Anda di halaman 1dari 31

Proses Pewarisan

Kebudayaan
Apa saja yang akan kita pelajari?
❖ Konsep Internalisasi Budaya
❖ Proses Internalisasi Budaya dalam Masyarakat
❖ Berbagai Lembaga Internalisasi Kebudayaan
❖ Perbedaan Internalisasi Budaya pada Masyarakat Desa
dan Kota
❖ Kepribadian dan Internalisasi Budaya
Pengertian Nilai dan Nilai Budaya

Nilai merupakan suatu hal yang dianggap baik atau buruk bagi kehidupan.

Nilai
Nilai merupakan sesuatu yang abstrak, namun hal tersebut menjadi
pedoman bagi kehidupan masyarakat contohnya orang menganggap
menolong bernilai baik dan mencuri bernilai buruk.

N. Budaya
Nilai budaya merupakan suatu bentuk konsepsi umum yang dijadikan
pedoman dan petunjuk di dalam bertingkah laku baik secara individual,
kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar
salah, patut atau tidak patut.
Tiga hal yang terkait
dengan nilai-nilai budaya:
Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang kelihatan kasat mata (jelas).

Sikap, tindak laku, gerak-gerik yang muncul akibat slogan, moto tersebut.

Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang mengakar dan menjadi


kerangka acuan dalam bertindak dan berperilaku.
Fungsi Nilai-Nilai Budaya
❖ Nilai berfungsi sebagai standar, yaitu standar yang menunjukkan tingkah
laku dari berbagai cara, yaitu:
a. Membawa individu untuk mengambil posisi khusus dalam masalah sosial.
b. Mempengaruhi individu dalam memilih ideologi politik atau agama.
c. Menilai dan menentukan kebenaran dan kesalahan atas diri sendiri atau
orang lain.
d. Merupakan pusat pengkajian tentang proses-proses perbandingan untuk
menentukan individu bermoral dan kompeten.
e. Nilai digunakan untuk mempengaruhi orang lain atau mengubahnya.
Nilai-nilai budaya dan norma sosial, sebagaimana kebudayaan, merupakan
seperangkat sarana untuk mengendalikan atau mengontrol perilaku manusiam
agar di dalam berinteraksi dengan sesamanya didapati suatu pola perilaku yang
relatif seragam, sehingga terjadi suatu kondisi yang tertib, tenteram, teratur,
dan harmonis di kalangan anggota masyarakat.
❖ Nilai berfungsi sebagai rencana umum (general plan) dalam menyelesaikan
konflik dan pengambilan keputusan.
❖ Nilai berfungsi motivasional. Nilai memiliki komponen motivasional yang
kuat seperti halnya komponen kognitif, afektif, dan behavioral.
❖ Nilai berfungsi penyesuaian, isi nilai tertentu diarahkan secara langsung
kepada cara bertingkah laku serta tujuan akhir yang berorientasi pada
penyesuaian.
❖ Nilai berfungsi sebagai pengetahuan dan aktualisasi diri.
Contoh Nilai-Nilai Hidup
❖ Rasionalisme
Rasionalisme adalah nilai-nilai hidup berdasarkan segi praktis dari ilmu
pengetahuan, contohnya untuk mendapatkan hasil padi sebanyak-banyaknya
maka persawahan padi harus dipupuk.

❖ Tradisionalisme
Tradisionalisme adalah nilai-nilai hidup melakukan sesuautu yang biasanya
dilakukan oleh nenek moyang, yang dianggap baik oleh sebagian golongan.
Contohnya, sebagian ibu-ibu setelah melahirkan minum ramuan jamu-jamuan.
❖ Keberhasilan atau Prestasi
Keberhasilan adalah nilai-nilai hidup berdasarkan pemilihan usaha yang
menghasilkan suatu kedudukan yang tinggi dalam masyarakat, sehingga sering
menimbulkan rasa iri hati pada orang lain.

❖ Individualisme
Individualisme adalah nilai-nilai hidup keyakinan bahwa keadaan yang paling
baik adalah bila orang-orang bebas dan percaya kepada kemampuan dirinya
serta bertanggung jawab atas keputusan-keputusannya. Sehingga ada
kebebasan dan kekhawatiran karena adanya peraturan-peraturan yang ketat
serta tekanan-tekanan dari pihak yang berkuasa.
Ciri-Ciri Nilai-Nilai Hidup
❖ Nilai-Nilai yang Terinternalisasi (Internalized Values)
Nilai semacam ini membentuk landasan bagi hati nurani, penolakan atas nilai-
nilai tersebut dapat mengakibatkan timbulnya perasaan malu atau bersalah
yang dalam dan sulit dihapuskan. Nilai yang tercernakan, seringkali berfungsi
untuk menutupi perasaan hati seseorang dalam menghadapi konflik yang
dihadapi. Contohnya adalah seorang ayah atau ibu menyuruh anak-anaknya
untuk bertindak pasif dan menahan diri agar tidak berkelahi dengan maksud
untuk tidak menimbulkan konflik dengan norma-norma kelompok, walaupun
begitu ia akan merasa amat kecewa bila si anak tidak mencoba
mempertahankan diri bila dianiaya atau dipukul oleh anak lain.
❖ Nilai-Nilai Dominan
Nilai-nilai dominan terlihat dalam pilihan-pilihan yang dilakukan terhadap
beberapa kemungkinan Langkah dan tindakan yang bisa ditempuh dalam
aktivitas sehari-hari, nilai-nilai dominan menjadi yang lebih pokok dan dianggap
sebagai nilai yang baik. Nilai dominan dibagi menjadi empat kriteria sebagai
berikut:
1. Luas tidaknya ruang lingkup.
2. Lama tidaknya pengaruh nilai itu dirasakan oleh kelompok masyarakat
tersebut.
3. Gigih tidaknya nilai tersebut diperjuangkan.
4. Prestise dari orang-orang yang membawa nilai itu.
Pengertian dan Contoh Nilai Sosial
Nilai sosial merupakan sesuatu yang dianggap baik dan yang diharapkan oleh
masyarakat. Dengan nilai-nilai sosial, diharapkan para anggota masyarakat
dapat mengetahui perilaku-perilaku mana yang pantas dan perlu
dikembangkan, serta perilaku-perilaku mana yang dianggap tidak pantas dan
perlu dihindari.
Contoh nilai sosial di lingkungan dan sekolah yaitu:
1. Orang tua yang mengajarkan anaknya bersikap sopan santun.
2. Menolong sesama tanpa membeda-bedakan.
3. Salah satu warga yang tidak peduli dengan lingkungan akan dijauhi warga di
kompleks perumahan lain.
4. Siswa yang jujur akan dinilai baik oleh guru, sedangkan siswa yang
berbohong dinilai buruk perilakunya.
5. Anak-anak dan guru saling menghargai pendapat ketika pelajaran.
Ciri-Ciri Nilai Sosial
1. Nilai sosial berasal dari proses interaksi antar manusia dan bukan bawaan
sejak lahir. Contohnya seorang anak yang bisa menilai baik atau buruk
karena didikan orang tuanya sejak kecil.
2. Sebuah proses belajar seperti difusi, akulturasi, dan sosialisasi. Misalnya,
seorang pelajar yang menghargai kerjasama antar-kelompok dan seorang
anak yang suka bersosialisasi di lingkungan sekolah.
3. Nilai sosial berupa peraturan untuk memenuhi kebutuhan sosial. Contohnya
siswa menjaga ketertiban di lingkungan sekolah dan pos ronda yang wajib
diikuti warga.
4. Tiap kelompok memiliki kebudayaan yang berbeda satu sama lain.
Kebudayaan yang berbeda ini melahirkan nilai dan norma yang
berbeda. Seperti negara maju punya budaya menghargai waktu dan tidak
suka keterlambatan. Sementara di Indonesia, keterlambatan waktu masih
bisa dimaklumi.
5. Berpengaruh pada perkembangan pribadi dan kelompok baik itu positif atau
negatif. Contohnya seseorang disebut egois karena mengutamakan
kepentingan pribadi. Sedangkan individu yang mementingkan kepentingan
bersama dianggap sebagai orang yang memiliki kepekaan sosial.
6. Nilai akan mempengaruhi tindakan manusia. Misalnya seseorang berusaha
mencari uang sebanyak-banyaknya untuk bahagia. Sebaliknya, ada orang
yang mengutamakan hubungan baik pada sesama daripada uang untuk
bahagia.
Fungsi Nilai Sosial
Ada beberapa fungsi nilai sosial di masyarakat, yakni:
1. Dalam menyumbangkan perangkat norma sosial yang dapat menetapkan
kedudukan seseorang pada kelompok masyarakat.
2. Dapat mengarahkan anggota masyarakat dalam berpikir dan bertingkah
laku. Karena masyarakat selalu dapat melihat cara bertindak dan bertingkah
laku yang terbaik.
3. Nilai sosial merupakan penentu akhir bagi manusia dalam memenuhi
peranan-peranan sosialnya.
4. Sebagai solidaritas di kalangan anggota kelompok atau masyarakat.
5. Sebagai alat pengawas atau kontrol perilaku manusia.
Jenis-Jenis Nilai Sosial
❖ Klasifikasi berdasar tempat
a. Nilai sosial pada benda hasil ciptaan manusia.
b. Nilai sosial pada pola kelakuan manusia.
c. Nilai sosial pada cara berpikir dan berperasaan.

❖ Klasifikasi berdasar pertimbangan moral.


❖ Klasifikasi berdasar solidaritas.
❖ Kladifikasi berdasar sifat esensial.
Norma Sosial
Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi pedoman
perilaku dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah
tertentu.

Norma sosial memiliki tiga unsur pokok, antara lain sebagai berikut:
1. Pedoman tentang tingkah laku yang dilakukan.
2. Pencegah terjadinya keretakan di antara anggot masyarakat.
3. Pegangan untuk mengadakan pengendalian sosial.
Norma yang berlaku dalam masyarakat dapat dibedakan berdasarkan
sumbernya, antara lain sebagai berikut:
1. Norma agama, norma yang mengatur ketentuan hidup manusia yang
bersumber pada ajaran agama.
2. Norma kesopanan atau etika, norma yang mengatur ketentuan hidup
masyarakat yang berlaku dalam hubungan atau interaksi sosial antaranggota
masyarakat.
3. Norma kesusilaan, norma yang mengatur ketentuan-ketentuan yang
bersumber pada hati nurani, moral, atau filsafat hidup.
4. Norma hukum, norma yang mengatur ketentuan-ketentuan tertulis yang
berlaku dan bersumber pada undnag-undang suatu negara.
Jenis-Jenis Norma Sosial
❖ Norma Cara (Usage)
Tata cara yang dianut seseorang dalam melakukan sesuatu. Contohnya cara
makan.

❖ Norma Kebiasaan (Folkways)


Suatu aturan yang biasa berlaku di lingkungan masyarakat (biasa dilakukan
secara berulang). Contoh: mengucapkan salam ketika bertemu, membuang
sampah pada tempatnya.

❖ Norma Tata Kelakuan (Mores)


Suatu norma kebiasaan yang sudah mengakar di masyarakat berkembang
menjadi norma tata kelakuan. Contohnya larangan membunuh atau
memperkosa.
❖ Norma Adat (Custom)
Norma yang tidak tertulis namun sangat kuat mengikat. Contohnya larangan
menguburkan jenazah di Bali.

❖ Norma Hukum (Law)


Rangkaian aturan yang menjadi pedoman bagi seluruh warga negara.
Contohnya peraturan lalu lintas.
Konsep Internalisasi
Budaya
Pengertian Internalisasi Budaya
❖ Berdasarkan fungsinya, kebudayaan bisa diartikan sebagai perangkat norma
yang dijadikan pedoman hidup manusia atau acuan dalam berperilaku yang
diperoleh manusia melalui sebuah proses belajar yang membutuhkan kurun
waktu tertentu.
❖ Kebudayaan membutuhkan adanya suatu proses belajar dalam kurun waktu
tertentu agar dapat diterima dalam masyarakat. Dengan kata lain, dalam
proses belajar unsur-unsur kebudayaan tersebut terjadi pewarisan nilai-nilai
budaya dan adat dari satu generasi ke generasi berikutnya. Misalnya, orang
tua yang mengajarkan sopan santun pada anaknya. Proses pewarisan nilai
budaya atau internalisasi budaya tersebut berlangsung secara turun-
temurun.
Proses Internalisasi Budaya
❖ Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses belajar kebudayan dalam hubungan dengan sistem
sosial. Dalam proses sosialisasi seorang individu dari masa anak-anak hingga
masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan berbagai
individu di sekeliling yang menduduki berbagai peranan sosial dalam kehidupan
sehari-hari. Selanjutnya, individu mulai berhubungan dengan individu lain di
sekitar lingkungan kehidupannya dan belajar bagaimana untuk bertindak atau
berbudaya dalam masyarakat.
❖ Enkulturasi
Enkulturasi adalah proses pembudayaan atau institutionalization. Enkulturasi
adalah proses individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta
sikapnya dengan adat istiadat, norma, dan peraturan-peraturan yang hidup
dalam kebudayaannya. Secara tidak langsung seorang individu sudah mulai
memperoleh pewarisan kebudayaan dalam kehidupannya karena
menyesuaikan diri dan bersikap sesuai dengan tuntutan norma atau adat
kebudayaan yang berlaku di masyarakat.
Lembaga Internalisasi
Kebudayaan
Masyarakat Tradisional

0 Keluarga
0 Masyarakat
1 2

0 Lembaga Adat 0 Lembaga Keagamaan


3 4
Lembaga Internalisasi
Kebudayaan
Masyarakat Modern

0 Organisasi Sosial 0 Media Massa


1 (Pendidikan, Keagamaan,
Pemerintah) 2

0 Tempat Penitipan
3 Anak
Kepribadian dan
Internalisasi
Budaya
Proses internalisasi budaya tidak terlepas dari terbentuknya kepribadian
seseorang. Kepribadian merupakan gambaran secara umum dari perilaku
seorang individu yang sangat khas yang dapat terlihat dari perilaku sehari-hari.
Wujud nyata kepribadian dapat terlihat dari perangai, sikap, perilaku, tutur
kata, persepsi, kegemaran, dan lain-lain. Kepribadian merupakan perpaduan
antara warisan biologis yang diterima seseorang dari leluhurnya dengan
pengaruh lingkungan melalui proses perwarisan budaya.
Unsur-Unsur Kepribadian
❖ Pengetahuan
Setiap manusia berusaha untuk mengisi pemikirannya dengen berbagai macam
pengetahuan yang ada di lingkungannya. Semua hal yang telah dipelajari
sebagai pengetahuan direkam dalam otak dan dicerna atau direspons melalui
bentuk-bentuk perilaku tertentu.

❖ Perasaan
Perasaan merupakan bentuk penilaian seseorang terhadap sesuatu hal yang
berupa perasaan positif ataupun negatif sehingga penilaian ini akan
memberikan respons yang juga dapat positif atau negatif. Setiap perilaku yang
didasarkan pada perasaan mempunyai penilaian yang subjektif karena setiap
manusia mempunyai penilaian terhadap lingkungan sosialnya secara berbeda-
beda.
❖ Dorongan Naluri
Dorongan naluri adalah keinginan yang ada pada diri seseorang yang bersumber
dari pancaindra sebagai aksi yang kemudian dicerna dan diwujudkan dalam
bentuk reaksi. Ada tujuh dorongan naluri dalam diri manusia, yaitu sebagai
berikut.
1. Dorongan untuk mempertahankan hidup.
2. Dorongan seksual.
3. Dorongan untuk mencari makan.
4. Dorongan untuk bergaul dan berinteraksi dengan sesame manusia.
5. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya.
6. Dorongan untuk berbakti.
7. Dorongan akan keindahan bentuk, warna, suara, dan gerak.
Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Kepribadian
0 Warisan Biologis
0 Lingkungan Fisik
1 2

0 Kebudayaan Khusus 0 Pengalaman


3 4 Kelompok

Anda mungkin juga menyukai