Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perbuatan sewenang-wenang jika dibiarkan maka akan merenggut banyak pihak
yang dirugikan dan menjadikan generasi bangsa menjadi generasi yang tidak bermoral
sehingga
dikenal sebagai bangsa yang tidak bermoral. Tentu hal itu tidak diinginkan oleh setiap
orang. Globalisasi merupakan salah satu sebab yang paling signifikan menimbulkan
banyaknya penurunan moral atau etika suatu bangsa tanpa disadari.
Gaya hidup mewah, sifat konsumtif, sikap indifidualis, sikap materialistis
merupakan perilaku yang sering kita jumpai.untuk itu, diperlukan suatu cara untuk
meminimalisir perilaku negative tersebut.salah satu cara yang dapat digunakan adalah
dengan menggunakan ilmu sebagai pengetahuan bagi manusia agar mereka dapat
memahami dan menerapkannya dalam hidup sehari-hari.
Budi pekerti dalam sehari-hari disebut juga moral, tingkah laku, akhlak,adab,atau
etika.Etika pada mulanya belum berupa ilmu, akan tetapi seiring perkembangan zaman,
muncullah ilmu filsafat yang salah satu cabangnya membahas tentang etika. Ilmu ini
membahas tingkah laku manusia yang diharapkan dapat mengubah pola hidup negative
dari etika atau moral individu menjadi manusia yang beretika.
Makalah ini akan membahas dasar dari ilmu filsafat etika. Yang didalamnya akan
dijelaskan tentang pengertian etika, objek, dan macam-macam aliran dalam etika, selain
itu juga membahas tentang prinsip baik dan buruk pada manusia, serta tamggumg jawab
moral manusia.

B. Pokok Masalah
1. Bagaimana Pengertian, objek, fungsi dan manfaat mempelajari filsafat etika?
2. Bagaimana prinsip baik dan buruk pada manusia ?
3. Bagaimana tanggung jawab moral manusia ?
BAB II
PEMBAHASAN
WACANA
1. Pengertian etika , Objek, Fungsi, Aliran ,dan manfaat dalam mempelajari Filsafat
Etika
Sebagaimana telah dijelaskan pada pendahuluan, etika merupakan bagian dari
cabang filsafat. Filsafat sendiri berasal dari bahasa Yunani “Philo” yang artinya cinta, dan
“Sophia” yang berarti kebijaksanaan. Sehingga secara etimologi, filsafat berarti cinta
pada ilmu dan hikmah. Sedangkan menurut istilah adalah ilmu yang mempelajari dengan
sungguh-sungguh hakikat Tuhan dan alam semesta.
Sedangkan Etika berasal dari bahasa Latin “ethic” dan ada juga “etos” yang
artinya kebiasaan, habit, custom.
Etika disebut juga ilmu normatif, karena didalamnya mengandung norma dan
nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan. Sebagian orang menyebut etika
dengan moral atau budi pekerti. ilmu etika adalah ilmu yang mencari keselarasan
perbuatan-perbuatan manusia dengan dasar yang sedalam-dalamnya yang diperoleh
dengan akal budi manusia.
Menurut KBBI, filsafat etika adalah
1. ilmu tentang apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk dan tentang hak
dan kewajiban moral
2. kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
3. nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Jadi, filsaftat etika adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari tingkah laku
manusia yang baik dan buruk. Dasar filsafat etika yaitu etika individual sendiri.
Menurut hukum etika, suatu perbuatan itu dinilai dari 3 tingkat, yaitu :
a. Tingkat pertama : semasa belum lahir menjadi perbuatan, yakni berupa rencana dalam
hati atau niat.
b. Tingkat kedua : perbuatan nyata atau pekerti
c. Tingkat ketiga : akibat atau hasil dari perbuatannya itu = baik atau buruk.
Ciri khas etika
1 selalu terikat oleh tingkah laku manusia dalam kedudukannya sebagai
individu,masyarakat, dan makhluk Tuhan.
2. terkandung value atau nilai yang tolok ukurnya adalah benar atau salah
3. merupakan tata laku yang harus dipatuhi manusia dalam berperilaku
4. terkadang tumbuh dari mitos yang diyakini masyarakat secara turun temurun yang
diyakini dari hasil pemikiran orang-orang bijak yang memiliki karisma dalam
masyarakat
5. kepatuhan terhadap etika bersifat sukarela, kesadaran, tidak dipaksa, dan
sanksinya berupa sanksi moral yang berlaku pada masyarakat itu
objek etika
Objek etika adalah segala kebiasaan, tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan
manusia. Etika tidak mempelajari perbuatan-perbuatan hewan, walaupun hewan itu
dilatih sekalipun.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai budi pekerti manusia dari 1001
macam bahkan lebih , misalnya saja
- sampai tengah malam si A masih menghidupkan radionya keras-keras;alasannya, radio
itu baru saja dibelinya .dan…inikan milik saya sendiri, jawabnya ketika ditegur.
- contoh lain adalah seorang yang sudah bertitle sarjana namun ia acuh saat bersama
ibunya yang dianggapnya kampungan dihadapan teman-temannya.
Contoh-contoh diatas disebabkan karena sifat manusia yang sombong atau
angkuh. Sikap seperti ini umumnya banyak ditemui pada orang-orang kaya, orang-orang
pintar yang tidak sempat mendapatkan budi pekerti atau sempat mendapatkan ilmu tapi
ia tidak dapat membedakan yang baik dan buruk, mereka disebut dholim. Hal yang
mereka lakukan dipengaruhi oleh kebiasaannya, pendidikannya, agamanya, dan pengaruh
kesadaran jiwanya. Dengan adanya sikap-sikap seperti, maka ilmu etika sangatlah
penting untuk dipelajari.
Fungsi etika adalah mensikronkan kerja jiwa dengan kerja otak, dimana kemauan
itu diletakkan sebagai indikator, supaya hidup ini dapat ditempuh dengan harmonis.
Jenis-jenis etika ada banyak, diantaranya adalah :
Ø Etika Naturalisme : yang beranggapan bahwa kebahagiaan manusia didapat dari panggilan
fitrah kejadian manusia sendiri.
Ø Etika Hedonisme : yang berpendapat bahwa perbuatan susila itu perbuatan yang
menimbulkan kenikmatan.
Ø Etika utilitarianisme : menilai baik buruk perbuatan manusia ditinjau dari besar kecilnya
manfaat bagi manusia itu sendiri.
Ø Etika Idealisme : manusia tidak boleh terikat pada sebab musabab lahir, akan tetapi
berdasar pada tingkat kerohanian atau ide yang lebih tinggi .
Ø Etika Vitalisme : menilai baik buruknya perbuatan manusia itu sebagai ukuran ada
tidaknya daya hidup atau vital yang maksimum mengendalikan perbuatan itu.
Ø Etika Theologis : ukuran baik dan buruk manusia itu dinilai dengan sesuai tidaknya
dengan perintah Tuhan.

MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT ETIKA


1. orang dapat memahami bahwa manusia sebagai makhluk sosial bisa menyadari
perilakunya terikat oleh nilai-nilai moral yang tumbuh , berkembang,dan dipatuhi oleh
semua orang agar tercipta kehidupan harmonis
2. orang dapat menyadari bahwa nilai moral bisa berbeda di tempat satu dengan yang lain,
di zaman satu ke zaman lain
3. orang dapat menyadari bahwa kriteria moral berasal dari berbagai sumber, dan orang
harus selektif dalam memilihnya
4. membentuk hati nurani peserta didik dalam bidang pendidikan

2. Prinsip Baik Dan Jelek Pada Manusia


Sebelum menuju pada baik / jahat pada manusia, terlebih dahulu perlu kita ketahui
macam-macam kebaikan, yaitu :
1. Kebaikan Alami (Bonum Physicum)
Moral adalah ilmu yang mencari keselarasan perbuatan-perbuatan manusia
(tindakan insani) dengan dasar-dasar yang sedalam-dalamnya yang diperoleh dari
akal budi manusia. Dan alam manusia itu pada realitasnya terdapadat pada manusia-
manusia yang hidup bersama kita.
Pada kesempatan ini kita cari prinsip tentang baik dan jahat. Belum lama ini ada
warga negara Italia yang cukup terpelajar dan yang telah cukup banyak penegalaman. Ia
belum pernah mengunjungi pulau jawa. Telah beberapa tahun ia tinggal di Indonesia,
akan tetapi ia belum bisa melihat bagian-bagian Indonesia kecuali beberapa bagian di
Sumatera yang dapat di katakan indah misalnya Lembah Ngerai, Anai, Singgalang, Bukit
Tinggi. Kami ingin mencoba bagaimana perasaannya kalau ia melihat dan menikmati
Jawa Barat. Sebelum itu kami telah banyak mendengar pendapat-pendapat orang asing
mengenai keindahan Indonesia, tetapi telinga kita merasa senang kalau kita mendengar
sendiri apa yang ia lihat. Dari mulai keluar dari kota Bogor telah terdapat pemandangan
bagus (yang bagus), makin naik makin banyak alam yang menarik rasa keindahan,
sampailah kita di puncak. Apa yang kita dengar dari mulu orang asing itu?
Orang asing itu bukan berasal dari tempat di mana tidak banyak terdapat barang
yang indah, kita tahu bahwa orang-orang Italia ternama sebagai bangsa seniman.
Disinilah kita berjumpa dengan keindahan alam. Dan kita tahu jika indah tentu baik
(bagus). Di sini kita bertemu dengan suatu bentuk kebaikan (sesuatu yang baik), dan baik
itu terdapat dalam alam.
2. Kebaikan Hewani (Bonum Animale)
Orang yang suka dengan kuda tahu benar mana kuda yang baik atau mana yang
baik. Bermacam-macam tanda dikenal oleh orang-orang penggemar kuda, untuk orang
yang tidak biasa melihatnya secara teliti tidak akan lekas tahu ciri-ciri mana yang
menentukan seekor kuda adalah baik. Biasanya kita dapat mengutarakan seekor kuda
adalah baik jika berdirinya bagus tegap, larinya menyenangkan, suatu pandangan yang
global terdapat pada orang banyak yang mengatakan bahwa seekor kuda adalah baik.
Kadang-kadang kebaikan seekor kuda juga diukur dengan persamaan. Diantara hewan-
hewan kudalah yang terpandai begitulah kata orang. Dalam dunia hewan terdapat
kebaikan.
3. Kebaikan Lahiriah Manusia
Kebaikan pada lahiriah manusia berarti kebaikan yang dapat dilihat, misalnya
wanita dianggap baik jika ia cantik, roman muka dan tinggi rendahnya adalah harmonis,
sehingga dikatakan ia baik bentuknya, Begitu halnya dengan lelaki yang tampan dan
gagah. Maka pada manusia terdapat kebaikan rupa.
4. Kebaikan Susila (Bonum Morale)
Misalnya kebaikan manusia pada suatu bangsa, yaitu tertib dan memegang hukum
negaranya. Jika sifat yang baik itu begitu banyak sehingga sifat yang kurang baik
tertutup, biasanya kita menyebutnya baik begitu saja. Kebaikan tiap-tiap anggota
tertanam karena pengaruh yang terus menerus dari bangsa itu.
5. Definisi kebaikan Susila dan Kejelekan Susila
a. Definisi Kebaikan Susila
Kebaikan susila adalah keselarasan hidup moral manusia dengan alam manusia itu
sendiri kita katakan moral itu ialah untuk mengetahui bahwa keselarasan itu hanya dapat
dicapai dengan kerja-kerja manusia yang tidak dipaksa yang dilaksanakan dengan
kebebasan berbuat, boleh kita sebutkan yang diperbuat dengan sengaja. Misalnya,
seorang dokter ingin mendapatkan pasien yang banyak maka ia memeriksa pasiennya
dengan pemeriksaan yang serius.
b. Definisi Kejelekan Susila
Disharmoni dalam keselarasan antara tindakan insani manusia dan dasar-dasar yang
keluar dari alam tersebut. Karena menyimpang dari keselarasan itu, maka merupakan
sesuatu yang tidak menurut kecocokan, sesuatu kekurangan, dari itu adalah jelek.
Misalnya, seorang pegawai perpajakan yang pintar namun ia melakukan korupsi.
6. Etika dengan Etiket
Etika seperti yang sudah dijelaskan diatas adalah tingkah laku baik atau buruk
manusia, sedang Etiket merupakan
a. Semacam sikap yang mengandung didalamnya nilai sopan santun dalam pergaulan.
b. Semacam pakaian yang terbatas, hanya dipakai yang sesuai dengan tempatnya.
Ø Contohnya Etiket ketika makan bersama yaitu dengan:
· Berpakaian sopan
· Bunyi mulut (tidak mengecap)
· Gerak dan sikap
· Cungkil gigi
· Makan dengan tangan/sendok garp
3. Tanggung Jawab Etika ( Moral )Manusia
Dalam penyelesaian pokok masalah ini, tanggung jawab etika manusia, disini kita
menyelidiki apakah manusia mempunyai tagging jawab etika untuk berbuat baik? Soal
itulah yang harus kita selidiki yaitu dengan mengetahui pengertian tanggung jawab,
definisi tanggung jawab moral manusia, ilustrasi, dimensi tanggung jawab moral, tiap
yang ada mengejar adanya, manusia harus berbuat baik, manusia wajib menghindari yang
jelek.
A. Pengertian Tanggung Jawab
Apakah tanggung jawab itu? Tanggung jawab adalah :
- respon, jawaban terhadap tuntutan dari sesuatu( tugas atau perbuatan), dimana diri turut
di dalamnya.
- keberanian sikap, bersedia menanggung/memikul resiko terhadap baik atau buruknya
hasil perbuatan itu

B. Definisi Tanggung Jawab Moral Manusia


Dalam pengertian kamus , tanggung jawab itu diterjemahkan dengan kata sebagai
berikut: having the character of a free moral agent, capable of determining one’s own act,
capable of deterred by consideration of sunction of consequences.
Definisi ini memberikan pengertian yang di titikberatkan pada:
a. Harus ada kesanggupan untuk menetapkan sikap sesuatu perbuatan.
b. Harus ada kesanggupan untuk memikul resiko dari sesuatu perbuatan.
Bila pengertian itu di analisis , akan kita dapati bahwa dalam kata “ having the character”
itu di tuntut sebagai suatu keharusan, akan adanya suatu pertanggungan moral karakter,
dan karakter disini merupakan suatu nilai, nilai dari perbuatan. Yang dalam filsafat hidup,
nilai dari tanggung jawab itu di jadikan sebagai salah satu criteria dari kepribadian.
C. Ilustrasi
Ilustrasi di bawah ini memberikan suatu permisalan.
Sebidang kebun yang baru saja di tanami , tiba-tiba di landa oleh sekawanan kerbau.
Tanaman habis terpijak, pagar patah terbongkar, semua porak poranda.
- Siapa yang bertanggung jawab?
- Jawabnya : si penggembala, sedikitnya yang mempunyai kerbau.
- Bagaimana tanggung jawab. Dan jawaban ini di sepakati bersama.
Apa ati itu, dari segi filsafat?
Artinya: ialah barang siapa (jadi siapa saja) , yang tidak berani bertanggung jawab atas
perbuatannya, atau segala sesuatu yang termasuk tugas kewajibannya, maka nilai
pibadinya tidak menjadi manusia sempurna.
D. Dimensi tanggung jawab etika
Dari segi filsafat, suatu tanggung jawab itu sedikitnya di dukung oleh 3 unsur/dimensi:
1) Kesadaran
2) Kecintaan/kesukaan
3) Keberanian
- Kesadaran = consciousness
Sadar = berisi pengertian: tahu, kenal, mengerti dapat memperitungkan arti, guna sampai
pada soal akibat dari sesuatu perbuatan yang di hadapi. Seseorang baru dapat dimintai
tanggung jawab , bila ia sadar akan perbuatannya.
- Kecintaan = love
Cinta, suka, menimbulkan rasa kepatuhan, kerelaan dan kesediaan berkorban. Suatu
perbuatan suka rela, sebagai produk kehendak manusiasendiri yang dibimbing oleh akal
budinya.[9] Bagaimana bila tak ada kesadaran itu ada pula rasa cinta, tak ada kesukaaan
atau kerelaan untuk berkorban.
- Keberanian = courage
Berani berbuat, berani bertanggung jawab. Berani di sini didorong oleh rasa keikhlasan
karena tidak bersikap ragu-ragu dan takut terhadap segala macam rintangan yang timbul
kemudian sebagai konsekuensi dari tindak perbuatan.
E. Tiap yang ada mengejar adanya
Baiklah kiranya kita menyelami dahulu dorongan yang ada di dimensi keberanian yang
ada pada manusia guna mencapai kesempurnaan itu. Dorongan itu adalah sesuatu yang
keluar dari dalam yang mengikuti tiap yang hidup dialam terang ini. Dapatlah dikatakan,
bahwa dorongan itu tak dapat tak ada, atau yang harus ada, akan tetapi keharusan itu
adalah keharusan yang tumbuh dan timbul dari dalam, dan tidak di paksakan dari luar.
F. Manusia harus berbuat baik/keharusan etika manusia (amar makruf)
Akan lebih jelas lagi jika ita mengutarakan tentang kesempurnaan manusia di pandang
dari sudut non fisik, sama sekali ia bebas menentukannya. Manusia dapat mengejarnya
atau tidak . tetapi meskipun demikian ia tidak bebas dari doroangan alam
menyempurnakan dirinya. Di satu pihak ada dorongan alam menyempurnakan adanya, di
lain pihak ada kebebasan manusia untuk mengejarnya, apabila hal itu di satukan , maka
kebebasan dan keharusan adalah dua hal yang seakan-akan bertentangan. Kebebasan ini
adalah kebebasan memilih untuk berbuat ataun tidak berbuat. Salah satu hendaknya
dipilih, sekali ia memilih salah satu ia akan menanggung pilihan itu. Dorongan pada
manusia adalah dorongan alam yang merupakan keharusan.keharusan ini di serahkan
pada kekuatan manusia dan kebebasan dari manusia, maka dari itu timbullah suatu
sintesis antara keduanya. Memang karena itu manusia mengetahui ia harus mengejar
kesempurnaan, maka ia tahu padanya ada ukum yang memerintahkan untuk berbuat
menurut dorongan alam. Dan bila dorongan itu masih dielakkan pelaksanaannya, maka
keharusan mengejar kepada kesempurnaan itu adalah suatu kewajiaban etika. Artinya
kewajiban diserahkan kepada manusia untuk dikerjakan atau tidak. Jelasnya pada kita ada
kewajiban berbuat menurut alam, dan kalau kita berbuat demikian kita berbuat baik,
maka pada kita ada kewajiban berbuat baik. Maka manusia berkewajiban untuk berbuat
baik atau keharusan menjadi baik ,karena itu merupakan hal terpenting, yang merupakan
proses kesempurnaan manusia menjadi lebih baik.
G. Manusia wajib menghindari yang jelek ( nahi munkar)
Setelah kita menemukan manusia harus berbuat baik kita berpaling dari segi yang lain.
Tidak seorang pun suka dirinya celaka.dari alam manusia ada dorongan untuk
mengelakkan semua yang bertentangan dengan kesempurnaan manusia. Manusia
mempunyai budi dan hati yang akan menyeleksi apa yang merugikan pada dirinya. Yang
merugikan, yang tidak selaras dengan alam kodrat manusia itu adalah yang baik atau
jelek. Timbullah suatu kewajiban: manusia akan selalu menghindari yang jelek. Kita
dapat bertanya secara umum, apa yang dikatakan jelek: jawabannya tidaklah sulit, seperti
yang baik adalah yang selaras dengan alam kodrati manusia, begiyu pula yang jelek etika
adalah segala sesuatu yang bertentangan dengan alam kodrat manusia. Maka
terpecahkanlah persoalan: manusia harus berbuat baik dan menghindari yang jelek.[10]
ANALISA

Filsafat etika merupakan bagian dari filsafat yang membahas tentang tingkah laku
manusia baik dan buruknya. Objek dari filsafat etika adalah segala kebiasaan individu.
Etika memiliki beberapa karakteristik atl berisi nilai atau norma, harys ditaati, dilakukan
dengan sukarela, berasal dari beberapa sumber, terdapat beberapa sanksi jika
dilanggar,dll.
Dalam filsafat etika membahas prinsip baik dan buruk pada manusia serta tanggung
jawab moral manusia. Prinsip baik dan buruk terdiri dari beberapa kebaikan dan
kesimpulan baik dan jahat.
Dalam tanggung jawab moral/etika manusia berisi beberpa pengertian,definisi,
ilustrasi, dan dimensi tanggung jawab moral,dll.
Filsafat etika merupakan pelajaran yang diajarkan diperguruan tinggi, sedangkan
pada pendidikan di sekolah-sekolah biasanya dimasukkan dalam mata pelajaran PKN.
Namun tidak dijelaskan secara terperinci sehinggan anak didik kurang memahami
pentingnya etika dalam kehidupan sehari-hari.
BAB III
PENUTUP
Belajar filsafat sangat penting. Karena dalam filsafat khususnya filsafat etika kita
dapat menemukan nilai-nilai yang seharusnya diterapkan seorang individu dalam
kehidupannya sebagai bagian dari masyarakat dan makhluk Tuhan.
Dengan belajar filsafat etika, kita mengetahui dalam suatu wilayah terdapat
beberapa norma yang turun temurun ada dalam masyarakat dan harus ditaati. Perubahan
zaman sangat mengikis perilaku baik individu sehingga mereka mengabaikan etika atau
moral dari para leluhur mereka. Sudah selayaknya seseorang memahami dan menerapkan
pentingnya mengaplikasikan etika dalam kehidupannya.
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-
Nya, sehingga Saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul
“FILSAFAT ETIKA” yang diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah FILSAFAT
ETIKA.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun Saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan yang Maha
Esa memberkati kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. POKOK MASALAH

BAB II PEMBAHAN

A. WACANA
B. ANALISA

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

1. http://daqoiqul.blogspot.co.id/2012/09/pengertian-filsafat-etika-sejarahdan.html
2. https://www.google.com/search?client=firefox-
b&q=MATERI+FILSAFAT+ETIKA&oq=MATERI+FILSAFAT+ETIKA&gs_l=
psy-ab.3..0j0i22i30k1l5.851948.861533.0.862114.37.26.0.0.0.0.386.4068.2-
14j2.16.0....0...1.1.64.psy-ab..21.16.4056...0i67k1.0.ud9mbHmVM1Y
3. https://af008.wordpress.com/etika-etiket-dan-moral/
Makalah

FILSAFAT ETIKA

OLEH

NAMA : ALFIANTI SARI

STB : 13 31 1 457

KELOMPOK :

KELAS :

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PEJUANG REPUBLIK INDONESIA

MAKASAR

2017
PERTANYAAN

1. Apa yang dimaksud dengan etika ?


2. Sejauh mana anda sudah memahami filsafat etika ?
3. Apa manfaat filsafat etika ?
4. Sebutkan fungsi dan jenis etika
5. Etika memiliki ciri khas, sebutkan
6. Tuliskan definidi kebaikan susila`

JAWABAN

1. Etika berasal dari istilah etik, istilah ini berasal dari bahasa Greek yang
mengandung arti kebiasaan atau cara hidup. K Bertens dalam buku etikanya
menjelaskan lebih jelas lagi. Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata
Yunani ethos dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti: tempat tinggal
yang biasa; padang rumput; kandang; kebiasaan, adat; akhlak, watak;
perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk jamak artinya adalah adat
kebiasaan.
2. Pada dasarnya, etika merupakan cabang filsafat yang mengenakan refleksi
serta metode pada tugas manusia dalam upaya menggali nilai-nilai moral atau
menerjemahkan berbagai nilai itu ke dalam norma-norma dan menerapkannya
pada situasi kehidupan konkret.Sebagai ilmu, etika mencari kebenaran dan
sebagai filsafat, ia mencari keterangan (benar) yang sedalam-dalamnya.
Sebagai tugas tertentu bagi etika, ia mencari ukuran baik-buruk bagi tingkah
laku manusia.Dalam arti etis, baik dan buruk ini memainkan peranan dalam
hidup setiap manusia. Tak hanya sebatas kini, tapi juga di masa lampau.
Bertens (1993:12), misalnya, menyebutkan, ilmu-ilmu seperti antropologi
budaya dan sejarah memberitahukan kita bahwa pada semua bangsa dan
dalam segala zaman ditemukan keinsafan tentang baik dan buruk, tentang
yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
3. Manfatat mempelajari filsafat etika
1. orang dapat memahami bahwa manusia sebagai makhluk sosial bisa
menyadari perilakunya terikat oleh nilai-nilai moral yang tumbuh ,
berkembang,dan dipatuhi oleh semua orang agar tercipta kehidupan harmonis
2. orang dapat menyadari bahwa nilai moral bisa berbeda di tempat satu
dengan yang lain, di zaman satu ke zaman lain
3. orang dapat menyadari bahwa kriteria moral berasal dari berbagai sumber,
dan orang harus selektif dalam memilihnya
4. membentuk hati nurani peserta didik dalam bidang pendidikan
4. Fungsi dan jenis etika

Fungsi etika adalah mensikronkan kerja jiwa dengan kerja otak, dimana
kemauan itu diletakkan sebagai indikator, supaya hidup ini dapat ditempuh
dengan harmonis.[6]
Jenis-jenis etika ada banyak, diantaranya adalah :
Ø Etika Naturalisme : yang beranggapan bahwa kebahagiaan manusia didapat
dari panggilan fitrah kejadian manusia sendiri.
Ø Etika Hedonisme : yang berpendapat bahwa perbuatan susila itu perbuatan
yang menimbulkan kenikmatan.
Ø Etika utilitarianisme : menilai baik buruk perbuatan manusia ditinjau dari
besar kecilnya manfaat bagi manusia itu sendiri.
Ø Etika Idealisme : manusia tidak boleh terikat pada sebab musabab lahir,
akan tetapi berdasar pada tingkat kerohanian atau ide yang lebih tinggi .
Ø Etika Vitalisme : menilai baik buruknya perbuatan manusia itu sebagai
ukuran ada tidaknya daya hidup atau vital yang maksimum mengendalikan
perbuatan itu.

Ø Etika Theologis : ukuran baik dan buruk manusia itu dinilai dengan sesuai
tidaknya dengan perintah Tuhan

5. Ciri khas etika.

1. selalu terikat oleh tingkah laku manusia dalam kedudukannya sebagai


individu,masyarakat, dan makhluk Tuhan.
2. terkandung value atau nilai yang tolok ukurnya adalah benar atau salah
3. merupakan tata laku yang harus dipatuhi manusia dalam berperilaku
4. terkadang tumbuh dari mitos yang diyakini masyarakat secara turun
temurun yang diyakini dari hasil pemikiran orang-orang bijak yang memiliki
karisma dalam masyarakat

5. kepatuhan terhadap etika bersifat sukarela, kesadaran, tidak dipaksa, dan


sanksinya berupa sanksi moral yang berlaku pada masyarakat itu
6. Definisi kebaikan susila

Kebaikan susila adalah keselarasan hidup moral manusia dengan alam


manusia itu sendiri kita katakan moral itu ialah untuk mengetahui
bahwa keselarasan itu hanya dapat dicapai dengan kerja-kerja manusia
yang tidak dipaksa yang dilaksanakan dengan kebebasan berbuat,
boleh kita sebutkan yang diperbuat dengan sengaja. Misalnya, seorang
dokter ingin mendapatkan pasien yang banyak maka ia memeriksa
pasiennya dengan pemeriksaan yang serius

Anda mungkin juga menyukai