapai melalui program bidang organisasi adalah :
1. Memupuk dan membina unsur-unsur kebudayaan daerah sebagai penunjang utama
menuju system kebudayaan nasional;
2. Mengembangkan dan melestarikan budaya daerah;
3. Meningkatkan kesadaran dalam menjamin kelangsungan pelestarian nilai luhur cita-
cita perjungan bangsa, dan pelestarian kekayaan alam dan lingkungan hidup yang
sangat berguna, bagi generasi bangsa dimasa mendatang;
4. Menumbuh kembangkan semangat persaudaraan dan kesetiakawanan untuk
perdamaian dan persatuan;
5. Melakukan upaya-upaya memajukan kualitas SDM di daerah dan berbudi pekerti
luhur;
6. Berpartisipasi dalam penanggulangan bencana alam dan situasi lainnya seperti
kerusuhan sosial.

G. Bidang Pertahanan Keamanan


Sasaran yang hendak dicapai melalui program bidang organisasi adalah :

1. Menumbuhkan kesadaran akan perlunya persatuan dan kesatuan dalam


memperkokoh stabilitas sehingga tidak terjadi disintregrasi;
2. Meningkatkan tanggung jawab Badak Banten dalam rangka menggalang wacana dan
aksi kerja sama untuk menyelesaikan konflik-konflik dan pertikaian yang terjadi
didaerah.

H. Bidang Lingkungan Hidup


Sasaran yang hendak dicapai melalui program bidang organisasi adalah :

1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat yang akan pentingnya keseimbangan


lingkungan hidup;
2. Meningkatkan kerja sama dengan bargai pihak yang perduli terhadap kelestarian
lingkungan hidup;
3. Meningkatkan partisipasi organisasi dalam rangka pelaksanaan pembangunan
nasional yang berwawasan lingkungan hidup dan berkelanjutan;
4. Menjagaa kelestarian alam dan ekosistem lingkungan hidup.

BAB IV
IMPLEMENTASI PROGRAM

1. Pada hakekatnya program umum ini dilaksanakan secara mandiri, kerjasama dan
partisipasi;
2. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan program agar dapat diketahui makna dan sasaran
setiap pelaksanaan program serta melakukan perbaikan untuk pelaksanaan program
selanjutnya;
3. Penerjemahan program umum adalah terbuka terhadap daya kreatifitas dan inovasi
setiap perangkat organisasi;

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 36


4. Penerjemahan program umum pada level nasional dilakukan oleh Dewan Pimpinan
Pusat melalui rapimpus dan rapat pleno;
5. Penerjemahan program umum pada level wilayah dilakaukan oleh Dewan Pimpinan
Wilayah melalui Muswil, Rapimwil dan rapat pleno;
6. Penerjemahan program umum pada level Kota/Kabupaten di lakukan oleh Dewan
Pimpinan Daerah melalui Musda, Rapimda dan rapat pleno.
7. Penerjemahan program pada level kegiatan harus, dilakukan dengan menggunakan
planning/programming Budgeting Plan system (BPS) dengan maksud agar kebutuhan
semua sumber daya strategis organisasi telah diproyeksikan sejak dini dan
dimanfaatkan secara optimal dan terukur pada level operasional.

BAB V
PENUTUP

1. Perwujudan program umum Badak Banten ini akan menggugah dan menarik simpati
sehingga akan semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Badak
Banten;
2. Dewan Pimpinan Pusat Badak Banten menjadi penanggung jawab dan menekankan
penjabaran program umum dalam bentuk program pelaksanaan dan petunjuk
pelaksanaan yang bersifat mengikat;
3. Perwujudan pelaksanaan program ini melibatkan seluruh jajaran organisasi, anggota,
kader, serta segenap keluarga besar Badak Banten pada semua tingkatan dengan
disesuaikan kondisi dan keadaan daerah yang bersangkutan;
4. Keberhasilan dalam pelaksanaan umum ini tergantung pada niat tulus, partisipasi,
sikap, mental, ketaatan, semangat dan disiplin dari seluruh anggota kader, keluarga
besar Badak Banten untuk berperan sesuai potensi, kemampuan dan tugas masing-
masing dalam suasana kerjasama dan kebersamaan yang berkualitas dan demokratis,
dilandasi kesadaran dan tanggung jawab untuk menghadapi tantangan masa depan
bangsa.

Mengetahui,

DEWAN PENDIRI
BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN
(BADAK BANTEN)

1. Tb. Ai Samsuri Moh Yas’a


2. Muhammad Juandi
3. Achmad Bustomi, SH
4. Dede Andrian, SH
5. Hilman Sony Permana, SH

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 37


POKOK-POKOK ASPIRASI
BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN
(BADAK BANTEN)
____________________________________________________________________

A. PENDAHULUAN

Pembangunan Nasonal merupakan rangkaian upaya, pembangunan yang


berkesenimbungan dalam rangka mewujudkan tujan nasional. Pembangunan Nasional
bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur yang merata baik
secara material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah NEGARA
KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI) yang merdeka, bersatu dan berkedaulatan rakyat
dalam suasana perikehidupan bangsa, yang aman, tertib dan damai.

Dalam kemajemukan Propinsi Banten yang dimana Badak Banten dengan penuh rasa
semangat mengangkat kearifan lokal yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
pembangunan Nasional, namun kenyataan yang ada bahwa kearifan lokal dan sejarah
belum mampu berkembang dan terangkat secara Nasional seperti daerah-daerah yang
memiliki kearifan lokal lainnya.
Kondisi riil tersebut diatas sebagai potensi yang menjanjikan untuk dikelola secara
profesional namun tetap berpedoman pada pembangunan yang bertanggung jawab, taat
hukum dan berwawasan kebudayaan.

B. KONDISI POLITIK/PEMERINTAH DAERAH

Tidak dapat dipungkiri bahwa konstalasi politik Nasional sangat mempengaruhi


situasi dan kondisi politik di daerah. Runtuhnya Orde baru disatu sisi dan lahirnya era
reformasi disisi lain merupakan satu episode politik yang menarik untuk disimak dan
dicermati. Sebagai ilustrasi ketika elit-elit politik baik ditingkat nasional dan daerah
melakukan manuver politik intinya adalah merebut kekuasaan dengan melalui jalur
ekonomi (Money Politik), bahwa tidak segan-segan dengan jalan kekerasan (alat
Negara/sipil dipersenjatai) imbas dari konstalasi politik ini tidak hanya berpengaruh

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 38


pada sendi-sendi ketata pemerintahan sampai pada level yang paling rendah dan ini
berakibat fatal pada masyarakat.
Lahirnya undang-undang nomor 22 tahun 1999 sebagai wujud kerelaan pemerintah
pusat memberikan kewenangan kepada daerah kabupaten/kota untuk
mengaktualisasikan seluruh potensi pembangunan dan ini dapat dilakukan dengan 3
(tiga) cara :
1. Menciptakan suatu iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang;
2. Memperkuat potensi yang dimiliki masyarakat (empowering);
3. Memberdayakan potensi yang sekaligus mengandung pula arti menumbuhkan
banyak potensi tersebut menjadi suatu kekuatan.

Namun kondisi diatas tidaklah cukup tanpa dibarengi dengan kesiapan dan
ketersediaan sumber daya manusia yang bebas dari unsur-unsur KKN sebagaimana
diamanatkan pada undang undang nomor 28 tahun 1999. Sehingga Badak Banten sangat
berharap kedepan akan lahir elit-elit politik yang santun, bijak, bermoral dan
bermanfaat sekaligus taat hukum. Dijalur politik dan aparatur-aparatur yang bebas dari
kontaminasi KKN. Dijalur birokrasi dan pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Dalam proses perubahan yang begitu cepat di Indonesia dewasa ini atau apa yang
lebih terkenal dengan sebutan sebuah era reformasi pengkajian, redifinisi kebijakan,
sistem dan lembaga-lembaga di bidang lingkungan hidup perlu dilakukan sehingga isu
lingkungan tidak tenggelam atau ketinggalan jaman begitu saja padahal kita semua
menyadari berbicara,soal penghijauan, akan tetapi yang lebih baik lagi yaitu tentang
nasib masa depan bangsa.

REKOMENDASI

I Kondisi Politik/Pemerintah daerah

1. Pemerintah daerah/pusat perlu mengkedepankan demokratisasi dalam setiap


perlaksanaan dan penyelenggaraan pemerintah.
2. Transparansi dan akunstabilitas harus merupakan bagian dari pertanggung jawaban
publik pemerintah kepada masyarakat/rakyat.
3. Kepekaan Pemerintah atau resvonsivines pada setiap masalah masyarakat
merupakan bagian integral dari perilaku pemerintah/birokrat dalam pelaksanaan
pemerintah.
4. Prilaku birokrasi pusat/daerah harus selalu dilandasi oleh prilaku “public service”
atau pelayanan public.

II Terangkatnya nilai nilai budaya dan kearifan lokal (local wisdem)


1. Diperlukan sikap dan pandangan yang sama dari semua komponen masyarakat
terhadap ninai nilai budaya dan kearifan lokal agar tidak menjadi ajang perpecahan
untuk kepentingan pihak-pihak tertentu.
2. Diperlukan sikap pemerintah Pusat yang lebih responsip, terhadap masalah-masalah
daerah terutama yang berkaitan dengan aspirasi masyarakat yang menginginkan
pemerintah yang bersih dan berwibawa, penegakan supremasi hukum bebas kolusi

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 39


korupsi dan nepotisme, menciptakan iklim kondusif di rasa aman bagi para
pengusaha daerah maupun investor

III Harapan Pilkada Serentak Tahun 2018


Aspirasi Badan Banten dalam Pilkada serentak Tahun 2018 diseluruh Wilayah di
Indonesia dan khususnya di wilayah Provinsi Banten dengan ini menyatakan bahwa:
1. Pilkada harus disesuaikan dengan kondisi daerah setempat dimana selalu
menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika dalam budaya berpolitik santun;
2. Pilkada merupakan ajang pertandingan (kompetisi) dalam mencari sosok
pemimpin yang amanah dan dapat dipercaya untuk masyarakat khususnya
Provinsi Banten dalam suatu pertandingan (kompetisi) pasti ada yang menang
dan kalah, kondisi tersebut janganlah dijadikan suatu ajang perpecahan antar
sesama, dan marilah Pilkada serantak 2018 kita jadikan ajang mempererat tali
silaturahmi dengan semangat “Lebih Dari Sekedar Persaudaraan”. Marilah kita
bersama-sama membangun provinsi Banten demi Provinsi yang kita cintai ini;
3. Partisipasi Badan Aspirasi Dan Apresiasi Kemajemukan Banten (BADAK BANTEN)
dalam momentum Pilkada serentak 2018 merupakan kewanangan masing-
masing kepengurusan tingkatan Kota/Kabupaten dan Wilayah Provinsi masing-
masing.

Mengetahui,

DEWAN PENDIRI
BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN
(BADAK BANTEN)

1. Tb. Ai Samsuri Moh Yas’a


2. Muhammad Juandi
3. Achmad Bustomi, SH
4. Dede Andrian, SH
5. Hilman Sony Permana, SH

BADAN ASPIRASI DAN APRESIASI KEMAJEMUKAN BANTEN -“BADAK BANTEN”- 40

Anda mungkin juga menyukai