Anda di halaman 1dari 18

ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA

KARANG TARUNA “WIRA SATYA GUNA”

DESA BOJONGLOA KECAMATAN RANCAEKEK


KABUPATEN BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT 40394
PERIODE 2019 - 2021
ANGGARAN DASAR
KARANG TARUNA “WIRA SATYA GUNA” DESA BOJONGLOA
KECAMATAN RANCAEKEK KABUPATEN BANDUNG
PERIODE 2019-2022

MUKADIMAH

Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana
pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas
dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat
terutama generasi muda, yang bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial.
Kedudukan generasi muda menjadi sangat strategis sebagai modal sosial
dalam mewujudkan keserasian, keharmonisan, dan keselarasan dalam kehidupan
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat tanpa membedakan suku, agama,
keturunan, golongan, kedudukan sosial ekonomi, dan pendirian politik.
Bahwa Karang Taruna merupakan organisasi sosial generasi muda yang
dalam sejarahnya mampu menampilkan karakternya sebagai wadah seluruh
generasi muda sebagai pejuang berkepribadian, berpengetahuan, dan terampil
untuk memperkuat kemampuan aktualisasi diri sebagai landasan pengabdian dalam
mewujudkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara melalui cipta,
karsa, dan karya di bidang kesejahteraan sosial.
Bahwa untuk memperkuat peran – peran strategis generasi muda dalam
mempertaruhkan kedaulatan bangsa ini, maka menjadi komitmen dan tanggung
jawab bersama untuk menempatkan posisi Karang Taruna secara strategis pada
tatanan yang lebih nyata dalam bingkai setiap kehidupan sosial, ekonomi, dan politik
bangsa menuju tatanan masyarakat madani yang kuat dan berdaya, memiliki
kemampuan daya saing serta disegani oleh bangsa – bangsa di dunia sebagai
bangsa yang beradab.
Bahwa pedoman dasar Karang Taruna yang telah ditetapkan melalui Surat
Keputusan Menteri Sosial RI nomor: 11/HUK/1988 dinilai sudah kurang relevan lagi
dengan kebutuhan masyarakat pada era otonomi daerah dan reformasi, khususnya
sebagai landasan pengabdian generasi muda di bidang kesejahteraan sosial.
Bahwa untuk mewujudkan dan mengetengahkan keberadaan Karang Taruna
sebagaimana yang dicita – citakan oleh setiap generasi muda, maka dipandang
perlu untuk menetapkan kembali Pedoman Dasar Karang Taruna. Maka, untuk itu
ditetapkannya Surat Keputusan Menteri Sosial RI nomor: 77/HUK/2010
menggantikan Surat Keputusan Menteri Sosial RI nomor: 11/HUK/1988 sebagai
Pedoman Dasar Karang Taruna yang baru

2
BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

Pasal 1
Organisasi ini bernama Karang Taruna Wira Satya Guna Desa Bojongloa yang
seterusnya disingkat KT Wira Satya Guna.

Pasal 2
Karang Taruna Wira Satya Guna didirikan dengan Surat Keputusan (SK) Kepala
Desa Bojongloa Nomor: 141.1/ Kep./ 02/ 2019 Tahun 2019 untuk jangka waktu
masa bakti 3 tahun.

Pasal 3
Karang Taruna Wira Satya Guna berkedudukan di Desa Bojongloa, Kecamatan
Rancaekek, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.

BAB II
ASAS DAN TUJUAN

Pasal 4
Karang Taruna Wira Satya Guna berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.

Pasal 5
Karang Taruna Wira Satya Guna bertujuan untuk mewujudkan :
(1) Pertumbuhan dan perkembangan setiap anggota masyarakat yang
berkualitas, terampil, cerdas, inovatif, berkarakter serta memiliki kesadaran
dan tanggung jawab sosial dalam mencegah, menangkal, menanggulangi dan
mengantisipasi berbagai masalah kesejahteraan sosial, khususnya generasi
muda.
(2) Kualitas kesejahteraan sosial setiap anggota masyarakat terutama generasi
muda secara terpadu, terarah, menyeluruh serta berkelanjutan.
(3) Pengembangan bakat dan usaha menuju kemandirian setiap anggota
masyarakat terutama generasi muda.
(4) Pengembangan kemitraan yang menjamin peningkatan kemampuan dan
potensi generasi muda secara terarah dan berkesinambungan.

3
BAB III
SIFAT, TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Pasal 6
Karang Taruna Wira Satya Guna adalah organisasi sosial generasi muda yang
bersifat keswadayaan, kebersamaan, dan berdiri sendiri serta merupakan salah satu
pilar partisipasi masyarakat di bidang kesejahteraan sosial.

Pasal 7
Karang Taruna Wira Satya Guna memiliki tugas pokok bersama-sama dengan
Pemerintah dan masyarakat lainnya dalam menyelenggarakan pembinaan generasi
muda dan kesejahteraan sosial.

Pasal 8
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, Karang Taruna
Wira Satya Guna mempunyai fungsi:
(1) Mencegah timbulnya masalah kesejahteraan sosial, khususnya generasi
muda.
(2) Menyelenggarakan kesejahteraan sosial meliputi rehabilitasi, perlindungan
sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial dan diklat setiap anggota
masyarakat terutama generasi muda.
(3) Meningkatkan usaha ekonomi produktif.
(4) Menumbuhkan, memperkuat dan memelihara kesadaran dan tanggung jawab
sosial setiap anggota masyarakat terutama generasi muda untuk berperan
secara aktif dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
(5) Menumbuhkan, memperkuat, dan memelihara kearifan lokal.
(6) Memelihara dan memperkuat semangat Kebangsaan, Bhineka Tunggal Ika
dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB IV
KEANGGOTAAN

Pasal 9
Keanggotaan Karang Taruna Wira Satya Guna terdiri dari :
(1) Anggota pasif.
(2) Anggota aktif.

4
BAB V
KEPENGURUSAN

Pasal 10
(1) Struktur Kepengurusan Karang Taruna Wira Satya Guna adalah
sebagaimana terlampir dalam Surat Keputusan Pembentukan Karang Taruna
Wira Satya Guna.
(2) Secara hierarki struktur kepengurusan menunjukkan garis intruksi dan atau
arah koordinasi.
(3) Peraturan lebih lanjut tentang Kelembagaan di tetapkan dalam Anggaran
Rumah Tangga Karang Taruna Wira Satya Guna.

BAB VI
PERMUSYAWARATAN

Pasal 11
Permusyawaratan dalam Karang Taruna Wira Satya Guna adalah sebagi berikut :
(1) Musyawarah Besar.
(2) Musyawarah Besar Luar Biasa.
(3) Musyawarah Kerja.
(4) Musyawarah Tahunan.
(5) Musyawarah Bulanan.
(6) Musyawarah Pengurus.

BAB VII
KEUANGAN ORGANISASI

Pasal 12
Keuangan Karang Taruna Wira Satya Guna diperoleh dari :
(1) Keuangan Karang Taruna Wira Satya Guna sebagai berikut :
a. Usaha sendiri yang diperoleh secara syah.
b. Bantuan masyarakat yang tidak mengikat.
c. Bantuan/subsidi dari Pemerintah.
d. Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(2) Keuangan Karang Wira Satya Guna dikelola secara tertib dan transparan.
(3) Keuangan Karang Taruna Wira Satya Guna dikelola secara menyatu oleh
bendahara Karang Taruna Wira Satya Guna.

5
BAB VIII
IDENTITAS ORGANISASI

Pasal 13

(1) Karang Taruna Wira Satya Guna memiliki lambang.

(2) Ketentuan dan penjelasan mengenai lambang selanjutnya diatur dalam


Anggaran Rumah Tangga Karang Taruna Wira Satya Guna.

BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 14
Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah Besar
dengan mendapat persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari anggota yang aktif serta
hadir dalam musyawarah.

BAB X
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 15

(1) Segala sesuatu yang dalam Anggaran Dasar menimbulkan perbedaan


penafsiran dikoordinasikan melalui hierarki organisasi dan dimusyawarahkan
dalam Rapat Koordinasi Antar Bidang yang selanjutnya
dipertanggungjawabkan dalam Musyawarah Besar.
(2) Segala sesuatu yang belum diatur dalam Anggaran Dasar, akan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga, Peraturan dan Kebijakan Organisasi lainnya

6
BAB XI
PENUTUP

Pasal 16
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
(1) Anggaran Dasar ini disertai Anggaran Rumah Tangga dan lampiran
penjelasannya yang merupakan bagian tak terpisahkan
(2) Semua anggota karang taruna Wira Satya Guna wajib mematuhi Anggaran
Dasar ini
(3) Apabila terjadi kekeliruan dalam Anggaran Dasar ini, maka akan ditinjau
kembali dikemudian hari.
(4) Anggaran Dasar ini berlaku sejak ditetapkan.

7
ANGGARAN RUMAH TANGGA
KARANG TARUNA “WIRA SATYA GUNA” DESA BOJONGLOA
KECAMATAN RANCAEKEK KABUPATEN BANDUNG
TAHUN 2019-2021

BAB I
KEANGGOTAAN

Pasal 1
Jenis Keanggotaan
Jenis Keanggotaan Karang Taruna Wira Satya Guna terdiri dari :
(1) Anggota Pasif adalah keanggotaan yang bersifat stelsel pasif (keanggotaan
otomatis), yang berarti seluruh anggota masyarakat yang berusia 11 tahun
sampai dengan 45 tahun.
(2) Anggota Aktif adalah keanggotaannya bersifat dan berusia 15 s/d 35 tahun,
karena potensi, bakat dan produktifitasnya untuk mendukung
pengembanagan organisasi dan program-programnya.
(3) Anggota khusus adalah keanggotaan yang bersifat terbatas bagi kalangan
tertentu diluar kriteria keanggotaan pasif dan aktif karena kemampuan
tertentu yang dimiliki oleh seseorang yang dapat disumbangkan bagi
kepentingan pengembangan organisasi dan program-programnya;
(4) Anggota pasif, aktif dan khusus seperti yang tertuang pada ayat 1, 2 dan 3
adalah mereka yang bertempat tinggal tetap di wilayah Desa Bojongloa.

Pasal 2
Kewajiban Anggota
(1) Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran rumah Tangga dan/atau Peraturan-
Peraturan Karang Taruna Wira Satya Guna.
(2) Mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Karang Taruna Wira
Satya Guna.
(3) Menjaga nama baik Karang Taruna Wira Satya Guna.

Pasal 3
Hak Anggota
(1) Setiap anggota mempunyai hak bicara dan hak suara, serta hak untuk
memilih dan dipilih.
(2) Mendapatkan perlakuan dan perlindungan yang sama dari Karang Taruna
Wira Satya Guna.
(3) Mengikuti setiap kegiatan yang dilaksanakan Karang Taruna Wira Satya
Guna .

8
(4) Setiap anggota mempunyai hak untuk mewakili kegiatan yang
diselenggarakan diluar agenda Karang Taruna.

BAB II
KEPENGURUSAN

Pasal 4
Pelindung
(1) Pelindung Karang Taruna Wira Satya Guna yaitu Kepala Desa Bojongloa.
(2) Pelindung bertanggung jawab atas setiap kegiatan dan kebijakan Karang
Taruna Wira Satya Guna.
(3) Pelindung bertugas menetapkan struktur kepengurusan Karang Taruna Wira
Satya Guna.

Pasal 5
Pembina
(1) Pembina adalah orang yang ditunjuk atau diusulkan oleh Ketua Karang
Taruna Wira Satya Guna.
(2) Pembina Karang Taruna berjumlah satu orang.
(3) Pembina bertugas untuk :
a. Menampung aspirasi anggota dan masyarakat.
b. Memberikan pertimbangan dan masukan kepada pengurus Karang
Taruna Wira Satya Guna.
c. Menjalankan fungsi kontrol kepada pengurus Karang Taruna Wira Satya
Guna.

Pasal 6
Ketua
(1) Bertangung jawab dalam memimpin Karang Taruna Wira Satya Guna.
(2) Melaksanakan fungsi managerial untuk tercapainya tujuan Karang Taruna
Wira Satya Guna.
(3) Bertanggung jawab atas pembinaan pengurus dan anggota Karang Taruna
Wira Satya Guna.
(4) Menjalin komunikasi dengan pihak lain demi tercapainya kemajuan Karang
Taruna Wira Satya Guna.
(5) Memberikan laporan pertangung jawaban kepada Pelindung dan Pembina di
akhir periode kepengurusan.
(6) Apabila Ketua berhalangan, Ketua berhak menunjuk Wakil atau Sekretaris
atau Pengurus yang dianggap mampu wewakilinya.
(7) Dalam kondisi darurat atau penting, dengan atas nama Karang Taruna Wira
Satya Guna, Ketua berhak mengambil kebijakan sesuai dengan Anggaran
Dasar dan peraturan yang ada di Karang Taruna Wira Satya Guna.

9
Pasal 7
Wakil Ketua
(1) Membantu Ketua dalam melaksanakan tugas.
(2) Menggantikan Ketua, jika Ketua sedang berhalangan.
(3) Bertanggung jawab dan memberikan laporan pertanggungjawaban kepada
Ketua.

Pasal 8
Sekretaris
(1) Membantu sepenuhnya tugas Ketua.
(2) Sebagai pusat informasi semua aktivitas data organisasi.
(3) Melaksanakan kegiatan administrasi keseharian organisasi.
(4) Berkoordinasi dengan Koordinator Seksi Bidang untuk mewujudkan tertib
administrasi dan tata komunikasi.
(5) Merancang, memelihara, dan melakukan perbaikan sistem aplikasi atau
pembukuan yang digunakan dalam kegiatan kesekretariatan.
(6) Bertanggung jawab atas pengelolaan seluruh berkas-berkas atau inventaris
yang ada di organisasi.
(7) Bertanggung jawab dan memberikan laporan pertanggungjawaban kepada
Ketua.

Pasal 9
Bendahara
(1) Mewujudkan tata kelola tertib keuangan organisasi.
(2) Melakukan koordinasi mengenai keuangan dengan semua komponen yang
terkait.
(3) Mendistribusikan dana untuk seluruh kegiatan organisasi secara optimum dan
proposional.
(4) Bertanggung jawab dan memberikan laporan pertanggungjawaban kepada
Ketua.

Pasal 10
Seksi-Seksi
(1) Menentukan dan melaksanakan kebijakan Program kerja sesuai seksi
bidangnya masing-masing, sebagai berikut:
a. Seksi Bidang Pendidikan dan Pelatihan
b. Seksi Bidang Usaha Kesejahteraan Sosial
c. Seksi Bidang Kelompok Usaha Bersama
d. Seksi Bidang Olaharaga dan Seni Budaya
e. Seksi Bidang Kerohanian dan Pembinaan Mental
f. Seksi Bidang Hubungan Masyarakat dan Kerja Kemitraan
g. Seksi Bidang Lingkungan Hidup

10
(2) Menterjemahkan kebijakan Ketua dalam bentuk kebijakan seksi bidang yang
akan dilakukan anggota dibawahnya.
(3) Melakukan perencanaan, pelaksanaan atau evaluasi seluruh kegiatan seksi
bidangnya masing-masing.
(4) Bertanggung jawab atas pengkaderan sumber daya manusia di bidang yang
dipimpinnya.
(5) Bertanggung jawab dan memberikan laporan pertanggungjawaban kepada
Ketua.

BAB III
PERMUSYAWARATAN

Pasal 11
Musyawarah Besar
(1) Musyawarah Besar merupakan forum musyawarah tertinggi dalam organisasi
Karang Taruna.
(2) Musyawarah Besar dilaksanakan setiap tiga tahun sekali.
(3) Musyawarah Besar memiliki kewenangan :
a. Menerima laporan pertanggungjawaban pengurus dan
mendemisionerkan pengurus.
b. Merubah dan menetapkan AD/ART.
c. Memilih dan menetapkan Ketua dan pengurus Karang Taruna Wira
Satya Guna.

Pasal 12
Musyawarah Besar Luar Biasa
(1) Musyawarah Besar Luar Biasa merupakan forum yang setingkat dengan
Musyawarah Besar.
(2) Musyawarah Besar Luar Biasa diadakan apabila terdapat pelanggaran
terhadap konstitusi (AD/ART dan atau Peraturan Organisasi) yang dilakukan
oleh Ketua.
(3) Pelanggaran dapat berbentuk tidak berjalannya roda organisasi yang
mengakibatkan fakumnya organisasi, sehingga dikhawatirkan sampai pada
bubarnya organisasi.
(4) Musyawarah Besar Luar Biasa dapat dilaksanakan atas usulan dan
kesepakatan dari ½ lebih satu dari pengurus yang hadir dan menyatakan
setuju.
(5) Sebelum diadakan Mubeslub, setelah syarat-syarat sebagaimana disebut
dalam pasal 12 ayat (2), (3) dan (4) terpenuhi kepengurusan diambil alih oleh
Pembina Karang Taruna, yang kemudian membentuk panitia Musyawarah
Besar Luar Biasa.

11
Pasal 13
Musyawarah Besar Kerja
(1) Musyawarah Kerja dilaksanakan oleh pengurus Karang Taruna.
(2) Musyawarah Kerja dapat dihadiri oleh Pelindung, Pembina, Pengurus dan
anggota.
(3) Musyawarah Kerja dilaksanakan setelah kepengurusan terbentuk.
(4) Musyawarah Kerja adalah musyawarah untuk menyampaikan program kerja
Karang Taruna Wira Satya Guna kepada anggota dalam masa kepengurusan.

Pasal 14
Musyawarah Besar Tahunan
(1) Musyawarah Tahunan dilasanakan setiap satu tahun sekali.
(2) Musyawarah Tahunan dilaksanakan untuk melaporkan dan mengevaluasi
kegiatan selama satu tahun yang sudah terlaksana maupun yang tidak
terlaksana.

Pasal 15
Musyawarah Bulanan
(1) Musyawarah Bulanan dilasanakan setiap satu bulan sekali.
(2) Musyawarah Bulanan dilaksanakan untuk melaporkan dan mengevaluasi
kegiatan selama satu bulan yang sudah terlaksana maupun yang tidak
terlaksana.
(3) Musyawarah Bulanan dilaksanakan untuk menampung aspirasi anggota.
(4) Menetapkan peraturan-peraturan dan rekomendasi organisasi.

Pasal 16
Musyawarah Pengurus
(1) Musyawarah Pengurus dilasanakan sewaktu-waktu oleh pengurus.
(2) Musyawarah Pengurus dilaksanakan untuk mengambil keputusan atau
kebijakan sesuai dengan kondisi yang sifatnya harus segera diputuskan.

BAB IV
PERGANTIAN PENGURUS

Pasal 17
(1) Hal-hal yang memungkinkan terjadinya pergantian pengurus adalah :
a. Meninggal
b. Mengundurkan diri
c. Pengurus tidak melaksakan tugasnya dengan baik
d. Pengurus tidak dapat memenuhi persyaratan lagi
e. Tersangkut masalah hukum pidana yang telah tetap.

12
(2) Mekanisme pergantian pengurus adalah:
a. Bila pengurus yang bersangkutan adalah Ketua, Wakil, Sekretaris,
Bendahara dan atau Ketua Bidang maka mekanismenya melalui Rapat
Koordinasi antar bidang.
b. Bila selain tersebut di atas, maka mekanismenya melalui Surat
Keputusan Ketua atas persetujuan dan atas usulan dalam Rapat
Koordinasi antar bidang.

BAB V
DISIPLIN ORGANISASI

Pasal 18
(1) Dilarang melakukan kegiatan yang mencemarkan kehormatan dan nama baik
organisasi Karang Taruna.
(2) Dilarang melakukan tindakan yang dapat menimbulkan pertentangan dan
perpecahan dalam tubuh organisasi serta tindakan lainnya yang menyimpang
dari kebijkan organisasi.
(3) Dilarang menyebar luaskan paham, isu, serta fitnah yang dapat menimbulkan
permusuhan diantara anggota dan masyarakat pada umumnya.
(4) Larangan sebagaimana dalam ayat (1), (2), dan (3) tersebut diatas berlaku
bagi seluruh anggota tanpa membeda-bedakan jabatan dalam organisasi.

Pasal 19
Sanksi Tindakan Disiplin
(1) Setiap anggota yang melanggar Disiplin Organisasi dapat dikenakan sanksi,
mulai dari pemberhentian sementara sampai pemberhentian tetap..
(2) Jenis tindakan disiplin dan mekanisme pelaksanaanya diatur dalam Peraturan
Organisasi.

Pasal 20
Penilaian pelanggaran di atur dalam Peraturan Organisasi.

BAB VI
HIERARKI PERATURAN ORGANISASI

Pasal 21
Tata urutan Perturan disusun secara hirarkis sebagai berikut:
(1) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
(2) Ketetapan Musyawarah Anggota Karang Taruna
(3) Keputusan Rapat Koordinasi Antar Bidang
(4) Keputusan Pimpinan Karang Taruna.

13
BAB VII
LAMBANG

Pasal 22
Lambang Karang Taruna Wira Satya Guna mengandung unsur-unsur sepuluh mata
rantai di bagian kiri yang saling menyatu, tujuh helai kapas di bagian kanan yang
keduanya terikat oleh tali kuning di bawah dan lingkaran hitam yang mengelilingi
nama Karang Taruna Wira Satya Guna dan Desa Bojongloa serta dua kuntum
bunga teratai kecil dan logo kebesaran Karang Taruna yang di latar belakangi
lingkaran warna biru.
Keseluruhan lambang tersebut mengandung makna:
(1) Sepuluh Mata Rantai, melambangkan.......................
(2) Sembilan Kapas, melambangkan...........................
(3) Tali yang menyatukan Rantai dan Kapas........................
(4) Lingkaran Hitam menggambarkan sebuah tameng, sebagai lambang
Ketahanan. Yang di dalamnya terdapat tulisan Karang Taruna Wira Satya
Guna dan Desa Bojongloa serta dua bunga teratai kecil.
a. Wira Satya Guna, yang artinya manusia berani, setia dan bermanfaat.
b. Desa Bojongloa, sebagai kedudukan Karang Taruna Wira Satya Guna
c. Dua Bunga Teratai kecil, melambangkan dua unsur remaja yang dijiwai
semangat kemasyarakatan (sosial) sejak dini.
(5) Latar Belakang di belakang logo Karang Taruna, melambangkan kepercayan
masyarakat terhadap Karang Taruna.

Lambang Karang Taruna mengandung unsur-unsur sekuntum bunga teratai yang


mulai mekar, dua helai pita terpampang dibagian atas dan bawah, sebuah lingkaran,
dengan bunga Teratai Mekar sebagai latar belakang.
Keseluruhan lambang tersebut mengandung makna:
(1) Bunga Teratai yang mulai mekar melambangkan unsur remaja yang dijiwai
semangat kemasyarakatan (sosial).
(2) Empat helai Daun Bunga dibagian bawah, melambangkan keempat fungsi
Karang Taruna yaitu:
a. Memupuk kreativitas untuk belajar bertanggung jawab;
b. Membina kegiatan-kegiatan sosial, rekreatif, edukatif, ekonomis
produktif, dan kegiatan lainnya yang praktis;
c. Mengembangkan dan mewujudkan harapan serta cita-cita anak dan
remaja melalui bimbingan interaksi yang dilaksanakan baik secara
individual maupun kelompok;
d. Menanamkan pengertian, kesadaran dan memasyarakatkan
penghayatan dan pengamalan Pancasila.

14
(3) Tujuh helai Daun Bunga bagian atas melambangkan Tujuh unsur kepribadian
yang harus dimiliki oleh anak dan remaja:
a. Taat : Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Tanggap : Penuh perhatian dan peka terhadap masalah;
c. Tangguh : Kuat, daya tahan fisik dan mental;
d. Tandas : Tegas, pasti, tidak ragu, teguh pendirian;
e. Tangkas : Sigap, gesit, cepat bergerak, dinamis;
f. Trampil : Mampu berkreasi dan berkarya praktis;
g. Tulus : Sederhana, ikhlas, rela memberi, jujur.
(4) Pita dibagian bawah bertuliskan Karang Taruna mengandung arti:
a. Karang : Pekarangan, halaman, atau tempat;
b. Taruna : Remaja
Secara keseluruhan berarti tempat atau Wadah Pembinaan Remaja
(5) Pita dibagian atas bertuliskan Aditya Karya Mahatva Yodha yang berarti:
a. Aditya : Cerdas, Penuh Pengalaman.
b. Karya : Pekerjaan.
c. Mahatva : Terhormat, Berbudi Luhur.
d. Yodha : Pejuang, patriot.
Secara keseluruhan berarti Pejuang yang berkepribadian, berpengetahuan
dan terampil.
(6) Lingkaran menggambarkan sebuah tameng, sebagai lambang Ketahanan
Nasional.
(7) Bunga Teratai yang mekar berdaun lima helai melambangkan lingkungan
kehidupan masyarakat yang sejahtera merata berlandaskan Pancasila.
(8) Arti warna:
a. Putih : Kesucian, tidak tercela, tidak ternoda.
b. Merah : Keberanian, sabar, tenang, dan dapat mengendalikan diri,
tekad pantang mundur.
c. Kuning : Keagungan atas keluhuran budi pekerti.

15
BAB VIII
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 23
Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah
Besar dengan mendapat persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari anggota yang
aktif serta hadir dalam musyawarah.

BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 24
(1) Segala sesuatu yang dalam Anggaran Rumah Tanggga menimbulkan
perbedaan penafsiran, dimusyawarahkan dalam Rapat Koordinasi Antar
Bidang yang selanjutnya dipertanggungjawabkan dalam Musyawarah Besar.
(2) Segala sesuatu yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini, akan
diatur dalam Peraturan dan Kebijakan Organisasi lainnya.

BAB X
PENUTUP

Pasal 25
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini, akan diatur
dalam Peraturan-Peraturan Karang Taruna Wira Satya Guna.
(2) Apabila terjadi kekeliruan dalam Anggaran Rumah Tangga ini, maka akan
ditinjau kembali dikemudian hari.
(3) Anggaran Rumah Tangga ini, berlaku sejak ditetapkan.

16
KEPUTUSAN MUSYAWARAH BESAR KE-I
KARANG TARUNA WIRA SATYA GUNA
NO : 01/ KEP-MUBES I/ KT-WSG/ 2020
TENTANG
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGGA
KARANG TARUNA WIRA SATYA GUNA
PERIODE 2019 – 2022

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa


Presidium Sidang Musyawarah Besar 1 Karang Taruna Wira Satya Guna

MENIMBANG :
1. Bahwa demi mewujudkan sistem gerak organisasi maka dipandang perlu adanya kaidah
AD dan ART, sebagai acuan utama gerak organisasi.
2. Bahwa untuk memberi kepastian hukum, maka dipandang perlu untuk menetapkan
MUBES tentang AD dan ART.

MENGINGAT :
1. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 83/HUK/2005
2. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 77/HUK/2010

MEMUTUSKAN :
1 Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Karang Taruna Wira Satya
Guna.
2 Keputusan ini akan di tinjau kembali jika di kemudian hari terdapat kekeliruan.
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan : Desa Bojongloa


Pada Tanggal : Januari 2020
Pada Sidang : Pleno 1
Pukul :

17
PRESIDIUM SIDANG
MUSYAWARAH BESAR KE - 1 KARANG TARUNA WIRA SATYA GUNA

................................ ................................ ................................


ANGGOTA 1 KETUA ANGGOTA 2

Mengetahui,

KETUA KARANG TARUNA KEPALA DESA BOJONGLOA


DESA BOJONGLOA

M. DARMAWAN S.W AYENG

18

Anda mungkin juga menyukai