Anda di halaman 1dari 46

1.

KAMI PEKERJA SOSIAL INDONESIA ADALAH WARGA


KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN
PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945,
BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA.

2. KAMI PEKERJA SOSIAL INDONESIA DENGAN SEMANGAT


PEJUANG MELAKSANAKAN TUGAS PENGABDIAN DAN
PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT ATAS DASAR
KEMANUSIAAN TANPA MEMBEDAKAN LATAR BELAKANG
PENYANDANG MASALAH.

3. KAMI PEKERJA SOSIAL INDONESIA SENANTIASA AKAN


LEBIH MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN TUGAS
PENGABDIAN DAN PELAYANAN DARIPADA KEPENTINGAN
PRIBADI ATAU GOLONGAN.

4. KAMI PEKERJA SOSIAL INDONESIA MENJUNJUNG TINGGI


HARKAT DAN MARTABAT MANUSIA SERTA MENJAGA
RAHASIA PRIBADI ORANG YANG MEMPEROLEH
PELAYANAN SOSIAL.

SK. MENSOS RI : 36/HUK/19

BUKU PANDUAN
|1
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
PANDUAN UMUM
IKATAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT
( IPSM )

PEMBUKAAN

Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
bertekad mewujudkan cita-cita luhur bangsa yaitu tercapainya kesejahteraan sosial bagi
segenap bangsa Indonesia. Tekad PSM untuk cita-cita luhur tersebut didasarkan atas rasa
kesadaran dan tanggung jawab sosial serta didorong oleh rasa kebersamaan, kekeluargaan
dan kesetiakawanan sosial secara sukarela mengabdi dibidang kesejahteraan sosial.

Bahwa setiap warga Negara berhak atas taraf kesejahteraan sosial yang sebaik-
baiknya. Yaitu suatu hak yang memungkinkan bagi setiap warga negara dalam tata kehidupan
dan penghidupan sosial untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan jasmaniah, rohaniah
dan sosial yang sebaik-baiknyabagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi
nilai Hak Asasi Manusia serta berkewajiban untuk ikut serta dalam usaha-usaha
kesejahteraan sosial sesuai dengan Pancasila.

Oleh karena itu PSM sebagai warga masyarakat merupakan potensial sosial yang
strategis untuk ditumbuh-kembangkan menjadi mitra utama pemerintah dalam melaksanakan
pembangunan bidang kesejahteraan sosial.

Dalam melaksanakan peran dan fungsinya, PSM sebagai monivator, dinamisator,


fasilitator dan organisator usaha pembangunan kesejahteraan sosial, bertanggung jawab
supaya semangat kerelawanan, kesetiakawanan dan kepahlawanan tetap tumbuh subur dalam
setiap individu masyarakat Indonesia, sehingga masyarakat mampu menghadapi
kompleksitas perkembangan permasalahan kesejahteraan sosial dengan memperkuat ikatan
moral kebangsaan.

Bahwa untuk meningkatkan kualitas pengabdian PSM maka diperlukan suatu


wadah perjuangan PSM yang berfungsi sebagai jaringan komunikasi, konsultasi dan
koordinasi kegiatan PSM yang dikelola secara mandiri, timbuh dan berkarya dari, oleh dan
untuk masyarakat. Karena itu dibentuklah Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) melalui
SK Dirjen Bina Kesejahteraan Sosial Departemen Sosial RI no.19/DIR/I/KPTS/1988 tanggal
8 April 1988 dengan Panduan Umumnya sebagai berikut :

BUKU PANDUAN
|2
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUDKAN

Pasal 1
Lembaga ini bernama Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat disingkat IPSM

Pasal 2
IPSM dibentuk di Jakarta berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial
Departemen Sosial nomor: 19/DIR/I/KPTS/1988 tertanggal 8 April 1988 untuk kurun waktu
yang tidak ditentukan.

Pasal 3
IPSM berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia

BAB II
ASAS

Pasal 4
IPSM berasaskan Pancasila dan UUD 1945

BAB III
STTUS, SIFAT DAN TUJUAN

Pasal 5
Status IPSM sebagai wadah berkumpul PSM Indonesia

Pasal 6
IPSM bersifat indepeden dan terbuka

Pasal 7
Tujuan IPSM adalah terbinanya kualitas pengetahuan, keterampilan, wawasan dan
pengabdian PSM sebagai insan yang bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat
Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera.

BAB IV
FUNGSI, PERAN DAN USAHA

Pasal 8
IPSM berfungsi :
1. Wadah kaderisasi PSM Indonesia.
2. Wahana komunikasi, konsultasi dan koordinasi kegiatan PSM.
3. Sarana untuk mewujudkan persatuan dan alat perjuangan untuk meningkatkan
kesejahteraan social masyarakat Indonesia.
4. Sarana pembinaan dan pengembangan sikap mental PSM Indonesia.
5. Stabilisator, dinamisator, motivator dan fasilitator masyarakat dalam pembangunan
kesejahteraan social.
6. Pelopor perjuangan nilai-nilai kemanusiaan.

BUKU PANDUAN
|3
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
Pasal 9
IPSM berperan :
1. Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS).
2. Mitra konsultasi berbagai permasalahan kesejahteraan sosisal secara partisipatif, setara,
berbudaya dan berkelanjutan.
3. Wadah pengembangan jaringan dan kemitraan PSM dengan berbagai pihak dalam
mewujudkan cita-cita kesejahteraan social secara menyeluruh.

Pasal 10
IPSM berusaha :
1. Menanam dan menumbuh-kembangkan semangat kesetiakawanan sosial dalam
kehidupan bermasyarakat guna terwujudnya persatuan bangsa.
2. Memantapkan peran PSM dalam mewujudkan kesejahteraan sosial.
3. Melakukan pemberdayaan masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)
untuk mendukung pengembangan ekonomi kerakyatan.
4. Membina dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia PSM dalam pemahaman
Hak Asasi Manusia (HAM), Lingkungan Hidup (LH), Kependudukan, Keluarga
Berencana (KB), Kesehatan dan Wawasan Kebangsaan guna meningkatkan
profesionalisme PSM.
5. Berpartisipasi aktif dalam setiap usaha pembangunan Kesejahteraan Sosial dan
Penanggulangan Bencana.
6. Meningkatkan kemitraan dengan pemerintah, organisasi kemasyarakatan (Ormas),
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), baik didalam maupun luar negeri atas dasar
prinsip persamaan, keadilan dan kesejahteraan social.

BAB V
KEANGGOTAAN

Pasal 11
Yang menjadi anggota IPSM adalah :
1. Warga Negara Indonesia.
2. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Mengikuti Pelatihan Dasar PSM.
4. Mematuhi ketentuan Panduan Umum dan Panduan Khusus IPSM.

Pasal 12
Anggota IPSM adalah :
1. Anggota Biasa.
2. Anggota Kehormatan.

Pasal 13
1. Anggota Biasa IPSM adalah seluruh PSM dan relawan sosial lainnya yang menghimpun
diri dalam wadah IPSM.
2. Anggota Kehormatan adalah mereka yang dianggap berjasa dan disetujui sebagai
Anggota Kehormatan IPSM.

BUKU PANDUAN
|4
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
Pasal 14
Penetapan Anggota IPSM dilakukan oleh salah satu kepengurusan IPSM berikut :
a. Pengurus Nasional
b. Pengurus Provinsi
c. Pengurus Kabupaten/Kota
d. Pengurus IPSM Desa/Kelurahan

BAB VI
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

Pasal 15
1. Setiap Anggota Biasa mempunyai hak untuk :
a. Memperoleh perlakuan yang sama dari IPSM
b. Memilih dan dipilih sebagai pengurus dalam musyawarah IPSM
c. Mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh IPSM
d. Memperoleh perlindungan dan pembelaan dari IPSM
e. Berbicara dan bersuara dalam setiap pertemuan IPSM
f. Membayar iuran yang telah disepakati

2. Setiap Anggota Biasa mempunyai kewajiban untuk :


a. Mentaati dan melaksanakan Panduan Umum dan Panduan Khusus IPSM
b. Melaksanakan program dan tugas yang diberikan IPSM
c. Mengikuti jenjang pelatihan/pengkaderan dan peningkatan Sumber Daya Manusia
PSM lainnya.
d. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik dan disiplin IPSM
e. Membayar iuran yang disepakati
f. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan IPSM

Pasal 16
1. Setiap Anggota Kehormatan IPSM mempunyai hak untuk :
a. Memberikan pertimbangan dan saran kepada pengurus IPSM
b. Memberikan sumbangan baik moral maupun material sesuai dengan kesanggupannya.
c. Mendapatkan penghargaan dan apresiasi secara tepat dari organisasi sesuai dengan
tingkatannya.

2. Setiap Anggota Kehormatan IPSM mempunyai kewajiban untuk :


a. Mempelajari dan menelaah pengetahuan yang bermamfaat bagi perjuangan IPSM dan
kesejahteraan social.
b. Tunduk pada semua ketentuan IPSM serta memperhatikan dan melaksanakan tujuan
IPSM

BAB VII
SUSUNAN DAN KEDUDUKAN

Pasal 17
1. IPSM terdiri dari Majelis Pertimbangan dan Pengurus
2. Majelis Pertimbangan dan Pengurus berkedudukan :

BUKU PANDUAN
|5
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
a. Majelis Pertimbangan dan Pengurus IPSM tingkat Nasional berkedudukan di ibukota
Negara Republik Indonesia.
b. Majelis Pertimbangan dan Pengurus IPSM tingkat Provinsi berkedudukan di ibukota
Provinsi
c. Majelis Pertimbangan dan Pengurus IPSM tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di
ibukota Kabupaten/Kota
d. Majelis Pertimbangan dan Pengurus IPSM tingkat Kecamatan berkedudukan di
Kecamatan
e. Pengurus Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) berkedudukan di Desa/Kelurahan

3. Pengurus IPSM mempunyai hubungan vertical dari tingkat nasional sampai tingkat
Desa/Kelurahan.

Pasal 18
Majelis Pertimbangan adalah PSM atau tokoh masyarakat yang berpengalaman dan layak
menjadi Penasehat IPSM serta ditetapkan oleh Pengurus pada semua tingkatan.

BAB VIII
PENGURUS IPSM

Pasal 19
Struktur IPSM terdiri dari :
1. Pengurus Nasional
2. Pengurus Provinsi
3. Pengurus Kabupaten/Kota
4. Pengurus Kecamatan
5. Pengurus Ikatan Keluarga Pekerja Sosial masyarakat (IKPSM)

BAB IX
PEMBINA

Pasal 20
Pembina IPSM terdiri dari :
a. Pembina Utama IPSM adalah Menteri Sosial Republik Indonesia
b. Pembina lainnya adalah menteri-menteri yang mempunyai keterkaitan dengan program
pembangunan kesejahteraan social.
c. Tokoh-tokoh Masyarakat yang dinilai telah berjasa dalam usaha pembangunan
kesejahteraan sosial

Pasal 21
Pembina Pengurus IPSM Provinsi terdiri dari :
a. Pembina Umum adalah Gubernur
b. Pembina fungsional dan teknis adalah Dinas yang bertanggung jawab terhadap
pembangunan kesejahteraan sosial Propinsi.
c. Pembina-pembina lainnya adalah Dinas yang mempunyai keterkaitan dengan program
pembangunan kesejahteraan sosial.
d. Tokoh masyarakat yang dinilai telah berjasa dalam usaha pembangunan kesejahteraan
sosial.

BUKU PANDUAN
|6
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
BUKU PANDUAN
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
Pasal 22
Pembina Pengurus IPSM Kabupaten/Kota terdiri dari :
a. Pembina Umum adalah Bupati/Walikota.
b. Pembina fungsional dan teknis adalah Dinas yang bertanggung jawab terhadap
pembangunan kesejahteraan sosial Kabupaten/Kota.
c. Pembina-pembina lainnya adalah Dinas yang mempunyai keterkaitan dengan program
pembangunan kesejahteraan sosial.
d. Tokoh masyarakat yang dinilai telah berjasa dalam usaha pembangunan kesejahteraan
sosial.

Pasal 23
Pembina Pengurus IPSM Kecamatan adalah Camat dan instansi terkait ditingkat Kecamatan
dan Tokoh masyarakat yang dinilai telah berjasa dalam usaha pembangunan kesejahteraan
sosial.

Pasal 24
Pembina Pengurus IPSM Desa/Kelurahan adalah Kepala Desa/Lurah dan Aparat
Desa/Kelurahan dan Tokoh masyarakat yang dinilai telah berjasa dalam usaha pembangunan
kesejahteraan sosial.

BAB X
PERBENDAHARAAN

Pasal 25
Pembedaharaan dan Pembiayaan IPSM diperoleh dari :
1. Sumbangan/Iuran anggota IPSM
2. Sumbangan dari pilar-pilar partisipasi pembangunan kesejahteraan sosial dan partisipasi
dari masyarakat lainnya.
3. Subsidi atau bantuan dari Pemerintah.
4. Usaha-usaha lain yang sah dan tidak mengikat.

BAB XI
MUSYAWARAH DAN RAPAT

Pasal 26
a. Kedaulatan IPSM berada ditangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya dalam
pemusyawaratan IPSM.
b. Permusyawaratan IPSM terdiri dari :
 Musyawarah Nasional IPSM
 Musyawarah Provinsi/Kabupaten/kota/Kecamatan IPSM
 Musyawarah Kerja Nasional/Provinsi/Kabupaten/kota/Kecamatan IPSM
c. Rapat-rapat IPSM terdiri dari :
 Rapat Pleno Nasional/Provinsi/Kabupaten/kota/Kecamatan
 Rapat Pengurus Harian Nasional/Provinsi/Kabupaten/kota/Kecamatan
 Musyawarah Kerja Nasional/Provinsi/Kabupaten/kota/Kecamatan
 Rapat Anggota IPSM tingkat Desa/Kelurahan

BUKU PANDUAN
|7
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
Pasal 27
1. Musyawarah Nasional IPSM adalah institusi pengambilan keputusan IPSM yang
berwenang untuk merubah Panduan Umum dan Panduan Khusus, memilih Pengurus
Nasional, menetapkan Rencana Strategis dan kebijakan umum lainnya.
2. Musyawarah Provinsi, Musyawarah Kabupaten, Musyawarah Kota, Musyawarah
Kecamatan, Musyawarah Desa, Musyawarah Kelurahan adalan institusi pengambilan
keputusan IPSM yang berwenang untuk memilih pengurus, menetapkan Kebijakan
Umum ditingkat masing-masing.
3. Musyawarah Kerja Nasional, Musyawarah Kerja Provinsi, Musyawarah Kerja
Kabupaten, Musyawarah Kerja Kota, Musyawarah Kerja Kecamatan adalah institusi
untuk merumuskan dan mengevaluasi program kerja di semua tingkatan.
4. Rapat Anggota IPSM Desa/kelurahan adalah rapat untuk memilih pengurus baru IPSM
tingkat Desa/Kelurahan serta merumuskan program kerja.
5. Rapat-rapat lainnya adalah rapat teknis yang diselenggarakan oleh pengurus pada semua
tingkatan kepengurusan dalam rangka mensukseskan program.

BAB XII
PENGUKUHAN PENGURUS

Pasal 28
Pengukuhan Pengurus IPSM dilakukan oleh :
1. Pengukuhan Pengurus IPSM Nasional dilakukan dengan Surat Keputusan Menteri Sosial
Republik Indonesia dengan memperhatikan hasil Munas.
2. Pengukuhan Pengurus IPSM provinsi dilakukan dengan Surat Keputusan Pemerintah
Provinsi dengan memperhatikan hasil Musyawarah Provinsi.
3. Pengukuhan Pengurus IPSM Kabupaten/Kota dilakukan dengan Surat Keputusan
Pemerintah Kabupaten/Kota dengan memperhatikan hasil Musyawarah Kabupaten/Kota.
4. Pengukuhan Pengurus IPSM Kecamatan dilakukan dengan Surat Keputusan Camat
dengan memperhatikan hasil Musyawarah Kecamatan.
5. Pengukuhan dan Pengesahan Pengurus IPSM dilakukan dengan Surat Keputusan Kepala
Desa/Kelurahan dengan memperhatikan hasil Musyawarah Desa/Kelurahan.

BAB XIII
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 29
1. Musyawarah dan Rapat-Rapat IPSM yang tersebut dalam pasal 22 Panduan Umum ini
sah apabila dihadiri 2/3 (dua pertiga) lebih dari satu jumlah peserta yang hadir.
2. Pengambilan Keputusan pada dasarnya diusahakan sejauh mungkin secara musyawarah
untuk mencapai mufakat, dan apabila ini tidak tercapai keputusan diambil berdasarkan
suara terbanyak.
3. Khusus tentang Perubahan Panduan Umum ini harus memenuhi ketentuan :
4. Perubahan Panduan Umum ini hanya dapat dirubah dalam Musyawarah Nasional yang
dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah utusan.
5. Untuk hal ini keputusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 (dua
pertiga) lebih dari satu jumlah peserta yang hadir.

BUKU PANDUAN
|8
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
BAB XIV
TANDA PENGENAL

Pasal 30
Tanda Pengenal IPSM terdiri dari Lambang, Bendera, Kartu Anggota, Jas dan Atribut lainnya
yang ditentukan secara khusus dalam Panduan Tanda Pengenal IPSM.

BAB XV
PEMBUBARAN

Pasal 31
1. Pembubaran IPSM hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah Nasional yang khusus
direncanakan untuk itu, dengan ketentuan quorum seperti yang diatur dalam ayat 3 (tiga)
pasal 24 Panduan Umum ini dan mendapat persetujuan dari Pembina Utama IPSM.
2. Setelah Pembubaran IPSM, segala harta kekayaannya dialihkan kepada lembaga sosial
yang sejenis dan ketentuan lainnya ditetapkan lebih lanjut.

BAB XVI
PERATURAN PERALIHAN

Pasal 32
Panduan Umum ini dibahas dan ditetapkan pada Musyawarah nasional I IPSM dan berlaku
sebagai pedoman pelaksanaan IPSM sampai pelaksanaan Musyawarah Nasional IPSM
berikutnya.

BAB XVII
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 33
1. Semua Badan atau Lembaga yang menggunakan nama atau tanda pengenal IPSM diatur
dalam Panduan Khusus IPSM dan ditetapkan dalam Musyawarah Nasional.
2. Setiap Anggota IPSM dianggap telah mengetahui Panduan Umum ini setelah ditetapkan.
3. Setiap Anggota IPSM berkewajiban untuk mengetahui, mentaati, dan melaksanakan
Panduan Umum IPSM.

BAB XVIII
PENUTUP

Pasal 34
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Panduan Umum ini akan diatur kemudian dalam
Panduan-Panduan Khusus IPSM sepanjang tidak bertentangan dengan Panduan Umum.
2. Panduan-Panduan Khusus IPSM ditetapkan dan disahkan oleh Musyawarah Nasional
IPSM

BUKU PANDUAN
|9
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
PANDUAN KHUSUS KEPENGURUSAN
IKATAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT
( I-PSM )

PENDAHULUAN

Tujuan suatu organisasi hanya dapat diwujudkan dengan uasaha-usaha yang teratur,
terencana dan bijaksana disertai anugerah Tuhan Yang maha Esa. Salah satu perangkat yang
dapat digunakann untuk menciptakan penyelenggaraan usaha-usaha demikian adalah panduan
kepengurusan yang mendukung arah dan tujuan organisasi tersebut. Adanya keharusan untuk
bekerja secara terstruktur, terarah dan rapi merupakan tugas pokok manusia sebagai ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa.

Dengan demikian maksud dan tujuan disusunnya Panduan Kepengurusan IPSM


adalah untuk memberikan kerangka structural mengenai kedudukan dari setiap pekerjaan dan
tugas-tugasnya, sehingga pekerjaan yang diselenggarakan dapat berjalan efisien, efektif,
bebas dari duplikasi, overlapping dan benturan.

Pengurus Ikatan Pekerja Masyarakat (IPSM) sebagai unsure pimpinan eksekutif


dalam struktur IPSM mempunyai tanggung jawab yang besar untuk menjalankan usaha-usaha
pencapaian tujuan IPSM. untuk menjalankan tanggung jawab itu secara efisien dan efektif,
maka pengurus IPSM memerlukan panduan khusus kepengurussn IPSM sebagai berikut :3

STRUKTUR KEPEMIMPINAN IPSM

A. Pengurus Nasional
1. Status Pengurus Nasional IPSM sebagai berikut :
a. Pengurus Nasional IPSM adalah badan/instansi kepemimpinan tertinggi IPSM
ditingkat Nasional.
b. Masa jabatan Pengurus Nasional IPSM adalah 5 (lima) tahun terhitung sejak
pelantikan/serah terima jabatan dari pengurus demisioner.
2. Tugas dan Kewajiban Pengurus Nasional IPSM, sebagi berikut :
a. Pengurus Nasional IPSM baru dapat bekerja setelah serah terima jabatan dengan
pengurus demisioner.
b. Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Musyawarah Nasional IPSM.
c. Menyampaikan ketetapan dan perubahan penting yang berhubungan dengan IPSM
kepada aparat IPSM seluruh Indonesia.
d. Melaksanakan Musywarah Kerja Nasional setiap tahun kegiatan atau satu kali periode
berlangsung.
e. Menyelenggarakan Musyawarah Nasional IPSM pada akhir periode.
f. Menyiapkan rancangan materi Musyawarah Nasional IPSM.

BUKU PANDUAN
| 10
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
g. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban kepada anggota melalui Musyawarah
Nasional IPSM.
h. Dapat menskorsing, memecat, merehabilitasi secara langsung terhadap
anggota/pengurus IPSM sehubungan dengan pelanggaran Panduan Umum IPSM.
3. Institusi Pengambilan Keputusan di tingkat Pengurus Nasional :
a. Musyawarah Nasional (Munas)
Munas adalah institusi pengambilan keputusan tertinggi IPSM. Munas dihadiri oleh
Pengurus Nasional, Majelis Pertimbangan Nasional, unsur pemerintah sebagai
peninjau, sedang pengurus IPSM Nasional, Provinsi, Kabupaten dan Kota
memp[unyaii hhak masing-masing 1 (satu) suara dan Munas berwenang untuk
memberikan penilaian kepada Laporan Pertanggung-Jawaban (LPJ) Pengurus
Nasional, Memilih Ketua Umum/Formateur dan Tim Formateur, Menetapkan
Panduan Umum dan Panduan Khusus IPSM, menyusun program dan Rencana
Strategis IPSM, merumuskan Rekomendasi strategis serta membahas dan menetapkan
masalah-masalah IPSM lainnya yang dianggap strategis dan layak diangkat untuk
dibahas dalam forum Munas.
b. Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas)
Mukernas adalah institusi pengambilan keputusan tertinggi setelah Munas. Mukernas
berwenang membahas Rencana Kerja IPSM secara nasional dan merumuskan
beberapa rekomendasi strategis baik internal maupun eksternal, Mukernas dihadiri
oleh Pengurus Nasional, Majelis Pertimbangan Nasional, Unsur Pemerintah sebagai
Pembina dan utusan Pengurus Provinsi.
c. Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas)
Rapimnas adalah rapat yang dihadiri oleh Pengurus Harian Nasional IPSM, Ketua
Majelis Pertimbangan Nasional dan Ketua Umum Pengurus Provinsi IPSM dalam
rangka menyikapi berbagai persoalan IPSM yang berkembang baik internal maupun
eksternal. Rapimnas dapat dilaksanakan sewaktu-waktu yang dianggap sangat perlu
untuk itu.
d. Rapat Pengurus Lengkap
Rapat Pengurus lengkap adalan Rapat pengurus yang dihadiri oleh pengurus harian,
divisi-divisi dan Koordinator Wilayah IPSM, Rapat Pengurus Lengkap diadakan
dalam rangka membahas permasalahan teknis implementasi program kerja dan
membahas berbagai permasalahan IPSM lainnya.
e. Rapat Pengurus Harian
Rapat pengurus Harian adalah Rapat yang dihadiri oleh pengurus harian guna
membahas berbagai kebijakan IPSM, yang dimaksud Pengurus Harian adalah
fungsionaris IPSM yang berada pada jajaran para ketua, jajaran sekretaris dan jajaran
bendahara.
f. Rapat Bidang
Rapat Bidang adalah Rapat yang dilaksanakan oleh bidang tertentu dengan dihadiri
oleh berbagai divisi terkait guna membahas program ditingkat bidang.

B. Pengurus Provinsi
1. Status Pengurus Provinsi IPSM, sebagi berikut :
a. Pengurus Provinsi adalah Badan/Instansi kepemimpinan IPSM di tingkat Provinsi.
b. Masa Jabatan Pengurus Provinsi IPSM adalah 5 (lima) tahun terhitung sejak
pelantikan/serah terima jabatan dari pengurus demisioner.
2. Tugas dan Kewajiban Pengurus Provinsi IPSM, sebagai berikut :
a. Pengurus Provinsi IPSM baru dapat bekerja setelah serah terima jabatan dengan
pengurrus demisioner.

BUKU PANDUAN
| 11
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
b. Melaksanakan hasil-hasil ketetapan Musyawarah Provinsi IPSM.
c. Menyampaikan ketetapan dan program IPSM kepada aparat IPSM diwilayahnya.
d. Melaksanakan Rapat Pleno Pengurus setiap satu semester kegiatan atau satu kali
selama periode berlangsung.
e. Menyelenggarakan Musyawarah Provinsi IPSM pada akhir periode.
f. Menyiapakan rancangan materi Musyawarah Provvinsi IPSM
g. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban kepada anggota melalui Musywarah
Provinsi IPSM
h. Dapat menskorsing, memecat, merehabilitasi secara langsung terhadap
anggota/pengurus sehubungan dengan pelanggaran Panduan Umum dan Panduan
Khusus IPSM
3. Institusi Pengambilan Keputusann ditingkat Provinsi :
a. Musyawarah Provinsi (Musprov)
Musprov adalah Institusi pengambilan keputusan tertinggi IPSM di tingkat
Provinsi, utusan Pengurus Nasional, Unsur Pemerintah sebagai peninjau.
Sedangkan Pengurus IPSM nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan
mempunyaio hak suara masing-masing 1 (satu) suara. Musyawarah Provinsi
berwenang untuk memberikan penilaian kepada Laporan Pertanggung-Jawaban
(LPJ) Pengurus Provinsi IPSM, memilih Ketua Umum/Formateur dan Tim
Formateur, menyusun dan menetapkan masalah-masalah IPSM lainnya yang
dianggap strategis dan layak untuk dibahas dalam Musprov IPSM
b. Musyawarah Kerja Provinsi (Mukerprov)
Mukeprov adalah institusi pengambilan keputusan tertinggi setelah Musprov di
tingkat Provinsi. Mukerprov berwenang membahas Rencana Strategis (Renstra)
dan Rencana Kerja IPSM di tingkat Provinsi serta merumuskan beberap
rekomendasi strategis baik internal maupun eksternal IPSM. Mukerprov
dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali dan atau sekurang-kurangnya sekali dalam satu
periode kepengurusan, Mukerpprov dihadiri oleh Pengurus Provinsi, Majelis
Pertimbangan Provinsi, Pengurus Nasional, Unsur Pemerintah sebagai Pembina
dan Pengurus Kabupaten/Kota.
c. Rapat Pimpinan Provinsi (Rapimprov)
Rapimprov adalah rapat yang dihadiri oleh Pengurus harian Provinsi IPSM, Ketua
majelis Pertimbangan Provinsi dan Ketua Umum Pengurus kabupaten/Kota IPSM
guna menyikapi berbagai persoalan IPSM yang berkembang baik internal maupun
eksternal. Rapimprov dapat dilaksanakan sewaktu-waktu yang dianggap sangat
perlu untuk itu.
d. Rapat Pengurus Lengkap
Rapat Pengurus Lengkap adalah Rapat Pengurus yang dihadiri oleh Pengurus
Harian dan Divisi-Divisi. Rapat Pengurus Lengkap diadakan dalam rangka
membahas permasalahan teknis implementasi program kerja dan membahas
berbagai permasalahan IPSM lainnya.
e. Rapat Pengurus Harian
Rapat Pengurus Harian IPSM adalah Rapat yang dihadiri oleh seluruh pengurus
harian guna membahas berbagai kebijakan IPSM. Yang dimaksud pengurus harian
adalah fungsionaris IPSM yang berada pada jajaran Ketua, jajaran Sekretaris,
jajaran Bendahara.
f. Rapat Bidang
Rapat Bidang adalah Rapat yang dilaksanakan oleh bidang tertentu dengan
dihadiri oleh berbagai divisi terkait guna membahas program di tingkat bidang.

BUKU PANDUAN
| 12
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
C. Pengurus Kabupaten/Kota
1. Status Pengurus Kabupaten/Kota, sebagai berikut :
a. Pengurus Kabupaten/Kota adalah badan/instansi kepemimpinan IPSM di tingkat
Kabupaten/Kota.
b. Masa Jabatan Pengurus Kabupaten/Kota adalah 5 (lima ) tahun terhitung sejak
pelantikan/serah terima jabatan dari pengurus demisiooner.
2. Tugas dan Kewajiban Pengurus Kabupaten/Kota, sebagai berikut :
a. Pengurus Kabupaten/Kota baru dapat bekerja setelah serah terima jabatan dengan
pengurus demisioner.
b. Melaksanakan hasil-hasil ketetapan musyawarah Kabupaten/Kota.
c. Menyampaikan ketetapan dan program IPSM kepada aparat IPSM di wilayahnya.
d. Melaksanakan Musyawarah kerja setiap 1 (satu) tahun kegiatan atau 1 (satu) kali
selama periode berlangsung.
e. Menyelenggarakan Musyawarah Kabupaten/Kota pada akhir periode.
f. Menyiapkan rancangan materi Musyawarah Kabupaten/Kota IPSM.
g. Menyampaikan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) kepada anggota melalui
musyawarah Kabupaten/Kota IPSM.
h. Dapat menskorsing, memecat, merehabilitasi secara langsung terhadap
anggota/pengurus sehubungan pelanggaran Panduan Umum dan Panduan Khusus
IPSM.
3. Institusi Pengambilan Keputusan di tingkat Pengurus Kabupaten/Kota :
a) Musyawarah Kabupaten/Kota (Muskab/Muskot)
Muskab/Muskot adalah institusi pengambilan keputusan tertinggi IPSM di tingkat
Kabupaten/Kota. Muskab/Muskot dihadiri oleh Pengurus Kabupaten/Kota,
Majelis Pertimbangan Kabupaten/Kota, Pengurus Provinsi, unsur pemerintah
sebagai peninjau. Sedangkan Pengurus IPSM Kabupaten/Kota, Kecamatan dan
Desa/Kelurahan mempunyai hak suara masing-masing 1 (satu) suara.
Muskab/Muskot berwenang untuk memberikan penilaian kepada Laporan
Pertanggung Jawaban (LPJ) Pengurus Kabupaten/Kota, meilih Ketua
Umum/Formateur dan Tim Formateur, menyusun Program Kerja, merumuskan
Rekomendasi strategis serta membahas dan menetapkan maslah-masalah
organisasi lainnya yang dianggap strategis dan layak diangkat untuk dibahas
dalam Muskb/Muskot.
b) Musyawarah Kerja Kabupaten/Kota (Muskerkab/Muskerkot)
Mukerkab/Mukerkot adalh institusi pengambilan keputusan tertinggi setelah
Muskab/Muskot di tingkat Kabupaten/Kota. Mukerkab/Mukerkot berwenang
membahas Rencana Kerja IPSM serta merumuskan beberapa rekomendasi
strategis baik internal maupun eksternal IPSM. Mukerkab/Mukerkot dilaksanakan
1 (satu) tahun sekali atau sekurang-kurangnya sekali dalam satu periode
kepengurusan. Mukerkab/Mukerkot dihadiri oleh Pengurus Kabupaten/Kota,
Majelis Pertimbangan Kabupaten/Kota, Utusan Pengurus Provinsi IPSM, Unsur
Pemerintah sebagai Pembina dan Pengurus Kecamatan.

BUKU PANDUAN
| 13
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
STRUKTUR KEPEMIMPINAN IPSM

Struktur organisasi ialah kerangka antar hubungan dari satuan-satuan organisasi atau
bidang-bidang kerja yang didalamnya terdapat pimpinan, tugas, wewenang dan tanggung
jawab serta pada masing-masing personil dalam totalitas organisasi. Lazimnya struktur
organisasi, maka akan terlihat makin tegas apabila digambarkan dalam bagan struktur
organisasi. Ditinjau dari struktur organisasi maka bentuk organisasi yang dipergunakan dalam
IPSM adalah organisasi fungsional.
Dalam IPSM yang organisasinya berbentuk garis fungsional, wewenang dari Ketua
Umum didelegasikan kepada satuan-satuan atau bidang-bidang kerja yang dipimpin oleh para
Ketua, Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, dan Koordinator Regional. Pimpinan dari
setiap satuan atau bidang-bidang kerja itu mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas
pelaksanaan tugas bidangnya masing-masing, kemudian secara fungsional tanggungjawab itu
di pertanggung jawabkan oleh pimpinan masing-masing kepada Ketua Umum pada semua
tingkatan kepengurusan. Tugas dan Fungsi Personalia pada semua tingkatan kepengurusan
IPSM sebagai berikut :
A. Pengurus Nasional IPSM
1. Ketua Umum adalah Penanggung Jawab dan Koordinator Umum dalam pelaksanaan
tugas-tugas intern dan ekstern IPSM pada tingkat Nasional maupun Internasional.
2. Wakil Ketua Umum adalah Wakil Penanggung Jawab dan Wakil Koordinator Umum
yang bertugas membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas intern dan
ekstern IPSM pada tingkat Nasional maupun Internasional.
3. Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang), Bidang ini dipimpin oleh seorang
Ketua Bidang dan dibantu oleh beberapa anggota sesuai kebutuhan. Bidang ini
berwenang membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM sebagai
berikut :
a) Melakukan penelitian dan pengembangan berbagai permasalahan IPSM baik
Internal maupun Eksternal.
b) Melakukan penelitian dan pengembangan berbagai permasalahan Kesejahteraan
sosial yang berkembang.
4. Bidang Kaderisasi, Pendidikan dan Latihan Anggota (DERDIKLAT), Bidang ini
dipimpin oleh seorang Ketua Bidang dibantu oleh beberapa anggota sesuai kebutuhan,
bidang ini berwenang membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas
IPSMm sebagai berikut :
a) Melakukan pengkajian tentang permasalahan pola rekuitmen dalam upaya
peningkatan Sumber Daya Manusia PSM.
b) Merumuskan pola kaderisasi dan penyelenggaraan berbagai program pendidikan
dan pelatihan.
c) Pendataan PSM secara periodic dan berkesinambungan.

5. Bidang Kelembagaan dan Hubungan Antar Lembaga (KHL), Bidang ini dipimpin
oleh seorang Ketua Bidang dan dibantu beberapa anggota sesuai kebutuhan. Bidang
ini berwenang membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas –tugas IPSM
sebagai berikut :
a) Menyelesaikan permasalahan teknis tentang kepengurusan IPSM secara Nasional.
b) Membina hubungan atau kerjasama saling menguntungkan dengan berbagai
lembaga/organisasi kemasyarakatan secara Nasional.
c) Melakukan upaya-upaya penegakan disiplin fungsionaris IPSM.
d) Melakukan kegiatan lainnya yang dapat menunjang peningkatan kualitas IPSM.

BUKU PANDUAN
| 14
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
6. Bidang Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP), Bidang ini di pimpin oleh
seorang Ketua Bidang dan dibantu beberapa orang anggota sesuai kebutuhan, bidang
ini berwenang membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM sebagai
berikut :
a) Melaksanakan berbagai kegiatan terkait penanganan bencana dan pengungsi.
b) Melaksanakan kampanye penanggulangan bencana berbasis masyarakat.
c) Melakukan koordinasi dan standarisasi system penanggulangan bencana dan
pengungsi.
7. Bidang Penanganan Fakir Miskin dan Ekonomi Kerakyatan (FM&EK), Bidang ini
pimpin oleh seorang Ketua BIdang dan dibantu beberapa anggota sesuai kebutuhan,
bidang ini berwenang membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM
sebagai berikut :
a) Koordinasi dan standarisasi strategi penanganan kemiskinan dann system
pemberdayaan ekonomi kerakyatan IPSM secara Nasional.
b) Optimalisasi pendampingan program pemberdayaan fakir miskin melalui UEP dan
KUBE.
c) Menyelenggarakan berbagai program penanggulangan kemiskinan dan
pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
8. Bidang Penanganan KTK dan Pekerja Migran (KTK&PM), Bidang ini pimpin oleh
seorang Ketua BIdang dan dibantu beberapa anggota sesuai kebutuhan, bidang ini
berwenang membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM sebagai
berikut :
a) Koordinasi dan standarisasi penanganan korban tindak kekerasan dan pekerja
migran IPSM
b) Pendampingan social bagi korban tindak kekerasan dan pekerja migran.
c) Kampanye social penanganan KTK dan PM.
d) Advokasi KTK dan PM
9. Bidang Perlindungan Paca, TunaSosial dan Lansia (PACA, TS, LU), Bidang ini
pimpin oleh seorang Ketua BIdang dan dibantu beberapa anggota sesuai kebutuhan,
bidang ini berwenang membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM
sebagai berikut :
a) Koordinasi dan standarisasi system perlindungan Paca, Tuna Sosial dan Lansia
IPSM secara Nasional.
b) Menyelenggarakan berbagai program perlindungan Paca, Tuna Sosial dan Lansia
10. Bidang Perlindungan Anak (PA), Bidang ini pimpin oleh seorang Ketua BIdang dan
dibantu beberapa anggota sesuai kebutuhan, bidang ini berwenang membantu Ketua
Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM sebagai berikut :
a) Koordinasi dan Standarisasi system perlindungan anak IPSM secara Nasional.
b) Menyelenggarakan berbagai program perlindungan anak
c) Kampanye Sosial Perlindungan Anak
d) Pemeberdayaan pendidikan dan keterampilan anak
11. Bidang Penanganan Korban NAPZA dan Kesehatan Masyarakat (NAPZA
KESMAS), Bidang ini pimpin oleh seorang Ketua BIdang dan dibantu beberapa
anggota sesuai kebutuhan, bidang ini berwenang membantu Ketua Umum dalam
pelaksanaan tugas-tugas IPSM sebagai berikut :
a) Koordinasi dan standarisasi system penanganan korban NAPZA dan Kesehatan
Masyarakat IPSM secara Nasional.
b) Menyelenggarakan berbagai program penangana korban NAPZA dan peningkatan
kesehatan masyarakat.

BUKU PANDUAN
| 15
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
c) Kampanye sosial penanganan korban NAPZA dan peningkatan kesehatan
masyarakat.
12. Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Lingkungan Hidup (KUM, HAM, LH),
Bidang ini pimpin oleh seorang Ketua BIdang dan dibantu beberapa anggota sesuai
kebutuhan, bidang ini berwenang membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-
tugas IPSM sebagai berikut :
a) Meneyelenggarakan berbagai program IPSM yang terkait dengan hukumm, HAM,
dan Lingkungan Hidup.
b) Advokasi dan monitoring system hkum dan perundang-undangan terkait
pembangunan kesejahteraan social dan Lingkungann Hidup.
13. Bidang Pariwisata, Seni dan Budaya (PARSENBUD), Bidang ini pimpin oleh
seorang Ketua BIdang dan dibantu beberapa anggota sesuai kebutuhan, bidang ini
berwenang membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM sebagai
berikut :
a) Menyelenggarakan berbagai program pengembangan Pariwisata, Seni dan Budaya
yang berwawasan kesejahteraan social.
b) Mengembangkan Pariwisata, Seni dan Budaya sebagai sarana kampanye social.
14. Bidang hubungan Internasional (HI), Bidang ini pimpin oleh seorang Ketua BIdang
dan dibantu beberapa anggota sesuai kebutuhan, bidang ini berwenang membantu
Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM sebagai berikut :
a) Menyelenggarakan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan kerjasama dengan
lembaga dunia Internasional.
b) Menjalin dan meningkatkan hubungan dengan lembaga-lembaga Internasional
dalam bidang pembanngunan kesejahteraan social.
c) Promosi IPSM di pentas Internasional.
15. Bidang Kesekretariatan, Bidang ini dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal dan
beberapa Wakil Sekretaris Jenderal sesuai kebutuhan. Bidang ini berwenang
membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM sebagai berikut :
a) Penyelenggaraan Pemprosesan Surat Masuk.
b) Menyelenggarakan Pemprosesan Surat Keluar.
c) Menyelenggarakan Penyusunan Konsep Surat Keluar.
d) Menyelenggarakan Pengetikan dan Pengadaan Surat.
e) Menyelenggarakan Pengaturan Administrasi Pengarsipan.
f) Menyelenggarakan Pengaturan Pengiriman Surat.
16. Bidang Kebendaharaan, Bidang ini dipimpin oleh seorang Bendahara Umum dan
dibantu beberapa Eakil Bendahara Umum. Bidang ini berwenang membantu Ketua
Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas I>PSM sebagai berikut :
a) Menyusun Rencana Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran.
b) Mengelola sumber-sumber penerimaan IPSM sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
c) Menyelenggarakan administrasi keuangan untuk setiap penerimaan dan
pengeluaran berdasarkan panduan administrasi keuangan.
d) Melakukan usaha-usaha yang dapat mendorong peningkatan sumber pendanaan
IPSM.
17. Koordinator Wilayah, adalah Bidang yang berwenang membantu Ketua Umum
dalam percepatan pengembangan IPSM dalam wilayah kerja tertentu. Koordinator
Wilayah juga berfungsi untuk mensosialisasikan program kerja IPSM secara nasional
di wilayah kerja masing-masing.

BUKU PANDUAN
| 16
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
B. Pengurus Provinsi IPSM
1. Ketua adalah Penanggung Jawab dan Koordinator Umum dalam pelaksanaan tugas-
tugas intern dan ekstern IPSM pada tingkat Provinsi.
2. Wakil Ketua Umum adalah Wakil Penanggung Jawab dan Wakil Koordinator Umum
yang bertugas membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas intern dan
ekstern IPSM pada tingkat Provinsi, Wakil Ketua terdiri dari WAkil Ketua yang
menangani Kelembagaan dan Wakil Ketua yang menangani Usaha Kesejahteraan
Sosial.
3. Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang), Bidang ini dipimpin oleh seorang
Ketua Bidang dan dibantu oleh beberapa anggota sesuai kebutuhan. Bidang ini
berwenang membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM sebagai
berikut :
A. Melakukan penelitian dan pengembangan berbagai permasalahan IPSM baik
Internal maupun Eksternal.
B. Melakukan penelitian dan pengembangan berbagai permasalahan Kesejahteraan
sosial yang berkembang.
4. Bidang Pendidikan dan Latihan Anggota (DIKLAT), Bidang ini dipimpin oleh
seorang Ketua Bidang dibantu oleh beberapa anggota sesuai kebutuhan, bidang ini
berwenang membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSMm sebagai
berikut :
a) Melakukan pengkajian tentang permasalahan pola rekuitmen dalam upaya
peningkatan Sumber Daya Manusia PSM.
b) Menyelenggarakan berbagai program pendidikan dan pelatihan.
c) Pendataan PSM secara periodic dan berkesinambungan.

5. Bidang Kelembagaan dan Hubungan Antar Lembaga (KHL), Bidang ini dipimpin
oleh seorang Ketua Bidang dan dibantu beberapa anggota sesuai kebutuhan. Bidang
ini berwenang membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas –tugas IPSM
sebagai berikut :
a) Menyelesaikan permasalahan teknis tentang kepengurusan IPSM ditingkat
Provinsi.
b) Membina hubungan atau kerjasama saling menguntungkan dengan berbagai
lembaga/organisasi kemasyarakatan tingkat Provinsi.
c) Melakukan upaya-upaya penegakan disiplin fungsionaris IPSM.
d) Melakukan kegiatan lainnya yang dapat menunjang peningkatan kualitas IPSM.
6. Bidang Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP), Bidang ini di pimpin oleh
seorang Ketua Bidang dan dibantu beberapa orang anggota sesuai kebutuhan, bidang
ini berwenang membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM sebagai
berikut :
a) Melaksanakan berbagai kegiatan terkait penanganan bencana dan pengungsi.
b) Melaksanakan kampanye penanggulangan bencana berbasis masyarakat.
c) Koordinasi penanggulangan bencana dan pengungsi ditingkat Provinsi.
7. Bidang Penanganan Fakir Miskin dan Ekonomi Kerakyatan (FM&EK), Bidang ini
pimpin oleh seorang Ketua Bidang dan dibantu beberapa anggota sesuai kebutuhan,
bidang ini berwenang membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM
sebagai berikut :
a) Koordinasi dan standarisasi strategi penanganan kemiskinan dann system
pemberdayaan ekonomi kerakyatan IPSM ditingkat Provinsi.
b) Optimalisasi pendampingan program pemberdayaan fakir miskin melalui UEP dan
KUBE.

BUKU PANDUAN
| 17
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
c) Menyelenggarakan berbagai program penanggulangan kemiskinan dan
pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
8. Bidang Penanganan KTK dan Pekerja Migran (KTK&PM), Bidang ini pimpin oleh
seorang Ketua BIdang dan dibantu beberapa anggota sesuai kebutuhan, bidang ini
berwenang membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM sebagai
berikut :
a) Koordinasi dan standarisasi penanganan korban tindak kekerasan dan pekerja
migran IPSM ditingkat Provinsi.
b) Pendampingan social bagi korban tindak kekerasan dan pekerja migran.
c) Kampanye social penanganan KTK dan PM.
d) Advokasi KTK dan PM
9. Bidang Perlindungan Paca, TunaSosial dan Lansia (PACA, TS, LU), Bidang ini
pimpin oleh seorang Ketua BIdang dan dibantu beberapa anggota sesuai kebutuhan,
bidang ini berwenang membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM
sebagai berikut :
a) Koordinasi dan standarisasi system perlindungan Paca, Tuna Sosial dan Lansia
IPSM ditingkat Provinsi.
b) Menyelenggarakan berbagai program perlindungan Paca, Tuna Sosial dan Lansia
10. Bidang Perlindungan Anak (PA), Bidang ini pimpin oleh seorang Ketua Bidang dan
dibantu beberapa anggota sesuai kebutuhan, bidang ini berwenang membantu Ketua
Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM sebagai berikut :
a) Koordinasi dan Standarisasi system perlindungan anak IPSM ditingkat Provinsi.
b) Menyelenggarakan berbagai program perlindungan anak
c) Kampanye Sosial Perlindungan Anak
d) Pemeberdayaan pendidikan dan keterampilan anak
11. Bidang Penanganan Korban NAPZA dan Kesehatan Masyarakat (NAPZA
KESMAS), Bidang ini pimpin oleh seorang Ketua BIdang dan dibantu beberapa
anggota sesuai kebutuhan, bidang ini berwenang membantu Ketua Umum dalam
pelaksanaan tugas-tugas IPSM sebagai berikut :
a) Koordinasi dan standarisasi system penanganan korban NAPZA dan Kesehatan
Masyarakat IPSM ditingkat Provinsi.
b) Menyelenggarakan berbagai program penangana korban NAPZA dan peningkatan
kesehatan masyarakat.
c) Kampanye sosial penanganan korban NAPZA dan peningkatan kesehatan
masyarakat.
12. Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Lingkungan Hidup (KUM, HAM, LH),
Bidang ini pimpin oleh seorang Ketua BIdang dan dibantu beberapa anggota sesuai
kebutuhan, bidang ini berwenang membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-
tugas IPSM sebagai berikut :
a) Menyelenggarakan berbagai program IPSM yang terkait dengan hukum, HAM,
dan Lingkungan Hidup.
b) Advokasi dan monitoring system hukum dan perundang-undangan terkait
pembangunan kesejahteraan social dan Lingkungann Hidup.
13. Bidang Pariwisata, Seni dan Budaya (PARSENBUD), Bidang ini pimpin oleh
seorang Ketua Bidang dan dibantu beberapa anggota sesuai kebutuhan, bidang ini
berwenang membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM sebagai
berikut :
a) Menyelenggarakan berbagai program pengembangan Pariwisata, Seni dan Budaya
yang berwawasan kesejahteraan social.
b) Mengembangkan Pariwisata, Seni dan Budaya sebagai sarana kampanye social.

BUKU PANDUAN
| 18
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
14. Bidang hubungan Internasional (HI), Bidang ini pimpin oleh seorang Ketua BIdang
dan dibantu beberapa anggota sesuai kebutuhan, bidang ini berwenang membantu
Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM sebagai berikut :
a) Menyelenggarakan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan kerjasama dengan
lembaga dunia Internasional.
b) Menjalin dan meningkatkan hubungan dengan lembaga-lembaga Internasional
dalam bidang pembanngunan kesejahteraan social.
c) Promosi IPSM di pentas Internasional.
15. Bidang Kesekretariatan, Bidang ini dipimpin oleh seorang Sekretaris dan beberapa
Wakil Sekretaris sesuai kebutuhan. Sekretaris adalah Penanggung Jawab dan
Koordinator Data Pustaka, ketatausahaan dan peneranganserta hubungan IPSM
dengan Pihak eksternal di tingkat Provinsi. Bidang ini berwenang membantu Ketua
Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM sebagai berikut :
a) Penyelenggaraan Pemprosesan Surat Masuk.
b) Menyelenggarakan Pemprosesan Surat Keluar.
c) Menyelenggarakan Penyusunan Konsep Surat Keluar.
d) Menyelenggarakan Pengetikan dan Pengadaan Surat.
e) Menyelenggarakan Pengaturan Administrasi Pengarsipan.
f) Menyelenggarakan Pengaturan Pengiriman Surat.
16. Bidang Kebendaharaan, Bidang ini dipimpin oleh seorang Bendahara Umum dan
dibantu beberapa Eakil Bendahara Umum. Bidang ini berwenang membantu Ketua
Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM sebagai berikut :
e) Menyusun Rencana Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran.
f) Mengelola sumber-sumber penerimaan IPSM sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
g) Menyelenggarakan administrasi keuangan untuk setiap penerimaan dan
pengeluaran berdasarkan panduan administrasi keuangan.
h) Melakukan usaha-usaha yang dapat mendorong peningkatan sumber pendanaan
IPSM.

C. Pengurus Kabupaten/Kota IPSM


1. Ketua adalah Penanggung Jawab dan Koordinator Umum dalam pelaksanaan tugas-
tugas intern dan ekstern IPSM pada tingkat Kabupaten/Kota.
2. Wakil Ketua Umum adalah Wakil Penanggung Jawab dan Wakil Koordinator Umum
yang bertugas membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas intern dan
ekstern IPSM pada tingkat Kabupaten/Kota, Wakil Ketua terdiri dari Wakil Ketua
yang menangani Kelembagaan dan Wakil Ketua yang menangani Usaha
Kesejahteraan Sosial.
3. Bidang Pendidikan dan Latihan Anggota (DIKLAT), Bidang ini dipimpin oleh
seorang Ketua Bidang dibantu oleh beberapa anggota sesuai kebutuhan, bidang ini
berwenang membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSMm sebagai
berikut :
a) Melakukan pengkajian tentang permasalahan pola rekuitmen dalam upaya
peningkatan Sumber Daya Manusia PSM.
b) Menyelenggarakan berbagai program pendidikan dan pelatihan.
c) Pendataan PSM secara periodic dan berkesinambungan.
4. Bidang Kelembagaan dan Hubungan Antar Lembaga (KHL), Bidang ini dipimpin
oleh seorang Ketua Bidang dan dibantu beberapa anggota sesuai kebutuhan. Bidang
ini berwenang membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas –tugas IPSM
sebagai berikut :

BUKU PANDUAN
| 19
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
a) Menyelesaikan permasalahan teknis tentang kepengurusan IPSM ditingkat
Kabupaten/Kota.
b) Membina hubungan atau kerjasama saling menguntungkan dengan berbagai
lembaga/organisasi kemasyarakatan tingkat Kabupaten/Kota.
c) Melakukan upaya-upaya penegakan disiplin fungsionaris IPSM.
d) Melakukan kegiatan lainnya yang dapat menunjang peningkatan kualitas IPSM.
5. Bidang Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP), Bidang ini di pimpin oleh
seorang Ketua Bidang dan dibantu beberapa orang anggota sesuai kebutuhan, bidang
ini berwenang membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM sebagai
berikut :
a) Melaksanakan berbagai kegiatan terkait penanganan bencana dan pengungsi.
b) Melaksanakan kampanye penanggulangan bencana berbasis masyarakat.
c) Koordinasi penanggulangan bencana dan pengungsi ditingkat Kabupaten/Kota.
6. Bidang Penanganan Fakir Miskin dan Ekonomi Kerakyatan (FM&EK), Bidang ini
pimpin oleh seorang Ketua Bidang dan dibantu beberapa anggota sesuai kebutuhan,
bidang ini berwenang membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM
sebagai berikut :
a) Koordinasi dan standarisasi strategi penanganan kemiskinan dann system
pemberdayaan ekonomi kerakyatan IPSM ditingkat Kabupaten/Kota.
b) Optimalisasi pendampingan program pemberdayaan fakir miskin melalui UEP dan
KUBE.
c) Menyelenggarakan berbagai program penanggulangan kemiskinan dan
pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
7. Bidang Penanganan KTK dan Pekerja Migran (KTK&PM), Bidang ini pimpin oleh
seorang Ketua BIdang dan dibantu beberapa anggota sesuai kebutuhan, bidang ini
berwenang membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM sebagai
berikut :
a) Koordinasi dan standarisasi penanganan korban tindak kekerasan dan pekerja
migran IPSM ditingkat Kabupaten/Kota.
b) Pendampingan social bagi korban tindak kekerasan dan pekerja migran.
c) Kampanye social penanganan KTK dan PM.
d) Advokasi KTK dan PM
8. Bidang Perlindungan Paca, TunaSosial dan Lansia (PACA, TS, LU), Bidang ini
pimpin oleh seorang Ketua BIdang dan dibantu beberapa anggota sesuai kebutuhan,
bidang ini berwenang membantu Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM
sebagai berikut :
a) Koordinasi dan standarisasi system perlindungan Paca, Tuna Sosial dan Lansia
IPSM ditingkat Kabupaten/Kota.
b) Menyelenggarakan berbagai program perlindungan Paca, Tuna Sosial dan Lansia
9. Bidang Perlindungan Anak (PA), Bidang ini pimpin oleh seorang Ketua Bidang dan
dibantu beberapa anggota sesuai kebutuhan, bidang ini berwenang membantu Ketua
Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM sebagai berikut :
a) Koordinasi dan Standarisasi system perlindungan anak IPSM ditingkat
Kabupaten/Kota.
b) Menyelenggarakan berbagai program perlindungan anak
c) Kampanye Sosial Perlindungan Anak
d) Pemeberdayaan pendidikan dan keterampilan anak
10. Bidang Penanganan Korban NAPZA dan Kesehatan Masyarakat (NAPZA
KESMAS), Bidang ini pimpin oleh seorang Ketua BIdang dan dibantu beberapa

BUKU PANDUAN
| 20
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
anggota sesuai kebutuhan, bidang ini berwenang membantu Ketua Umum dalam
pelaksanaan tugas-tugas IPSM sebagai berikut :
a) Koordinasi dan standarisasi system penanganan korban NAPZA dan Kesehatan
Masyarakat IPSM ditingkat Kabupaten/Kota.
b) Menyelenggarakan berbagai program penangana korban NAPZA dan peningkatan
kesehatan masyarakat.
c) Kampanye sosial penanganan korban NAPZA dan peningkatan kesehatan
masyarakat.
11. Bidang Kesekretariatan, Bidang ini dipimpin oleh seorang Sekretaris dan beberapa
Wakil Sekretaris sesuai kebutuhan. Sekretaris adalah Penanggung Jawab dan
Koordinator Data Pustaka, ketatausahaan dan peneranganserta hubungan IPSM
dengan Pihak eksternal di tingkat Kabupaten/Kota. Bidang ini berwenang membantu
Ketua Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM sebagai berikut :
a) Penyelenggaraan Pemprosesan Surat Masuk.
b) Menyelenggarakan Pemprosesan Surat Keluar.
c) Menyelenggarakan Penyusunan Konsep Surat Keluar.
d) Menyelenggarakan Pengetikan dan Pengadaan Surat.
e) Menyelenggarakan Pengaturan Administrasi Pengarsipan.
f) Menyelenggarakan Pengaturan Pengiriman Surat.
12. Bidang Kebendaharaan, Bidang ini dipimpin oleh seorang Bendahara Umum dan
dibantu beberapa Eakil Bendahara Umum. Bidang ini berwenang membantu Ketua
Umum dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM sebagai berikut :
a) Menyusun Rencana Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran.
b) Mengelola sumber-sumber penerimaan IPSM sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
c) Menyelenggarakan administrasi keuangan untuk setiap penerimaan dan
pengeluaran berdasarkan panduan administrasi keuangan.
d) Melakukan usaha-usaha yang dapat mendorong peningkatan sumber pendanaan
IPSM

D. Pengurus Kecamatan IPSM


1. Ketua adalah Penanggung Jawab dan Koordinator Umum dalam pelaksanaan tugas-
tugas intern dan ekstern IPSM pada tingkat Kecamatan.
2. Wakil Ketua berwenang membantu tugas-tugas Ketua dalam mengkoordinir dan
melaksanakan program-program IPSM se-Kecamatan.
3. Bidang Kesekretariatan, Bidang ini dipimpin oleh seorang Sekretaris dibantu divisi-
divisi sesuai kebutuhan serta berwenang membantu Ketua dalam pelaksanaan tugas-
tugas IPSM sebagai berikut :
a) Penyelenggaraan Pemprosesan Surat Masuk.
b) Menyelenggarakan Pemprosesan Surat Keluar.
c) Menyelenggarakan Penyusunan Konsep Surat Keluar.
d) Menyelenggarakan Pengetikan dan Pengadaan Surat.
e) Menyelenggarakan Pengaturan Administrasi Pengarsipan.
f) Menyelenggarakan Pengaturan Pengiriman Surat.
4. Bidang Kebendaharaan, Bidang ini dipimpin oleh seorang Bendahara dan dibantu
beberapa divisi-divisi terkait sesuai kebutuhan serta berwenang membantu Ketua
dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM sebagai berikut :
a) Menyusun Rencana Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran.
b) Mengelola sumber-sumber penerimaan IPSM sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

BUKU PANDUAN
| 21
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
c) Menyelenggarakan administrasi keuangan untuk setiap penerimaan dan
pengeluaran berdasarkan panduan administrasi keuangan.
d) Melakukan usaha-usaha yang dapat mendorong peningkatan sumber pendanaan
IPSM
E. Pengurus IKPSM
1. Ketua adalah Penanggung Jawab dan Koordinator Umum dalam pelaksanaan tugas-
tugas intern dan ekstern IPSM pada tingkat Desa/Kelurahan.
2. Bidang Kesekretariatan, Bidang ini dipimpin oleh seorang Sekretaris dibantu divisi-
divisi sesuai kebutuhan serta berwenang membantu Ketua dalam pelaksanaan tugas-
tugas IPSM sebagai berikut :
a) Penyelenggaraan Pemprosesan Surat Masuk.
b) Menyelenggarakan Pemprosesan Surat Keluar.
c) Menyelenggarakan Penyusunan Konsep Surat Keluar.
d) Menyelenggarakan Pengetikan dan Pengadaan Surat.
e) Menyelenggarakan Pengaturan Administrasi Pengarsipan.
f) Menyelenggarakan Pengaturan Pengiriman Surat.
3. Bidang Kebendaharaan, Bidang ini dipimpin oleh seorang Bendahara dan dibantu
beberapa divisi-divisi terkait sesuai kebutuhan serta berwenang membantu Ketua
dalam pelaksanaan tugas-tugas IPSM sebagai berikut :
a) Menyusun Rencana Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran.
b) Mengelola sumber-sumber penerimaan IPSM sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
c) Menyelenggarakan administrasi keuangan untuk setiap penerimaan dan
pengeluaran berdasarkan panduan administrasi keuangan.
d) Melakukan usaha-usaha yang dapat mendorong peningkatan sumber pendanaan
IPSM

Demikianlah Panduan Khusus tentang Struktur Kepemimpinan dan Struktur Kpengurusan


IPSM disusun untuk dimanfaatkan agar IPSM berjalan tertibdan beraturan sehingga
memudahkan pencapaian cita-cita pembangunan kesejahteraan social Nasional.

BUKU PANDUAN
| 22
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
SKEMA STRUKTUR KEPEMIMPINAN IPSM

Majelis Pertimbangan Pengurus Nasional Pembina Nasional


Nasional

Majelis Pertimbangan Pengurus Provinsi Pembina Provinsi


Provinsi

Majelis Pertimbangan Pengurus Kabupaten/Kota Pembina Kabupaten/Kota


Kabupaten/Kota

Pengurus Kecamatan Pembina Kecamatan

Pengurus IPSM Pembina Kelurahan/Desa

Garis Intruktif

Garis Koordinatif

Garis Konsultatif

BUKU PANDUAN
| 23
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
SKEMA KEPENGURUSAN IPSM

A. Pengurus Nasional IPSM

KETUA
UMUM

SEKRETARIS BENDAHARA
JENDERAL UMUM

Wakil Sekretaris Jenderal I Bendahara I

Wakil Sekretaris Jenderal II Bendahara II

Wakil Sekretaris Jenderal III Bendahara III

Wakil Sekretaris Jenderal IV Bendahara IV

Wakil Sekretaris Jenderal V Bendahara V

Wakil Ketua Umum I Wakil Ketua Umum II Wakil Ketua Umum III Wakil Ketua Umum IV Wakil Ketua Umum V

Kabid Kabid Kabid Kabid


Litbang Perlindungan Anak NAPZA & Kesmas Hub.Antar
Lembaga

Anggota Anggota Anggota Anggota

Kabid Kabid Kabid Kabid


Penanggulangan
Derdiklat KTK & PM Hub. Internasional
Bencana & Pengungsi

Anggota Anggota Anggota Anggota

Kabid Kabid Fakir Miskin Kabid Kabid Hukum,


Kelembagaan & Ekonomi PACA, TS & LU HAM &
Kerakyatan Lingkungan Hidup

Anggota Anggota Anggota Anggota

Kabid
Pasenibud

Anggota

BUKU PANDUAN
| 24
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
B. Pengurus Provinsi IPSM

KETUA

SEKRETARIS BENDAHARA

SEKRETARIS BENDAHARA I

Wakil Ketua I Wakil Ketua II Wakil Ketua III Wakil Ketua IV Wakil Ketua V

Kabid Kabid Kabid Kabid Hukum,


Penanggulangan Perlindungan Anak
Litbang HAM &
Bencana & Pengungsi
Lingkungan Hidup

Anggota Anggota Anggota Anggota

Kabid Kabid Fakir Miskin Kabid Kabid


Derdiklat & Ekonomi NAPZA & Kesmas Pasenibud
Kerakyatan

Anggota Anggota Anggota Anggota

Kabid Kabid Kabid


Hub. Antar KTK & PM PACA, TS & LU
Lembaga

Anggota Anggota Anggota

BUKU PANDUAN
| 25
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
C. Pengurus Kabupaten/Kota IPSM

KETUA

SEKRETARIS BENDAHARA

SEKRETARIS BENDAHARA I

Wakil Ketua I Wakil Ketua II Wakil Ketua III

Kabid Kabid Kabid


Litbang Penanggulangan Perlindungan Anak
Bencana & Pengungsi

Anggota Anggota Anggota

Kabid Kabid Fakir Miskin Kabid


Derdiklat & Ekonomi NAPZA & Kesmas
Kerakyatan

Anggota Anggota Anggota

Kabid Kabid
PACA, TS & LU KTK & PM

Anggota Anggota

BUKU PANDUAN
| 26
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
D. Pengurus Kecamatan IPSM

KETUA
Wakil Ketua I Wakil Ketua II

SEKRETARIS BENDAHARA

Wakil Sekretaris Wakil Bendahara

Kabid Kabid
Penanggulangan Penanggulangan
Bencana & Pengungsi Bencana & Pengungsi

Anggota Anggota

Kabid Fakir Miskin Kabid Fakir Miskin


& Ekonomi Kerakyatan & Ekonomi Kerakyatan

Anggota Anggota

Kabid Kabid
PACA, TS & LU PACA, TS & LU

Anggota Anggota

E. Pengurus IPSM

KETUA

SEKRETARIS BENDAHARA

Kasi PBP Kasi FM&EK Kasi KTK & PM Kasi Paca,TS & LU Kasi PA Kasi Napza,Kesmas
Kasi PA
Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota

BUKU PANDUAN
| 27
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
PANDUAN KHUSUS ADMINISTRASI KESEKRETARIATAN
IKATAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT
( IPSM )

A. PENDAHULUAN
Administrasi Kesekretariatan merupakan segenap proses penyelenggaraan setiap usaha
kerjasama antara manusia yang dilakukan secara tertulis untuk mencapai tujuan tertentu.
Untuk mencapai tujuan tersebut, supaya diselenggarakan dengan tertib, teratur,
bertanggung jawab, efisien dan efektif, maka di selenggarakan aturan-aturan, petunjuk,
maupun ketentuan yang berkenaan dan berkaitan dengan segala prilaku Keadministrasian
dan Kesekretariatan. Karena itu, Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) memandang
perlu membuat suatu Panduan Khusus Administrasi Kesekretariatan untuk memudahkan
gerak langkah IPSM dalam rangka mencapai tujuannya. Administrasi Kesekretariatan
IPSM merupakan segenap proses penyelenggaraan aktivitas yang berfungsi sebagai
tempat dan pusat aktivitas serta mekanisme kerja-kerja kepengurusan IPSM.
Panduan Khusus Administrasi Kesekretariatan disusun dengan sistematika sebagai
berikut :
A. PENDAHULUAN
B. LETAK BANGUNAN
C. PENGELOLA KANTOR ADMINISTRASI KESEKRETARIATAN
D. KETATA USAHAAN
E. KETATA ARSIPAN
F. INVENTARISASI DAN DOKUMENTASI
G. PERPUSTAKAAN IPSM
H. KEPROTOKOLERAN
I. PENUTUP

B. LETAK BANGUNAN
Letak Sekretariat atau Kantor IPSM sebagai tempat untuk menyelenggarakan segala
aktivitas dan pengelolaan administrasi hendaknya dipilih dengan pertimbangan ideal dan
strategis sebagai berikut ;
1. Terletak di pusat Kota
2. Mudah dijangkau oleh kendaraan umum
3. Dipinggir jalan
4. Di lingkungan yang bersih, aman dan nyaman
Sedangakn fasilitas bangunan/gedunga secretariat IPSM hendaknya dilengkapi fasilitas
sebagai berikut :
1. Ruang Tata Usaha
2. Ruang Tamu
3. Ruang Perpustakaan
4. Ruang Persidangan
5. Ruang Dapur
6. Ruang Kamar Mandi/WC
Dalam mengatur ruangan hendaknya dipertimbangkan factor-faktor kenyamanan,
kesehatan, keindahan dan keserasian sehingga bagi pemakai dan yang mengunjungi
kantor tersebut menjadi nyaman, betah, meningkatkan semangat dan kemauan kerja bagi
yang berada didalamnya.

BUKU PANDUAN
| 28
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
C. PENGELOLA KANTOR ADMINISTRASI KESEKRETARIATAN
1. Pengelola Kantor dan Administrasi Kesekretariatan IPSM sepenuhnya menjadi
kewajiban dan wewenang pada team kesekretariatan. Yaitu Sekretaris
Jenderal/Sekretaris sebagai coordinator dan penaggungjawab dibantu dengan Wakil-
Wakil Sekretaris Jenderal/ Wakil-Wakil Sekretaris.
2. Sedangkan fasilitas penunjang Administrasi Kesekretariatan yaitu : kertas dan alat-
alat tulis, dapur beserta isinya, atau segala fasilitas yang sifatnya consumable menjadi
tugas tanggungjawab team kebendaharaan.

D. KETATA USAHAAN
1. JENIS-JENIS SURAT
a. Surat Resmi/Biasa/Rutin
b. Surat Mandat/Surat Tugas/Surat Kuasa/Surat Keterangan
c. Surat Ketetapan/Surat Keputusan

2. BENTUK DAN ISI SURAT


a. Kertas Surat
 Warna Putih bersih
 Ukuran Folio atau A4
b. Nomor Surat
Terdiri dari 5 bagian yaitu : Nomor Urut/Kode Jenis Surat/Pembuat/Bulan/Tahun.
Keterangan :
a) Nomor Urut
1. Nomor Surat untuk surat-surat Resmi/Biasa/Mandat/Kuasa/Keterangan
2. Nomor Surat untuk surat-surat Keputusan dan Ketetapan
Nomor surat baik a).1 maupun untuk a).2 diatas dimuali dengan nomor 001
sampai dengan tak terbatas dan diperbaharui kembal;I dengan nomor 001
setiap periode pergantian kepengurusan.
b) Kode Jenis Surat
Terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu :
1. Tidak memakai kode untuk surat
Resmi/Biasa/Rutin/Mandat//Tugas/Kuasa/Keterangan
2. TAP = untuk jenis surat Ketetapan
3. KPTS = untuk jenis surat Keputusan
c) Pembuat/Pengirim
1. PN- IPSM = untuk tingkat Nasional
2. PP- IPSM = untuk tingkat Provinsi
3. PK- IPSM = untuk tingkat Kabupaten/Kota
4. PC- IPSM = untuk tingkat Kecamatan
5. IPSM = untuk tingkat Desa/Kelurahan
d) Bulan
I. = Januari VII = Juli
II. = Februari VIII = Agustus
III. = Maret IX = September
IV. = April X = Oktober
V. = Mei XI = November
VI. = Juni XII = Desember
e) Tahun Masehi : 2000, 2001, 2002, 2003, ……………. Dst

BUKU PANDUAN
| 29
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
3. LAMPIRAN SURAT

4. POKOK SURAT (PERIHAL)


Ringkas tapi jelas, pendek tapi padat dan diterka maksud isi surat.
Contoh :
Perihal : PERMOHONAN PENCERAMAH

5. ALAMAT SURAT
Alamat surat terletak di bawah Perihal, segaris lurus dibawah isi nomor surat,
Lampiran dengan jarak 1,5 spasi. Jika alamat surat ditujukan kepada lembaga atau
instansi maka penyebutannya bukan pada lembaga/ instansi bersangkutan tetapi pada
Pengurus atau Pimpinan lembaga/instansi tersebut. Jika surat tersebut di tujukan pada
salah satu unit/bagian yang ada pada Lembaga/Instansi tersebut maka setelah
penyebutan Pimpinan/Pengurus Lembaga/Instansi yang bersangkutan, hendaknya
dilengkapi dengan “up” yang berarti “untuk perhatian”.

6. KATA PERMULAAN SURAT


Kata permulaan ini berfungsi sebagai pembuka surat, dengan alenia baru dan berjarak
2 (dua) spasi.
Dipakai kalimat “Salam Kesetiakawanan” atau “Dengan Hormat” atau “Dengan
Segala Hormat” dan seterusnya.

7. ISI SURAT
Sistematika Isi Surat sebagai berikut :
a. Pendahuluan
b. Uraian Persoalan/Isi/Pokok Surat
c. Penutup
Pendahuluan dan Penutup sebaiknya tidak lebih dari 2 (dua) alenia. Sedangkan
isi/uraian persoalan di buat ringkas, padat, jelas, spontan, wajar dan tidak bertele-tele.
Antara Pendahuluan, Isi dan Penutup diberi jarak 2 (dua) spasi.

8. PENUTUPAN SURAT
Dalam pembuatan surat-surat resmi/rutin/biasa yang bibuka dengan “Salam
Kesetiakawanan” maka dalam menutup Surat digunakan kalimat “PSM Tiada Hari
Tanpa Pengabdian”.

9. TANGGAL SURAT
Tanggal Surat terletak di pojok kanan atas surat sebelah nomor surat. Tanggal surat di
awali lokasi dikeluarkan surat, kemudian disambung Tanggal/Bulan/Tahun.

10. PENANDA TANGAN SURAT


Untuk Surat-surat Resmi yang di tujukan pada eksternal IPSM harus di tanda tangani
Ketua Umum dan Sekretaris jenderal, dalam keadaan tertentu (Ketua Umum dan
Sekretaris Jenderal tidak berada di tempat), maka Wakil Ketua Umum atau Wakil
SekJen yang di mandatkan untuk dapat menandatangani surat dimaksud. Sdedangkan
untuk internal IPSM di tanda tangani oleh Wakil Ketua Umum dan Wakil Sek jen
Bidang yang bersangkutan, dengan sepengetahuan Ketua umum atau antara Ketua
umumm dengan Sekretaris Jenderal, atau antara Ketua dengan Sekretaris Jenderal.

BUKU PANDUAN
| 30
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
E. KETATA ARSIPAN
E1. Buku Agenda
Untuk memudahkan pengelolaan system Administrasi dan Kesekretariatan, yaitu
pengelolaan surat menyurat, Surat Masuk maupun Surat Keluar, Pengarsipan dan
Dokumentasi agar teratur dan sistematis, maka system pengangendaan surat menyurat
perlu di atur sendiri
1. Surat Masuk
Unsur-unsur yang terpenting untuk dicatat dalam surat masuk adalah sebagai
berikut :
a. Nomor Surat e. Tanggal Surat
b. Nomor Kode Arsip f. Isi Surat
c. Nomor Agenda g. Asal Surat
d. Tanggal diterima h. Keterangan
2. Surat Keluar
1) Surat Keluar harus melalui sirkulasi sebagai berikut :
a. Konsep Surat harus terlebih dahulu di konfirmasikan kepada Pimpinan
yang bersangkutan agar tidak terjadi kekeliruan atau perbedaan-perbedaan
antara muatan, isi dan redaksi surat tersebut.
b. Konsep Surat yang telah mendapatkan konfirmasi dan persetujuan, baru
kemudian di beri nomor verbal.
2) Buku Verbal untuk Surat Keluar memuat antara lain :
a. Nomor Urut Surat
b. Nomor Kode Arsip
c. Nomor Surat
d. Tanggal Surat
e. Isi Surat
f. Tujuan Surat
3. Surat Keputusan/Ketetapan
Buku Agenda Surat Keputusan/Ketetapan memuat antara lain :
a. Nomor Urut
b. Nomor Kode Arsip
c. Nomor Surat
d. Tanggal Surat
e. Isi Surat
f. Keterangan
4. Buku Ekspedisi
Buku Ekspedisi memuat antara lain :
a. Tanggal pengiriman
b. Tujuan Surat
c. Tanggal/Nomor Surat
d. Lampiran
e. Keterangan
E2. ADMINISTRASI KEARSIPAN
1. Arsip adalah kumpulan warkat/surat-surat yang disimpan secara sistematis karena
mempunyai suatu kemanfaatan apabila di butuhkan dapat secara tepat ditemukan
kembali. Jadi intinya Arsip berarti pengumpulan dan penyimpanan warkat/surat-
surat. Tata Kearsipan yang sempurna apabila semua surat dan dokumen-dokumen
lainnya tersimpan pada suatu tempat tertentu dan teratur rapi sehingga apabila
diperlukan kembali mudah di temui, walaupun surat-surat tersebut telah tersimpan
lama. Pengarsipan yang baik sangat berguna terutama dalam membantu

BUKU PANDUAN
| 31
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
kelancaran dan ketertiban IPSM serta dapat digunakan sebagai pengembangan
pengetahuan umumnya.
2. Surat-surat IPSM harus disimpan di Sekretariat/kantor dan dilarang keras
disimpan diluar kantor.
E3. KODE MAP/ARSIP
1. Kode Arsip Surat Masuk
Surat Masuk = M
2. Kode Arsip Surat Keluar
Surat Keluar = K
3. Kode Arsip Surat Ketetapan/Keputusan
Surat Ketetapan = TAP
Surat Keputusan = KPTS
4. Kode Map Dokumentasi
a. Kebijakan Org/Statement = DKO
b. Makalah/Tulisan = DMT

F. INVENTARISASI DAN DOKUMENTASI


F1. INVENTARISASI IPSM
Tujuan dibuatnya daftar Inventarisasi IPSM adalah :
1. Menunjukkan kekayaan IPSM
2. Menghindari adanya pemborosan
3. Sebagai alat kontrol dari Inventaris (mengetahui kerusakan, perubahan,
penggantian, dan menambah jika terjadi kekurangan).
Inventarisasi IPSM adalah segala sesuatu yang menjadi IPSM berupa kekayaan
IPSM yang ada pada pokoknya dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
 Inventarisasi yang permanent (tahan lama)
Contoh : Gedung/Sekretariat Kantor, alat-alat kantor, computer, meja, alat
dapur dan lain sebagainya.
 …………………………………
Contoh :

Penyimpanan Inventaris harus dilakukan dengan baik oleh orang-orang yang


berkompeten dan bertanggung jawab sesuai dengan Job Deskription kesekretariatan.
Penyimpanan harus dilaksanakan serta ditempatkan di secretariat tidak
diperkenankan dibawa atau disimpan dirumah fungsionaris.

F2. DOKUMENTASI IPSM


1. Domentasi IPSM adalah saegala sesuatu yang menyangkut kegiatan pencarian,
pengumpulan, penyimpanan dan pengawetan dokumen-dokumen IPSM.
Dokumen IPSM tersebut merup[akan tanda bukti yang syah menurut hokum dari
peristiwa-peristiwa atau suatu kejadian dan kemudian disimpan. Pada hakekatnya
semua arsip IPSM adalah dokumen.
2. Bentuk-bentuk dokumen IPSM antara lain :
a. Gambar-gambar/Foto-Foto
b. Tulisan-tilisan dan surat-surat penting
c. Benda-benda berharga dan bernilai
d. Fotocopy dan salinan surat
e. Surat Kabar, Majalah dan lain sebagainya
3. Dokumentasi yang dipakai untuk menyusun laporan Tahunan/Akhir IPSM dan
sebagai bukti yang sah serta sangat penting untuk menyusun sejarah perjuangan

BUKU PANDUAN
| 32
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
IPSM, oleh karena itu pemeliharaan dan penyimpanan dokumen seperti hal
lainnya barang-barang invenmtaris dan arsip hendaknya disusun teratur dalam
map-map/rak-rak dan tempat-tempat tertentu sesuai dengan kebutuhan.

G. PERPUSTAKAAN IPSM
1. IPSM merupakan wadah berhimpun Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dan senantiasa
berkecimpung dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial Nasional serta berpartisipasi
aktif melalui pendidikan, pengembangan masyarakat, advokasi dan kerja-kerja social
lainnya. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dan martabat bangsa, maka
Perpustakaan IPSM menjadi sangat penting dan strategis.
2. Perpustakaan yang ideal bagi IPSM adalah meliputi buku-buku yang diperlukan bagi
anggotanya. Oleh karena itu minimal yang harus dimiliki mencakup buku-buku yang
diperlukan dalam kelengkapan kurikulum pelatihan IPSM, yang meliputi antara lain :
a. Wawasan Ideologi Nasional
b. Wawasan Pembangunan Nasional
c. Wawasan Pembangunan Kesejahteraan Sosial
d. Wawasan Pelestarian Lingkungan Hidup
e. Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
f. Wawasan Kepemimpinan dan Manajemen
g. Wawasan Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan.
h. Wawassan Sosial Budaya
i. Dan sebagainya
3. Dalam upaya menertibkan dan mengembangkan IPSM, maka perlu diatur dalam
administrasi perpustakaan dan diserahkan pengelolaannya kepada pengurus yang
bertanggung jawab dan memahami seluk beluk perpustakaan.
4. Dalam jangka panjang perpustakaan ini merupakan cikal bakal pembentukan pusat
data, informasi IPSM, pusat penelitian serta pengembangan social.

H. KEPROTOKOLERAN
1. Petugas Kesekretariatan IPSM tidak saja terbatas pada pengelolaan surat menyurat
IPSM, administrasi, kearsipan dan penyelenggaraan dokumentasi serta perpustakaan
IPSM, tetapi juga meliputi penataan suatu acara pelaksanaannya, yang disebut sebagai
Protokoler.
2. Keprotokoleran IPSM merupakan segala aktivitas yang berhubungan dengan
penyelenggaraan suatu prosedur kelancaran (acara, uapacara) dan memegang peran
penting bagi sukses dan sempurnanya suatu acara/upacara.
3. Agar sasaran suatu kegiatan upacara dapat tercapai secara optimal, diperlukan
pertanggung jawaban dan pembagian tugas dalam penyelenggaraannya. Apabila
penyelenggaraan suatu aktivitas tanpa adanya Panitia penyelenggara, maka
pengelolaan penataan dan penyelenggaraannya langsung berada dibawah Tim
Sekretariat Jenderal/Sekretariat.
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan suatu acara/upacara adalah
sebagai berikut :
a. Tempat/Gedung (LayOut Dekorasi dan pengaturan kursi)
b. Posisi Tamu/undangan dan pengurus
c. Jenis dan pengantar acara
d. Susunan acara, terutama mengenai urutan pemberi sambutan, secara struktural
pejabat/Pengurus terbawah mendahului Pejabat/Pengurus di atasnya, sedangkan
dalam sapaan sambutan berlaku sebaliknya.

BUKU PANDUAN
| 33
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
I. PENUTUP
1. Panduan Khusus Administrasi Kesekretariatan ini menjadi sangat penting dan
strategis dalam menunjang dan menunjang IPSM sebagai organisasi yang
modern,karena dengan adanya Panduan Khusus ini segala hal yang berkaitan dengan
Kesekretariatan menjadi seragam dan teratur sehingga segala pekerjaan yang
berhubungan dengan IPSM akan efisien dan efektif serta bermutu.
2. Untuk melaksanakan administrasi yang baik dan professional sangat bergantung pada
profesionalitas pelaksanaannya, yaitu Tim Sekretariat Jenderal/Sekretariat dengan
dukungan dan pengertian semua fungsionaris.
3. Apabila didalam Panduan Khusus Administrasi Kesekretariatan IPSM ini terdapat
kekeliruan, maka akan dilakukan perbaikan seperlunya dan berlaku sejak ditetapkan.

BUKU PANDUAN
| 34
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
PANDUAN KHUSUS
ADMINISTRASI DAN MANJEMEN KEBENDAHARAAN
IKATAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT
( IPSM )

A. PENDAHULUAN
Masalah utama dalam pengelolaan organisasi-organisasi non profit adalah sumber-sumber
pemasukan dana. Oleh karena itu, pengorganisasian dana baik pencarian, pemakaian,
pelaporan maupun pencatatan menjadi sangat penting agar dana-dana yang masuk dapat
dikelola dengan efektif dan efisien. Bagi IPSM, merupakan keharusan untuk merumuskan
Panduan Khusus Administrasi dan Manajemen Kebendaharaan, karena persoalan
keuangan sungguh sangat sensitive dan tidak mudah. Panduan Khusus tersebut disusun
dengan sasaran sebagai berikut :
1. Tertib Administrasi, sebagai sarana menjadi organisasi yang modern.
2. Bahan untuk memudahkan membuat laporan dan pertanggung jawaban.
3. Mendapatkan dana dengan cara yang efektif

B. SUMBER DANA
B1. Sumbangan
Merupakan sumbangan dari dalam dan luar organisasi yang halal dan tidak mengikat,
antara lain :
a. Pengurus/Anggota
b. Pemerintah
c. Perusahaan Swasta/Pengusaha
d. Simpatisan

B2. Usaha-Usaha Organisasi


1. IPSM bertekad menjadikan bidang ekonomi khususnya wira usaha sebagai
sasaran program dan pengembangan organisasi, oleh karena itu pembentukan dan
pengelolaan unit-unit usaha dan atau pembentukan pengelolaan
lembaga`kekaryaan, seperti : Lembaga perekonomian diarahkan agar dapat
meningkatkan kesejahteraan anggota dan juga dapat menunjang biaya
operasional organisasi IPSM.
2. Ketentuan tentang usaha-usaha IPSM baiik melalui unit-unit usaha maupun
maupun lembaga di atur tersendiri berdasarkan keputusan dan kesepakatan
masing-masing pengelola dengan pimpinan IPSM tentang pembentukan unit-unit
usaha tersebut.
3. Hendaknya ketentuan tersebut paling tidak, mengatur antara lain :
a. Ketentuan Umum yang menyangkut perjanjian kerja atau Memorandum Of
Understanding (MOU).
b. Mekanisme kerja dan pengambilan keputusan.
c. Dan sebagainya

C. SISTEM PENGANGGARAN
C1. Pengertian
System penganggaran merupakan perencanaan keuangan untuk pelaksanaan program
IPSM dalam bentuk angka-angka uang terdiri dari anggaran ppenerimaan dan
pengeluaran dana dalam satu periode kepengurusan, yang menggambarkan sumber
dan penggunaan dana (cash flow).

BUKU PANDUAN
| 35
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
C2. Maksud dan Tujuan
Dengan adanya system penganggaran diharapkan dapat menetukan skala prioritas,
dengan tujuan tercapainya efektivitas, efisien, control dan sinkronisasi antara
pelaksanaan setiap aktivitas IPSM.

C3. Fungsi
Fungsi penganggaran IPSM tidak terlepas dari prinsip-prinsip manajemen secara
umum :
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pelaksanaan
d. Pencatatan
e. Pelaporan
f. Pengawasan/Pengontrolan

C4. Syarat-Syarat
a. Kronologis pengeluaran dan pemasukan
b. Sistematis
c. Jelas angka-angka dalam pos-pos
d. Jumlah total seluruh p[engeluaran dan pemasukan

C5. Tahap-Tahap Penyusunan Anggaran


a. Pengajuan kegiatan masing-masing bidang melalui wakil-wakil bendahara
dibidangnya masing-masing.
b. Identifikasi kegiatan/aktivitas masing-masing bidang
c. Penjadwalan
d. Perhitungan perkiraan biaya kegiatan.
e. Penjumlahan biaya kegiatan

C6. Mekanisme Persetujuan


a. Pengajuan Anggaran Bidang :
Masing-masing mengajukan anggaran berdasarkan program kerja yang telah
disetujui melalui MUKERNAS atau setarafnya di masing-masing bidang melalui
wakil-wakil bendahara di bidangnya masing-masing untuk rekomendasi tim
kebendaharaan dan dibahas serta disetujui rapat pengurus
b. Pengajuan Anggaran Aktivitas :
Disusun oleh tim khusus kepanitian bersama-sama dengan Ketua Bidang yang
bersangkutan melalui wakil-wakil bendahara untuk di cek oleh bendahara umum
dan dibahas/disetujui pada rapat pengurus.

C7. Tahap Pelaksanaan


a. Pengajuan Anggaran setiap aktivitas harus mendapat persetujuan bendahara
umum sebagai policy maker dan Ketua Umum sebagai decicision maker, baik
yang dilaksanakan oleh bidang maupun kepanitian.
b. Setiap pngeluaran harus sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan dan
disertai dengan bukti pembayaran.
c. Apabila terjadi penyimpangan dari anggaran yang telah ditetapkan, maka harus
dibawa ke forum Rapat Pengurus.
d. Penyusunan Laporan akhir sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan program.

BUKU PANDUAN
| 36
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
e. Laporan akhir pertanggung jawaban selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah
pelaksanaan kegiatan.
f. Apabila melibatkan pihak keetiga, maka Laporan Kegiatan selambat-lambatnya 1
(satu) bulan setelah pelaksanaan kegiatan.

D. SISTEM ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN KEUANGAN


D1. Tujuan
Agar pendayagunaan dana dapat dilakukan secara efisien dan efektif.

D2. Pengeloaan
Prinsip-prinsip yang berlaku dalam pengeloaan keuangan meliputi :
a. Perencanaan
Perencanaan yang di aktualisasikan berupa anggaran pendapatan dan anggaran
pengeluaran untuk satu jangka tertentu yang menggambarkan sumber
penggunaan.
b. Pengorganisasian (pengelolaan)
Agar lebih memudahkan kontrol pengelolaan keuangan, maka
pengorganisasiannya sebagai berikut :
1) Tugas yang mencari dan mengumpulkan dari sumber-sumber yang telah
ditentukan diserahkan kepada wakil-wakil bendahara dibawah tanggung
jawab tim kebendaharaan.
2) Penyimpanan dan pengeluaran dana yang dikumpulkan harus terlebih dahulu
disetujui oleh Ketua Umum dan Bendahara Umum. Dana yang sudah
diperoleh dilaporkan kepada Bendahara Umum dan Ketua Umum.
3) Wewenang untuk mengusahakan dana dipegang oleh tim kebendaharaan.
4) Tugas untuk mencatat keluar masuk dana dan penyususnan laporan
diserahkan kepada wakil bendahara dan Bidang pembukuan dan penyususnan
laporan keuangan.
c. Pelaksanaan
Yang di maksud dengan pelaksanaan disini adalah pelaksanaan keuangan
meliputi :
1) Pengumpulan Dana
Yang berkewajiban dan bertanggungjawab mengumpulkan dana adalah tim
kebendaharaan dengan tugas meliputi :
a) Menarik sumbangan sesuai dengan ketentuan IPSM.
b) Menarik dan mengumpulkan dana dari donator.
c) Menyerahkan hasil pengumpulan dana kepada Wakil Bendahara (yang
khusus membidangi penyimpanan) setelah disetujui Ketua Umum dan
Bendahara Umum.
d) Pada saat penyerahan dana pada Wakil Bendahara bagian pembukuan
harus disertai bukti kwitansi yang ditandatangani oleh penyumbang,
penerima dan bendahara umum.
e) Wakil bendahara bagian pembukuan memberikan bukti penerimaan dana
kepada si penerima dana.
2) Pengeluaran Dana
a) Pengeluaran dana untuk bidang harus sesuai dengan anggaran belanja
yang telah ditetapkan sebelumnya.
b) Pengeluaran harus diajukan berdasarkan bukti-bukti yang telah disetujui
sebelumnya.

BUKU PANDUAN
| 37
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
c) Pengeluaran dana harus disetujui oleh Ketua Umum dan Bendahara
Umum.
d) Penanda tanganan cek oleh Bendahara Umum bersama Ketua Umum
dan/atau Sekretaris Jenderal.
3) Penyimpanan
a) Yang bertanggung jawab atas penyimpanan dana adalah wakil bendahara
bidang pembukuan.
b) Dana harus disampaikan dibank yang telah ditentukan.
c) Untuk keperluan rutin dapat diadakan kas kecil yang dipegang oleh wakil
bendahara (Bidang Penyimpanan dan Pengeluaran)
4) Prosedur pengeluaran Dana
a) Permintaan untuk pengeluaran dana diajukan kepada Ketua Umum dan
Bendahara Umum oleh bagian atau bidang yang memerlukan dana
melalui wakil-wakil bendahara dibidang masing-masing.
b) Bendahara Umum bersama tim kebendaharan menilai permohonan
tersebut untuk di setujui/ditolak atau minta dirubah.
c) Atas dasar surat permohonan yang telah disetujui, Wakil Bendahara
Umum mengeluarkan dan menyerahkannya kepada pemohon.
d) Bendahara Umum mencetak dalam bukti-bukti pengeluaran uang,
kemudian tanda bukti pengeluaran tersebut diserahkan kepada wakil
bendahara.
5) Pengontrolan/Pengawasan
Pengontrolan/Pengawasan IPSM meliputi :
Pengontrolan yang bersifat preventif adalah pengontrolan yang berjalan atau
dilakukan bersama dengan tahap-tahap proses penerimaan dan pengeluaran
yang dimulai dari :
a) Permohonan untuk pengeluaran.
b) Jumlah yang telah dianggarkan.
Pengontrolan yang bersifat reprensif adalah pengontrolan berupa
pemeriksaan kewajaran laporan keuangan setelah dicocokkan dalam buku
mutasi dan bukti pendukung lainnya.

E. PENYUSUNAN LAPORAN
Laporan Keuangan pada umumnya adalah neraca dan daftar perhitungan hasil usaha
(R/L). Neraca menggambarkan posisi harga kewajiban dan kekayaan pada saat tertentu.
Sedangkan daftar perhitungan hasil usaha menggambarkan kegiatan dan pengeluaran-
pengeluaran dana IPSM untuk jangka waktu tertentu yang berakhir pada tanggal neraca.

F. PENUTUP
1. Panduan Khusus kebendaharaan ini disusun agar dapat berguna sebagai pegangan
atau petunjuk pelaksanaan bagi IPSM dalam upaya pendaya gunaan sumber dana
yang ada secara efisien dan efektif serta dapat bertanggung jawab.
2. Apabila didalam Panduan Khusus Kebendaharaan IPSM ini terdapat kekeliruan maka
akan dilakukan seperlunya.

BUKU PANDUAN
| 38
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
PANDUAN KHUSUS TANDA PENGENAL
IKATAN PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT
( IPSM )

A. PENDAHULUAN
1. Pengertian
Dalam Panduan Khusus Tanda Pengenal IPSM ini, yang dimaksud dengan :
a) Tanda Pengenal adalah Atribut atau symbol yang menjadi Tanda Pengenal agar
dapat diingat dan dikenali.
b) Tanda Pengenal Organisasi adalah Atribut atau symbol yang menjadi tanda
pengenal organisasi, agar organisasi tersebut mudah diingat dan dapat dikenal
sekaligus menjadi kebanggaan dan alat pemersatu bagi organisasi tersebut.
c) Lambang IPSM berbentuk logo, bendera IPSM berbentuk bendera, panji IPSM
berbentuk Pataka, Mars IPSM berbentuk Lagu dan Seragam IPSM berbentuk
Uniform. Kelimanya merupakan identitas dan lambang keagungan bagi IPSM
serta wujud persatuan dan rasa kebersamaan yang tinggi dikalangan anggota
IPSM.
2. Maksud dan Tujuan
Panduan Khusus Tanda Pengenal IPSM ini disusun dengan maksud dan tujuan untuk
memberikan pedoman bagi seluruh anggota dan pengurus IPSM agar dalam
pembuatan, penggunaan dan penempatannya serta tata cara pelaksanaannya seragam
sehingga terjadi koordinasi dan sinkronisasi yang baik bagi upaya penertiban IPSM.
3. Jenis Tanda Pengenal
Tanda Pengenal IPSM terdiri dari :
 Lambang IPSM
 Bendera IPSM
 Panji/Pataka IPSM
 Seragam IPSM
 Mars IPSM

B. LAMBANG IPSM
1. Pembuatan
a) Pembuatan Lambang IPSM secara utuh harus mengacu dan sesuai dalam
ketentuan Panduan IPSM baik bentuk, kelengkapannya serta Unsur-unsur maupun
ketetapan logo dan warnanya.
b) Pembuatan lambing IPSM serta bentuk dan ukurannya disesuaikan berdasarkan
tempat, kedudukan, media dan kebutuhannya.
2. Penggunaan dan Penempatan Langsung
a) Penggunaan Lambang IPSM yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1) Lambang IPSM terutama digunakan pada identitas resmi IPSM yaitu :
 Bendera IPSM
 Panji IPSM
 Seragam IPSM
2) Lambang IPSM juga dapat digunakan pada administrasi IPSM yaitu :
 Kop Surat IPSM
 Stempel IPSM
 Kartu Tanda Anggota IPSM
 Amplop IPSM

BUKU PANDUAN
| 39
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
 Map IPSM
 Papan Nama/plang IPSM
 Media lain yang memungkinkan dan sesuai kebutuhan.
b) Penempatan Lambang IPSM yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1) Dalam penempatan resmi IPSM diatur sebagai berikut :
 Pada Bendera IPSM
 Pada Panji IPSM
 Pada Seragam IPSM
2) Dalam penetapan pada administrasi diatur sebagai berikut :
 Kop Surat, Amplop, Kartu Tanda Anggota, Map ditempatkan sebelah atas.
 Stempel ditempatkan pada sisi tengah dari tampak depan.
 Papan Nama ditempatkan pada sebelah kiri
 Untuk media lain disesuaikan

C. BENDERA IPSM
C1. Pembuatan
1. Pembuatan bendera IPSM secara utuh harus sesuai dengan ketentuan sebagai
berikut :
 Bendera IPSM terbuat dari kain berwarna krem lambing IPSM di tengahnya.
 Bendera IPSM berukuran 2:3 (dua banding tiga), yaitu 2 (dua) lebar, 3 (tiga)
panjang.
 Bendera IPSM dilengkapi dengan 2 (dua) atau 3 (tiga) tali pengikat.
2. Pembuatan bendera IPSM dapat dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan
dan jumlah penempatannya.
3. Untuk kebutuhan penempatan dalam rauangan atau pada panggung upacara
tertentu, bendera IPSM harus dibuat dari bahan beludru, sedangkan untuk
penempatan di ruang terbuka (jalan-jalan) bendera IPSM harus dibuat dari bahan
kain (katun) biasa.

C2. Penggunaan dan Penempatan Bendera


1. Penggunaan bendera IPSM diatur sebagai berikut :
a. Untuk kegiatan pertemuan, memperingati hari-hari besar Nasional dan hari-
hari besar keagamaan.
b. Untuk kegiatan-kegiatan IPSM lainnya yang bersifat pengumpulan/mobilisasi
massa, rekreatif, seni dan budaya, olahraga dan bhakti social.
2. Penempatan bendera IPSM diatur sebagai berikut :
a. Untuk kegiatan didalam ruangan penempatan bendera IPSM diatur sebagai
berikut :
1. Bendera IPSM ditempatkan dibagian muka/depan.
2. Jika jumlahnya lebih dari satu, bendera IPSM harus ditempatkan dalam
posisi mengapit Bendera Nasional.
3. Jika jumlahnya hanya satu, maka bendera IPSM harus diletakkan
disebelah kanan benderta Nasional dari tampak muka, dan jika ada panji
IPSM harus diletakkan berurutan setelah bendera Nasional dan panji
IPSM dari kiri kekanan dari tampak depan/muka.
4. Bendera IPSM baik yang ditempatkan berurutan maupun mengapit harus
memiliki ketinggian lebih 20cm.

BUKU PANDUAN
| 40
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
5. Tinggi tiang untuk bendera IPSM yang ditempatkan didalam ruangan
adalah minimal 180cm, jika tiang untuk panji IPSM 2meter, dan
seterusnya diatur demikian.
6. Pemasangan bendera didalam raungan dilakukan selama kegiatan
berlangsung.
b. Untuk kegiatan diluar ruangan, bendera IPSM diatur sebagai berikut :
1. Bendera IPSM yang ditempatkan diluar ruangan harus minimal berjumlah
5 buah.
2. Bendera IPSM yang ditempatkan diluar gedung pertemuan atau
kantor/secretariat diletakkan di antara pintu masuk bagian luar (gerbang)
gedung tersebut, juga ditempatkan disepanjang pagar gedung tersebut
dengan pengaturan peletakan yang menyesuaikan dengan kepantasan dan
penghormatan terhadapnya.
3. Bendera IPSM yang ditempatkan di jalanan dapat di tempatkan
disepanjang jalan bersangkutan baik di sisi kanan dan kirinya maupun
dibagian tengah jalan tersebut jika memungkinkan, dengan jumlah
minimal 3 buah.
4. Bendera IPSM yang ditempatkan dihalaman gedung pertemuan atau
Kantor/Sekretariat dapat dalam posisi tegak lurus maupun miring
(minimal 45derajat) sesuai dengan kepantasan dan penghormatan
terhadapnya.
5. Bendera IPSM yang ditempatkan dijalanan harus berada dalam posisi
tegak lurus dengan tinggi tiang berkisar 2-3 meter.
6. Apabila IPSM ikut serta dalam kegiatan upacara hari-hari besar Nasional
di anjurkan membawa bendera IPSM untuk diletakkan/dibawa oleh
bagian depan barisan (komandan) pasukan IPSM saat itu.
3. Bendera IPSM tidak boleh :
a. Digunakan untuk mengelap sesuatu yang kotor dan yang basah atau
mengepel lantai.
b. Menjadi alas tidur dan dipergunakan untuk menutup kepala.
c. Dicoret-coret, dikotori, dirobek, dan/atau dibakar didepan umum.
d. Dikibarkan setengah tiang, sampai adanya ketentuan yang mengatur tentang
itu.
4. Ketentuan perlakuan lainnya seagai berikut :
a. Apabila tidak digunakan, harus dilipat dan disimpan dengan baik ditempat
yang layak.
b. Apabila hendak dimusnahkan, harus dibakar atau di rombak sehingga
bentuknya tidak lagi berwujud bendera IPSM.
c. Bendera juga dapat digunakan untuk kegiatan ekspedisi, perkemahan/jambore
penempatan yang sesuai dengan kepantasan dan penghormatan terhadapnya.

D. PANJI IPSM
D1. Pembuatan
1. Pembuatan Panji IPSM disesuaikan dengan ketentuan.
2. Panji IPSM tersebut dari bahan beludru halus dengan ukuran yang disesuaikan
dengan kapasitas ruangan kegiatan/acara.
D2. Penggunaan dan Penempatan Panji
1. Penggunaan Panji IPSM meliputi, kegiatan, pertemuan, pelantikan dan kegiatan
hari-hari besar Nasional.

BUKU PANDUAN
| 41
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
2. Penempatan Panji IPSM di atur sebagai berikut :
a. Panji diletakkan pada bagian muka/depan pertemuan. Jika bersama dengan
Bendera Nasional, maka diletakkan disebelah kanan Bendera Nasional dari
tampak muka.
b. Pemasangan Panji hanya dilakukan selama kegiatan, acara atau pertemuan
berlangsung.
c. Dalam satu ruangan hanya satu Panji yang dipasang.
d. Ketentuan lainnya tentang penempatan Panji sama dengan ketentuan
penempatan bendera.
3. Ketentuan larangan perlakuan terhadap Panji sama seperti ketentuan laranga
bendera IPSM dan ketentuan larangan lainnya.

E. SERAGAM IPSM
E1. Pembuatan
1. Pembuatan seragam IPSM diusahakan sedapat mungkin menggunakan bahan
yang sama dan bersifat kolektif yang dikoordinasi oleh pengurus terkait.
2. Secara spesifik pembuatan seragam IPSM sedapat mungkin harus memenuhi
ketentuan lainnya sebagai berikut :
a. Untuk seragam resmi IPSM diatur sebagai berikut :
1) Jas Lengan panjang berwarna krem kuning muda dengan model standar
tidak memakai lidah pada kedua bahu atasnya, berkantong atas dada
sebelah kiri tanpa penutup dan di bagian bawah kiri kanan dengan
penutup, tanpa hiasan kancing pada sisi depan kiri kanan tetapi berhias
kancing pada ujung lengan kiri kanan, dan kerah yang tidak menutupi
nama pemakai pada dada sebelah kanan dan tulisan IPSM pada dada
sebelah kiri diatas kantong.
2) Untuk lambang IPSM tetap disisi bahu sebelah kiri dengan peletakan 5cm
dari batas jahitan bahu atas, dan nama tingkatan IPSM disisi bahu sebelah
kanan dengan peletakan 5cm dari atas jahitan bahu atas ditambah logo
daerah masing-masing sesuai tingkatan (kecuali nasional) dengan
peletakan 3cm dari atribut nama tingkatan IPSM
b. Untuk seragam operasional IPSM rompi warna abu-abu dengan model
standar.
E2. Penggunaan dan Penempatan Seragam
Penggunaan seragam resmi IPSM sebagai berikut :
1. Untuk seragam resmi digunakan untuk kegiatan sebagi berikut :
a. Upacara Resmi dalam rangka memperingati Hari Besar Nasional dan
Upacara Kenegaraan.
b. Upacara Resmi lainnya seperti Pelantikan Pengurus IPSM, Apel Besar/Apel
Siaga, penyambutan tamu-tamu penting.
c. Menghadiri undangan jamuan dari pejabat tertentu.
d. Melakukan audensi
e. Menghadiri Undangan Pembukaan/Penutupan kegiatan kongres/musyawarah
atau kegiatan lainnya yang diselenggarakan oleh organisasi sosial lainnya.
2. Untuk seragam operasional digunakan untuk kegiatan sebagai berikut :
a. Menghadiri perngatan hari-hari besar Nasional dilapangan terbuka.
b. Melakukan kunjungan dilapangan baik untuk peninjauan kegiatan ekonomi,
social, olahraga, seni dan budaya, maupun kegiatan rekreatif lainnya.
c. Mengikuti kegiatan studi banding atau kegiatan studi karya bhakti.

BUKU PANDUAN
| 42
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
d. Melakukan kegiatan pendampingan dan advokasi untuk kelompok
masyarakat tertentu baik memiliki permasalahan social tertentu maupun
kegiatan pengembangan sosial masyarakat terutama dibidang social ekonomi.
e. Untuk kelengkapan seragam bagi petugas tertentu dalam pelaksanaan upacara
resmi misalnya Upacara pengibaran bendera dalam peringatan hari-hari besar
Nasional, dan lain-lain.

F. MARS IPSM
F1. Penggunaan
1. Penggunaan Mars dilakukan dalam kegiatan Musyawarah Nasional, Rapat Kerja,
Rapat Pleno, Pendidikan dan Pelatihan, dan dalam situasi dan kondisi yang
memadai untuk itu.
2. Untuk mensosialisasikan dan mempopulerkannya, Mars dapat dilombakan.

F2. Tata Cara menyanyikan Mars


Dinyanyikan secara bersama-sama oleh seluruh hadirin baik anggota ataupun bukan
yang dipimpin oleh seorang dirigen dirigen music ataupun tidak.

G. PENUTUP
1. Penggunaan dan penempatan Tanda Pengenal IPSM yang selama ini tidak sesuai
dengan ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam Panduan Khusus Tanda
Pengenal IPSM ini harus segera dibenahi.
2. Segala bentuk penyimpanan dalam perlakuan terhadap identitas IPSM akan diproses
oleh pengurusIPSM yang bersangkutan dengan kebijakan pemberian sanksi secara
local sampai diterbitkannya kebijakan pemberian sanksi secara Nasional.

BUKU PANDUAN
| 43
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
LAMBANG IPSM

BENDERA IPSM

PANJI/PATAKA IPSM

BUKU PANDUAN
| 44
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
ALMAMATER / JAS IPSM

BUKU PANDUAN
| 45
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat
MARS PEKERJA SOSIAL MASYARAKAT (PSM)

Cipt.

PSM Manggala Kita,

Pekerja Sosial Masyarakat Kita

Tempat Mengemban Tugas Kemanusiaan,

Menuju Kesejahteraan Sosial Bersama

Kita Tingkatkan Kemampuan Keterampilan

Kita Kerahkan Swadaya dan Swadana

Berdasarkan Azas Pancasila,

Kita Bangun Bangsa Besar Sejahtera

Reff.

Masyarakat Bhinneka Tunggal Ika

Yang Adil Sentosa, Tujuan Utama

Kita Tanggulangi Masalah Masyarakat

Kita Tingkatkan Kreasi dan Produksi

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Pemurah

Kita Bangun Bangsa Rukun Bahagia

BUKU PANDUAN
| 46
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai