Anda di halaman 1dari 40

ETIKA

DOSEN :
NI WAYAN SRIDANI, S.ST, M.Kes
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran selesai mahasiswa
memahami & mampu mengaplikasikan etika
keperawatan dalam memberikan pelayanan
keperawtan kepada pasien.
Tujuan Khusus:
Setelah proses pembelajaran mahasiswa mampu:
1. Memahami konsep nilai, norma & etika
2. Memahami prinsip-prinsip etika
Lanjut…
3. Memahami konsep etik & hukum kesehatan
4. Memahami peraturan, kebijakan & perundang-
undangan yang berkaitan dengan praktik
keperawatan.
5. Memahami kode etik keperawatan
6. Memahami & melaksanakan aspek legal dalam
praktik keperawatan.
A. Nilai
1. Pengertian Nilai
Nilai adalah prinsip umum tingkah laku abstrak yg
ada dalam pikiran anggota-anggota kelompok yg
merupakan komitmen yang positif & standar untuk
mempertimbangkan tindakan & tujuan tertentu.
2. Fungsi Nilai
Yaitu sebagai pedoman & pendorong tingkah laku
manusia dalam kehidupan
Lanjut…
3. Ciri-ciri Nilai :
a. Bersifat abstrak
b. Memiliki sifat normatif
c. Berfungsi sebagai daya dorong atau motivator &
manusia adalah pendukung nilai.
4. Nilai hirarki
Max Sceler mengemukan bahwa Nilai-nilai dapat
dikelompokan alam 4 tingkatan yaitu:
a. Nilai-nilai kenikmatan
b. Nilai-nilai kehidupan
c. Nilai-nilai kejiwaan
Lanjut….
Walter G Everst menggolongkan nilai-nilai manusiawi
menjadi 8 kelompok yaitu:
a. Nilai-nilai ekonomis
b. Nilai-nilai kejasmanian
c. Nilai-nilai hiburan
d. Nilai-nilai sosial
e. Nilai-nilai watak
f. Nilai-nilai estetik
g. Nilai-nilai intelektual
h. Nilai-nilai keagamaan
B. Norma
1. Pengertian Norma
adalah kaidah atau aturan yang berisi petunjuk
tentang tingkah laku yang harus atau tidak boleh
dilakukan oleh manusia & bersifat mengikat, artinya
seseorang wajib mentaati semua peraturan yang
berlaku dilingkungannya.
2. Pembagian Norma
Menurut kekuatan yang mengikatnya, norma
dibedakan menjadi 4 yaitu:
Lanjut…
a. Cara (Usage)
Cara ini menunjukan pada bentuk perbuatan. Cara ini
lbh menonjol dalam hubungan antar individu dalam
masyarakat.
b. Kebiasaan (folkways)
perbuatan yg berulang-ulang dalam bentuk yg sama &
bukti bahwa orang banyak menyukai perbuatan
tersebut.
c. Tata Kelakuan (mors)
Kebiasaan yg diterima sebagai norma pengatur atau
pengawas secara sadar maupun tidak sadar oleh
Lanjut…
d. Adat istiadat (custum)
Tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya
dengan pola prilaku masyarakat. Anggota masyarakat
yang melanggar adat istiadat akan mendapat sangsi
keras.
3. Fungsi Norma
a. sebagai indikator prilaku dlm kelompok tertentu yang
memungkinkan seseorang untuk menentukan terlebih
dahulu bagaimana tindakan akan dinilai oleh orang lain.
Lanjut…
b. Sebagai aturan, pedoman, petunjuk hidup dengan
saksi-saksi untuk mendorong seseorang , kelompok &
masyarakat mencapai & mewujudkan nilai-nilai sosial.
c. Sebagai aturan-aturan yang tumbuh & hidup di
masyarakat sebagai unsur pengikat & pengendali
manusia dalam hidup bermasyarakat
C. Konsep Etika Dan Etiket
1. Pengertian Etika dan Etiket

- Etika ad/ ilmu tentang kesusilaan yang mengatur


bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam
masyarakat yang melibatkan aturan atau prinsip
yang menentukan yang benar, yaitu baik dan yang
tidak benar itu tidak bauk (buruk) at/ kewajiban dan
tanggung jawab.
Etika sebagai suatu ilmu yang normatif dengan
sendirinya berisi norma dan nilai – nilai yang dapat
digunakan dalam kehidupan sehari – hari.
Titik berat pemikiran etika sebagai suatu ilmu ialah
perbuatan baik atau buruk, susila atau tidak susila.
Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi
sifat baginya atau telah mendarah daging, itulah yang
disebut dengan akhlak atau budi – pekerti.
Budi tumbuhnya dalam jiwa, bila telah dilahirkan dalam
bentuk perbuatan namanya pekerti.
jadi, suatu budi pekerti, pangkal penilaiannya ad/ dari
dalam jiwa, semasih menjadi angan, imajinasi, cita, niat
hati, sampai ia lahir keluar berupa perbuatan nyata.
Sistem penilaian suatu perbuatan menurut hukum
etika yaitu :
Pertama  ada rencana (niat) di dalam hati.
Kedua  di wujudkan dalam perbuatan
nyata.
Ketiga  Akibat atau hasil dari perbuatan
itu, baik atau buruk.
Apa yang masih berupa kata hati atau niat, dalam
bahasa filsafah ataupun psikologis, biasa disebut
KARSA atau KEHENDAK, KEMAUAN, WIL.
Isi dari karsa itulah yang akan direalisasi dalam bentuk
perbuatan langkah – langkah yang ditempuh oleh
perbuatan itulah yang dinilai.
Dalam hal ini dapat terjadi oleh varibel yaitu :
a. Tujuan baik, tetapi cara mencapainya yang tidak baik.
b. Tujuan yang tidak baik, cara mencapainya
(kelihatannya) baik.
c. Tujuan tidak baik, dan cara mencapainya juga tidak
baik.
d. Tujuan baik, cara mencapainya juga baik.
- Etiket ad/ persetujuan bersama untuk menilai sopan
atau tidaknya seseorang dalam pergaulan (Baharudin
Salam, 2000).
Dengan pengertian itu, maka dalam pergaulan hidup
sehari – hari dapat kita lihat :
a. Bahwa etiket itu membawa semacam sikap yang
mengandung didalamnya nilai sopan santun dalam
pergaulan.
b. Etiket itu semacam pakaian yang terbatas yang
dipakai sesuai dengan tempatnya.
c. Etiket itu banyak jenisnya, juga terdapat pula dalam
banyak bidang pergaulan.
Contoh etiket yang perlu diketahui dalam pergaulan hidup,
tanpa membedakan adanya keragaman suku dan adat
istiadat.
a. Etiket makan bersama.
- Berpakaian sopan.
- Ketentuan berpakaian
- Bunyi mulut
- Gerak & sikap
- Cungkil gigi
- Makan dengan tangan
- Bangkit bersama
b. Etiket menerima tamu.
c. Etiket bercakap dengan orang tua.
d. Etiket berpacaran.
Masih 1001 macam lagi persoalan – persoalan yang
menyangkut segi etiket, tetapi yang perlu dipahami
ialah pengertian – pengertian dasarnya :
 Bahwa etiket itu merupakan suatu norma yang baik
dipelajari. Tahu etiket artinya tahu tertib sopan dalam
bentuk – bentuk pergaulan.
 Pada setiap lapangan pergaulan, tentu terdapat etiket.
Belajar mengenal etiket dapat diperoleh dengan jalam
empiris, terjun langsung mengalami sendiri, sehingga
dapat menghayati dan menilainya sekali, atau dengan
jalan bertanya.
 Anak – anak muda perlu lebih banyak mempelajari
dan mengenal etiket itu, supaya jangan canggung
membaur diri dalam pergaulan.
2. Fungsi Ilmu Etika
Etika sebagai suatu ilmu, merupakan salah satu
cabang dari filsafat. Sifatnya praktis, normatif dan
fungsional, sehingga dengan demikian merupakan
suatu ilmu yang langsung berguna dalam pergaulan
hidup sehari – hari.
Etika juga dapat menjadi asas dan menjiwai norma –
norma dalam kehidupan disamping sekaligus
memberikan penilaian terhadap corak perbuatan
seseorang sebagai manusia.
Dalam percakapan sehari – hari sering kita
mendengar :
 Perbuatan si A itu tidak susila.
 Si B itu seorang yang imoral, anak tirinya sendiri
diperkosa.
 Sekolahnya memang sudah tinggi tetapi sayang
kelakuannya tidak etis, kurang sopan dsbnya.
Contoh percakapan ini memperlihatkan bahwa istilah
etika, moral, susila yang kesemuanya itu menyangkut
penilaian terhadap baik buruknya perbuatan atau
tingkah laku seseorang, digunakan secara berganti
dalam pengertian yang sama.
Tingkah laku perbuatan dan budi pekerti manusia itu
1001 macam, mungkin lebih banyak lagi dari bentuk
rupa manusia itu sendiri dari berbagai macam jenis
sikap ada satu jenis sikap yang sama dimiliki oleh
orang – orang tersebut, ialah sikap angkuh dan
sombong.
Sikap sombong ini umumnya banyak dihinggapi
orang – orang kaya, orang – orang pintar, yang tidak
sempat mendapatkan didikan “budi pekerti” dari
pengalaman hidupnya sendiri. Yang dimaksud dengan
pengalaman hidup sendiri artinya self correction,
introspeksi dan re – introspeksi, pada keadaan diri
sendiri.
Kelalaian dari segi inilah yang membuat orang
menjadi BUTA BUDI, kaya harta tapi miskin budi,
tinggi ilmu tetapi rendah akhlak.
Mengkoreksi diri ( self – correction) adalah masalah
psikologis. Mengoreksi atau mengeritik orang lain sama
mudahnya mengambil batu untuk ,melempar anjing.
Tetapi hampir tak ada orang yang mau melempari
dirinya sendiri. Mengoreksi diri hanya dapat dilakukan
oleh orang yang sekali – sekali suka mengingat proses
dari perjalanan hidupnya.
• Ternyata kunci penghalang dari ketidak mauan
mengkoreksi diri adalah keangkuhan / kesombongan
yang mendekam dalam jiwa seseorang. Sikap angkuh
inilah yang menyebabkan hati tak mau merendah, mata
hanya mau melihat keluar, tetapi tidak pernah melihat
dirinya sendiri.
Penyakit ini sulit hilangnya, bila diri sendiri tak
menyadari.
 Suatu sikap yang telah menjadi sifat / kelakuan, menurut psikologi itu
dibentuk oleh sedikitnya 4 (empat) jenis pengaruh :
1. Kebiasaan, habit, costum.
Suatu kebiasaan yang sudah mempola, dibentuk oleh lingkungan
hidup, oleh kebutuhan, ataupun oleh kehendak meniru, kepatuhan
mengikut.
Biasanya sukar diubah karena kebiasaan ini pun sudah
menghilangkan pengaruh dari kewibawaan diri sendiri.
2. Pengaruh pendidikan.
Tidak dapat disangkal bahwa pada prinsipnya pendidikan itu
membina mental seseorang menjadi semakin baik, dalam arti
menjadikan seseoran lebih cerdas, lebih bermoral, tegasnya lebih
maju dari pada sebelum mendapat pendidikan.
Pendidikan yang baik tercermin pada sikap, cara berpikir, cara
berbicara, dan nampak sikap yang baik pula.
3. Pengaruh agama.
4. Kesadaran jiwa.
Kesadaran jiwa artinya otak dan jiwa bekerja sama dalam
pengendalian napsu” lainnya yang terdapat dalam tubuh
raga ini. Kesadaran jiwa yang disertai dengan kemauan
dapat merubah segala jenis kebobrokan jiwa.
Seorang bajingan bisa menjadi seorang moralis yang
baik hati.
HATI NURANI
Hati nurani dalam Tritura Indonesia adalah budi
manusia sepanjang menemukan semua hal “atau
kebenaran” yang universal yang dimanapun dan pada
bangsa manapun sama, karena hati nurani manusia
bersarang pada kemanusiaan yang sama pada setiap
orang dan bangsa di dunia.
sepanjang budi manusia menemukan kebenaran yang
universal yang umum dan abadi sepanjang masa budi
manusia berwujud suatu terang , sinar.
• Perbuatan baik adalah perbuatan yang selaras dengan alam
kodrat manusia, jika tidak maka ia adalah jelek.
bentuk itu tampak karena disoroti oleh sinar budi kita.
Jadi, makna dari sinar budi terhadap perbuatan manusia
yaitu :
- Pertama : perbuatan ditangkap oleh budi,
bagaimanakah perbuatan itu dimengerti.
- Kedua : Disamping dimengerti, diketahui pula
bagaimana sifat perbuatan tsb, selaras atau tidak
dengan kodrat alam manusia. Bila selaras
berarti perbuatan itu baik, bila tidak selaras berarti
perbuatan itu jahat.
Fungsi hati nurani manusia, yaitu memberi
peringatan kepada kita jika kita bermaksud jahat
(jelek)
Karena berupa peringatan maka ada juga yang
mengatakannya suara hati, bisikan hati, sebab
membisikan kejelekan perbuatan yang telah
dilakukan.
• Manusia bukanlah roh saja, atau bukan pula sepotong
jasmani. Keduanya adalah satu dalam kesatuan yang
utuh yaitu manusia.
“ Apakah yang akan terjadi akibat jika kita mempunyai
salah satu pikiran dalam hati kita ?”
pikiran itu tentu akan mempunyai pengaruh pada
jasmani manusia karena manusia tahu bahwa ia
berbuat salah, dan perbuatan salah itu berupa sebagai
beban dalam hatinya, dengan sendirinya pengertian
kesalahan itu akan mempunyai akibat dalam rasa
perasaan manusia.
Ia bersalah, salah mempunyai sanksi (tuntutan
pembalasan), dari itu timbul rasa takut dalam diri
manusia.
Rasa takut karena ia berbuat salah, ras takut karena
akan kena hukuman atas kesalahan itu, rasa takut
karena tiap kesalahan batin pada hakekatnya akan
mengingatkan kita kepada pencipta hukum alam yang
tertanam dalam hati sanubari manusia, dari itu
manusia merasa takut karena berbuat yang
bertentangan dengan kehendak pembuat hukum alam
kodrat manusia.
AHLAK YANG TERPUJI & TERCELA
Ahlak yang baik adalah segala tingkah laku yang
terpuji.
a. Bersifat sabar (tidak putus asa & kemalasan)
Kesabaran dapat dibagi menjadi 2 kategori :
1. Kesabaran ketika ditimpa musibah (tabah)
2. Kesabaran dalam mengerjakan sesuatu ( rajin, tekun,
ulet)
• Peribahasa mengatakan bahwa “kesabaran itu
pahit laksana jadam, namun akibatnya lebih
manis dari pada madu”.
Adapun manfaat kesabaran itu dapat dinikmati
setelah orang lulus, dengan memperoleh kemenangan
yaitu :
1. Memperoleh rahmat dan kegembiraan.
2. Memperoleh pertolongan dan kemenangan.
3. Memperoleh kesenangan dan kebahagiaan.
• Sikap putus asa adalah ketidakmampuan seseorang
menanggung derita atas musibah dan kemalasan.
Ad/ ketidaksanggupan seseorang bertekun dalam
suatu kewajiban.
Putus asa adalah ciri kelemahan mental seseorang, dan
dalam Al – Qur’an ditegaskan bahwa sikap tersebut hanya
pantas bagi kaum kafir.

b. Sikap benar >< dusta


sikap benar dan jujur adalah salah satu yang menentukan
status dan kemajuan perseorangan dan masyarakat.
Menegakkan prinsip kebenaran adalah salah satu sendi
kemaslahatan dalam hubungan antara manusia dengan
manusia dan antara satu golongan dengan golongan
lainnya.
Dalam peribahasa sering disebutkan : “berani karena
benar, takut karena salah”
Betapa kebenaran itu sering menimbulkan ketenangan
yang dari itu melahirkan kebenaran.
c. Memelihara Amanat >< Khianat.
• Amanat menurut arti bahasa ialah kesetiaan,
ketulusan hati dan kepercayaan.
• Yang dimaksud dengan amanah disini ialah suatu
sikap pribadi yang stia, tulus hati dan jujur dalam
melaksanakan sesuatu yang dipercayakan padanya,
baik berupa harta benda, rahasia maupun tugas
kewajiban.
• Khianat adalah kebalikan dari sifat amanah itu,
khianat = mungkar atau tidak setia kepada yang
dipercayakan kepadanya. Khianat adalah salah stu
gejala munafik.
d. Bersifat Adil >< Kelaliman
Sifat adil ada 2 (dua) macam :
1. Adil yang berhubungan dengan perseorangan
2. Adil yang berhubungan dengan kemasyarakatan dan
pemerintah.
Untuk menegakkan neraca keadilan dalam diri
pribadi dan masyarakat, maka ada beberapa faktor
yang perlu diperhatikan :
3. Tenang dalam mengambil keputusan.
4. Memperluas pandangan dan melihat persoalannya
secara objektif, mengumpulkan data dan fakta
sehingga dalam keputusan sekecil mungkin.
Sifat lalim berarti menganiaya, tidak adil dalam memutuskan
perkara yang berat sebelah dalam tindakan, mengambil hak orang
lebih dari batasnya atau memberikan hak orang kurang dari
semestinya.
Ahli – ahli akhlak mengemukakan hal – hal yang mendorong
seseorang berlaku lalim yaitu :
a. Cinta dan benci
b. Kepentingan diri sendiri.
karena perasaan egois maka keuntungan pribadi menyebabkan
seseorang berat sebelah, culas , dan curang.
c. Pengaruh luar.
Adanya pandangan yang menyenangkan, keindahan pakaian,
kewibawaan, kefasihan pembicaraan, dll, dapat mempengaruhi
seseorang berat sebelah dalam tindakannya.
Pengaruh – pengaruh tersebut dapat menyilaukan perasaan
hingga langkahnya tidak objektif
e. Sifat Kasih Sayang
• Sifat kasih sayang adalah fitrah yang dianugerahkan
Allah kepada berbagai makhluk jika diperinci kasih
sayang ini dapat dibedakan dalam beberapa
tingkatan :
1. Kasih sayang dalam lingkungan keluarga.
2. Kasih sayang dalam lingkungan tetangga dan
kampung.
3. Kasih sayang dalam lingkungan bangsa.
4. Kasih sayang dalam lingkungan keagamaan
5. Kasih sayang dalam bentuk perikemanusiaan
6. Kasih sayang kepada sesama makhluk.
Prinsip – prinsip kasih sayang yaitu :
1.Pemurah
2.Tolong menolong
3.Pemaaf
4.Suka damai
5.Persaudaraan
6.Menghubungkan tali kekeluargaan. ( Silaturahmi)
 Naluri kasih sayang ini dapat tertutup jika terdapat
hambatan – hambatan : pertengkaran, permusuhan,
kerakusan, kedengkian, dll.
 Dan lawan dari sifat kasih sayang adalah angkara
murka, kebencian, egoisme, individualisme, dendam
kesumat, adu domba, dll
f. Bersifat Hemat
• Hemat ialah menggunakan segala sesuatu yang tesedia
berupa harta benda, waktu dan tenaga menurut
ukuran keperluan mengambil jalan tengah, tidak
kurang dan tidak berlebihan.
• Hemat karena membelanjakan harta benda sebaik”nya
dengan cara yang wajar dan pantas. Dan hal yang
sangat penting yaitu jangan lebih besar pengeluaran
dari pada pemasukan.
Sesuai dengan hal tersebut, maka ada beberapa faktor
tehnis yang perlu mendapat peraturan yaitu :
- Membelanjakan harta dengan mendahulukan apa
yang paling perlu.
- Tidak boleh membelanjakan sesuatu yang akibatnya
merugikan diri pribadi dan tidak memberikan
manfaat apa – apa. Misalnya : Minuman keras.
- Tidak boleh membeli sesuatu yang hanya memberikan
manfaat bagi dirinya sendiri tapi merugikan
kepentingan orang banyak. Misalnya : membeli beras
untuk ditimbun.
g. Bersifat berani
• Sifat berani bukanlah semata – mata keberanian
berkelahi di medan laga, tetapi keberanian yang
sesungguhnya adalah orang yang sanggup menguasai
hawa napsunya dikala marah.
• Kebalikan berani adalah pengecut.
Sifat pengecut ini selalu membuat pribadi ragu – ragu
sebelum memulai suati langkah yang berarti dan
menyerah sebelum berjuang. Sifat pengecut
dipandang sebagai sifat yang hina dan akan membawa
manusia kepada kerendahan dan kemunduran.
h. Bersifat Pemalu
• Sifat pemalu adalah malu terhadap Allah dan malu
kepada diri sendiri di kala akan melanggar peraturan –
peraturan Allah.
• Perasaan ini dapat menjadi pembimbing kepada jalan
keseluruhan dan mencegah dari perbuatan nista.
I. Memelihara Kesucian Diri
j. Menepati Janji

Anda mungkin juga menyukai