Anda di halaman 1dari 16

Manusia, Kebutuhan dan

Etika
A. Manusia Makhluk Budaya

1. Hakikat Manusia
Menurut Charles Darwin, manusia berasal dari kera hasil perkembangan evolusioner
selama jutaan tahun. Namun, setelah diuji secara ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia
sangat berbeda dengan monyet, baik segi fisiologis, anatomis, maupun biologis. Dengan kata lain
manusia adalah manusia. Teori evolusi Charles Darwin itu tidak dapat diterima.
Jika demikian halnya, dari mana manusia itu?Bagaimana manusia diciptakan?
Bagaimana cara berkembangnya, sehingga berbeda dengan makhluk itu?
Rohiman Notowidagdo (1996) menyatakan bahwa alquranlah yang mampu menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut.
2. Daya Indera dan Daya Rasa

Sebagai makhluk sempurna ciptaan Tuhan, manusia dibekali dengan daya indera dan daya rasa.
Daya indera diperoleh melalui pancaindera yang terdiri dari :
A. Mata untuk melihat
B. Telinga untuk mendengar
C. Lidah untuk mengecap
D. Hidung untuk mencium bau
E. kulit untuk merasa

Pancaindra tersebut menghubungkan diri manusia dengan lingkungan sekitarnya atau dunia luar.
Mengenai daya rasa, Supartono W. (1987.hlm.23-24) membedakan antara perasaan inderawi
dan rohani.
Perasaan inderawi adalah rangsangan jasmani melalui pancaindra. Sedangkan perasaan rohani
adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia. Perasaan rohani ada 6 (enam)
macam, yaitu :
A. perasaan intelektual
B. Perasaan estetis
C. Perasaan Etis
D. Perasaan Diri
E. Perasaan Sosial
F. Perasaan religius
3. Teori Eksistensialisme
Untuk memahami eksentensi manusia, Soerjanto Poerwowadojo mengemukakan teori
eksentensialisme yang dipelopori oleh Soren Kierkegaard seorang filsuf Denmark. Teori
eksistensialisme memandang manusia itu secara konkret seperti yang kita saksikan dalam kehidupan
sehari-hari.
Kierkegaard, menyatakan bahwa hidup manusia mempunyai 3 taraf, yaitu estetis, etis, dan religious.
Pada taraf kehidupan estetis, manusia mampu menangkap dunia lingkungan sekitarnya sebagai dunia
yang mengagumkan dan mengungkapkannya kembali dalam karya. Pada taraf kehidupan etis, manusia
meningkatkan kehidupan esteis ke dalam tingkatan manusiawi dalam bentuk-bentuk keputusan bebas
dan dipertanggungjawabkan. Pada taraf kehidupan religious, manusia menghayati pertemuannya
dengan Tuhan sang Pencipta. Semakin dekat seseorang dengan Tuhan, semakin dekat pula dia menuju
kemepurnaan, dan semakin jauh dia dibebaskan dari rasa kekhawatiran.
Jadi, manusia menurt teori eksistensialisme dari Soren Kierkegaard adalah makhluk ciptaan Tuhan
yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan
bekerja keras dan mencipta.
B. KEBUTUHAN MANUSIA
Sebagai makhluk budaya, manusia mempunyai berbagai kebutuhan yang bervariasi. Kebutuhan tersebut tidak mungkin
dapat dipenuhinya sendiri dengan sempurna tanpa berhubungan dengan alam lingkungan dan manusia lain. Apabila
manusia mengadakan hubungan dengan manusia lain, ini berarti bukan hanya sebagai makhluk budaya, melainkan juga
sebagai makhluk social. Kebutuhan manusia pada dasarnya meliputi 3 jenis kebutuhan :
1. Kebutuhan Jasmani
Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan material yang berguna bagi perkembangan raga, kelangsungan hidup, dan untuk
bertahan hidup. Kebutuhan jasmani disebut juga kebutuhan jasmani disebut juga kebutukan fisik. Kebutuhan jasmani atau
fisik terdir 4 jenis:
a. Pangan
b. Sandang
c. Rumah
d. Olahraga
2. Kebutuhan Rohani
Kebutuhan rohani adalah kebutuhan imaterisi yang berguna bagi pengembangan jiwa,
intelektual kesenian dan ketakwaan kepada Tuhan. Kebutuhan rohani disebut juga kebutuhan
kejiwaan, kebutuhan ini terdiri dari :
a. Pendidikan dan pelatihan
b. Hiburan
c. Kesenian
d. Keagamaan
3. Kebutuhan Biologis
Kebutuhan biologis adalah kebutuhan yang berguna bagi pengembangan keluarga dan
kelangsungan generasi. Kebutuhan biologis merupakan titik awal dari perkembangan umat
manusia di muka bumi.
4. Pemenuhan Kebutuhan
Kebutuhan jasmani dan rohani dapat dipenuhi dari alam lingkungan. Apabila hanya
mengeksploitasi alam lingkungannya. Kebutuhan manusia hanya dapat dipenuhi dalam jumlah
terbatas. Jika tidak dibatasi atau berlebihan, berarti akan merusak kelstarian dan keserasian
alam lingkungannya yang dapat menimbulkan malapetaka bagi manusia sendiri. Dalam kondisi
begini perilaku etis dan estetis manusia berubah menjadi perilaku amoral dan jahat yang tidak
manusiawi, betentangan dengan hakikat manusia.
C. ETIKA DAN MORAL
1. Konsep Etika
Bertens menyatakan bahwa etika berasal dari bahasa Yunani kuno ethos artinya keabiasaan,
akhlak yang baik, bentuk jamaknya etha. Dari bentuk jamak inidibentuk istilah bahasa Inggris
Ethics yang kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi Etika, yaitu ilmutentang
kebiasaan yang baik. Kebiasaan yang baik itu berupa perilaku, yaitu terbiasa berbuat baik.
Sebaliknya, ada pula orang yang terbiasa berbuat buruk/jahat. Berdasarkan arti tersebut, ada 3
hal yang perlu dicermati, yaitu perilaku acuan perilaku dan bentuk norma/ system nilai. Dengan
demikian, etika dapat diklasifikasikan menjadi 3 konsep, yaitu:
a. Kebiasaan berbuat baik dan berbuat buruk
Kebiasaan berbuat baik, artinya terbiasa berbuat yang menyenangkan serta bermanfaat bagi diri
sendiri dan bagi oranglain, disebut etis. Contoh pebuatan baik antara lain :
1. menata lingkungan yang sehat
2. mencegah dan membasmi peredaran narkoba
3. menolong orang yang terkena musibah
4. menyantuni anak yatim dan yatim piatu
Kebiasaan berbuat buruk, artinya terbiasa berbuat tidak bermanfaat, merugikan diri sendiri dan
semua orang, disebut tidak etis. Ontoh perbuatan buruk yang merugikan:
1. memprovokasi orang untuk berbuat jahat atau onar
2. Membegal motor oranglain dan menganiaya pemiliknya.
b. Sistem nilai budaya sebagai acuan perilaku

Sistem nilai budaya budaya merupakan gambaran perilaku baik, benar dan bermanfaat yang
terdapat dalam pikiran seseorang atau kelompok orang.Sistem nilai budaya tersebut baru dapat
diketahui bentuknya apabila seseorang atau kelompok orang berbuat atau melakukan sesuatu.
Dengan demikian, system nilai selalu mengandung 3 unsur, yaitu :
1. Norma moral
2. Keberlakuan norma moral
3. Nilai - nilai
c. Kumpulan asas atau nilai moral (akhlak)
Asas atau nilai moral tersebut biasanya dihimpun dalam bentuk kode etik atau label. Kode etik
berisi gambaran perilaku bagaimana seharusnya seorang professional berbuat atau tidak
berbuat yang bermanfaat bagi semua orang. Contoh isi kode etik :
1. Seorang dokter seharusnya mengutamakan pelayanan pasien dengan baik, teliti,hati-hati,
menyenangkan dan bertanggungjawab sesuai dengan tingkat professionalnya sebagai dokter.
2. Seorang konsultan hukum seharusnya mengutamakan pelayanan klien dengan baik, teliti,
hati-hati dan menyenangkan serta bertanggung jawab sessuai dengan tingkat professionalnya
sebagai ahli hukum
2. Konsep Moral
Moral adalah kebiasaan berbuat baik (akhlak baik) disebut perbuatan moral (susila), sedangkan
kebiasaan berbuat buruk (akhlak buruk) disebut perbuatan amoral (asusila).
Nilai moral adalah nilai atau hasil perbuatan yang baik sedangkan norma moral adalah norma
yang berisi cara bagaimana berbuat baik. Bermoral artinya mempunyai kebiasaan berbuat baik
atau terbiasa berbuat baik, sedangkan tidak bermoral artinya kebiasaan atau terbiasa berbuat
buruk, jahat atau merugikan oranglain.
3. Etika/Moral Kodrat dan Budaya
Ada 2 jenis hubungan dalam kehidupan manusia, yaitu :
1. Hubungan manusia dengan Tuhan sang pencipta
2. Hubungan manusia dengan manusia
Etika/moral kodrat adalah kebiasaan berperilaku atau berbuat baik dan benar, bermanfaat bagi
manusia orang karena kodrat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
4. Upaya Pembinaan dan Pemeliharaan Moral
Beberapa upaya sebagai berikut :
1. Meningkatkan pendidikan dan pelatihan
2. Meningkatkan dan memantapkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
3. Berkomunikasi dengan orang baik, berguna, dan beramal
4. Memperbanyak pengalaman, menghadapi dan menyelesaikan masalah kehidupan
5. Selalu bersikap susila dan tidak mudah putus asa
6. Utamakan mempergunakan pertimabangan akal sehat dan tidak emosional
7. Hindari perilaku perbuatan tercela dan tidak terpuji
8. Perbanyak perbuatan bermanfaat bagi diri sendiri dan oranglain
Biasakan kerja keras yang produktif sesuai dengan kemampuan

Anda mungkin juga menyukai