BAB I
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN
DAN JANGKA WAKTU
Pasal 1
1. Dayah ini pada awalnya bernama Dayah Babussalam Putra sejak tahun 1971 sampai
dengan 2010.
2. Kemudian nama ini diperbaharui oleh Tgk. H. Sirajuddin Hanafi (Waled) dengan nama
Lembaga Pendidikan Islam Dayah Babussalam sebagai tafaulan kepada pendiri sejak
tahun 1971 sampai sekarang.
Pasal 2
Dayah ini berkedudukan di Gampong Blang Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara,
Provinsi Aceh dan dapat membentuk perwakilan/cabang jika diperlukan untuk
kepentingan Dakwah Islamiyah.
Pasal 3
BAB II
VISI, MISI, LANDASAN, AZAS DAN PRINSIP
Visi
1. Dayah merupakan syiar tholab al ‘ilmi dan sumber pengetahuan Islam untuk mencapai
Ridha Allah SWT.
2. Mencetak kader-kader ulama dan menciptakan masyarakat islami yang berhaluan ahlu
sunnah wal jamaah.
Misi
Landasan
Pasal 4
Dayah ini berlandaskan kepada Al-Qur’an dan Hadits, Ijma, Qiyas serta
perundangan yang berlaku.
Azas
Pasal 5
Dayah ini berazas kepada: Taat pada Agama/Hukum, Berakhlaqul Karimah, Kegiatan
Dakwah/Pendidikan, Pemberdayaan Ekonomi dan Solidaritas Sosial serta tidak berapiliasi
pada Partai Politik tertentu (Independen).
Prinsip
Pasal 6
Prinsip dasar pengurus dan anggota Lembaga Pendidikan Islam Dayah Babussalam:
1. Keikhlasan
2. Kekeluargaan,
3. Kebersamaan,
4. Kemandirian,
5. Keterbukaan, dan
6. Kejujuran.
BAB III
FUNGSI, PERAN, TUJUAN DAN USAHA
Fungsi
Pasal 7
Dayah berfungsi sebagai pusat tholab al-`ilmi, pembinaan akhlaq al-karimah, kegiatan
dakwah, pengembangan keterampilan, dan kepedulian sosial di lingkungan Lembaga
Pendidikan Islam Dayah Babussalam dan masyarakat pada umumnya.
Peran
Pasal 8
Dayah berperan :
1. Merintis, menyelenggarakan dan membina kegiatan-kegiatan pendidikan dakwah dan
kegiatan sosial di Lembaga Pendidikan Islam Dayah Babussalam.
2. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka kegiatan kepesantrenan.
3. Mempublikasikan seluruh kegiatan yang ada dalam binaan Lembaga Pendidikan
Islam Dayah Babussalam
Tujuan
Pasal 9
1. Dayah berhak untuk mendirikan yayasan, perusahaan dan menerima bantuan dari
berbagai pihak yang halal dan tidak mengikat.
2. Untuk menunjang hasil usaha, pesantren bekerjasama dengan Koperasi Dayah dan
Yayasan.
3. Segala bentuk bantuan dan usaha yang diterima Dayah di kelola sesuai dengan
bidangnya masing-masing.
BAB IV
LAMBANG
Bentuk Lambang
Pasal 11
Isi Lambang
Pasal 12
Isi lambang berupa gambar kitab kuning dengan kapas dan padi di sampingnya dengan serta
satu bintang diatasnya dan dilingkup dalam lingkaran segi lima.
Warna lambang
Pasal 13
1. Warna putih melambangkan kesucian hati dan pikiran untuk penyebaran Islam.
2. Warna kuning emas melambangkan kesejahteraan.
3. Warna hijau merupakan lambang perdamaian.
1. Bentuk segi lima merupakan lambang rukun islam yang lima untuk syi`ar dimana Dayah
sebagai pusat penyebaran Syari`at Islam.
2. Kitab merupakan simbol tholab al`ilmi.
3. Satu bintang merupakan simbol dari penyebaran Agama Islam di Aceh berazaskan
Ahlussunnah waljamaah.
BAB V
KEUANGAN
Pasal 15
BAB VI
KEPENGURUSAN
Pasal 16
1. Pengurus pesantren/ dayah adalah keluarga besar Dayah Babussalam yang dipilih
berdasarkan hasil musyawarah mufakat.
2. Masa khidmat kepengurusan selama 5 (lima) tahun.
BAB VII
SUSUNAN PENGURUS DAN TUGAS-TUGAS POKOK
PENGURUS
Pasal 17
Komponen pengurus Dayah Babussalam terdiri atas Dewan Masyayikh, Dewan Pengurus
dan Dewan Santri.
Tugas Pokok
Pasal 18
1. Tugas pengurus adalah menyelenggarakan keorganisasian dalam kegiatan Dayah
Babussalam sesuai dengan amanahnya masing-masing, secara rinci dijabarkan dalam
lampiran.
2. Tugas pokok dalam Anggaran Dasar ini berupa tugas komponen inti pondok
pesantren, yaitu: Dewan Masyayikh, Dewan Pengurus dan Dewan Santri.
Mekanisme Pengangkatan
Pasal 19
BAB IX
MUSYAWARAH
Pasal 20
1. Musyawarah Besar Lima Tahunan adalah musyawarah yang terjadi 5 tahun sekali
dimana agendanya adalah meninjau kembali Anggaran Dasar, memperbaiki dan
menambah muatan materi jika dipandang perlu yang dihadiri oleh minimal 2/3 anggota
Dewan Pengurus dan Dewan Masyayikh.
2. Musyawarah Besar diselenggarakan pada acara reshufle kepengurusan Dayah
Babussalam.
3. Meminta pertanggung jawaban kepengurusan Dayah Babussalam dalam satu periode
kepengurusan.
4. Memilih pengurus dayah baru dan atau menetapkan kembali pengurus yang telah
diterima pertanggung jawabannya secara aklamasi.
Musyawarah Tahunan
Pasal 22
1. Musyawarah Kerja adalah musyawarah rutin setiap 6 (enam) bulan sekali dalam rangka
mempersiapkan agenda kerja nishfu sanah pada masing-masing bidang.
2. Dalam tugas nishfu sanah, masing-masing bidang menyampaikan laporan
kegiatan kepada Pimpinan Dayah Babussalam atau petugas yang ditunjuk pimpinan.
Musyawarah Insidental
Pasal 24
Pasal 25
BAB XI
PERUBAHAN DAN PERALIHAN
Pasal 26
Kepengurusan Dayah ini dapat dibubarkan atau di reshufle atas keputusan Musyawarah
Besar yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 peserta hadir rapat, yang terdiri dari
Dewan Masyayikh, dan Dewan Dayah Babussalam.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 27
1. Untuk yang pertama kalinya Anggaran Dasar itu dapat ditinjau dan direvisi kembali
melalui kegiatan Musyawarah Insidental darurat dengan mengacu kepada quorum
Musyawarah Besar.
2. Hal-hal yang belum diatur dan belum rinci akan diatur di kemudian hari apabila
diperlukan.