Anda di halaman 1dari 22

I.

Judul: Komparatif Sistem Musculus Hewan Vertebrata

II. Tujuan Praktikum


1. Memahami pola dasar sistem musculus pada vertebrata.
III. Landasan Teori
Otot merupakan suatu organ/alat yang dapat menggerakkan hewan, otot
merupakan jaringan pada tubuh hewan yang bercirikan mampu berkontraksi,
aktivitas biasanya diperngaruhi oleh stimulus dari sistem saraf. Unit dasar
penyusun otot adalah miofibril yaitu struktur filamen yang berukuran sangat
kecil yang tersusun dari protein kompleks yaitu filamen aktin dan miosin.
Pada saat berkontraksi, filamen-filamen tersebut saling bertautan yang
mendapatkan energi dari mitokondria di sekitar miofibril (Artawan dkk.,
2016).
Otot berasal dan terbentuk dari lapis benih mesoderm. Mesoderm ini
akan berdeferensiasi menjadi epimer, mesomer, dan hipomer. Otot-otot pada
tubuh Vertebrata merupakan derivat dari bagian epimer dan hipomer
mesoderm embryo. Bagian epimer akan menjadi miotom-miotom yang tertata
segmental, yang akhirnya menjadi musculus parietalis yang berseran-lintang
dan bersifat volunter. Bagian hipomer yang mengelilingi coelom, terbagi
menjadi 2 bagian yaitu: somatik mesoderm (di bagian luar), dan splanchnic
mesoderm (di bagian dalam) Splanchnic mesoderm yang mengelilingi corong
pencernaan, akan menjadi musculus nonstriata yang bersifat involunter dari
corong pencernaan dan juga menjadi otot jantung. Perkecualian, musculus
branchialis merupakan satu-satunya derivat dari bagian hipomer mesoderm
yang bersifal volunter.
Musculus parietalis, terdiri atas serangkaian segmen-segmen otot
(miotom) linier yang terbentang dari anterior ke posterior tubuh. Setiap
miotom terletak antara dua vertebrae, dan antara miotom satu dengan miotom
yang lain dipisahkan oleh suatu jaringan ikat yang disebut myocommata.
Miotom-miotom dari kedua sisi tubuh dipisahkan oleh linea alba yang
terletak di medio-ventral tubuh yang terdiri dari jaringan ikat. Musculus
parietalis dapat dibagi menjadi: musculus truncus, terbagi menjadi 2 bagian
yaitu bagian epaxial di dorsal dan bagian hypaxial di ventral; musculus
hypobranchialis, yang merupakan otot-otot yang terletak di bawah insang
yang merupakan derivat musculus hypaxialis; musculus visus, yang
merupakan otot-otot penggerak bota mata yang berkembang dari 3 somite
prootic; Diaphragma yang hanya terdapat pada mammalia, dan musculus
appendicularis, sebagai otot anggota gerak. Musculus branchialis, merupakan
derivat dari bagian splanchnic dari hipomer mesoderm, tapi merupakan
musculus striata dan volunter. Musculus visceralis, merupakan musculus
nonstriata yang menyusun organ-organ berlumen, misalnya: tractus
digestivus, ductus glandula digestoria dan sebagainya, hingga otot jantung,
yang semuanya berkembang dari bagian splanchnic dari hipomer mesoderm.
Musculus dermalis, merupakan otot-otot yang membungkus seluruh
permukaan tubuh, dan merupakan derivat dari musculus parietalis dan
musculus branchialis (Tirta, 1999).
IV. Alat dan Bahan
A. Superkelas Pisces
1. Satu ekor ikan tongkol (Euthynnus affinis)
2. Satu ekor ikan lele (Clarias sp.)
3. Pinset
4. Kapas
5. Papan seksi
6. Masker
7. Silet
8. Pisau
9. Gunting
10. Handscoon
B. Kelas Amphibia
1. Satu ekor kodok (Bufo sp.)
2. Chloroform
3. Silet
4. Gunting
5. Kapas
6. Masker

2
7. Hand scope
8. Pisau
C. Kelas Reptilia
1. Satu ekor kadal (Mabouya multifasciata)
2. Chloroform
3. Silet
4. Pisau tajam
5. Kapas
6. Papan section
7. Pinset
8. Gunting
9. Handscoon
10. Masker
D. Kelas Aves
1. Satu ekor burung dara (Columba livia)
2. Chloroform
3. Silet
4. Pisau tajam
5. Kapas
6. Papan section
7. Pinset
8. Gunting
9. Handscoon
10. Masker
E. Kelas Mammalia
1. Satu ekor kelinci (Lepus nigricollis)
2. Chloroform
3. Silet
4. Pisau tajam
5. Kapas
6. Papan section
7. Pinset

3
8. Gunting
9. Handscoon
10. Masker
V. Prosedur Kerja
A. Superkelas Pisces
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menyiapkan satu ekor ikan tongkol (Euthnnus affinis) dan satu
ekor ikan lele (Clarias sp.)
3. Memastikan ikan dalam keadaan tidak sadar/mati, kemudian
memotong bagian tubuh ikan tongkol dan lele secara melintang
dengan menggunakan pisau.
4. Menguliti sisik ikan tongkol dengan menggunakan silet kemudian
mengamati urat daging permukaan sirip perut ikan
5. Mengamati sistem muskularis dan otot-otot pada ikan tongkol
(Euthnnus affinis) dan ikan lele (Clarias sp.)
B. Kelas Amphibia
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Membius kodok dengan menggunakan kloroform pada kapas,
setelah itu memastikan kodok dalam keadaan pingsan.
3. Memastikan kodok dalam keadaan tidak sadar, kemudian
membedah kodok (Bufo sp.) pada bagian perutnya dengan
menggunakan alat berupa silet/pisau/gunting dengan menggunakan
keadaan terlentang.
4. Mengamati jenis otot yang dimiliki.
C. Kelas Reptilia
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menuangkan kloroform pada kapas, setelah itu membius kadal
dengan menggunakan kloroform selama tiga menit.
3. Memastikan kadal dalam keadaan tidak sadar, kemudian menguliti
kadal dengan menggunakan silet/pisau/gunting dengan keadaan
terlentang.
4. Mengamati jenis-jenis otot yang dimiliki kadal.

4
D. Kelas Aves
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Membius ayam dengan kloroform hingga tidak sadarkan diri
3. Mencabuti bulu dan menguliti burung dara hingga terlihat bagian
ototnya, kemudian mengamatinya.
4. Merapikan kemudian membersihkan meja kerja setelah selesai
melakukan pengamatan.
E. Kelas Mammalia
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menuangkan chloroform pada kapas, setelah itu membius kelinci
dengan menggunakan chloroform selama tiga menit.
3. Memastikan kelinci dalam keadaan tidak sadar, kemudia
membedah kelinci pada bagian perutnya dengan menggunakan
silet/pisau/gunting dengan keadaan terlentang.
4. Mengamati jenis-jenis otot yang dimiliki kelinci.

5
VI. Hasil Pengamatan
Sistem Musculus pada Superkelas Pisces yang diwakili oleh Ikan Tongkol
1
(Euthynnus affinis) dan Ikan Lele (Clarias sp.)
Hasil Observasi:
Irisan melintang otot ikan tongkol
6
1

Irisan melintang otot ikan lele

5
1

6
4

Keterangan:
1. Otot epaksial 6. Vertebra
2. Septum vertikal
3. Body cavity
4. Otot hipaksial
5. Septum horizontal

6
2.a. Sistem Musculus pada Kelas Amphibia yang diwakili oleh Kodok (Bufo sp.)
Tampak sistem musculus Kodok bagian ventral

19
3 4

5
18
6
7
17
8
16

15
9

14
10

11
12
13

Keterangan :
1. Hypoglossus
2. Sternoradialis
3. Pectoralis major
4. Extensor carpi radialis
5. Flexor carpi radialis
6. Flexor carpi ulnaris
7. Triceps brachii
8. Rectus abdominus
9. Adductor magnus
10. Gracilis major

7
11. Tibialis anterior longus
12. Gastrocnemius
13. Tibialis posterior
14. Sartorius
15. Triceps femoris
16. External oblique
17. Linea alba
18. Cutaneous pectoralis
19. Deltoid
2.b. Sistem Musculus pada Kelas Amphibia yang diwakili oleh Kodok (Bufo sp.)

Tampak sistem Musculus Kodok bagian dorsal

20 4

5
19
6
7
18
8

14 9
17 15 13
10
12
16

11

8
Keterangan :
1. Depressor mandibulae
2. Latissimus dorsi
3. Longissimus dorsi
4. Obliquus externus
5. Coccygeoiliacus
6. Obliquus internus
7. Iliacus externus
8. Triceps femoris
9. Iliofibularis
10. Peruncus
11. Gastrocnemius
12. Gracilis minor
13. Semimembranosus
14. Pyriformis
15. Tibialis posticus
16. Tendon of Achilles
17. Tibialis anticus longus
18. Iliacus internus
19. Coccygeosacralis
20. Obliquus internus

9
Sistem Integumen pada Kelas Reptilia yang diwakili oleh Kadal (Mabouya
3
multifasciata)

Hasil Observasi:

Keterangan :
1. External intercostals
2. Longisimus
3. Transversospinalis

10
Sistem Musculus pada Bagian Ventral dari Kelas Aves yang diwakili oleh
4.a.
Burung Dara (Columba livia)

Keterangan :
1. Otot-otot cervical 5. Tibialis anterior
2. Musculus pectoralis major
3. Musculus obliquus abdominus externus
4. Levator caudae

11
Sistem Musculus pada Bagian Dorsal dari Kelas Aves yang diwakili oleh
4.b.
Burung Dara (Columba livia)
Hasil Observasi:

1
2

3
5
4

Keterangan :
1. Musculus triceps brachii
2. Musculus biseps brachii
3. Musculus obliquus abdominus ekternus
4. Musculus sartorius
5. Musculus illiotibialis
6. Depressor caudae
7. Gastrocnemius

12
4.c. Tendon pada Ekstrimitas Posterior Burung Dara (Columba livia)

Hasil Observasi:

Keterangan :
1. Perching tendons (tendok untuk bertengger)

13
5 Sistem Muskulus pada Kelas Mammalia yang diwakili oleh Kelinci (Lepus sp.)

9
10 11

8 2
3

6 4
7
5

Keterangan :
1. Orbicularis oris 9. Trapzzius
2. Masseter 10. Cleidomastoid
3. Otot maksila
4. Otot trisep
5. Otot bisep
6. Rectus abdominis
7. Otot femur
8. Coccygeus
9. Extermal abdominal oblique

14
VII. Pembahasan
Pola konstruksi otot-otot parietal pada Pisces terdiri dari urutan
myomer-myomer yang zig-zag diikat oleh myoseptum/myocommata
(bagian jaringan ikat yang membatasi antara myomer yang satu dengan
yang lain). Myomer terbentang mulai dari tengkorak sampai diujung ekor
ikan yang berdaging. Tiap myomer terdiri dari bagian dorsal yang disebut
epaksial dan bagian ventral yang disebut hypaksial, keduanya dipisahkan
oleh jaringan ikat yang disebut septum horizontal. Septum ini bagian
ventralnya melekat pada taju melintang dari vertebrae yang berurutan
sampai pada kulit. Myosepta di antara myomer yang berurutan dimulai
dari peritoneum parietal, melebar ke lateral dan berakhir pada kulit.
Serabut otot pada setiap myomer muncul dari myoseptum dan menyusup
diantara serabut otot dari myomer berikutnya. Umumnya serabut otot
mengarah anteroposterior, tetapi beberapa serabut otot hypaksial dari
setiap myomer tersusun serong ventromedial. Myomer dari kedua belah
pihak (kiri-kanan) dipisahkan oleh ligamen longitudinal yang dinamakan
linea alba. Kontraksi dari kelompok-kelompok myomer disatu pihak akan
disambut oleh kontraksi kelompok myomer dilain pihak, menyebabkan
tubuh ikan menjadi meliuk-liuk dalam gerakan berenang. Susunan otot
yang segmental pada ikan ini sangat mendukung ikan dalam gerakannya di
air. Pada Amphibia (Bufo sp.) otot aksialnya masih metamerik seperti pada
ikan, tetapi tampak tanda-tanda perbedaan sekat horizontal membagi otot
dorsal dan ventral. Bagian dari sistem otot epaksial atau dorsal
mempengaruhi gerakan kepala. Otot ventral, adalah menjadi bukti dalam
pembagian otot-otot setiap segmen tubuh Amphibia. Selanjutnya, otot
hipaksial terlepas atau terbagi dalam lapisan-lapisan, kemudian
membentuk otot-otot oblique eksternal, oblique internal dan otot
tranversus, sedangkan otot dermal sangat kurang. Berbagai macam
gerakan pada Amphibia, yaitu berenang, berjalan, meloncat atau
memanjat, melibatkan perkembangan berbagai tipe otot. Beberapa di
antaranya terletak di tungkai itu sendiri dan berupa otot-otot intrinsik.
Susunan otot metameris tampak jelas pada salamander, caecilians, dan

15
pada larva anura. Miomer epaksial membentuk berkas serabut otot yang
memanjang melewati beberapa segmen tubuh. Otot-otot tersebut sebagian
tersembunyi dibawah otot-otot apendikular, memanjang dari kolumna
vertebra dari bagian dasar tengkorak sampai pada ujung ekor. Massa otot-
otot hipaksial pada beberapa jenis Amphibia sudah kehilangan pola
segmental dan membentuk lembaran otot (eksternal oblique,
internaloblique, dan transversal), khususnya pada daerah abdominal. Pada
Reptilia walaupun septum horizontal sudah tidak ada, otot hypaksial masih
dapat dibedakan dari otot epaksial. Otot epaksial di sebelah dorsal dan otot
hypaksial di sebelah ventral dan taju melintang vertebra. Otot epaksial
pada reptil menjadi kelompok ikatan otot longitudinal, dan dapat
dibedakan menjadi tiga kelompok utama: iliokostalis, longissimus, dan
spinalis. Kelompok otot illiokostalis terletak paling lateral dari kedua
kelompok otot lainnya, melekat pada tulang ileum melebar ke depan
kemudian menyusup pada ujung dorsal dari rusuk. Kelompok otot
longissimus terletak sepanjang taju melintang dari vertebra dan
berhubungan dengan gelang panggul, rusuk, dan kolumna vertebralis.
Kedua otot ini terpecah menjadi ikatan otot kecil dengan nama yang
spesifik: iliocostalis dorsi dan longissimus servikikokapitis. Otot spinal
merupakan ikatan-ikatan otot yang panjang atau pendek terletak dekat
lengkung neural dan melalui suatu vertebra dari pada yang lainnya.
Kelompok ini terdiri atas otot-otot : intertransversarii; interspinales
(diantara taju neural); spinalis kapitis (menyusup sampai di kepala);
spinalis servisis (pada leher); dan spinalis dorsi (berhubungan dengan
vertebra tubuh). Ikatan otot-otot spinal yang panjang atau pendek lainnya
berfungsi untuk meliuk-liukkan kolumna vertebralis, juga memegang
peranan dalam hal menggerakkan rusuk, dan memutar kepala dari kiri ke
kanan atau sebaliknya. Susunan otot hypaksial pada Reptilia, berhubungan
dengan kehadiran rusuk yang panjang-panjang. Otot interkostalis eksterna
dan interna dengan serabut otot yang menyerong dengan arah yang
berlawanan, melekat pada satu rusuk ke rusuk berikutnya,
menyelenggarakan gerakan dari rusuk. Interkostalis terdapat pada semua

16
Reptilia yang mempunyai rusuk, kecuali pada kura-kura di mana rusuknya
bersatu dengan krapaks. Juga terdapat rusuk yang lainnya, seperti otot
skaleneus yang menghubungkan vertebra leher dengan rusuk. Pada daerah
kolumna vertebralis, di mana rusuk mereduksi seperti di daerah lumbar
dari bangsa kadal dan buaya, otot hypaksial masih metamerik dan
memperlihatkan tiga lapisan otot, seringkali disertai dengan lapisan
tambahan. Pada Aves (burung dara) otot-otot leher menunjukkan banyak
spesialisasi yang dapat dikaitkan dengan kebiasaan makan maupun
mobilitas gerakan leher. Vertebra di bagian tubuhnya banyak yang
menyatu, sehingga menyebabkan pengurangan otot pada bagian dorsal
tubuh. Otot perut pada Aves juga kurang berkembang, akan tetapi otot
pada sayap ekstrinsik terutama otot pektoralis mayor, menunjukkan
perkembangan yang sangat baik terutama burung-burung yang dapat
terbang seperti pada burung dara (Columba livia). Otot pektoralis mayor
merupakan otot depresor (menarik ke bawah) yang berkaitan dengan
gerakan menurunkan sayap saat terbang. Otot pektoralis minor berperan
dalam mengangkat sayap pada saat burung sedang terbang. Otot pectoralis
minor baru tampak apabila otot pectoralis mayor diangkat. Otot pectoralis
mayor dan otot pectoralis minor berorigo pada sternum dan berinsertio
pada humerus. Tambahan untuk beberapa kelompok burung yang tidak
dapat terbang, sayap dan otot-otot terbang tidak berfungsi dan mengalami
atrophi. Beberapa otot juga berperan penting terkait dengan gerakan sayap
ke atas. Otot suprakorakoid melekat pada sternum arah proksimal dari
pektoralis mayor, merupakan pasangan dari otot pektoralis mayor yang
berperan sebagai otot levator (mengangkat) yang berkaitan dengan gerakan
menaikkan sayap saat terbang. Sehingga otot pektoralis mayor dengan otot
suprakoid bekerja secara berlawanan. Selain itu, otot deltoid dan otot
latissimus dorsi juga memiliki aksi yang sama dengan suprakorakoid. Pada
burung otot epaksial jelas terlihat di daerah leher, dan yang terdapat di
ujung ekor menggerakkan uropygium dan bulu ekor. Pada badan, otot
epaksial sengat mereduksi, karena vertebra badan mengalami ankylosis.
Otot hypaksial terdiri dari otot-otot obliquus yang banyak mereduksi, otot

17
transversus yang telah menghilang, dan rektus abdominis. Otot
interkostalis pada burung pertumbuhannya kurang baik. Musculus
epaksialis banyak terlibat dalam gerakan kepala. Pada Mammalia otot
epaksial tidak banyak berbeda dengan binatang melata. Otot epaksial
meluas menjadi dua masa padat pada sisi masing-masing neural vertebra,
dari daerah sacral dan lumbar sampai ke leher dan kepala. Otot epaksial
yang paling besar adalah sacrospinalis, mulai dari sacrum dan vertebra
posterior. Di daerah dada sacrospinalis dibagi dalam tiga massa: spinalis
dorsi, median, dan otot yang berkaitan dengan vertebra yang meluas
sepanjang ke kolumna vertebra, pertengahan longissimus dorsi,
melanjutkan ke daerah cervical dan tengkorak. Otot hipaksial di daerah
abdomen serupa dengan binatang melata. Dinding abdomen disusun dari
otot miring eksternal, otot miring internal, dan transversalis. Otot compres
dan constrict abdomen, berperan menurunkan tulang rusuk, dan memaksa
diafragma ke atas. Di daerah thorak, otot intercostral dibedakan tiga
lapisan, secara membujur mengerahkan rectus abdomis meluas dari
simphisis pubis ke tulang dada yang berada pada sisi linea alba. Di daerah
leher sternothyroid, sternohyoid dan thyrohyoid dibangun dari rectus
abdominalis.

Musculus appendicularis Pisces (termasuk pada ikan tongkol dan


lele) melekat pada sirip (pinnae) atau anggota gerak bebas (extremitas
liberae). Musculus appendicularis, merupakan otot seran-lintang, otot
rangka, bersifat volunter, dan myotomal (berasal dari myotom). Pada
Pisces, otot-otot ini umumnya sedikit sekali kontribusinya dalam lokomosi
(pergerakan). Pada Amphibia khususnya kodok memiliki otot femur yang
cukup besar dan kuat yang digunakan untuk menopang tubuhnya, selain
itu, otot femur kodok juga didukung oleh tungkai belakang yang cukup
panjang meski tak sepanjang pada katak sehingga memungkinkan kodok
untuk melompat dengan jarak yang relatif pendek. Otot-otot anggota gerak
pada reptil jauh lebih banyak dan lebih beragam, serta lebih kuat, jika
dibandingkan dengan otot-otot pada Amphibia. Otot-otot intrinsiknya
mengalami spesialisasi lebih jauh guna memberikan kekuatan pada

18
tubuhnya serta untuk memungkinkan gerakan-gerakan segmen tungkai
bagian distal. Otot-otot anggota gerak pada reptil ini merupakan cikal-
bakal dari perkembangan otot-otot terbang yang kuat pada burung dan
otot-otot tungkai pada mammalia yang fungsinya bervariasi, antara lain:
untuk menggali, terbang, berenang, dan memanjat.
Muskulus dermalis pada Vertebrata, terdiri dari 2 jenis otot yaitu:
musculus extrinsic dan musculus intrinsic. Musculus extrinsicnya berorigo
tidak pada kulit, biasanya pada rangka. Sedangkan insertionya berada di
bawah dermis. Otot ini dapat menggerakkan kulit secara bebas.
Perkembangan musculus dermalis dari masing-masing kelas terlihat dari
Superkelas Pisces yang myoseptanya melekat pada dermis, otot myotom
berhubungan erat dengan kulit walaupun bukan tergolong pada otot kulit,
pada Amphibia (kodok) relatif sedikit sekali otot integumen, terdapat otot
kuataneus pektoralis, berasal dari otot pectoralis yang menghubungkan
kulit dengan kaki depan. Pada umumnya kulit amphibia terlepas dari otot
yang ada di bawahnya kecuali pada perlekatan myosepta dan sekitar nares
eksterna. Musculus extrinsic yang dimiliki oleh reptil pada kulit
merupakan musculus striata. Otot ini dapat menggerakkan atau
menegakkan sisik. Musculus dermalis pada Aves antara lain: musculus
patagium yang berkembang dari otot pektoral dari burung yang
insertionya terdapat pada kulit membran sayapnya berguna untuk
memperkuat sayap. Otot kulit melekat juga pada pangkal bulu dari burung
untuk menggerakkan bulu tersebut. Otot dermal pada Mammalia sudah
terdeferensiasi dengan baik. Berupa lembaran otot menutupi hampir
seluruh truncus dan collum (badan dan leher) disebut Paniculus carnosus.
Terdiri dari 2 lapisan, bagian dalam sphincter colli yang merupakan asal
dari branchiohyoid dan melekat pada kulit leher mamalia tingkat rendah,
dan bagian luar platysma yang menyebar sampai ke wajah dan akhirnya
menjadi otot ekspresi wajah atau disebut muskulus mimetic. Pada kelinci,
muskulus mimetic terdapat disekitaran mulut kelinci yang menggerakkan
vibrisaenya.

19
Tabel 1. Perbandingan Systema Musculus Kelompok Hewan Vertebrata (Berdasarkan Foto Hasil
Pengamatan dan dari Internet)

KELOMPOK HEWAN VERTEBRATA


PISCES AMPHIBIA REPTILIA AVES MAMMALIA

PEM-
NO BANDING

Musculus - Terdiri dari - Terdiri dari - Myotom - Muskulus - Musculus


Parietalis muskulus epaxial dan epaxial epaxial pada epaxialnya
epaxial yang hypaxial terdiferensiasi aves kurang terdiri dari
tersusun dari 2- yang menjadi berkembang. muskulus
3 bundel otot berdiferensia muskulus Sedangkan sacrospinalis,
longitudinalis si. Otot transversus muskulus muskulus
dorsalis, hipaxial spinalis dan hypaxialnya multifidus,
sedangkan terlepas atau muskulus terdiri dari muskulus
muskulus terbagi-bagi longisimus muskulus interspinalis,
hypaxial dalam dorsi. transversus dan muskulus
tersusun atas 2 lapisan- Myotome yang intertransversu
buah bundel lapisan, hypaxial mereduksi dan s. Sedangkan
otot kemudian menjadi muskulus musculus
longitudinalis membentuk muskulus obliqus hypaxial
ventral. otot-otot intercostalis eksternus dan terdiri: lapisan
- Myosepta oblique externus dan muskulus muskulus
(myocommata) eksternal, internus, obliqus transversus
berbentuk zig- oblique muskulus internus yang abdominis,
zag internal dan intercostalis diganti oleh obliqus
otot obliqus, muskulus internus, dan
tranversus. muskulus triangularis obliqus
- Myosepta scalenus, dan sterni yang externus.
pada katak muskulus terletak di
tidak serratus. bagian dalam
terlihat. - Myosepta tidak costae dan

20
nampak melekat pada
sternum.
- Myosepta tidak
nampak
Musculus Terdapat Terdapat Terdapat Terdapat Terdapat
Branchialis musculus musculus musculus musculus musculus
branchialis branchialis branchialis branchialis branchialis

Musculus Terdapat Terdapat Terdapat Terdapat Terdapat


Visceralis musculus musculus musculus musculus musculus
visceralis visceralis visceralis visceralis visceralis

Musculus - Tidak - Otot dermal - Terdapat - Terdapat - Musculus


Dermalis terdapat sedikit muskulus musculus dermalis
adanya otot berkembang. dermalis dermalis paling
dermalis, Terdapat ekstrinsik. extrinsic dan berkembang.
myocomata muskulus - Terdapat otot intrinsik. - Pada
dari myotome gracilis minor dermalis yang - Terdapat mammalia
yang dan muskulus dapat muskulus tingkat tinggi,
merupakan gracilis mayor menggerakkan patagium dan panniculus
batas antar yang letaknya kulit (musculus muskulus carnosus
myomere pada paha costocutaneus), patagium mengalami
(lapisan otot) belakang, dan pada ular. dermalis. reduksi,
melekat pada muskulus - Terdapat pula tinggal sisa-
dermis. pectoris arrectores sisanya pada
cutaneus yang plumarum daerah :
letaknya di axillary,
ventral tubuh sterna, dan
bagian depan. inguinal.
- Musculus
mimetic yang
berkembang
dengan baik.

VIII. Simpulan
1. Berdasarkan hasil praktikum dan teori yang ada, maka pola dasar sistem
musculus dari hewan vertebrata dapat dikelompokkan menjadi: (1)
musculus parietalis yang terdiri atas serangkaian segmen-segmen otot
(miotom) linier yang terbentang dari anterior ke posterior tubuh dan
dapat dibagi lagi menjadi: musculus truncus, musculus hypobranchialis,

21
musculus visus, diaphragma yang hanya terdapat pada mammalia, dan
musculus appendicularis sebagai otot anggota gerak; (2) musculus
branchialis; (3) musculus visceralis, merupakan musculus nonstriata
yang menyusun organ-organ berlumen; serta (4) musculus dermalis
yang merupakan otot-otot yang membungkus seluruh permukaan tubuh.
IX. Daftar Pustaka
Artawan, I Ketut, dan Ni Putu Sri Ratna Dewi. 2016. LKM Anatomi
Perbandingan Hewan Vertebrata. Singaraja: Undiksha.
Artawan, I Ketut. 2010. Asistensi Praktikum Zoologi Vertebrata. Singaraja:
Undiksha.
Campbell, Neil. A., Jane B. Reece, Lisa A Urry, Michael L. Cain, Steven
A Wasserman, Petter V Minorsky, dan Robert B. Jackson. 2010.
Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Djuhanda, Tatang. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata I.
Bandung: Penerbit Armico Bandung.
Faisal. 2012. Buku Ajar Struktur Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA
UNM
Radiodipoetro, Suharno, Shalihuddin Djalal T., Susilo Handari Suntoro,
Harmani S. Djalal T., dan Aliusodo muljo. 1991. Zoologi. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Soemadji. 1993. Materi Pokok Zoologi. Jakarta: Depdikbud.
Sukiya. 2003. Common Text Book Biologi Vertebrata. Yogyakarta: UNY.
Suntoro, Susilo Handari dan Harminani S. Djalal Tanjung. 1993. Materi
Pokok Anatomi dan Fisiologi Hewan. Jakarta: Depdikbud.
Tirta, Nyoman, Ketut Artawan, dan Desak Made Citrawathi. 1999. Buku
Ajar Struktur Hewan. Singaraja: STKIP Singaraja.

22

Anda mungkin juga menyukai