Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH FILSAFAT DAN ILMU KEDOKTERAN

“Filsafat dalam Kemerdekaan Suatu Bangsa”

KELOMPOK 2
Anggota Kelompok

Muhammad Afif Tegar (6130020008)


Andhien Syifa’ Tsabita (6130020009)
Wulan Kartika Yanti (6130020011)
Nurwulan Pasha R. F. (6130020012)
Ayu Pramudya Nirmala (6130020013)
Egy Atthahirah Septina (6130020014)
Anabela Amoret Amsori (6130020015)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan.” Merdeka adalah lepas dari belenggu penjajahan fisik. Mengapa kemerdekaan
dibutuhkan? Paragraf ketiga pembukaan UUD 1945 menegaskan: supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas. Sejarah memperlihatkan bahwa melalui perjuangan fisik, Indonesia
berhasil mengusir para penjajah dan kelompok yang ingin menjajah bangsa dan negara ini.
Dalam konteks kemerdekaan suatu bangsa, frasa “pilihan” yang terkandung di dalamnya
tentunya juga terkait sesuatu yang besar. Bukan sekadar untuk mengatasi masalah jangka
pendek, frasa “pilihan” digunakan untuk menggambarkan masa depan yang diharapkan.
Kemerdekaan, dengan demikian adalah kebebasan, kemampuan, kedaulatan dalam membuat
pilihan masa depan yang diharapkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan bagaimana kemerdekaan dalam perfektif filsafat
2. Jelaskan epistemologi atau esensi dari kemerdekaan
3. Jelaskan aksiologi atau value dari kemerdekaan
4. Jelaskan kemerdekaan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban serta relasinya dengan
bangsa jika dikaitkan dengan kesehatan
5. Jelaskan bagaimana peran pemerintah untuk pelayanan itu tadi yang berkaitan dengan
kemerdekaan

1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana kemerdekaan dalam perfektif filsafat
2. Mengetahui epistemologi atau esensi dari kemerdekaan
3. Mengetahui aksiologi atau value dari kemerdekaan
4. Mengetahui kemerdekaan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban serta relasinya
dengan bangsa jika dikaitkan dengan Kesehatan
5. Mengetahui bagaimana peran pemerintah untuk pelayanan itu tadi yang berkaitan
dengan kemerdekaan.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Kemerdekaan dalam Perspektif Filsafat

A. Definisi Etika Dalam Kesehatan


Etika adalah salah satu bagian dari filsafat. Filsafat sebagai interpretasi mengenai hidup
dan manusia mempunyai tugas meneliti dan menentukan semua fakta yang konkret sampai pada
dasarnya yang terdalam. (Hanafiah, M. Jusuf., Amri Amir. 2007)

B. Tujuan Dibuat Etika Kesehatan


Etika kesehatan bertujuan mengatur bagaimana tingkah laku dalam memberikan jasa
pelayanan kesehatan, menentukan aturan-aturan yang berisikan bagaimana menangani suatu
masalah yang berkaitan dengan etik agar tidak menjadi suatu hal yang nantinya akan melanggar
ke ranah hukum dan menimbulkan efek hukuman bagi diri sendiri, pasien, atau klien.
Contohnya yaitu pada etika kedokteran. Etika kedokteran berfokus pada masalah yang
muncul dalam praktik pengobatan atau perawatan. Karena itu, Kode etik profesi sangat
diperlukan, dimana itu merupakan hasil pemikiran kontrol diri profesi yang bersangkutan, dan
ini merupakan perwujudan dasar dari nilai moral.

C. Hubungan Etika dan Hukum Kesehatan


Hukum kesehatan merupakan peraturan hukum yang berkaitan langsung dengan
pemberian kesehatan dan penerapannya pada hukum perdata, hukum administrasi, dan hukum
pidana. Hukum kesehatan adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan
pelayanan kesehatan dan penerapannya. Hukum kesehatan terdapat banyak hal, seperti hukum
kedokteran, hukum keperawatan, hukum farmasi, hukum apotik, hukum kesehatan masyarakat,
hukum perobatan, dan lain-lain. (Sang Gede Purnama. 2017).

D. Segi-Segi Hukum Hak dan Perlindingan Tenaga Kesehatan


Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pemerintah sudah membentuk
Undang–Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Perundang – undangan tersebut
mangatur secara jelas, cermat dan lengkap menganai setiap aspek kesehatan. Mulai dari
pengertian penting dalam asas dan tujuan, hukum kesehatan, hak dan kewajiban (Achadiat. c. M.
2007).

3
E. Sanksi Terhadap Pelanggaran Etik Kedokteran
Saat ini MKEK (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran) menjadi majelis profesi yang
menyidangkan kasus dugaan pelanggaran etik dan disiplin profesi di kalangan kedokteran.
Persidangan etik dan disiplin profesi akan dilakukan secara terpisah dari proses persidangan
gugatan perdata atau tuntutan pidana karena domain dan jurisdiksinya berbeda. Persidangan
etik dan disiplin profesi dilakukan oleh Majelis kehormatan etik kedokteran IDI, sedangkan
gugatan perdata dan tuntutan pidana dilaksanakan di lembaga pengadilan di lingkungan
peradilan umum (Kanisius. 1995).

2.2 Epistemologi atau Esensi dari Kemerdekaan


Secara filosofis kemerdekaan Indonesia bisa ditinjau dari 3 aspek, yaitu ontologi
(eksistensi realitas), epistemologi (esensi realitas), dan aksiologi (nilai realitas). Berdasarkan
ontologi, kemerdekaan Indonesia merupakan realitas nyata dan merupakan bentuk perwujudan
dari kehendak masyarakat Indonesia untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
sebagai bangsa yang merdeka. Secara epistemologi, kemerdekaan Indonesia merupakan pokok
atau dasar berpikir para founding fathers mengenai desain negara yang merdeka dengan segenap
cita-cita kemerdekaannya. Secara aksiologi, kemerdekaan Indonesia adalah bentuk perjuangan
untuk memperjuangkan sebuah nilai atau value. Nilai yang menentang setiap bentuk
kolonialisme di dunia.

2.3 Aksiologi atau Value dari Kemerdekaan


Aksiologi merupakan satu dari tiga cabang utama ilmu filsafat selain ontologi dan
epistemologi.
Menurut Frondizi, pokok permasalahan yang dibahas di dalam aksiologi mencakup empat
hal, yaitu :
(1) Persoalan nilai dalam kehidupan sehari-hari
(2) Persoalan nilai objektif dan nilai subjektif
(3) Persoalan metodologi pemahaman nilai
(4) Persoalan cara kita memahami nilai.
Berdasarkan Scheler, nilai-nilai itu berjenjang dari nilai paling rendah sampai ke nilai
paling tinggi. Dalam hal ini terdapat empat jenjang nilai, yaitu:
(1) nilai kenikmatan (nilai material dan inderawi),
(2) nilai vital,
(3) nilai spiritual, dan
(4) nilai keagamaan (nilai religius).

4
2.4 Kemerdekaan Terkait dengan Hak dan Kewajiban serta Relasi Bangsa Terkait
Kesehatan
Sasaran dari Program Indonesia Sehat ialah meningkatkan derajat kesehatan dan status
gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Hal ini juga didukung
dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan
sasaran pokok atau tujuan dari RPJMN 2015-2019, yakni: (1) meningkatnya status kesehatan dan
gizi ibu dan anak, (2) meningkatnya pengendalian penyakit, (3) meningkatnya akses dan mutu
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan,
(4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan
kualitas pengelolaan SJSN kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan
vaksin, dan (6) meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.

2.5 Peran Pemerintahan untuk Pelayanan Kesehatan


Tanggung jawab pemerintah dalam upaya pelayanan kesehatan tertuang dalam UUD RI
No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan (UU kesehatan), yang berisikan mengenai penrencanaan,
mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan
yang merata dan terjangkau oleh masyarakat.

5
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Etika adalah salah satu bagian dari filsafat. Filsafat sebagai suatu interpretasi tentang
hidup manusia mempunyai tugas meneliti dan menentukan semua fakta konkret sampai pada
dasarnya yang mendalam. Kemerdekaan Indonesia dapat dibedah dari tiga aspek, yakni ontologi
(eksistensi realitas), epistemologi (esensi realitas), dan aksiologi (nilai realitas).

SARAN
Pembaca dan penulis diharapkan bukan hanya sekedar membaca, namun dituntut agar
supaya memahami kajian etika dalam kehidupan sehari-hari.

6
DAFTAR PUSTAKA

1. Frondizi, Risieri, 2001, Pengantar Filsafat Nilai, judul asli: What is Value,
penerjemah: Cuk Ananta Wijaya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
2. Wijaya,Cuk Ananta, 1993, “Nilai menurut Risieri Frondizi” dalam Jurnal Filsafat,
No. 17 tahun 1993, Fakultas Filsafat UGM, Yogyakarta.
3. Parmono, R., 1993, “Konsep Nilai menurut Max Scheler” dalam Jurnal Filsafat, No.
17 tahun 1993, Fakultas Filsafat UGM, Yogyakarta.
4. Weppy Susetiyo, Anik Iftitah, 2021, PERANAN DAN TANGGUNGJAWAB
PEMERINTAHAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN PASCA BERLAKUNYA UU
CIPTA KERJA. Fakultas Hukum Universitas Islam Balitar.
5. Robiyati Podungge, 2010, PERAN PEMERINTAHAN DAERAH DALAM
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN BIDANG KESEHATAN, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo.
6. Sinambela, Dr. Lijan Poltak. 2007. Reformasi Pelayanan Publik (Teori, kebijakan
dan implementasi). Jakarta: Bumi Aksara
7. Darwin Eryati, Hardisman. 2014. Etika Profesi Kesehatan. Yogyakarta: Deepublish
8. Achadiat. c. M. 2007. Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran dalam Tantangan
Zaman. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
9. Hanafiah, M. Jusuf., Amri Amir. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan.
Jakarta: EGC
10. Kanisius. 1995. Etika Profesi Hukum. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
11. Purnama, Sang Gede. 2017. Etika dan Hukum Kesehatan. Fakultas Kedokteran.
Universitas Udayana.

Anda mungkin juga menyukai