Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KONSEP KESEHATAN, KEPERAWATAN DAN HAK ASASI MANUSIA

Tugas Mata Kuliah Hukum Kesehatan


Dosen DR.Maryati Sutarno SPd,SST,MARS

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK II

1. ANITA LUSIANA ( NIM. 210115049 )


2. ANNISA NUR PERTIWI ( NIM.210115050 )
3. ERVINA Br. SINURAYA (NIM.210115066)
4. INDAH MULYANI (210115075)
5. NURDIYANAH (NIM.210115091)

STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA


2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, nikmat serta
karunia- Nya yang tak ternilai dan tak dapat dihitung sehingga kami bisa menyusun
dan menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul “Konsep
Kesehatan,Keperawatan dan Hak Asasi Manusia” ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat Ilmu Keperawatan STIKES ABDI
NUSANTARA Jakarta.

Makalah ini berisikan mengenai Konsep Kesehatan disusun agar pembaca


dapat memperluas ilmu tentang “Konsep Kesehatan,Keperawatan dan Hak Asasi
Manusia”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.

Adapun, penyusunan makalah ini kiranya masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, kami menghaturkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan
dalam makalah ini. Kami pun berharap pembaca makalah ini dapat memberikan
kritik dan sarannya kepada kami agar di kemudian hari kami bisa membuat
makalah yang lebih sempurna lagi.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada segala pihak yang
tidak bisa disebutkan satu-persatu atas bantuannya dalam penyusunan
makalah ini.

Jakarta, 14 Maret 2022

Tim Penyusun
BAB I
A. Pendahuluan
Keperawatan di Indonesia saat ini masih dalam suatu proses profesionalisasi
yaitu terjadinya suatu perubahan dan perkembangan karakteristik sesuai tuntutan
secara global dan lokal / otonomi. Untuk mewujudkannya maka perawat Indonesia
harus mampu memberikan asuhan keperawatan secara profesional kepada klien
dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa dan negara (Nursalam, 2001)
Undang-undang kesehatan No. 23 tahun 1992 memberikan batasan: kesehatan
adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Batasan yang diangkat dari batasan
kesehatan menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) yang paling baru yaitu
bahwa kesehatan merupakan keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial,
dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. Pada dasarnya kesehatan
mencakup tiga aspek yaitu fisik, mental, dan sosial, tetapi menurut undang-undang
No. 23/1992, kesehatan mencakup empat aspek yaitu fisik, mental, sosial, dan
ekonomi (Notoatmodjo, 2007:3) Jadi Kesehatan merupakan suatu gejala di mana
kondisi tubuh maupun jiwa dalam kondisi yang produktif baik dari segi fisik, mental,
sosial maupun ekonomi, di mana kesehatan suatu kondisi tubuh yang sangat
penting dalam menjalani aktifitas dalam kehidupan sehari-hari, tanpa kesehatan
akan menghambat aktifitas dalam kehidupan baik rohani maupun jasmani.
Dalam tubuh terdapat kondisi sehat dan sakit, di mana sehat sangat tergantung
pada kondisi keseimbangan unsur-unsur yang ada dalam tubuh manusia, jika
keseimbangan tubuh terganggu akan mengakibatkan kondisi tubuh yang tidak sehat
di mana akan menimbulkan penyakit yang dapat menghambat aktifitas hidup sehari-
hari, dapat mengakibatkan pikiran terganggu. Secara umum sakit merupakan suatu
keadaan terhadap diri dan lingkungan yang tidak seimbang. Dengan demikian jika
seseorang tidak dapat menjaga keseimbangan diri dan lingkungannya, atau
organisme tubuh tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka orang tersebut dapat
dikatakan sakit (Siodjang, 1993/1994:2).
A. Tujuan

1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengetahuan tentang konsep Kesehatan


dan keperawatan

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui definisi konsep keperawatan


2. Menyatakan apakah UU HAM di Indonesia telah tercapai atau belum?
3. hukum positif di Indonesia
B. Manfaat
Salah satu manfaat pembahasan tentang hak asasi manusia ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana hak asasi manusia telah diterapkan di negara
Indonesia. Dan juga dengan dibahasnya permasalahan ham ini maka akan
memberikan pengetahuan terhadap siapa saja yang ingin membaca makalah ini .
adapun manfaat dan tujuan pembahasan ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan manfaat untuk memahami pemahaman tentang faktor apakah
yang melatarbelakangi terjadinya pelanggaran hak asasi manusia dalam
kehidupan bermasyarakat .
2. Agar dapat mengetahui sejauh mana peran pemerintah dalam menegakkan
serta melindungi hak asasi manusia maupun rakyat Indonesia dalam
mendapatkan haknya untuk hidup di dalam bangsa Indonesia ini.
3. Serta bermanfaat untuk dapat mengembangkan pengetahuan agar
mengetahui paya apa yang akan ditempuh oleh pemerintah untuk
menanggulangi permasalahan pelanggaran hak asasi manusia saat ini di
Indonesia.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Hak Asasi Manusia (HAM) dalam bahasa inggris human ringts dalam bahasa
prsncis droits de i’homme jadi Hak asasi manusia adalah konsep hukum dan
normatif yang menyatakan bahwa manusia memiliki hak melekat pada dirinya
karna ia adalah seorang manusia Hak asai manusia berlaku kapanpun,
dimanapun, dan kepada siapapun, sehingga sifatnya universal. HAM pada
prinsipnya tidak dapat dicabut, juga tidak dapat dibagi-bagi, saling berhubungan
dan saling bergantung.
Perlindungan hak asasi manusia (HAM) adalah salah satu pilar utama dari
Negara Demokrasi, selain supremasi hukum yang dicerminkan dengan prinsip
the Rule of Law. Sebagai suatu Negara demokrasi yang berdasarkan atas hukum
(rechtstaat), sudah selayaknya Indonesia mengatur perlindungan hak asasi
manusia (HAM) ke dalam konstitusinya. Perlindungan hak asasi manusia (HAM)
diberikan kepada semua orang, termasuk juga orang yang diduga dan atau telah
terbukti melakukan Tindak Pidana. Terhadap orang yang diduga melakukan
suatu Tindak Pidana (sebagai tersangka atau terdakwa) seharusnya diberikan
atau perhatian atas hak-haknya sebagai manusia, sebab dengan menyandang
setatus sebagai tersangka atau terdakwa pelaku tindak pidana, dia akan
dikenakan beberapa tindakan tertentu yang mengurangi hak-hak asasinya
tersebut.

2.1 Macam- Macam Hak Asasi Manusia (HAM) •


Hak Asai Pribadi (Personal Human Rights) Hak ini merupakan hak yang
berhubungan dengan kehidupan pribadi setiap orang. Contoh dari personal
human rights ini adalah kebebasan untuk menyampaikan pendapat ,kebebasan
untuk berpergian, bergerak , berpindah keberbagai tempat dan lain sebagainya.
• Hak Asasi Politik (Politic Rights) Ini merupkan hak asasi dalam kehidupan politik
seseorang . contohnya hak dipilih dan memilih ,hak dalam keikutsertaan kegiatan
pemerintah, hak dalam membuat petisi dan sebagainya.
• Hak Asasi Ekonomi (property rights) Hak ini menyangkut hak individu dalam
hal perekonomian. Contohnya kebebasan dalam hal jual-beli,perjanjian
kontrak,penyelenggaraan sewa-menyewa,memiliki sesuatu dan memiliki
pekerjaan yang pantas.
• Hak Asasi Peradialan (procedural rights) Hak dalam memperoleh perlakuan
sama dalam tata cara pengadilan. Contonya adalah hak untuk mendapatkan
pembelaan hukum,hak untuk mendapatkan perlakuan
pemeriksaan,penyidikan,penangkapan,penggeledahan dan penyidikan antar
muka.
• Hak Asasi Sosial Budaya Hak terkait dalam kehidupan masyarakat. Contonya
adalah hak untuk menentukan,memilih,dan melakukan pendidikan.hak untuk
pengajaran untuk mendapatkan budaya sesuai dengan bakat dan minat.
• Hak Asasi Hukum (legal equality rights) Hak untuk mendapatkan kependudukan
yang sama dalam hal hukum dan pemerintahan. Contohnya adalah
mendapatkan perlakuan yang sama dalam bidang hukum dan
pemerintahan,menjadi pegawai sipil,perlindungan dan pelayaan hukum.

Dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 sebelum di ubah


dengan perubahan Kedua pada tahun 2000, hanya memuat sedikit ketentuan
yang dapat dikaitkan dengan pengertian hak asasi manusia. Pasal-pasal yang
biasa dinisbatkan dengan pengertian hak asasi manusia itu adalah:
1. Pasal 27 Ayat (1) yang berbunyi, “Segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan wajib menjunujung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”
2. Pasal 27 Ayat (2) yang berbunyi, “Tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, ”
3. Pasal 28 yang berbunyi, “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tuisan dan sebagainya ditetapkan
dengan undang-undang, ”.
4. Pasal 29 Ayat (2) yang berbunyi, “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepecayaannya itu”.
5. Pasal 30 Ayat (1) yang berbunyi, “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pembelaan negara, ”.
6. Pasal 31 Ayat (1) yang berbunyi, ”Tiap-tiap warga negara berhak mendapat
pengajaran, ”.
7. Pasal 34 yang berbunyi. ”Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh
negara
2.2 Ciri-Ciri Hak Asasi Manusia
• Ham tidak diberikan kepada seseorang, melainkan merupakan hak semua
orang, baik itu hak sipl,politik,ekonomi,soasial dan hak budaya.
• Hak tidak dapat dicabut,dihilangkan,atau diserahkan.
• Ham bersifat hakiki yaitu hak yang sudah da sejak manusia dalam kandungan.
• Ham sifatnya universal sehingga berlaku bagi semua manusia tanpa
memandang status,suku,gender,dan perbedaan lainya.
BAB III
PEMBAHASAN
Hukum positif Indonesia adalah hukum yang saat ini berlaku baik tertulis maupun
tidak tertulis, yang merupakan campuran dari sistem hukum Eropa, hukum
agama dan hukum adat.Sistem hukum Eropa mampu masuk ke Indonesia
melalui penjajah-penjajah yang pernah singgah ke Indonesia, terutama
Belanda.Sistem hukum agama juga merupakan hasil dari penyebaran banyak
agama dari luar masuk ke Indonesia.Sedangkan sistem hukum adat adalah
hukum yang berasal dari masyarakat pribumi Indonesia sendiri.Prinsip dasar
adalah hukum adat untuk masyarakat Indonesia terklasifikasi ke dalam pribumi,
dan hukum Belanda untuk masyarakat Eropa dan itu terklasifikasi dalam hukum
Eropa.
Hukum menurut kamus hukum adalah :
1. Peraturan yang dibuat oleh penguasa (pemerintah) atau adat yang berlaku
bagi semua orang di suatu masyarakat (negara).
2. Undang-undang, Peraturan, dan sebagainya untuk mengatur pergaulan hidup
masyarakat.
3. Patokan (kaidah, ketentuan) mengenai peristiwa (alam dan sebagainya) yang
tertentu.
4. Keputusan (pertimbangan) yang ditetapkan oleh hakim (dalam pengadilan) :
vonis. KUHAP memberikan kewenangan-kewenangan hukum kepada negara
melalui aparat penegak hukumnya untuk melakukan tindakan. Hal ini merupakan
sumber kewenangan dan kekuasaan bagi berbagai pihak yang terlibat dalam
proses penegakan ini (Polisi, Jaksa, Hakim, Penasehat Hukum). Kewenangan
tersebut antara lain dikenal dengan tindakan upaya paksa dari penegak hukum,
yang seringkali melanggar hak asasi tersangka, dilakukan dengan kekerasan
(violence) dan penyiksaan (torture). Hal ini menunjukan adanya suatu benturan
antara penerapan asas praduga tidak bersalah dan upaya paksa karena tidak
sesuai prosedur dan Undang-Undang
Hak menurut Kamus Hukum adalah kekuasaan atau wewenang yang dimiliki
atau berbuat sesuatu. Adanya penggunaan untuk istilah yang sama untuk hak
dan hukum yaitu ius untuk menunjukkan bahwa pengertian hak dalam hukum
romawi.
Menurut Bentham hak adalah anak dari hukum. Dari hukum yang nyata timbul
hak yang nyata.Tersangka sendiri menurut Pasal 1 butir 14 KUHAP adalah
seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan bukti
permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana.Tahanan adalah
seseorang yang berada dalam penahanan.
Berdasarkan Pasal 1 angka 21 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana (“KUHAP”). Penahanan adalah penempatan tersangka
atau terdakwa di tempat tertentu oleh penyidik, atau penuntut umum, atau hakim
dengan penetapannya. Menurut Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia, HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah
dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia. Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia bahwa setiap
manusia merupakan hamba Tuhan dan juga sebagai makhluk yang sama
sederajatnya dengan manusia lain, harus ditempatkan pada keluhuran harkat

Menurut Bambang Sutiyoso “eksistensi hukum sangat diperlukan dalam


mengatur kehidupan manusia, tanpa adanya hukum, kehidupan manusia akan
liar. Siapa yang kuat dialah yang menang”. Dari beberapa pengertian diatas kita
menemukan beberapa unsur dari hukum, yaitu:
a. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat.
b. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib.
c. Peraturan itu bersifat memaksa.
d. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.
Hukum positif Indonesia menurut bentuknya terdiri dari hukum tertulis (peraturan
perundangan) dan hukum tidak tertulis (hukum adat). Sumber hukum positif
Indonesia ada dua yaitu sumber hukum materiil dan sumber hukum formil.
Sumber hukum materiil adalah kesadaran hukum masyarakat atau kesadaran
hukum yang hidup dalam masyarakat yang dianggap seharusnya.
B. Hak untuk Hidup
Hak untuk hidup adalah hak asasi yang paling mendasar bagi diri setiap
manusia. Sifat keberadaan hak ini tidak dapat ditawar lagi (non derogable rights).
Hak untuk hidup mungkin merupakan hak yang memiliki nilai paling mendasar
dari peradaban modern. Dalam analisis yang bersifat final, jika tidak ada hak
untuk hidup maka tidak akan ada pokok persoalan dalam hak asasi manusia
lainnya.
Hak Untuk Hidup dalam Instrumen Internasional Pasal 3 DUHAM (Deklarasi
Universal tentang Hak Asasi Manusia) PBB merumuskan bahwa setiap orang
mempunyai hak atas kehidupan, kemerdekaan dan keselamatannya. Ketentuan
ini sangat jelas memberikan jaminan atas hak untuk hidup. Instrumen
Internasional lain yang memberikan rumusan yang tegas tentang hak untuk hidup
ini adalah Pasal 6 ICCPR (International Covenan Civil and Political Rights). Pasal
6 ayat (1) ICCPR tersebut menyatakan bahwa: Setiap manusia memiliki melekat
hak untuk hidup. Hak ini harus dilindungi oleh hukum. Tidak seorang pun insan
manusia yang secara gegabah boleh dirampas hak kehidupannya. Dalam
ketentuan yang lainnya, hak untuk hidup juga dilindungi dalam Pasal 6 Konvensi
Hak-Hak Anak yang menayatakan bahwa Para Negara Peserta Konvensi
mengakui bahwa tiap-tiap anak mempunyai hak yang melekat atas
kehidupannya. Sehingga setiap anak dimuka bumi dapat menyatakan bahwa,
“aku harus tetap hidup dan berkembang sebagai manusia.”
b. Hak Untuk Hidup dalam Ketentuan Perundang-undangan Indonesia. Di
Indonesia, perumusan mengenai hak untuk hidup itu tertuang dalam beberapa
peraturan perundang undangan, salah satunya Undang-Undang Dasar 1945
(UUD’45) Amandemen UUD’45 melalui beberapa Pasal merumuskan mengenai
Hak Untuk Hidup sebagai berikut:
Pasal 28 A: Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak untuk
mempertahankan hidup dan kehidupannya.
Pasal 28 B ayat (2): Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup tumbuh dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 28 H ayat (1): Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan bathin,
bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 28 I ayat (1) Hak untuk hidup, hak
untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak
untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan
hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi
manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun Instrumen nasional
lainnya yang berkaitan dengan Hak Untuk Hidup adalah Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (UU RI
No.39 Th.1999 ttg HAM). Melalui beberapa pasal dalam UU tersebut dirumuskan
dengan Hak Untuk Hidup, antara lain:
Pasal 4: Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran
dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui
sebagai pribadi dan persamaan di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut
atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apapun dan oleh siapapun.
Pasal 9: (1) Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan
meningkatkan taraf kehidupannya. (2) Setiap orang berhak untuk hidup tenteram,
aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan bathin. (3) Setiap orang berhak atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat.
Pasal 53 ayat (1): Setiap anak sejak dalam kandungan, berhak untuk hidup,
mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf hidup.
Hak Atas Kesehatan
Hak atas kesehatan bukanlah berarti hak agar setiap orang untuk menjadi sehat,
atau pemerintah harus menyediakan sarana pelayanan kesehatan yang mahal di
luar kesanggupan pemerintah. Tetapi lebih menuntut agar pemerintah dan
pejabat publik dapat membuat berbagai kebijakan dan rencana kerja yang
mengarah kepada tersedia dan terjangkaunya sarana pelayanan kesehatan
untuk semua dalam kemungkinan waktu yang secepatnya.16,17 Dalam Pasal 12
ayat (1) International Covenant on Economic, Social and Cultural Right (ICESCR)
hak atas kesehatan dijelaskan sebagai “hak setiap orang untuk menikmati
standar tertinggi yang dapat dicapai atas kesehatan fisik dan mental” tidak
mencakup area pelayanan kesehatan. Sebaliknya, dari sejarah perancangan dan
makna gramatikal pasal 12 ayat (2) yang menyatakan bahwa langkah-langkah
yang akan diambil oleh Negara Pihak pada kovenan ini guna mencapai
perwujudan hak ini sepenuhnya, harus meliputi hal-hal yang diperlukan untuk
mengupayakan :
a. Ketentuan-ketentuan untuk pengurangan tingkat kelahiran-mati dan kematian
anak serta perkembangan anak yang sehat;
b. Perbaikan semua aspek kesehatan lingkungan dan industri;
c. Pencegahan, pengobatan dan pengendalian segala penyakit menular,
endemik, penyakit lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan;
d. Penciptaan kondisi-kondisi yang akan menjamin semua pelayanan dan
perhatian medis dalam hal sakitnya seseorang. Sehingga hak atas kesehatan
mencakup wilayah yang luas dari faktor ekonomi dan sosial yang berpengaruh
pada penciptaan kondisi dimana masyarakat dapat mencapai kehidupan yang
sehat, juga mencakup faktor-faktor penentu kesehatan seperti makanan dan
nutrisi, tempat tinggal, akses terhadap air minum yang sehat dan sanitasi yang
memadai, kondisi kerja yang sehat dan aman serta lingkungan yang sehat.9,18
Antara Hak Asasi Manusia dan Kesehatan terdapat hubungan yang saling
mempengaruhi. Seringkali akibat dari pelanggaran HAM adalah gangguan
terhadap kesehatan demikian pula sebaliknya, pelanggaran terhadap hak atas
kesehatan juga merupakan pelanggaran terhadap HAM

Isu Pokok Hak Atas Kesehatan


Pengertian kesehatan sangat luas dan merupakan konsep yang subjektif, serta
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor-faktor geografis, budaya dan
sosioekonomi. Oleh karena itu sulit untuk menentukan tentang apa saja yang
termasuk ke dalam hak atas kesehatan. Untuk itu para ahli, aktivis dan badan-
badan PBB mencoba membuat rincian mengenai core content hak atas
kesehatan. Core content terdiri dari seperangkat unsur-unsur yang harus dijamin
oleh negara dalam keadaan apapun, tanpa mempertimbangkan ketersediaan
sumber daya, yang terdiri dari : 1. Perawatan kesehatan :
a. Perawatan kesehatan ibu dan anak, termasuk keluarga berencana;
b. Imunisasi
c. Tindakan yang layak untuk penyakit-penyakit biasa (common disease) dan
kecelakaan;
d. Penyediaan obat-obatan yang pokok (essential drugs).
2. Prakondisi dasar untuk kesehatan :
a. Pendidikan untuk menangani masalah kesehatan termasuk metode-metode
untuk mencegah dan mengedalikannya;
b. Promosi penyediaan makanan dan nutrisi yang tepat;
c. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai
dengan kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya
terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar
atau menindas HAM orang lain. HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang
lain. Dalam Islam, Islam sudah lebih dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam
tentang Islam dapat dijumpai dalam sumber utama ajaran Islam itu yaitu Al-
Qur’an dan Hadits yang merupakan sumber ajaran normatif, juga terdapat dalam
praktik kehidupan umat Islam. Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan
dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM
baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan
suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM
menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM
sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.
B.Saran-saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak
oleh orang lain.

Anda mungkin juga menyukai