Oleh:
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pentingnya Badan Usaha Milik Desa Bumdes (BUMDES) bagi desa?
2. Bagaimana Pengelolaan Sumber Daya Alam Badan Usaha Milik Desa Bumdes
C. Kajian Teori
1. Teori Kemanfaatan
kebahagiaan kepada manusia atau tidak. Dengan demikian berarti bahwa setiap
sebuah teori hukum komprehensif di atas landasan yang sudah diletakkan, tentang asas
manfaat. Bentham merupakan tokoh radikal dan pejuang yang gigih untuk hukum yang
dikodifikasikan, dan untuk merombak hukum yang baginya merupakan sesuatu yang
hakikat kebahagiaan adalah kenikmatan dan kehidupan yang bebas dari kesengsaraan.
Bentham menyebutkan bahwa “The aim of law is The Greatest Happines for the
greatest number” Dengan katakata Bentham sendiri, inti filsafat disimpulkan sebagai
berikut : Alam telah menempatkan manusia di bawah kekuasaan, kesenangan dan
semua pendapat dan semua ketentuan dalam hidup kita dipengaruhinya. Siapa yang
berniat untuk membebaskan diri dari kekuasaan ini, tidak mengetahui apa yang ia
perasaan-perasaan yang selalu ada dan tak tertahankan ini seharusnya menjadi pokok
studi para moralis dan pembuat undang-undang. Prinsip kegunaan menempatkan tiap
Di Indonesia, muncul yang dinamakan hukum Progresif pada sekitar tahun 2002
dengan penggagasnya Satjipto Rahardjo. Hukum progresif lahir karena selama ini
ajaran ilmu hukum positif (analytical jurisprudence) yang dipraktikkan pada realitas
reformasi pada pertengah tahun 1997. Jika fungsi hukum dimaksudkan untuk turut serta
memecahkan persoalan kemasyarakatan secara ideal, maka yang dialami dan terjadi
Indonesia sekarang ini adalah sangat bertolak belakang dengan cita-cita ideal tersebut.2
dibangun dengan istilah Hukum Progresif yaitu yang digantungkan kepada kemampuan
manusia dalam menalar serta memahami dan nurani manusia untuk membuat
samping itu ide lainnya adalah hukum harus pro rakyat, pro keadilan, bertujuan untuk
1
Muhammad Reza, Kemanfaatan Hukum, https://www.metrokaltara.com/kemanfaatan-hukum/, diakses
Hari Senin 12 Mei 2023, Pukul 16.51 WITA.
2
Satjipto Rahardjo, Hukum Progresif: Hukum yang Membebaskan. Jurnal Hukum Progresif Program
Doktor Ilmu Hukum Univ. Diponegoro, Vol. 1/No. 1/April 2005, hlm. 3-5.
responsif, mendukung pembentukan negara hukum yang berhati nurani, dijalankan
dengan kecerdasan spritual serta bersifat membebaskan. Ada beberapa kata kunci yang
yaitu:
D. Pembahasan
pembangunan. Sebab pemerintah desa memiliki peran yang sangat signifkan dalam
pengelolaan sumber daya alam skala desa, mengingat lokasi sumber daya alam tersebut
secara administratf berada di desa. Tugas utama yang diemban oleh pemerintah desa
antara lain memberikan pelayanan sosial yang baik sehingga membawa warganya pada
Adapun UU Nomor 6 Tahun 2014 mengatur dengan rinci terkain Badan Usaha
Milik Desa (BUMDES). UU Desa ini mengatur tentang BUMDes pada Bab X
3
Ahmad Muliadi, Makalah Politik Hukum, (Jakarta: SAP S-2 Universitas Jayabaya, 2012), hlm. 16
kedalam tiga pasal4:
a. Pasal 87 ayat (1) Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa yang disebut
BUM Desa; ayat (2) BUM Desa dikelola dengan semangat kekeluargaan dan
b. Pasal 88 ayat (1) Pendirian BUM Desa disepakati melalui Musyawarah Desa ayat (2)
Pendirian BUM Desa (1) ditetapkan dengan Peraturan Desa. Pasal 89 hasil usaha
untuk masyarakat miskin melalui hibah, bantuan sosial, dan kegiatan dana bergulir
dengan:
didasarkan pada kebutuhan dan potensi desa, sebagai upaya peningkatan kesejahteraan
4
Zulkarnain Ridwan, Urgensi Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Dalam Pembangun Perekonomian
Desa, Vol.8, No.3, 2014, hlm.427-428
berbasis anggota dan pengusahaan mandiri. Dari semua itu yang terpenting adalah
dalam penyediaan pelayanan sosial. Tujuan pendirian BUMDes antara lain dalam
Oleh karena itu, meski setiap Pemerintah Desa dapat mendirikan Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes), namun penting disadari bahwa BUMDes didirikan atas prakarsa
menggunakan sumberdaya lokal dan terdapat permintaan pasar. Dengan kata lain,
pendirian BUMDes bukan merupakan paket instruksional yang datang dari Pemerintah,
masyarakat desa. Untuk itu, masyarakat desa perlu dipersiapkan terlebih dahulu agar
dapat menerima gagasan baru tentang lembaga ekonomi yang memiliki dua fungsi yakni
5
Ibid
6
Ibid
bersifat sosial dan komersial. Dengan tetap berpegang teguh pada karakteristik desa dan
nilai-nilai yang hidup dan dihormati. Maka persiapan yang dipandang paling tepat
adalah berpusat pada sosialisasi, pendidikan, dan pelatihan kepada pihak-pihak yang
penawaran sumberdaya lokal (barang dan jasa) ke pasar. Dalam menjalankan usahanya
prinsip efisiensi dan efektifitas harus selalu ditekankan. BUMDes sebagai badan
yang terbangun di masyarakat desa. Dengan demikian, bentuk BUMDes dapat beragam
di setiap desa di Indonesia. Ragam bentuk ini sesuai dengan karakteristik lokal, potensi,
2. Pengelolaan Sumber Daya Alam Badan Usaha Milik Desa Bumdes (BUMDES)
Indonesia dengan semangat membangun desa menggali kekuatan dan kearifan lokal
setempat, yang pada dasarnya berasal dari karakter masyarakat dengan gotong
royongnya. Upaya yang dilakukan dalam mendorong gerakan ekonomi desa melalui
7
Ibid
kewirausahaan desa menjadi salah satu strategi dalam menumbuhkan ekonomi desa
bahwa dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat dan desa, pemerintah desa
dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa.
dan emansipatif dengan dua prinsip yang mendasari, yaitu member base dan self help .
Setiap desa mempunyai potensi ekonomi yang jika dikelola secara maksimal dan
professional melalui BUMDes, akan menjadi solusi masalah sosial dan ekonomi serta
tidak ada lagi urbanisasi masyarakat desa yang mencari pekerjaan di kota.9
pengaturan mengenai pengelolaan sumber daya alam skala desa oleh BUMDes,
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, PP Nomor 43 tahun 2014 tentang Peraturan
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Tahun 2015 tentang Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi, Permendagri Nomor
114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa, Permendes PDTT Nomor 1
Kewenangan Lokal Berskala Desa, Permendes PDTT Nomor 2 Tahun 2015 tentang
8
Yusuf Deni Kristanto, Bum Desa Sebagai Kekuatan Ekonomi Baru, Lakeisha, Klaten,Cet.1, 2021,
hlm.194
9
Ibid
Permendes PDTT Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan
disimpulkan bahwa secara normatf masyarakat desa memang mempunyai hak atas
pengelolaan sumber daya alam skala desa dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
masyarakat desa yang salah satunya dapat dilakukan oleh BUMDes. Meskipun secara
normatif pengelolaan sumber daya alam skala desa oleh BUMDes tersebut mempunyai
dasar hukum yang kuat, namun dalam praktknya masih terdapat permasalahan di
lapangan dalam pelaksanaannya, antara lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: 11
a. Masih belum semua desa dapat menggali potensi sumber daya alamnya, sehingga
hanya desa-desa yang sangat inovatIf saja yang dapat mengelola potensi sumber
daya alam skala desa sepertI yang terdapat di Kabupaten Gunung Kidul yang sudah
mempraktkkan pengelolaan sumber daya alam skala desa oleh BUMDes. Beberapa
desa di Kabupaten Gunung Kidul yang sangat inovatf dan telah mempraktkkan
pengelolaan sumber daya alam oleh BUMDes antara lain: Desa Mulo, Desa
Karangrejek, Desa Duwet, Desa Wareng, Desa Karangtengah. Kelima desa tersebut
mengelola potensi sumber daya alam yang berbeda-beda sesuai potensi sumber daya
potensi sumber daya alam antara lain: pertanian, tambang batu puth, sumber air
bawah tanah dan sungai/air permukaan, jalur wisata. Selanjutnya BUMDes Desa
Mulo mengelola sumber daya alam antara lain: batu karst, sumber air (embung), dan
juga kawasan hutan. Sedangkan BUMDes Desa Duwet, mengelola sumber daya
alam berupa sumber daya air untuk wisata air dan juga lahan pertanian sepert jagung,
10
Ibid
11
Agus Surono, Peranan Hukum Dalam pengelolaan Sumber Daya Alam Skala Desa Oleh Badan Usaha
Milik Desa (BUMDES) Dalam Meningkatakan Kesesahteraan Masyarakat, Vol.6, No.3, 2017, hlm. 475-476
singkong, ubi dan juga padi gogo. Adapun BUMDes Desa Wareng hanya mengelola
sumber daya alam air dan juga sumber daya alam pertanian. Kemudian yang terakhir
BUMDes Desa Karangtengah mengelola wisata sungai, sentra kerajinan pandai besi,
dan juga potensi objek wisata sepert gua bening, gua pari.
terkait BUMDes yang merupakan amanat UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa,
khususnya yang mengatur tentang pembinaan dan evaluasi terkait penggunaan dana
desa sebagai modal awal bagi BUMDes. Belum optmalnya pembinaan oleh
membuat Peraturan Daerah secara persentase baru sekitar kurang dari 30% dari
menyebabkan pembinaan dan evaluasi terkait penggunaan dana desa sebagai modal
c. Tingkat pengetahuan dan pemahaman Kepala Desa dan perangkat desa, terhadap
kewenangan desa dalam pengelolaan sumber daya alam skala desa yang bertujuan
pembentukan BUMDes.
perundang-undangan yang lebih tnggi sepert Peraturan Menteri dan juga tumpang
e. Pengelolaan sumber daya alam oleh swasta baik nasional maupun modal asing di
berbagai wilayah desa sepert di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, Papua dan wilayah
daya alam skala desa oleh BUMDes, karena seringkali pola kemitraan yang
BUMDes di wilayah administratf sumber daya alam tersebut berada, tdak diikut
daya alam skala desa oleh BUMDes belum dapat berjalan optmal sesuai tujuannya yaitu
strategis sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, antara lain12:
a. Perlu dilakukan pelathan-pelathan yang lebih intensif oleh Kementerian terkait dan
Pemerintah Daerah kepada masyarakat desa dan juga pemerintahan desa agar dapat
lebih menggali potensi sumber daya alam skala desa, termasuk juga model
12
Ibid
c. Perlu dilakukan harmonisasi peraturan perundang-undangan di tngkat Peraturan
Menteri dengan Perda, terkait dengan kewenangan desa dalam pengelolaan sumber
sumber daya alam skala desa oleh BUMDes dapat benarbenar mewujudkan
kesejahteraan masyarakat desa. Sehingga amanat Pasal 33 ayat (3) UUD 1945, yang
pada intnya kekayaan alam yang berada di wilayah Indonesia, khususnya di desa dapat
E. Kesimpulan
1. Pentingnya Badan Usaha Milik Desa Bagi Desa (BUMDES) didasarkan pada
BUMDes merupakan pilar kegiatan ekonomi di desa yang berfungsi sebagai lembaga
bahwa secara normatif pengelolaan sumber daya alam skala desa oleh BUMDes
tersebut mempunyai dasar hukum yang kuat, namun dalam praktknya masih terdapat