FAKULTAS HUKUM
PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN
DEPOK
MEI 2023
A. MANUSIA
1.1. HAKEKAT MANUSIA
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena
dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, kehendak, dan perasaan.
i. Akal: alat berpikir, sebagai sumber ilmu dan teknologi. Dengan akal manusia menilai
mana yang benar dan mana yang salah, sebagai sumber nilai kebenaran.
ii. Kehendak: alat untuk menyatakan pilihan, sebagai sumber kebaikan. Dengan kehendak
manusia menilai mana yang baik dan yang buruk, sebagai sumber nilai moral.
iii. Perasaan: alat untuk menyatakan keindahan, sebagai sumber seni. Dengan perasaan
manusia menilai mana yang indah (estetis) dan yang jelek, sebagai sumber nilai
keindahan. Perasaan merupakan sumber daya rasa jasmani (berkenaan dengan tubuh)
dan daya rasa rohani (berkenaan dengan moral yang hanya ada pada manusia). Contoh
daya rasa rohani: Daya rasa intelektual berkenaan dengan pengetahuan, Daya rasa
estetis berkenaan dengan seni, Daya rasa etis berkenaan dengan kebaikan, Daya rasa
sosial berkenaan dengan masyarakat/kelompok, Daya rasa religius berkenaan dengan
agama.
1
UNIVERSITAS INDONESIA
2
didukung oleh faktor: Kemauan kerja keras (nilai moral), Kemampuan intelektual (nilai
kebenaran), Sarana penunjang (nilai kegunaan).
1.3. HUBUNGAN ANTARA MANUSIA
Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai berbagai ragam kebutuhan. Kebutuhan
tersebut hanya dapat dipenuhi dengan sempurna jika berhubungan dengan manusia lainnya.
Hubungan tersebut dilandasi oleh ikatan moral yang mewajibkan pihak-pihak
mematuhinya. Berdasarkan ikatan moral tersebut pihak-pihak harus memenuhi kewajiban
dan memperoleh hak-nya dalam keadaan seimbang. Oleh karena itu, hakikat tujuan hidup
yang hendak dicapai oleh manusia dalam hidup bermasyarakat adalah terpenuhinya
kebutuhan jasmani dan rohani secara seimbang. Selama nilai moral keseimbangan itu ada,
maka selama itu pula manusia itu hidup bahagia dan damai. Kebahagiaan terdiri dari:
i. Kebahagiaan jasmani dapat dicapai melalui pemenuhan kebutuhan ekonomi berupa
pemilikan dan penggunaan harta kekayaan yang memuaskan.
ii. Kebahagian rohani dapat dicapai karena terpenuhinya kebutuhan rohani berupa
hubungan serasi, tertib, damai, tanpa sengketa antara sesama manusia dalam
pemenuhan kebutuhan jasmani.
iii. Kebahagiaan jasmani dan kebahagian rohani tercapai dalam keadaan seimbang, artinya
perolehan dan pemanfaatan harta kekayaan terjadi dalam suasana tertib, damai, dan
serasi (nilai etis, moral).
Dalam hubungan hidup bermasyarakat, setiap manusia berpegang pada kaidah moral
sebagai acuan perilakunya, kemudian dijelmakan ke dalam kaidah sosial yang disebut
hukum kebiasaan.
UNIVERSITAS INDONESIA
3
hubungan dengan manusia lain itu diperlukan aturan yang merupakan cerminan dari sistem
nilai yang disebut juga sebagai norma hukum berupa hukum positif.
B. FILSAFAT
THEO HUIJBERS (1995) menjelaskan, Filsafat adalah kegiatan intelektual yang
metodis dan sistematis, secara refleksi menangkap makna yang hakiki keseluruhan yang
UNIVERSITAS INDONESIA
4
ada. Berbeda dengan THEO HUIJBERS dari segi objeknya, SUMARYONO (1995)
menjelaskan, Filsafat adalah ilmu yang berfungsi sebagai interpretasi tentang hidup
manusia, tugasnya ialah meneliti dan menentukan semua fakta konkret sampai pada yang
paling mendasar. Ciri khasnya ialah dalam menjawab pertanyaan selalu menimbulkan
pertanyaan baru. Kesimpulannya, Filsafat adalah kegiatan intelektual yang metodis dan
sistematis, secara refleksi menangkap makna yang hakiki dari segala hal yang ada, yang
mencakup segala yang dialami manusia. Sedangkan etika adalah studi tentang perbuatan
baik dan buruk, benar dan salah, indah dan jelek, yang berdasarkan kodrat manusia yang
diwujudkan dalam kehendaknya.
C. ETIKA
Etika berusaha menemukan prinsip-prinsip yang paling tepat dalam bersikap dan
berbuat, yang diperlukan manusia untuk hidup bahagia secara keseluruhan. Etika adalah
bagian dari filsafat, karena etika menggunakan metode penyelidikan yang sama dengan
metode yang digunakan filsafat. Etika juga mencari prinsip-prinsip yang paling tepat dalam
bersikap dan berbuat, sehingga etika berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan mengapa
yang satu dinilai benar dan yang lain dinilai salah.
UNIVERSITAS INDONESIA
5
UNIVERSITAS INDONESIA