Anda di halaman 1dari 6

UNIVERSITAS INDONESIA

FILSAFAT DAN ETIKA, PROFESI DAN PROFESI HUKUM

PAPER PERATURAN JABATAN DAN ETIKA NOTARIS

MUHAMMAD ABIMUKTI PRIMANTO 2206133506


MUHAMMAD LUTHFI AKMAL 2206133525
NADIRA RATUNANDA WIRJONO 2206133550
PURRI KALIANDRA 2206133595
RAIHAN HASBI 2206133600

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN
DEPOK
MEI 2023
A. MANUSIA
1.1. HAKEKAT MANUSIA
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena
dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, kehendak, dan perasaan.
i. Akal: alat berpikir, sebagai sumber ilmu dan teknologi. Dengan akal manusia menilai
mana yang benar dan mana yang salah, sebagai sumber nilai kebenaran.
ii. Kehendak: alat untuk menyatakan pilihan, sebagai sumber kebaikan. Dengan kehendak
manusia menilai mana yang baik dan yang buruk, sebagai sumber nilai moral.
iii. Perasaan: alat untuk menyatakan keindahan, sebagai sumber seni. Dengan perasaan
manusia menilai mana yang indah (estetis) dan yang jelek, sebagai sumber nilai
keindahan. Perasaan merupakan sumber daya rasa jasmani (berkenaan dengan tubuh)
dan daya rasa rohani (berkenaan dengan moral yang hanya ada pada manusia). Contoh
daya rasa rohani: Daya rasa intelektual berkenaan dengan pengetahuan, Daya rasa
estetis berkenaan dengan seni, Daya rasa etis berkenaan dengan kebaikan, Daya rasa
sosial berkenaan dengan masyarakat/kelompok, Daya rasa religius berkenaan dengan
agama.

1.2. MANUSIA DAN KEBUTUHAN


Kebutuhan adalah segala yang diperlukan manusia untuk menyempurnakan
kehidupannya. kebutuhan manusia diklasifikasikan menjadi 4 jenis, yaitu:
i. Kebutuhan ekonomi yang bersifat material, seperti pakaian, makanan, perumahan.
ii. Kebutuhan psikis yang bersifat immaterial, seperti pendidikan, hiburan, penghargaan,
agama.
iii. Kebutuhan biologis seperti perkawinan, berumah tangga.
iv. Kebutuhan pekerjaan untuk mewujudkan ketiga jenis kebutuhan di atas, seperti profesi.
Apabila dirinci, kebutuhan dasar terdiri dari: Pakaian (sandang), Makanan (pangan),
Perumahan (papan), Pendidikan (keahlian), Hiburan (rekreasi), Perkawinan (rumah tangga),
Pekerjaan (perusahaan, profesi). Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dipenuhi apabila
manusia individual itu berhubungan dengan lingkungan alam dan masyarakat, serta

1
UNIVERSITAS INDONESIA
2

didukung oleh faktor: Kemauan kerja keras (nilai moral), Kemampuan intelektual (nilai
kebenaran), Sarana penunjang (nilai kegunaan).
1.3. HUBUNGAN ANTARA MANUSIA
Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai berbagai ragam kebutuhan. Kebutuhan
tersebut hanya dapat dipenuhi dengan sempurna jika berhubungan dengan manusia lainnya.
Hubungan tersebut dilandasi oleh ikatan moral yang mewajibkan pihak-pihak
mematuhinya. Berdasarkan ikatan moral tersebut pihak-pihak harus memenuhi kewajiban
dan memperoleh hak-nya dalam keadaan seimbang. Oleh karena itu, hakikat tujuan hidup
yang hendak dicapai oleh manusia dalam hidup bermasyarakat adalah terpenuhinya
kebutuhan jasmani dan rohani secara seimbang. Selama nilai moral keseimbangan itu ada,
maka selama itu pula manusia itu hidup bahagia dan damai. Kebahagiaan terdiri dari:
i. Kebahagiaan jasmani dapat dicapai melalui pemenuhan kebutuhan ekonomi berupa
pemilikan dan penggunaan harta kekayaan yang memuaskan.
ii. Kebahagian rohani dapat dicapai karena terpenuhinya kebutuhan rohani berupa
hubungan serasi, tertib, damai, tanpa sengketa antara sesama manusia dalam
pemenuhan kebutuhan jasmani.
iii. Kebahagiaan jasmani dan kebahagian rohani tercapai dalam keadaan seimbang, artinya
perolehan dan pemanfaatan harta kekayaan terjadi dalam suasana tertib, damai, dan
serasi (nilai etis, moral).
Dalam hubungan hidup bermasyarakat, setiap manusia berpegang pada kaidah moral
sebagai acuan perilakunya, kemudian dijelmakan ke dalam kaidah sosial yang disebut
hukum kebiasaan.

1.4. MANUSIA DAN SISTEM NILAI


Manusia sebagai makhluk sosial selalu melakukan penilaian terhadap keadaan yang
dialaminya. Sistem nilai yang dianut masyarakat menjadi tolak ukur kebenaran dan
kebaikan cita-cita dan tujuan yang hendak dicapai dalam kehidupan. Sistem nilai tersebut
berfungsi sebagai kerangka acuan untuk menata kehidupan pribadi dan menata hubungan
antara manusia dan manusia serta alam disekitarnya. Selain itu, sebagai dasar penataan

UNIVERSITAS INDONESIA
3

hubungan dengan manusia lain itu diperlukan aturan yang merupakan cerminan dari sistem
nilai yang disebut juga sebagai norma hukum berupa hukum positif.

1.5. MANUSIA DAN HAK ASASI


Theo Huijbers (1995): 2 jenis hak pada manusia, yakni: Human Right dan Legal
Right
a) Hak Asasi Manusia (Human Right)
Hak Asasi Manusia adalah hak yang dianggap melekat pada setiap manusia, sebab
berkaitan dengan realitas hidup manusia sendiri. Hak Asasi Manusia tidak dapat direbut
atau dicabut karena sudah ada sejak manusia itu ada, tidak bergantung dari persetujuan
orang, merupakan bagian dari eksistensi manusia di dunia. Sehingga Hak Asasi Manusia
mempunyai sifat dasar, asasi.
i. Hak Asasi Individual
Hak asasi individual adalah hak hidup dan perkembangan hidup, yaitu: Kebebasan
batin, Kebebasan beragama, Kebebasan hidup pribadi (privacy), Nama baik,
Melakukan pernikahan, Emansipasi Wanita.
ii. Hak Asasi Sosial
Hak asasi manusia sebagai mahluk sosial menyangkut hak untuk memenuhi
kebutuhan pokok hidup, yaitu pangan, sandang, perumahan, kesehatan, kerja,
pendidikan. Hak asasi ini terdiri atas hak ekonomi, sosial, kultural, hukum, politik.
b) Hak Undang-undang (Legal Right)
Hak undang-undang adalah hak yang melekat pada manusia karena diberikan oleh
undang-undang. Oleh karena pelanggaran hak undang-undang dapat dituntut di depan
pengadilan berdasarkan undang-undang. Hak yang diberikan undang-undang itu antara lain:
Menjadi PNS atau anggota ABRI, Memilih dan dipilih dalam pemilu, Pensiun hari tua,
Santunan asuransi kecelakaan.

B. FILSAFAT
THEO HUIJBERS (1995) menjelaskan, Filsafat adalah kegiatan intelektual yang
metodis dan sistematis, secara refleksi menangkap makna yang hakiki keseluruhan yang

UNIVERSITAS INDONESIA
4

ada. Berbeda dengan THEO HUIJBERS dari segi objeknya, SUMARYONO (1995)
menjelaskan, Filsafat adalah ilmu yang berfungsi sebagai interpretasi tentang hidup
manusia, tugasnya ialah meneliti dan menentukan semua fakta konkret sampai pada yang
paling mendasar. Ciri khasnya ialah dalam menjawab pertanyaan selalu menimbulkan
pertanyaan baru. Kesimpulannya, Filsafat adalah kegiatan intelektual yang metodis dan
sistematis, secara refleksi menangkap makna yang hakiki dari segala hal yang ada, yang
mencakup segala yang dialami manusia. Sedangkan etika adalah studi tentang perbuatan
baik dan buruk, benar dan salah, indah dan jelek, yang berdasarkan kodrat manusia yang
diwujudkan dalam kehendaknya.

C. ETIKA
Etika berusaha menemukan prinsip-prinsip yang paling tepat dalam bersikap dan
berbuat, yang diperlukan manusia untuk hidup bahagia secara keseluruhan. Etika adalah
bagian dari filsafat, karena etika menggunakan metode penyelidikan yang sama dengan
metode yang digunakan filsafat. Etika juga mencari prinsip-prinsip yang paling tepat dalam
bersikap dan berbuat, sehingga etika berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan mengapa
yang satu dinilai benar dan yang lain dinilai salah.

D. PROFESI DAN PROFESI HUKUM


4.1. PEKERJAAN DAN PROFESI
Pekerjaan adalah kodrat manusia dan bekerja adalah kewajiban dasar. Pekerjaan
dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu pekerjaan dalam arti umum, pekerjaan
dalam arti tertentu, dan pekerjaan dalam arti khusus. Profesi termasuk dalam jenis
pekerjaan dalam arti khusus.
Profesi memiliki kriteria sebagai berikut:
a. meliputi bidang tertentu saja (spesialisasi);
b. berdasarkan keahlian dan keterampilan khusus;
c. bersifat tetap atau terus-menerus;
d. lebih mendahulukan pelayanan daripada imbalan (pendapatan);
e. bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan masyarakat;

UNIVERSITAS INDONESIA
5

f. terkelompok dalam suatu organisasi.


Spesialisasi merupakan bidang keahlian tertentu yang dikaitkan dengan pekerjaan
bidang tertentu yang dipelajari dan ditekuni. Profesi didasarkan pada keahlian dan
keterampilan khusus yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan resmi di lembaga
pendidikan dan latihan yang diakui oleh pemerintah berdasarkan UU, dan dibuktikan oleh
sertifikasi yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah atau lembaga lain yang diakui oleh
pemerintah. Profesi juga bersifat tetap atau terus-menerus, lebih mendahulukan pelayanan
daripada imbalan (pendapatan), bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan masyarakat,
serta terkelompok dalam suatu organisasi.
Contoh dari profesi adalah dokter, notaris, pengacara, akuntan, dan arsitek.
Sedangkan profesi hukum adalah profesi yang berkaitan dengan bidang hukum, seperti
pengacara, notaris, hakim, jaksa, dan pegawai negeri sipil di bidang hukum. Profesi hukum
memerlukan spesialisasi dan keahlian khusus dalam bidang hukum, serta bertanggung
jawab terhadap penegakan hukum dan keadilan.

4.2. PROFESI HUKUM


Profesi hukum menuntut pemenuhan nilai moral dari pengembannya, dan Franz
Magnis Suseno (1975) mengemukakan 5 kriteria nilai moral yang kuat yang mendasari
kepribadian professional hukum, yaitu kejujuran, otentik, bertanggung jawab, kemandirian
moral, dan keberanian moral. Ahli hukum memainkan peran penting dalam menciptakan
hukum, melaksanakan hukum, dan mengawasi pelaksanaannya di masyarakat. Ada
beberapa bidang profesi hukum seperti hukum perdata, pidana, tata usaha negara,
internasional, bisnis, dan hak asasi manusia. Pengemban profesi hukum bekerja secara
profesional dan fungsional dengan memiliki tingkat ketelitian, kehati-hatian, ketekunan,
kritis dan pengabdian yang tinggi, serta mengikuti kode etik profesi. Dewan Kehormatan
biasanya mengoreksi pelanggaran kode etik.

UNIVERSITAS INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai