Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

MODUL IV

PENGAMATAN HEWAN

DISUSUN OLEH
NAMA :F
STAMBUK : G501 19 008
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : SAPARUDIN

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA TUMBUHAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

NOVEMBER, 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Anatomi hewan adalah ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian organ


tubuh hewan beserta fungsinya dalam pengamatan anatomi hewan,
diperlukan adanya pembedahan untuk mengetahui lebih jelas sisten organ
pada hewan, khususnya organ sistem pencernaan dan organ sistem
pernafasan secara langsung. Hewan yang dijadikan objek penelitian atau
pengamatan adalah katak sawah (Rana cancarivora) yang termasuk dalam
kelas amfibi karena dapat hidup di darat dan di air. Katak sawah (Rana
cancarivora) memiliki sistem pencernaan yang terdiri dari saluran pencernaan
dan kelenjar pencernaan. Pada sistem pernafasan tersusun atas celah glottis,
laring, bronchus, bronkeolus, alveolus dan alveoli (Pecell, 2012).

Katak adalah satu anggota dari classic Amphibia. Amphibia berasal dari kata
amphi artinya rangkap dan bios artinya kehidupan, karena Amphibia ialah
hewan yang hidup dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula di dalam air
tawar kemudian di darat. Kulit halus selalu basah apabila hewan berada di
luar air untuk meyakinkan terjadinya pernafasan melalui kulit. Kulit
dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar yang menghasilkan lendir untuk
mempertahankan keadaan agar selalu basah (Djuanda, 1982).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini, yaitu untuk menggambarkan morfologi


katak, menuliskan sistem pencernaan katak, dan menjelaskan sistem
reproduksi katak.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Amphibi merupakan kelompok hewan dengan fase daur hidup yang berlangsung
di air dan di darat. Amphibi mempunyai kulit yang selalu basah dan berkelenjar,
berjari 4-5 atau lebih sedikit, tidak bersirip. Mata mempunyai kelopak yang dapat
digerakkan, mata juga mempunyai selaput yang menutupi mata pada saat berada
dalam air. Pada mulut terdapat gigi dan lidah yang dapat diulurkan. Pada saat
masih kecil (berudu) bernafas dengan insang. Setelah dewasa bernafas dengan
menggunakan paru-paru dan kulit. Reproduksi amphibi berlangsung dengan
perkawinan eksternal. Tubuhnya mempunyai sistem urogenial artinya saluran
kelamin dan saluran eksresi bergabung satu dalam kloaka. (Pecell, 2012).

Katak (bahasa inggris frog) dan katak alias bangkong (bahasa inggris toad) adalah
hewan amphibia yang paling dikenal orang di indonesia. Anak-anak biasanya
menyukai katak karena bentuknya yang lucu, kerap melompat-lompat, tidak
pernah menggigit dan tidak membahayakan. Hanya orang dewasa yang kerap
merasa jijik atau takut yang tidak beralasan terhadap katak. Kedua macam hewan
Ini bentknya mirip. Katak betubuh pendek, gempal atau kurus, berpunggung agag
bungkuk, berkaki empat dan tidak berekor. Katak umumnya berkulit halius,
lembab, dengan kaki belakang yang panjang. Sebaliknya katak atau bangkong
berkulit kasar berbintil sampai berbingkul-bingkul, kerapkali kering dan kaki
belakangnya sering pendek sehingga kebanyakan kurang pandai melompat jauh.
Namun kedua istilah ini sering pula dipertukarkan penggunaannya (Djuanda,
1982).
Katak memiliki sepasang paru-paru berupa kantung elastis yang tipis. Mekanisme
pernafasan paru-paru terdiri dari inspirasi dan ekspirasi. Keduanya dengan mulut
tertutup. Katak memiliki tulang-tulang rusuk dan rongga badan. Mekanisme
pernafasannya diatur oleh otot-otot tulang bawah dan perut yang saling
berhubungan satu sama lain. Paru-paru divertilasi dengan pompatekan. Kelenjar
paru-paru itulah terutama penyebab udara keluar. Amphibia menambah respirasi
paru-paru dengan pertukaran gas melalui kulitnya yang tipis dan basah. Sebagian
besar dikeluarkan melalui kulit laju vertilasi paru-paru tidak cukup untuk
membawa keluar, sejumlah air juga diperlukan dan ditukarkan melalui kulit. Hal
inilah yang mungkin menyebabkan amphibia tidak dapat di darat sepenuhnya
(Prawiro, 1999).

Sistem pencernaan pada katak meliputi bagian saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan katak secara berturut-turut adalah rongga mulut,
faring, kerongkongan, lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar, dan kloaka.
Kelenjar pencernaan katak meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas. Sistem
pencernaan dimulai dari mulut yang memiliki gigi sejati. Lidah katak dapat untuk
menangkap makanan atau mangsa seperti serangga. Saluran pencernaan mulai
dari esophagus yang sangat pendek, terdiri dari kontraksi yang kecil, tepinya
bersilia dan sebagai alat cerna yaitu sel-sel secretoris, kemudian ke usus 12 jari
dan usus halus yang berkelok-kelok dan selanjutnya ke usus besar yang lebar.
Setelah usus besar langsung menuju ke kloaka, yaitu tempat lubang pelepasan
(Kastowo, 1984).

Sistem peredaran darah pada katak adalah peredaran darah tertutup dan ganda.
Pada peredaran darah ganda, darah melalui jantung sebanyak dua kali dalam
sekali peredarannya. Pertama darah dari jantung menuju ke paru-paru dan kembali
Ke jantung, kedua darah dari seluruh tubuh menuju jantungdan di edarkan
kembali keseluruh tubuh. Jantung katak terdiri dari tiga ruang yaitu atrium kiri,
kanan dan ventrikel. Diantaranya atrium dan ventrikel terhadap klep yang
mencegah agar darah dari ventrikel mengalir kembali ke atrium (Kimball, 1991).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tanggal

Praktikum ini dilaksanakan pada hari rabu, 06 november 2019 pukul 15.00
WITA sampai selesai di Laboratorium Biosistematika Tumbuhan Jurusan
Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Tadulako.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yg digunakan dalam praktikum pengamatan hewan adalah papan bedah,


paku kecil, pisau bedah (pisau silet), gunting kecil, erlenmeyer. Sedangkan
bahan yg di gunakan adalah katak sawah (ranna cancrivora), katak batu
(ranna macrodon), eter (bahan pembius), kapas, beberapa preparat awetan
dari hewan.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pengamatan Morfologi Hewan

1. Diambil seekor katak, kemudian masukkan kedalam erlenmeyer yg


berisih kapas dan eter.
2. Dibiarkan sampai beberapa saat.
3. Disaat katak pingsan, letakan di atas papan bedah dalam keadaan
terkelungkup.
4. Diamati dan gambar morfologi serta berikan keterangan ekstremitas
anterior dan posterior.
3.3.2 pengamatan Sistem Pencernaan

1. Disetelah diamati bagian morfologi selanjutnya diaadakan hati-hati.


2. Digambar dan amati bagian-bagian dari sistem pencernaan.

3.3.3 Pengamatan Sistem Reproduksi

1. Disetelah diamati bagian-bagian sistem pencernaan, dilanjutkan


pengamatan pada sistem reproduksi
2. Diamati dan gambar bagian-bagian organ genetalia janta dan betina
BAB IV

HASIL PENGAMATANDAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1 Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini diuraikan dalam tabel berikut.

No Gambar Keterangan
1. Morfologi Katak 1. Kepala (caput)
2. Punggung
1 (dorsal)
3. Paha (femur)
2
4. Betis (tiba)
5 5. Kaki depan
3
(forefoot)
4 6. Selaput
(Rheobatrachus
7
6 vitellinus)
7. Jari (digiti)

2. Anatomi katak 1. Jantung (cor)


2. Paru-paru
(pulmones)
2 1
3. Lambung
3
5 (ventrikulus)
4 4. Usus besar
(colon)
6
5. Usus halus
(intestinium)
6. Kloaka (cloaca)

3. Sistem pencernaan 1. Mulut (oris)


2. Lambung
1 (ventrikulus)

2 3. Kerongkongan
(esophagus)
3
4. Usus besar
4
(colon)
5 5. Kloaka (cloaca)
6. Usus halus
(intestinium)

1. Ovarium
Sistem Reproduksi
4. 2. Oviduk
3. Uterus
1

2
1.2 Pembahasan

Struktur morfologi Rana cancarivora adalah memiliki sepasang mata yang


terdiri atas selaput niktitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari
gesekan air. Hidung pada katak di gunakan ketika melakukan pernapasan
menggunakan paru-paru. Katak memiliki membran tymphani yang digunakan
sebagai alat pendengaran pada katak. Katak dapat bergerak dengan anggota
gerak bagian depan (anterior) dan anggota gerak bagian belakang (posterior)
yang terdiri atas lengan atas, lengan bawah, paha atas, betis dan jari-jari.
Anggota gerak ini digunakan katak untuk bergerak atau menempel pada
Tempat yang lembab, pada kaki katak terdapat selaput yang di sebut selaput
natataria yang digunakan katak untuk berenang ketika berada di dalam air.
Adapun struktur anatomi katak dan kodok adalah semua organ yang terdapat
di dalam bagian tubuh yang terdiri atas mulut, esophagus, lambung, usus
kecil, usus besar, paru-paru, jantung, ginjal, hati, empedu, pankreas, kandung
kemih, oviduct dan kloaka. Dari organ anatomi katak dan kodok ini terdapat
sistem yang di bentuk dari kerja organ secara bersamaan, yaitu: sistem
respirasi, sistem sirkulasi, sistem reproduksi dan sistem pencernaan.

Fungsi organ Dalam Katak yaitu:


Jantung (Cor) berfungsi memompa darah keseluruh tubuh, Hati (Cormeum)
berfungsi menetralisir atau menawarkan racun, Pancreas (Ductor Pangcreatic-
us) berfungsi engahasilkan enzim pencernaan, Lambung (Gastrum) berfungsi
mencerna makanan dalam bentuk sari makanan, Empedu (Bilem) berfungsi
membantu penyerapan lemak, Mulut (Oris) berfungsi memasukan makanan,
Lemak (Crasus)berfungsi untuk menjaga agar kulit katak tetap lembab,
Krongkongan (Esokagus) berfungsi pengantar makanan dari rongga mulut ke
lambung, Ginjal (Ren) berfungsi untuk menyimpan urin sementara, Kantong
air semi (Veska Urinaria) berfungsi untuk menampung air seni, Kloaka
(Cloaca) berfungsi sebagai tempat pembuangan sisa makanan, pembuangan
urine dan sebagainya, Usus halus (Jujunum) berfungsi penyerapan makanan,
Usus 12 jari (Duodenum) berfungsi untuk mengaluskan makanan keusus
halus, Usus besar berfungsi tempat penyerapan air dan tempat pembusukan
sisa-sisa makanan, Oviduk (Tuba Falopi) berfungsi untuk menjadi saluran
bagi ovum atau sel telur, dan jga sperma, Ovarium berfungsi memproduksi sel
telur dan mengeluarkan hormon.

Sistem pencernaan dimulai dari mulut, dari mulut makanan melalui faring,
kemudian esophagus menghasilkan sekresi alkali mendorong makanan masuk
ke lambung, di lambung makanan di cerna dan diproses dengan enzim.
lambung juga menghasilkan asam klorida untuk mengasamkan makanan
Kemudian makanan masuk ke dalam usus melalui pyloris, kemudian sari-sari
makanan masuk ke hati yang besar terdiri atas beberapa lobus dan bilus, yang
kemudian ditampung dalam kantung empedu kemudian menuju ke rectum
kemudian dikeluarkan melalui kloaka.

Sistem reproduksi yaitu sistem genitalis masculinus yang berupa sepasang


testis berbentuk oval berwarna keputih–putihan, terletak di sebelah anterior
dari dari ren; diikat oleh alat penggantungnya yang kita
sebut mesorchium yang terjadi dari lipatan peritoneum. Di sebelah cranial
testis melekatlah corpus adiposum suatu zat lemak berwarna kekunin –
kuningan, sedang di sebelah median dataran testis terdapat saluran–saluran
halus yang disebut vasa efferentia yang bermuara pada saluran kencing,
kemudian menuju kloaka.

Sistem genitalis feminus yang terdiri atas sepasang ovariumdiletakkan dengan


bagian dorsal coelom oleh alat penggantung yang disebutmesovarium , yang
terjadi dari lipatan peritoneum. Pada hewan yang telah dewasa kadang–kadang
terdapat ova yang berwarna hitam dan putih berbentuk bintik–bintik. Pada
ovarium juga terdapat corpus adiposum yang berwarna kekuning–kuningan.
Ova yang telah masak menembus dinding ovarium untuk masuk ke dalam
oviduk, selanjutnya ovum menuju ke kloaka pada suatu papillae.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Struktur morfologi Rana cancarivora adalah memiliki sepasang mata yang


terdiri atas selaput niktitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari
gesekan air.

Anatomi hewan adalah ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian organ


tubuh hewan beserta fungsinya.

Sistem pencernaan dimulai dari mulut, dari mulut makanan melalui faring,
kemudian esophagus menghasilkan sekresi alkali mendorong makanan masuk
ke lambung.

Sistem reproduksi yaitu sistem genitalis masculinus yang berupa sepasang


testis berbentuk oval berwarna keputih–putihan, terletak di sebelah anterior
dari dari ren

5.2 Saran

Saran saya sebagai praktikan yaitu agar teliti dalam melakukan percobaan dan
melakukan percobaan sesuai prosedur kerja, teliti saat mencatat semua hasil
percobaan agar mendapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, (1982). Pengatar Anatomi Perbandingan Vertebrata I Bandung. Amico,


Iskandar. (1998). Amphibi Biologi. Bogor. Erlangga
Kastowo. (1984). Anatomi Komparativa. Bandung. Erlangga
Pecell. (2012). Anatomi Tubuh Amphibia. Jakarta. Erlangga
Prawiro, (1999). A. Biologi. Semarang. CV Regina.

Anda mungkin juga menyukai