Anda di halaman 1dari 48

ETIKA KEPERAWATAN

Anugrah Nurul Hudda S.kep.,Ners


NILAI NORMA DAN ETIKA
NILAI
▪ Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang
sedemikian rupa oleh seseorang sesuai denagn tuntutan hati
nuraninya (pengertian secara umum)
▪ Nilai adalah seperangkat keyakinan dan sikap-sikap pribadi
seseorang tentang kebenaran, keindahan, dan penghargaan dari
suatu pemikiran, objek atau prilaku yang berorientasi pada tindakan
dan pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang
(simon,1973).
▪ Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga,
kebenaran atau keinginan mengenai ide-ide, objek, atau prilaku
khusus (Znowski, 1974)
NILAI MERUPAKAN SUATU CIRI

▪ Nilai-nilai membentuk dasar prilaku seseorang


▪ Nilai-nilai nyata dari seseorang diperlihatkan melalui pola prilaku
yang konsisten.
▪ Nilai-nilai menjadi kontrol internal bagi prilaku seseorang.
▪ Nilai-nilai merupakan komponen intelektual dan emosional dari
seseorang yang secara intelektual diyakinkan tentang sutu nilai serta
memegang teguh dan mempertahan kannya.
NILAI DIAMBIL DENGAN BERBAGAI CARA

1. Model atau contoh


Dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk
melalui observasi perilakukeluarga, sahabat, teman sejawat, dan masyarakat
lingkungan dimana dia bergaul.
2. Moralitas
diperoleh dari keluarga , ajaran agama, sekolah, dan institusi
tempatnya bekerja dan memberikan ruang dan waktu atau kesempatan pada
individu untuk mempertimbangkan nilai2 berbeda.
3. Sesuka hati
adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan tergantung pada nilai2
dalam diri seseorang.
4. Penghargaan dan sanksi
Perlakuan yang biasa diterima seperti : mendapatkan penghargaan bila
menunjukan perilaku yg baik , dan sebaliknya akan mendapat hukuman bila
menunjukan perilaku yg tdk baik
5. Tanggung jawab untuk memilih
Adanya dorongan internal untuk menggali nilai-nilai tertentu dan
mempertimbangkan konsekuensinya untuk di adaptasi.
KLARIFIKASI NILAI-NILAI (VALUES)

Merupakan suatu proses dimana seseorang dapat mengerti


sistem nilai-nilai yg melekat pada dirinya sendiri. Klarifikasi nilai-nilai
mempunyai manfaat yg sangat besar didalam aplikasi keperawatan.
Ada tiga fase dalam klarifikasi nilai-nilai individu yang perlu difahami
oleh perawat:
1. Pilihan
2. Penghargaan
3. tindakan
1. Fase Pilihan

▪ Kebebasan memilih kepercayaan serta menghargai keunikan bagi


setiap individu
▪ Perbedaan dalam kenyataan hidup selalu ada perbedaan-perbedaan,
asuhan yg diberikan bukan hanya karena martabat seseorang tetapi
hendaknya perlakuan yg diberikan mempertimbangkan sebagai
mana kita ingin diperlakukan.
▪ Keyakinan bahwa penghormatan terhadap martabat seseorang akan
merupakan konsekuensi terbaik bagi semua masyarakat.
2. Fase Penghargaan

▪ Mereka bangga dan bahagia dngn pilihan sendiri ( anda akan merasa
senang apabila asuhan yg diberikan dihargai pasien atau klien serta
sejawat) atau supervisor memberikan pujian atas keterampilan
hubungan interpersonal yg dilakukan
▪ Dapat mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada seseorang yg tdk
bersedia memeprtahankan martabat manusia sebagai mana
mestinya
3. Tindakan

▪ Gabungkan nilai2 tersebut dalam kehidupan atau pekerjaan sehari2


▪ Upayakan selalu konsisten untuk menghargai martabat manusia
dalam kehidupan pribadi dan profesional, sehingga timbul rasa
sensitif atas tindkan yg dilakukan
nilai-nilai yang sesuai dengan kode etik
profesi

▪ Menghargai martabat individu tanpa prasangka.


▪ Melindungi seseorang dalam hal privasi.
▪ Bertanggung jawab untuk segala tindakannya
perawat yang menghargai hak privasi pasien
akan menerapkan kepada pasien, sebagai
berikut:

▪ Menutup area untuk mandi dan pengobatan


▪ Menutup pasien untuk prisedur tertentu
▪ Menyediakan tempat konsultasi bagi pasien dcengan pemuka agama
atau anggota keluyarga yang sedang sedih
Nilai- Nilai yang Sangat Diperlukan Oleh
Perawat

1. Kejujuran
2. Lemah Lembut
3. Ketepatan setiap tindakan
4. Menghargai orang lain
NORMA
adalah aturan-aturan atau pedoman sosial yang khusus
mengenai tingkah laku, sikap, dan perbuatan yang boleh dilakukan
dan tidak boleh dilakukan di lingkungan kehidupan bermasyarakat.
Norma memiliki peranan penting dalam setiap masyarakat
yang beradab. Hal ini dianggap penting karena seperangkat norma
tersebut berperan dan berfungsi untuk mengatur tata kehidupan
setiap anggota masyarakat sebagai makhluk sosial, sehingga
tercapai suatu bentuk keteraturan yang berlandaskan pada sistem
budaya masing-masing.
NORMA

▪ Dari segi bahasa Norma berasal dari bahasa inggris yakni norm.
Dalam kamus oxford norm berarti usual or expected way of
behaving yaitu norma umum yang berisi bagaimana cara
berprilaku.
▪ Norma adalah patokan prilaku dalam satu kelompok tertentu
▪ Norma juga merupakan sesuatu yang mengikat dalam sebuah
kelompok masyarakat. Norma pada dasarnya adalah bagian dari
kebudayaan, karena awal dari sebuah budaya itu sendiri adalah
intraksi antara manusia pada kelompok tertentu yang nantinya
akan menghasilkan sesuatu yang disebut norma.
MACAM MACAM NORMA

1. Norma Agama
adalah peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai perintah-
perintah, larangan larangan dan ajaran-ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang
Maha Esa.
Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapat hukuman dari Tuhan
Yang Maha Esa berupa “siksa” kelak di akhirat. isinya berwujud: perintah dan
larangan. Apakah yang dimaksud perintah dan larangan menurut isi norma
tersebut? Perintah merupakan kewajiban bagi seseorang untuk berbuat sesuatu
oleh karena akibat-akibatnya dipandang baik. Sedangkan larangan merupakan
kewajiban bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat-
akibatnya dipandang tidak baik.
Contoh Norma Agama

1. Beribadah sesuai dengan agama dan keyakinan.


2. Beramal saleh dan berbuat kebajikan.
3. Mencegah, melarang, dan tidak melakukan perbuatan maksiat,
keji, dan mungkar.
2. Norma moral/kesusilaan

▪ yaitu peraturan atau kaidah hidup yang bersumber dari hati nurani dan
merupakan nilai-nilai moral yang mengikat manusia.
▪ Norma kesusilaan yang juga disebut dengan norma moral adalah
norma yang biasa terdapat dalam masyarakat dan dianggap sebagai
peraturan maupun dijadikan suatu pedoman dalam bertingkah laku
(berbudi pekerti / berakhlak).
▪ Pada umumnya pelanggaran dalam norma kesusilaan adalah adanya
perasaan menyesal, tekanan batin dan perasaan malu.
▪ Adapun tujuan dari norma kesusilaan adalah hampir sama dengan
norma agama, yakni membentuk karakter manusia menjadi lebih baik.
Contoh norma kesusilaan adalah seorang anak yang biasa
mencium tangan terhadap orang tua atau gurunya ketika bersalaman
sebagai tanda hormat.
3. Norma kesopanan

adalah aturan yang didasarkan pada atuuran tingkah laku yang biasanya
berlaku dalam masyarakat. Ini jika dilanggar akan dikenai sanksi berupa teguran
hingga cemoohan dari masyarakat. Namun, jika kesopanan dalam bertingkah laku
dalam masyarakat dijaga dengan baik, maka biasanya mereka akan lebih dihormati
dan dihargai oleh masyarakat tersebut.
Contoh-contoh norma kesopanan adalah sebagai berikut:
▪ Tidak duduk diatas meja
▪ Berbicara yang santun terhadap mereka yang lebih tua
▪ Mendengarkan dengan seksama ketika dinasihati oleh orang tua, guru maupun
siapa saja yang memberikan nasehat.
▪ Mengucapkan permisi atau membungkukkan badan jika melewati orang-orang
yang lebih tua
▪ Tidak menyela pembicaraan orang lain
▪ Tidak meludah di depan orang lain
4. Norma hukum

yaitu peraturan atau kaidah yang diciptakan oleh kekuasaan


resmi atau negara yang sifatnya mengikat atau memaksa. Norma
hukum biasanya berasal dari undang-undang yang dibuat oleh
pemerintah dan bagi mereka yang melanggarnya biasanya
mendapatkan sanksi berupa teguran, denda hingga penjara.
Adapun tujuan dari norma hukum ini adalah untuk menciptakan
suatu suasana yang tertib, aman dan tentram dalam bermasyarakat
dan bernegara.
Contoh norma hukum:

▪ Mematuhi aturan yang berlaku ketika dijalan raya misalnya saja


berhenti ketika lampu rambu-rambu lalu lintas sedang berwarna
merah, pejalan kaki yang menyebrang pada tempatnya (tempat
penyebrangan yang biasa disebut dengan zebra cross).
▪ Seorang siswa harus mematuhi tata tertib dalam sekolah,
misalnya saja tidak hadir terlambat untuk sekolah, mengenakan
seragam sekolah sesuai dengan yang telah ditentukan sekolahan.
MANFAAT NORMA

▪ Sebuah norma adalah sebuah aturan, patokan atau ukuran, yaitu


sesuatu yang bersifat pasti dan tidak berubah.
▪ Dengan adanya norma kita dapat memperbandingkan sesuatu hal
lain yang hakikatnya, ukurannya, serta kualitasnya kita ragukan.
▪ Norma berguna untuk menilai baik-buruknya tindakan
masyarakat sehari-hari.
▪ Sebuah norma bisa bersifat objektif dan bisa pula bersifat
subjektif. BIla norma objektif adalah norma yang dapat
diterapkan secara langsung apa adanya, maka norma subjektif
adalah norma yang bersifat moral dan tidak dapat memberikan
ukuran
ETIKA

▪ Etika berasal dari bahasa Yunani kuno “ ethos” dalam bentuk


tunggal mempunyai arti antara lain tempat tinggal yang
biasa;padang rumput;kebiasaan;adat;akhlak;watak.
▪ Dalam bentuk jamak (ta etha) artinya adat kabiasaan. dan arti
terakhir inilah menjadi latar belakang bagi terbenuknya istilah
“etika” oleh filsuf Yunani besar Aristoteles (384-322 SM) .
▪ Dalam kamus umum bahasa indonesia (poerwadarminta,1953)
etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas asas akhlak(moral )
ETIKET ATAU ADAT

Merupakan sesuatu yg terkenal , diketahui, diulang, serta


menjadi sesuatu kebiasaan didalam suatu masyarakat,baik berupa
kata-kata ataupun bentuk perbuatan yg nyata.
Perbedaan Etika dan Etiket

▪ Etika

1. Menyangkut masalah apakah perbuatan boleh atau tdk dilakukan

2. Tdk tergantung pada hadir atau tdknya orang lain

3. Bersifat absolut atau tdk dapat ditawar berlakunya

4. Tdk hanya memandang segi lahiriah tetapi juga batiniah

▪ Etiket

1. Menyangkut cara suatu perbuatan yg harus dilakukan manusia

2. Hanya berlaku dalam pergaulan hidup

3. Relatif karna adat disuatu tempat bisa berbeda ditempat lain

4. Hanya memandang manusia dari segi lahiriahnya saja


KEPERAWATAN

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yg


merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan ditujukan pada
individu, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit.
Untuk menjamin kepercayaan ini, pelayanan keperawatan harus
dilandasi ilmu pengetahuan, metodologi, dan dilandasi pula dengan
etika profesi
Etika profesi keperawatan

▪ adalah filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari


pelaksanaan praktik keperawatan.
▪ Etika profesi keperawatan adalah milik dan dilaksanakan oleh semua
anggota profesi keperawatan, yaitu perawat.
▪ Anggota profesi keperawatan dituntut oleh sesama perawat, profesi lain,
dan masyarakat sebagai penerima pelayanan keperawatan untuk menaati
dan menentukan kode etik yang telah disepakati.
Secara spesifik etika profesi memberi tuntutan praktik bagi anggota
profesi dalam melaksanakan praktik profesinya sesuai dengan standar moral
yang diyakini. Disamping itu, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
meningkatnya kebutuhan masyarakat mengakibatkan ruang lingkup layanan
keperawatan semakin kompleks untuk itu, perawat dituntut kemampuannya
untuk dapat mengambil keputusan atas dasar penalaran saintifik dan etis.
Tujuan Etika Keperawatan

Menurut Suhaemi, (2010), Etika profesi keperawatan


merupakan alat untuk mengukur perilaku moral dalam keperawatan.
Dalam penyusunan alat pengukur ini, keputusan diambil berdasarkan
kode etik sebagai standar yang mengukur dan mengevaluasi perilaku
moral perawat.
Secara umum tujuan etika profesi keperawatan adalah menciptakan
dan mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat, kepercayaan
diantara sesama perawat, dan kepercayaan masyarakat kepada profesi
keperawatan.
Menurut American Ethics Commission Bureau on Teaching
dalam buku Suhaemi 2010, tujuan etika profesi
keperawatan adalah mampu :

1. Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktik


keperawatan
2. Membentuk strategi atau cara dan menganalisis masalah moral
yang terjadi dalam praktik keperawatan
3. Menghubungkan prinsip moral/pelajaran yang baik dan dapat di
pertanggungjawabkan pada diri sendiri, keluarga, masyarakat dan
kepada Tuhan, sesuai dengan kepercayaannya
Tipe-tipe Etika Keperawatan

Menurut Dalami (2010), tipe-tipe etika keperawatan terbagi


menjadi tiga, yaitu:
1. Bioetik
2. Clinical Ethics/Etik Klinik
3. Nursing Ethics/Etik Keperawatan
BIOETIK:

▪ Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi


dalam etik,menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut,
bioetik difokuskan pada pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan
antara ilmu kehidupan, bioteknologi, pengobatan, politik, hukum, dan
theologi.
▪ Pada lingkup yang lebih sempit,bioetik merupakan evaluasi etik pada
moralitas treatment atau inovasi teknologi, dan waktu pelaksanaan
pengobatan pada manusia. Pada lingkup yang lebih luas, bioetik
mengevaluasi pada semua tindakan moral yang mungkin membantu atau
bahkan membahayakan kemampuan organisme terhadap pengobatan dan
biologi. Isu dalam bioetik antara lain: peningkatan mutu genetik, etika
lingkungan, pemberiaan pelayanan kesehatan.
▪ Dapat disimpulkan bahwa bioetik lebih berfokus pada dilema yang
menyangkut perawatan kesehatan,kesehatan modern,aplikasi teori
etik,dan prinsip etik terhadap masalah-masalah pelayanan kesehatan
Clinical Ethics/Etik Klinik:

Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan


pada masalah etik selama pemberian pelayanan pada klien.
Contoh clinical ethics: adanya persetujuan atau penolakan,dan
bagaimana seseorang sebaiknya merespons permintaan medis yang
kurang bermanfaat (sia-sia).
Nursing Ethics/Etik Keperawatan:

Bagian dari bioetik,yang merupakan studi formal tentang isu etik dan
dikembangkan dalam tindakan serta dianalisis untuk mendapatkan
keputusan etik.
Teori-teori dalam Etika Keperawatan

Teori dasar etika merupakan penuntun untuk membuat


keputusan etis praktik professional (Fry,1991 dalam buku Suhaemi,
2010).
Teori etik digunakan dalam pembuatan keputusan bila terjadi
konflik antara prinsip dan aturan.
Ahli filsafat moral telah mengembangkan beberapa teori etik,
yang secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi teori teleologi
dan deontology.
Teleologi:

Teleologi (berasal dari bahasa Yunani, darin kata telos, berarti


akhir).
Istilah teleologi dan utilitarianisme sering digunakkan saling
bergantian. Teleologi merupakan suatu doktrin yang menjelaskan
fenomena berdasarkan akibat yang dihasilkan atau konsekuensi yang
dapat terjadi.
Pendekatan ini sering disebut dengan ungkapan the end justifies the
means atau makna dari suatu tindakan ditentukan oleh hasil akhir yang
terjadi. Teori ini menekankan pada pencapaian hasil akhir yang terjadi.
Pencapaian hasil akhir dengan kebaikan yang maksimal dan
ketidakbaikan sekecil mungkin bagi manusia (Kellly, 1987 dalam buku
Suhaemi, 2010).
Deontologi

▪ Deontologi (berasal dari bahasa Yunani, Deon, berarti tugas) berprinsip pada aksi atau tindakan.
▪ Menurut Kant, benar atau salah bukan ditentukan oleh hasil akhir atau konsekuensi dari suatu
tindakan, melainkan oleh nilai moralnya.
▪ Dalam konteks ini, perhatian difokuskan pada tindakann melakukan tanggung jawab moral yang
dapat memberikan penentu apakah tindakan tersebut secara moral benar atau salah. Kant
berpendapat bahwa prinsip moral atau yang terkait dengan tugas harus bersifat universal, tidak
kondisional, dan imperative.
Contoh penerapan deontologi adalah seorang perawat yang yakin bahwa klien harus
diberi tahu tentang yang sebenarnya terjadi walaupun kenyataan tersebut sangat menyakitkan.
Contoh lain seorang perawat menolak membantu pelaksanaan abortus karena keyakinan agamanya
yang melarang tindakan membunuh. Dalam menggunakan pendekatan teori ini, perawat tidak
menggunakan pertimbangan, misalnya tindakan abortus dilakukan untuk menyelamatkan nyawa
ibunya karena setiap tindakan yang mengakhiri hidup (dalam hal ini calon bayi) merupakan tindakan
buruk secara moral.
Secara lebih luas, teori deontologi dikembangkan menjadi lima prinsip penting, yaitu kemurahan
hati, keadilan, otonomi, kejujuran dan ketaatan (Fry, 1991 dalam buku Suhaemi, 2010).
Prinsip- prinsip Etika Keperawatan

Prinsip bahwa dasar kode etik adalah menghargai hak dan martabat manusia, tidak akan pernah
berubah. Prinsip ini juga diterapkan baik dalam bidang pendidikan maupun pekerjaan. Juga dalam hak-haknya
memperoleh pelayanan kesehatan (Suhami,2010).

Prinsip-prinsip etika keperawatan antara lain:

1. Autonomi ( otonomi)

2. Beneficience (berbuat baik)

3. Justice (keadilan)

4. Non maleficience ( tdk merugikan)

5. Veracity ( kejujuran)

6. Fidelity (loyality/ketaatan)

7. Confidentiality (kerahasiaan)

8. Akuntabilitas (accountability)
AUTONOMI (otonomi)

▪ Otonomi berasal dari bahasa Latin, yaitu autos, yang berarti sendiri dan
nomos, artinya aturan.
▪ Otonomi berarti kemampuan untuk menentukan sendiri atau mengatur diri
sendiri.
▪ Menghargai otonomi berarti menghargai manusia sebagai sebagai
seseorang yang mempunyai harga diri dan martabat yang mampu
menentukan sesuatu bagi dirinya
Perawat harus menghargai harkat dan martabat manusia sebagai
individu yang dapat memutuskan hal yang terbaik bagi dirinya. Perawat harus
melibatkan klien untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan klien tersebut.
Beberapa tindakan yang tidak memperhatikan otonomi adalah :
▪ Melakukan sesuatu bagi klien tanpa mereka diberitahu sebelumnya
▪ Melakukan sesuatu tanpa memberi informasi relevan yang penting diketahui klien
dalam membuat suatu pilihan
▪ Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat gangguan atau
penyimpangan
▪ Tidak memberikan informasi yang lengkap walaupun klien menghendaki informasi
tersebut
▪ Memaksa klien memberi informasi tentang hal-hal yang mereka sudah tidak
bersedia menjelaskannya
Perawat yang menghargai manusia dalam penerapan otonomi, termasuk
juga menghargai profesi lain dalam lingkup tugas perawat, misalnya dokter, ahli
farmasi, dan sebagainya.
Berbuat Baik (Beneficience)

Beneficience berarti,hanya melakukan sesuatu yang baik.


Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan,
penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh
diri dan orang lain. Terkadang dalam situasi pelayanan kesehatan,
terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
EX:perawat menasihati klien dengan penyakit jantung tntang program
latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tapi perawat
menasihati untk tdk dilakukan karena resiko serangan jantung
Keadilan (Justice)

Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapainya sesuatu yang sama dan


adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip
moral,legal,dan kemanusiaan.Nilai ini Direfleksikan dalam praktik
profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai
hukum,standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan.
Ex: perawat dinas sendirian, lalu ada klien baru masuk serta ada juga
klien ranap yg mmerlukan bantuanperawat, maka perawat harus
mempertimbngkan faktor-faktor tersebut kmudian bertindak dengan
asas keadilan.
Tidak Merugikan (Non Maleficienci)

Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan


psikologis selama perawat memberikan asuhan keperawatan pada
klien dan keluarga.
Ex:klien mnyatakan kepada dokter dengan secara tertulis mnolak
pemberian transfusi darah walaupun dalam keadaan klien
membutuhkan transfusi darah transfusi tdk diberikan walaupun situasi
ini terjadi juga penyalahgunaan prinsuip nonmalefesiensi
Kejujuran (Veracity)

Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran.Nilai diperlukan oleh


pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap
klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan
kebenaran.Informasi harus ada agar menjadi akurat,komprehensif,dan
objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang
ada,dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan.
EX: ny.a mengalami kcelakaan dengan suaminya Tn. B sehingga Ny.A terjadi
fraktur, sedangkan suaminya meninggal. Ny.a bertanya-tanya tentang
suaminya tetapi dokter menyarankan untuk tdk mmberitahu ny.a mngenai
keadaan suaminya. Disiniperawat mengalami konflik kjujuran
Menepati Janji (Fidelity)

Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan


komitmennya terhadap orang lain.Perawat setia pada komitmennya
dan menepati janji serta menyimpan rahasia
klien.Ketaatan,kesetiaan,adalah kewajiban seseorang untuk
mempertahankan komitmennya yang dibuatnya.
Kesetiaan,menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik
yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah
untuk meningkatkan kesehatan,mencegah penyakit,memulihkan
kesehatan,dan meminimalkan penderitaan.
Kerahasian (Confidentiality)

Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus


dijaga privasi klien.Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen
catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan
klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut
kecuali jika diijinkan oleh klien diluar area pelayanan, menyampaikan
pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain
harus dihindari.
Akuntabilitas (Accountability)

Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang


profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa
terkecuali.
Ex: perawat bertanggung jawab terhadap diri sendiri, profesi, klien,
sesama teman sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika perawat salah
dalam memberikan dosis obat kepda klien perawat dapat digugat oleh
klien yg mnerima obat. Dan perawat harus menerima konskwensi itu.

Anda mungkin juga menyukai