Anda di halaman 1dari 23

Kelompok 2 Agribisnis FP - KC

Segitiga Keseimbangan

Tuhan,
Manusia,
n A l a m Raya
Da
Kelompok 2 Agribisnis FP - KC

Anggota Kelompok

1 Arsyad Salman Yusra Abdi Jasri 4 Fida Ummi Maysyaroh

2 Ade Irgi Normansyah 5 Tricilya Enies Setyo Wahyu

3 Dyah Ayu Nurdiyanti 6 Salsa Savila


Hakekat Manusia Kehendak akal perasaan

Manusia Makhluk Budaya


Makhluk ciptaan Tuhan, terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai kesatuan utuh

Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena


dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan dan kehendak.

Akal adalah alat berpikir, sebagai sumber ilmu dan teknologi. Dengan akal
manusia menilai mana yang benar dan yang salah.
Perasaan adalah alat untuk menyatakan keindahan sebagai sumber seni.
Dengan perasaan manusia menilai mana yang indah dan yang jelek sebagai
sumber nilai keindahan.
Kehendak adalah alat untuk menyatakan pilihan, sebagai sumber kebaikan.
Dengan kehendak manusia menilai mana yang baik dan yang buruk sebagai
sumber nilai moral.

Pengertian/Makna
Kelompok 2 Agribisnis FP - KC

Perasaan
perasaan merupakan sumber daya jasmani
dan rohani. Daya rasa jasmani berkenaan
dengan tubuh. Sedangkan daya rasa rohani
berkenaan dengan moral, yang hanya ada
pada manusia.
Rizky Elma
Kelompok 2 Agribisnis FP - KC

Daya Rasa

Daya Rasa Intelektual Daya Rasa Sosial

Daya Rasa Estetis Daya Rasa Religius

Daya Rasa Etis


Tugas-Tugas Manusia
Tugas Manusia terhadap Tuhannya, yakni sesuatu yang harus dipelihara
dan dijaga oleh manusia, yang berupa mengikuti segala perintahNya dan
menjauhi segala laranganNya
Tugas Manusia terhadap terhadap sesama manusia, yakni
mengembalikan barang-barang titipan kepada pemiliknya dan tidak mau
menipu, serta menjaga rahasia seseorang yang tidak pantas
dipublikasikan
Tugas Manusia terhadap dirinya, yakni berusaha melakukan hal-hal yang
lebih baik dan lebih bermanfaat bagi dirinya untuk kepentingan agama
dan dunianya
Manusia dan Kebutuhan

Kebutuhan ekonomi: Bersifat material, untuk kesehatan dan keselamatan


jasmani seperti pakaian , makanan dan perumahan

Kebutuhan psikis: Bersifat imaterial, untuk kesehatan dan keselamatan


rohani seperti pendidikan, hiburan, perhargaan

Kebutuhan biologis: Bersifat seksual, untuk membentuk keluarga dan


kelangsungan hidup generasi secara turun temurun seperti berumah
tangga

Kebutuhan pekerjaan: Bersifat praktis, untuk mewujudkan ketiga jenis


kebutuhan diatas, seperti perumahan atau profesi.
Manusia dan Kebutuhan

Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan


baik dan sempurna apabila manusia itu
berhubungan dengan lingkungan alam dan
masyarakat serta didukung oleh faktor:

- Kemampuan kerja keras ( nilai moral)


- Kemampuan intelektual ( nilai kebenaran)
- Sarana penunjang ( nilai kegunaan )
Hubungan Antara Manusia

Manusia sebagai makhluk budaya: Mempunyai berbagai ragam kebutuhan


yang dapat dipenuhi apabila berhubungan dengan manusia lain di
masyarakat.

Hubungan tersebut dilandasi oleh ikatan moral yang mewajibkan setiap pihak
mematuhinya. Berdasarkan hubungan moral tersebut ada ikatan hak dan
kewajiban dalam keadaan yang seimbang.

Pemenuhan hak dan kewajiban yang seimbang ini akan menyenangkan,


membahagiakan, menentramkan dan memuaskan setiap pihak. Inilah
sebenarnya hakikat tujuan hidup manusia, yaitu terpenuhinya kebutuhan
jasmani dan rohani secara seimbang
Kebutuhan Jasmani dan Rohani
Kebutuhan Jasmani
Kebutuhan jasmani dapat dicapai melalui kebutuhan ekonomi berupa
pemilikan dan penggunaan harta kekayaan.
Untuk memperolah harta kekayaan manusia harus bekerja keras.
Harkat dan martabat manusia ditunjukkan oleh kemampuannya
bekerja keras dan berkarya (nilai etis moral) dan ini sebagai kodrat
manusia. Manusia malas, tidak mau bekerja keras adalah bertentangan
dengan kodratnya.
Agar manusia bekerja efektif, perlu didukung oleh kerja sama, sarana
dan keahlian.
Kebutuhan Jasmani dan Rohani
Kebutuhan Rohani
Kebutuhan rohani dapat dicapai karena terpenuhinya kebutuhan rohani
berupa hubungan serasi, tertib, damai, tanpa sengketa antara manusia dalam
pemenuhan kebutuhan ekonomi (kebutuhan jasmani). Semua berjalan
menurut kaidah moral, dalam arti saling menghargai dalam suasana, tertib,
damai dan serasi (nilai etis dan moral).

Kaidah moral ini kemudian dijelmakan ke dalam kaidah sosial yang menjadi
cermin setiap perbuatan bermasyarakat yang selanjutnya menjadi hukum
kebiasaan atau perilaku yang berkembang di masyarakat.

Hukum kebiasaan ini dihargai dan dipatuhi secara sadar oleh setiap anggota
masyarakat sehingga terpelihara ketertiban, kestabilan, dan kebahagian
masyarakat.
Kebutuhan Jasmani dan Rohani
Untuk mencapai kebahagian manusia bekerja keras dengan menggunakan
segala jenis sarana. Konsekuensinya ialah ukuran kebahagian itu tidak sama
antara manusia yang satu dengan manusia yang lain.

Manusia yang mencapai kebahagian jasmani karena terpenuhi kebutuhan


ekonomi.

Manusia yang mencapai kebahagian rohani karena terpenuhi kebutuhan


psikhis.

manusia yang mencapai kebahagian jasmani dan rohani karena terpenuhi


kebutuhan ekonomi, kebutuhan psikhis dan kebutuhan biologis sekaligus
walaupun dalam keadaan tidak berimbang.
ETIKA DAN TUJUAN HIDUP
Setiap perbuatan manusia selalu memandang dua hal
yaitu sumber perbuatan dan tujuan perbuatan.
Etika tujuan adalah etika yang memandang objek
petimbangan moral bukan sumber perbuatan
melainkan tujuan perbuatan.
Tujuan hidup setiap orang untuk mencapai kebahagian
berbeda-beda dan banyak bentuknya. Contohnya:
membuat orang lain bahagia, meningkatkan kesejahteraan
umum dan lain-lain.
ETIKA DAN TUJUAN HIDUP
Manusia mempertanyakan makna hidup, dengan demikian
mempertanyakan juga tujuan hidup. Hasrat ini didasarkan pada
kenyataan yang lebih mendasar, yaitu manusia yang
pertimbangan moralnya adalah manusia yang melakukan
perbuatan.

Perbuatan tersebut menjadi usaha untuk mencapai tujuan. Jadi


sifat tujuan menentukan sifat usaha yang akhirnya menjadi sifat
manusia. Dengan demikian, dapat diperoleh gambaran mengenai
keadaan moral seseorang berdasarkan tujuan yang hendak
dicapainya.
Manusia Dan Sistem Nilai
Manusia selalu melakukan penilaian terhadap keadaan yang dialaminya. Menilai berarti
memberi pertimbangan untuk menentukan sesuatu itu benar atau salah, baik atau
buruk, indah atau jelek, berguna atau tidak berguna.

Manusia selalu cenderung menghendaki nilai kebenaran, nilai kebaikan, nilai keindahan
karena berguna bagi kehidupan manusia.

Nilai-nilai yang hidup dalam pikiran anggota masyarakat membentuk sistem nilai yang
berfungsi sebagai pedoman atau acuan perilaku.

Nilai yang dimiliki seseorang mempengaruhi perilakunya. Sedangkan norma sebenarnya


mengatur perilaku manusia yang berhubungan dengan nilai yang terdapat dalam suatu
kelompok.

Artinya, untuk menjaga agar nilai kelompok agar tetap bertahan, lalu disusunlah norma-
norma untuk menjaganya. Oleh karena itu pelanggaran terhadap norma berarti juga
pelanggaran terhadap nilai yang dimiliki oleh kelompok atau masyarakat.
Manusia Dan Sistem Nilai
Macam-macam Nilai Menurut Notonegoro (1974), nilai dibagi menjadi 3
bagian yaitu:

1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan aktivitas.
3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jiwa/rohani
manusia. Nilai kerohanian dapat dibagi atas 4 macam yaitu:
Nilai kebenaran atau kenyataan yang bersumber dari unsur akal
manusia
Nilai keindahan yang bersumber dari unsur rasa manusia
Nilai moral/kebaikan yang berunsur dari kehendak/kemauan
Nilai religius, yaitu merupakan nilai Ketuhanan, kerohanian yang tinggi
dan mutlak yang bersumber dari keyakinan/ kepercayaan manusia
Manusia dan Hak Asasi
Hak Asasi
Manusia memiliki dua jenis hak yaitu hak asasi dan hak undang-undang. Hak
asasi manusia adalah hak yang melekat pada setiap manusia sejak mereka lahir.
Dimana hak-hak inilah yang mendasari seluruh organisasi masyarakat dan asas
undang-undang.
Di Indonesia, hak-hak asasi manusia dapat dibedakan menjadi:
Hak-hak asasi manusia (personal rights)
Hak-hak asasi ekonomi
Hak-hak asasi politik
Hak-hak asasi mendapat perlakuan sama
Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan
Hak-hak asasi dalam mendapat perlindungan
Manusia dan Hak Asasi
Hak Undang-Undang
Hak undang-undang adalah hak yang melekat pada manusia karena diberikan
oleh undang-undang. Oleh karena itu pelanggaran hak undang-undang bisa
dituntut berdasarkan undang-undang.
Hak manusia yang diberikan oleh undang-undang antara lain:
Menjadi PNS atau anggota ABRI
Memilih dan dipilih dalam pemilu
Pensiun hari tua
Santunan asuransi, BPJS Ketenagakerjaan, dll.
Manusia dan Hak Asasi

Kebenaran Filosofis

Kebenaran filosofis penompang sistem etika adalah Tuhan, kehendak, dan


tujuan. Dimana Tuhan adalah sang pencipta manusia dan menjadi
perjuangan akhir manusia. Tuhan memberikan hukum mutlak dan moral
yang dapat menuntun manusia dalam melakukan hal yang harus dilakukan.
Tuham menjadi sumber etika dimana manusia diharuskan untuk berbuat
baik sesuai tuntunan-Nya. Oleh karena itu, kebahagian dunia dan akhirat
adalah tujuan akhir dari setiap manusia.
Manusia dan Hak Asasi
Perbuatan Manusia

Perbuatan manusia dilandasi oleh 3 unsur yaitu akal (ratio) yang mampu membedakan salah
dan benar, rasa (etis) yang mampu membedakan baik dan buruk, dan karsa (kehendak) yang
menyatakan pilihan berdasarkan kehendak bebas. Dimana perbuatan manusia yang
memenuhi ketiga unsur tersebut disebut dengan perbuatan moral.

Norma moral adalah aturan, patokan, ukuran manusiawi untuk mempertimbangkan


perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk, bermanfaat atau merugikan diri sendiri atau
orang lain.

Perbuatan manusia dikatakan baik apabila motivasi, tujuan akhir dan lingkungan perbuatan itu
baik.
Nilai dalam Kehidupan
Nilai (Value)

Nilai dalam kehidupan meliputi


kebaikan
kebajikan
kebahagiaan, dibagi menjadi Kebahagiaan

sempurna dan kebahagiaan Relatif


Kebahagiaan sempurna vs kebahagiaan relatif
KESIMPULAN
Manusia sebagai makhluk ciptaan t.uhan memiliki tugas tertentu dalam
menjalankan kehidupannya di dunia ini.

Setiap perbuatan manusia selalu memandang dua hal yaitu sumber


perbuatan dan tujuan perbuatan. Etika tujuan adalah etika yang memandang
objek pertimbangan moral bukan sumber perbuatan melainkan tujuan
perbuatan.

Manusia akan selalu melakukan penilaian terhadap suatu keadaan yang


dialaminya. nilai yang dimiliki seseorang mempengaruhi perilakunya. Manusia
menjadikan nilai sebagau landasan, alasan, atau motivasi dalam segala
tingkah laku dan perbuatannya.

Anda mungkin juga menyukai