Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Manusia Sebagai Makhluk Budaya

Secara bahasa, manusia berasal dari kata manu (Sansekerta), mens


(Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi
(mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah, manusia dapat diartikan sebuah
konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus)
atau seorang individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia
merupakan suatu oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi
seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan,
setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika,
tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan.
Kebudayaan berasal dari kata Sansekerta Buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari kata Buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian
kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budhi atau
akal. Daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa. Culture, merupakan istilah
bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan, berasal dari kata latin
colere yang berarti mengolah atau mengerjakan (Mengolah tanah atau bertani).
Dari asal arti tersebut yaitu colere kemudian culture diartikan sebagai segala
daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan merubah alam. Kebudayaan
adalah hasil dari cipta, rasa dan karsa.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Manusia adalah mahluk berbudaya. Manusia sebagai makhluk yang
berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal
budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup
manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia
yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang
berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Berbudaya merupakan kelebihan manusia dibanding mahluk lain. Manusia
adalah makhluk yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya,
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi. Oleh karena
itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan
kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika moral harus
dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab
agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus mendayagunakan
akal budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan
Berbeda dengan binatang, tingkah laku manusia sangat fleksibel. Hal ini
terjadi karena kemampuan dari manusia untuk belajar dan beradaptasi dengan apa
yang telah dipelajarinya. Sebagai makhluk berbudaya, manusia mendayagunakan
akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi
masyarakat demi kesempurnaan hidupnya. Kebudayaan mencerminkan tanggapan
manusia terhadap kebutuhan dasar hidupnya. Manusia berbeda dengan binatang,
bukan saja dalam banyaknya kebutuhan, namun juga dalam cara memenuhi
kebutuhan tersebut. Kebudayaanlah yang memberikan garis pemisah antara
manusia dan binatang.
Ketidak mampuan manusia untuk bertindak instingtif diimbangi oleh
kemampuan lain yakni kemampuan untuk belajar, berkomunikasi dan menguasai
objek-objek yang bersifat fisik. Kemampuan untuk belajar dimungkinkan oleh
berkembangnya inteligensi dan cara berfikir simbolik. Terlebih lagi manusia
mempunyai budi yang merupakan pola kejiwaan yang di dalamnya terkandung
dorongan-dorongan hidup yang dasar, insting, perasaan, dengan pikiran, kemauan
dan hubungan yang bermakna dengan alam sekitarnya dengan jalan memberi
penilaian terhadap obyek dan kejadian.
Disinilah peran manusia sebagai makhluk yang diberi kelebihan dalam segala
hal, untuk dapat memanfaatkan segala fasilitas yang disediakan oleh Allah SWT
melalui alam ini. Sehingga dengan alam tersebut manusia dapat membentuk suatu
kebudayaan yang bermartabat dan bernilai tinggi. Namun perlu digaris bawahi
bahwa setiap kebudayaan akan bernilai tatkala manusia sebagai masyarakat
mampu melaksanakan norma-norma yang ada sesuai dengan tata aturan agama. JJ.
Hoeningman membagi kebudayaan dalam 3 wujud :
1. Gagasan : Kebudayaan yang berbentuk kumpulan, ide,
gagasan,nilai,norma, peraturan yang sifatnya abstrak.
2. Aktivitas (tindakan) : Wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola
dari manusia dalam masyarakat., sering disebut sebagai system sosial,
yaitu aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan
kontak, bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu.sifatnya konkret dapat diamati.
3. Artefak ( karya) : Wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari
aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa
benda-benda yang dapat diraba dan dilihat.
Nilai-Nilai Kebudayaan
Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam
suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar
pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik
tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan
tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.
.Etika
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos yang berarti
adat kebiasaan atau akhlak yang baik. Etika adalah ilmu tentang kebiasaan
perilaku yang baik . Kebudayaan merupakan induk dari berbagai macam
pranata yang dimiliki manusia dalam hidup bermasyarakat. Etika
merupakan bagian dari kompleksitas unsur-unsur kebudayaan. Ukuran etis
dan tidak etis merupakan bagian dari unsur-unsur kebudayaan. Manusia
membutuhkan kebudayaan, yang didalamnya terdapat unsur etika, untuk
bisa menjaga kelangsungan hidup. Manusia yang berbudaya adalah
manusia yang menjaga tata aturan hidup.

Estetika
Estetika adalah ilmu yang menelaah dan membahas aspek-aspek
keindahan sesuatu, yaitu mengenai rasa, sifat, norma, cara menanggapi,
dan cara membandingkannya dengan menggunakan penilaian perasaan.
Berbudaya, selain didasarkan pada etika juga terkandung estetika di
dalamnya. Jika etika menyangkut analisis dan penerapan konsep seperti
benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab, estetika membahas
keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa
merasakannya. Manfaat nilai etika dan estetika kebudayaan bagi kehidupan
masyarakat adalah menyadari bahwa mempertahankan dan menyelamatkan
kebudayaan suatu daerah atau bangsa harus diletakkan di paling awal .
Moral
Moral adalah kebiasaan berbuat baik. Orang dikatakan bermoral
apabila dapat mewujudkan kodratnya untuk berbuat baik, jujur, dan adil
dalam tindakannya.

2.2 Manusia Sebagai Makhluk Multidimensional


Manusia merupakan gabungan dari berbagai dimensi kehidupan yang ada.
Keseluruhan dimensi peran, kedudukan dan fungsi manusia tersebut harus dapat
dijalankan oleh manusia secara selaras, seimbang dan berkesinambungan agar
tercipta tatanan kehidupan bermasyarakat/ bersosial yang harmoni dan dinamis
sesuai tatanan yang disepakati.
Dimensi-dimensi masyarakat tersebut adalah sebagai berikut :
Manusia sebagai individu. Bahwa manusia adalah tetap makhluk yang berdiri
sendiri, mempunyai kehidupan sendiri dan harus mampu serta menguasai
kepribadiannya masing-masing.
Manusia makhluk social. Bahwa manusia selain sebagai dirinya sendiri
haruslah pula dapat hidup bersosialisasi di masyarakat serta senantiasa
membutuhkan orang lain.
Manusia mempunyai kemampuan berfikir, bertindak dan berbuat. Karena
potensi yang dimiliki oleh manusia inilah maka manusia harus dapat untuk
benar-benar memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai kedudukan
dan jabatannya di relevansikan dengan status manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk social
2.3 Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Budaya

Manusia adalah salah satu makhluk Tuhan di dunia. Makhluk Tuhan dialam
fana ini ada empat macam, yaitu alam, tumbuhan, binatang, dan manusia. Sifat
sifat yang dimiliki keempat makhluk Tuhan tersebut sebagai berikut.
1. Alam memiliki sifat wujud
2. Tumbuhan memiliki sifat hidup dan wujud
3. Binatang memiliki sifat wujud, hidup dan dibekali nafsu
4. Manusia memiliki sifat wujud, hidup dibekali nafsu serta akal budi
Akal budi merupakan pemberian sekaligus potensi dalam diri manusia yang
tidak dimiliki makhluk lain. Kelebihan manusia dibandingkan makhluk lain
terletak pada akal budi. Anugerah Tuhan akan akal budilah yang membedakan
manusia dari makhluk lain. Akal adalah kemampuan berpikir manusia sebagai
kodrat alami yang dimiliki. Berpikir merupakan perbuatan operasional dari akal
yang mendorong untuk aktif berbuat demi kepentingan dan peningkatan hidup
manusia. Jadi, fungsi dari akal adalah berpikir. Karena manusia yang dianugerahi
akal maka manusia dapat berpikir. kemampuan berpikir manusia juga digunakan
untuk memecahkan maslaahmasalah hidup yang dihadapi.
Dengan akal budinya, manusia mampu menciptakan, mengkreasi,
memperlakukan, memperbarui, memperbaiki, mengembangkan dan
meningkatkan sesuatu yang ada untuk kepentingan hidup manusia. Contohnya
manusia bisa membangun rumah, membuat aneka masakan, menciptakan
beragam jenis pakaian, membuat alat transportasi, sarana komunikasi dan
lainlain. Binatang pun bisa membuat rumah dan mencari makan. Akan tetapi,
rumah dan makanan suatu jenis makanan tidak pernah berubah dan berkembang.
Rumah burung (sarang) dari dulu sampai sekarang tetap saja wujudnya, tidak ada
pembaharuan dan peningkatan. Manusia dengan kemampuan akal budinya bisa
memperbaharui dan mengembangkan sesuatu untuk kepentingan hidup.
Kebutuhan manusia dalam hidup dibagi menjadi lima tingkatan. Kelima
tingkatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan psikologis (physiological needs). Kebutuhan ini merupakan
kebutuhan dasar, primer dan vita. Kebutuhan ini menyangkut fungsi
fungsi biologis dasar dari organisme manusia, seperti kebutuhan akan
makanan, pakaian tempat tinggal, sembuh dari sakit, kebutuhan seks dan
sebagainya.
2. Kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan (safety and security needs).
Kebutuhan ini menyangkut perasaan, seperti bebas dari rasa takut,
terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan,
kelaparan, perlakuan tidak adil dan sebagaimya.
3. Kebutuhan sosial (sosial needs). Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan
dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota
kelompok, rasa setia kawan, kerja sama, persahabatan, interaki, dan
seterusnya.
4. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs). Kebutuhan ini meliputi
kebutuhan dihargainya kemampuan, kedudukan jabatan, status, pangkat,
dan sebagainya.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization). Kebutuhan ini
meliputi kebutuhan untuk memaksimalkan penggunaan potensipotensi,
kemampuan, bakat, kreativitas, ekspresi diri, prestasi dan sebagainya.
Kebutuhan manusia pertamatama diawali dari kebutuhan psiklogis atau
paling mendesak kemudian secara bertahap beralih ke kebutuhan tingkat di
atasnya sampai tingkatan tertinggi, yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Beliau
menjelaskan bahwa kita tidak dapat memenuhi kebutuhan kita yang lebih tinggi
kalau kebutuhan yang lebih rendah belum terpenuhi. Itu berarti kebuthan nomor
lima akan diupayakan pemenuhannya kalau kita sudah memenuhi kebutuhan
kebutuhan sebelumnya. Jadi, kebutuhan manusia bertingkat dan membentuk
hirarki.
Dengan akal budi manusia mampu menciptakan kebudayaan. Kebudayaan
pada dasarnya adalah hasil akal budi manusia dalam interaksinya, baik dengan
alam maupun manusia lainnya. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya.
Manusia adalah pencipta kebudayaan.
2.4 Hubungan Manusia Dan Kebudayaan

Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa
dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling
sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara
turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian-
kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Kebudayaan berasal dari kata
budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Definisi
Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari,
dan bahasa merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.

Secara sederhana hubungan antara manusia dengan kebudayaan ketika


manusia sebagai perilaku kebudayaan,dan kebudayaan tersebut merupakan objek
yang dilaksanakan sehari-hari oleh manusia.
Contoh-Contoh Hubungan Antara Manusia dengan Kebudayaan :
Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan.
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di
Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di
Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life).
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak
yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk
menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa
lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense
of value ).
Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial.
Contoh : Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada
lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian,
etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang.
Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama,
menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.
Kebudayaan khusus atas dasar agama.
Contoh : Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan
kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
Kebudayaan berdasarkan profesi.
Contoh : kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang
pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara
mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang
sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah
biasa berpindah tempat tinggal.

2.5 Pengaruh Budaya Dalam Kehidupan Manusia Dan Masyarakat


Kebudayaan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai
sikap, makna, hierarki, agama, waktu, peranan hubungan ruang, konsep alam
semesta, objek-objek materi dan mimik yang diperoleh sekelompok besar orang
dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok.
Dengan hasil budaya manusia, maka terjadi pula kehidupan. Pola kehidupan
inilah yang menyebabkan hidup bersama dan dengan pola kehidupan ini dapat
mempengaruhi cara berfikir dan gerak sosial. Dengan memfungsikan akal
budinya dan pengetahuan kebudayaannya, manusia bisa mempertimbangkan dan
menyikapi problema budayanya.
Kebudayaan diciptakan manusia dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
manusia dalam rangka mempertahankan hidup serta meningkatkan
kesejahteraannya.
Kebudayaan mengalami dinamika seiring dengan dinamika pergaulan hidup
manusia sebagai pemilik kebudayaan, dan adanya budaya dari luar yang teradang
kita langsung menerima dan menerapkan pada diri dan kehidupan kita tanpa
berfikir panjang dengan resiko efek ke kebudayan kita sendiri. Ini lah beberapa
contoh problematika kebudayaan:
1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem
kepercayaan.
Dalam hal ini, kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah karena adanya
pandangan hidup dan sistem kepercayaan yang sangat kental, karena kuatnya
kepercayaan sekelompok orang dengan kebudayaannya mengakibatkan
mereka tertutup pada dunia luar dan tidak mau menerima pemikiran-
pemikiran dari luar walaupun pemikiran yang baru ini lebih baik daripada
pemikiran mereka. Sebagai contoh dapat kita lihat bahwa orang jawa tidak
mau meninggalkan kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai
petani. Padahal hidup mereka umumnya miskin.
2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi atau sudut
pandang.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi dan sudut
pandang ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksanaan pembangunan.
Sebagai contoh dapat kita lihat banyak masyarakat yang tidak setuju dengan
program KB yang dicanangkan pemerintah yang salah satu tujuannya untuk
mengatasi kemiskinan dan kepadatan penduduk, karena masyarakat
beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.
3. Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana
alam sering mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya
kekhawatiran penduduk bahwa ditempat yang baru hidup mereka akan lebih
sengsara dibandingkan dengan hidup mereka ditempat yang lama.
4. Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
Masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi
dengan masyarakat luar cendrung memiliki ilmu pengetahuan yang terbatas,
mereka seolah-olah tertutup untuk menerima program-program pembangunan.
5. Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.
Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa
sehingga menganggap hal-hal baru itu akan merusak tatanan hidup mereka
yang sudah mereka miliki secara turun-temurun.
6. Sikap etnosentrisme.
Sikap etnosentris adalah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsa
sendiri dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap seperti ini
akan memicu timbulnya pertentangan-pertentangan suku, ras, agama, dan
antar golongan. Kebudayaan yang beraneka ragam yang berkembang disuatu
wilayah seperti Indonesia terkadang menimbulkan sikap etnosentris yang
dapat menimbulkan perpecahan:
1. Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan, sering disalah gunakan
oleh manusia, sebagai contoh nuklir dan bom dibuat justru untuk
menghancurkan manusia bukan untuk melestarikan suatu generasi, dan obat-
obatan yang diciptakan untuk kesehatan tetapi dalam penggunaannya banyak
disalahgunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia.
2. Pewarisan kebudayaan. Dalam hal pewarisan kebudayaan bisa muncul
masalah antara lain, sesuai atau tidaknya budaya warisan tersebut dengan
dinamika masyarakat saat sekarang, penolakan generasi penerima terhadap
warisan budaya tersebut, dan munculnya budaya baru yang tidak lagi sesuai
dengan budaya warisan. Dalam suatu kasus, ditemukan generasi muda
menolak budaya yang hendak diwariskan oleh pendahulunya. Budaya itu
dianggap tidak lagi sesuai dengan kepentingan hidup generasi tersebut,
bahkan dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya yang baru
diterima sekarang ini.
3. Perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa
memunculkan masalah antara lain perubahan akan merugikan manusia jika
perubahan itu bersifat regress (kemunduran) bukan progress (kemajuan),
perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan melalui
revolusi, berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manusia adalah mahluk berbudaya. Manusia sebagai makhluk yang
berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa
mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan,
karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu
yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha
menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak
menyandang gelar manusia berbudaya.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
3.2 Saran
Jadikanlah makalah ini sebagai pedoman untuk meningkatkan
motivasi belajar yang lebih tinggi lagi. Khususnya bagi generasi muda
adalah calon sarjana, jadi anda harus mempunyai wawasan yang luas
dan berintelektual tinggi. Sebaiknya pembaca lebih banyak
mempelajari tentang manusia sebagai makhluk budaya, serta manusia
sebagai individu dan makhluk sosial. Lebih banyak mempelajari maka
akan lebih menguasai tentang manusia sebagai makhluk budaya ,
serta manusia sebagai individu dan makhluk sosial.

DAFTAR PUSTAKA
Dra. Elly M. Setiady, M.Si, Drs. H. Kama A. Hakam, M.Pd. 2008. Ilmu Sosial dan
Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai