Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIK PENGENALAN HUTAN

“Disusun Sebagai Syarat menyelesaikan mata kuliah praktik pengenalan hutan”

Oleh:

Firma J Takdir
L 131 23 083

Kht C
KELOMPOK 6

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN

1
UNIVERSITAS TADULAKO
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat allah swt.yang telah memberikan rahmat dan

hidayahnya saya dapan menyelesaikan tugas saya yaitu “laporan praktikum

pengenalan hutan” yang di susun untuk sayarat dalan menyelesaikan mata kuliah

praktik pengenalan hutan.

Dalam penyusunan laporan ini,saya mengucapakan terima kasih kepada

bapak budi setiawan. selaku dosen pembimbing praktikum pengenalan hutan.

Tak lupa pula saya mengucapkan trimakasih kepada para asisten paraktikum yang

telah banyak memberikan arahan,dedikasi serta dukungan selama melaksanakn

praktikum kemarin.

Saya sayangat menyadari bahwa di dalam penyususnan laporan ini terdapan

banyak keslahan dan kekeliruan sehingga saya sangat mengharapkan kritik dan

saran yang membangun agar kedepannya laporan praktikum selanjutnya dapat

lebih baik lagi.Akhir kata dari saya semoga laporan praktikum ini bermanfaat bagi

pembaca.

Palu 01 Maret 2024

Firma J Takdir
L 131 23 083
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..............................................Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................v
BAB I..................................................................Kesalahan! Bookmark tidak ditentukan.
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
2.1 Tujuan Dan Kegunaan......................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................3
2.1 Pengertian Hutan...............................................................................................3
BAB III.............................................................................................................................4
METODE PRAKTIKUM................................................................................................4
3.1 Waktu Dan Tempat...........................................................................................4
3.2 Alat Dan Bahan..................................................................................................4
3.3 Prosedur Kerja...................................................................................................4
BAB IV..............................................................................................................................5
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................5
4.1 Hasil.....................................................................................................................5
4.2 Pembahasan........................................................................................................7
A. Pengenalan alat alat kehutanan........................................................................7
B. Survival...............................................................................................................9
C. P3k ( pertolongan pertama pada Korban )...................................................11
D. Dinas kehutanan dan penyuluh kehutanan...................................................12
BAB V.............................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................15
5.2 Kesimpulan.......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................17
LAMPIRAN...................................................................................................................18
DAFTAR GAMBAR

1. clinometer…………………………………………………………………..
2. Hagameter…………………………………………………………………..
3. Pi-banding…………………………………………………………………..
4. Kompas……………………………………………………………………..
5. Ph meter…………………………………………………………………….
6. Meteran rool………………………………………………………………..
7. Altimeter……………………………………………………………………
8. Binometer…………………………………………………………………...
DAFTAR LAMPIRAN

1. Foto kelompok……………………………………………………………
2. Surat izin orang tua……………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hutan merupakan salah satu aset alam yang paling berharga di muka

Bumi. Selain menjadi rumah bagi jutaan spesies flora dan fauna, hutan juga

berperan penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan global, mengurangi

emisi gas rumah kaca, serta menyediakan berbagai sumber daya alam yang vital

bagi kehidupan manusia. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, tekanan atas

hutan meningkat secara signifikan akibat dari aktivitas manusia seperti

deforestasi, perambahan hutan, dan eksploitasi sumber daya alam.

Di tengah tantangan yang dihadapi, konsep Taman Hutan Rakyat (Tahura)

muncul sebagai salah satu upaya untuk menjaga keberlangsungan hutan dan

memperbaiki hubungan antara manusia dan lingkungannya. Tahura merupakan

wujud dari partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan, di mana masyarakat

lokal secara aktif terlibat dalam proses pemeliharaan, pelestarian, dan

pemanfaatan sumber daya alam yang ada di dalamnya.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya konservasi alam

dan perlunya melibatkan masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan, Tahura

menjadi semakin relevan dalam konteks perlindungan hutan dan keanekaragaman

hayati. Oleh karena itu, laporan ini bertujuan untuk memberikan gambaran

menyeluruh tentang konsep, implementasi, manfaat, serta tantangan yang dihadapi

dalam pengelolaan Tahura, dengan harapan dapat memberikan wawasan yang


mendalam bagi pembaca tentang peran penting hutan dalam keberlangsungan

kehidupan di planet ini.

2.1 Tujuan Dan Kegunaan

tujuan laporan ini adalah untuk menggali lebih dalam mengenai peran dan

kontribusi hutan dan Tahura dalam konservasi alam. Ini mencakup analisis

tentang manfaat ekologis, ekonomis, sosial, dan budaya dari hutan dan Tahura

dalam menjaga keberlangsungan ekosistem dan kesejahteraan manusia.

Adapun kegunaaan dari laporan ini dapat digunakan sebagai panduan dan

sumber referensi bagi pemerintah, akademisi, praktisi, dan masyarakat umum

yang tertarik dengan hutan dan pengelolaan Tahura. Ini memberikan informasi

yang berguna tentang konsep, implementasi, manfaat, dan tantangan dalam

pengelolaan hutan dan Tahura.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hutan

Hutan adalah suatu ekosistem yang ditandai oleh kerapatan pohon-pohon

dan vegetasi yang tumbuh secara alami. Secara luas, hutan mencakup area yang

luas dengan beragam jenis pohon, tumbuhan, dan satwa liar. Hutan memainkan

peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem global, menyediakan

habitat bagi berbagai spesies, serta menyediakan berbagai manfaat ekologis,

ekonomis, dan sosial bagi manusia.

Hutan adalah sebuah konsep yang telah didefinisikan oleh berbagai ahli dan

diatur oleh undang-undang di berbagai negara.Alexander von Humboldt Seorang

ilmuwan alam Jerman abad ke-19 yang menekankan pentingnya hutan dalam

menjaga keseimbangan ekologis dan keanekaragaman hayati.

Aldo Leopold: Salah satu tokoh penting dalam gerakan konservasi

lingkungan di Amerika Serikat, yang menganggap hutan sebagai bagian integral

dari ekosistem yang perlu dilindungi untuk keberlangsungan hidup manusia dan

alam.

Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Indonesia)

Undang-undang ini mengatur tentang pengelolaan hutan di Indonesia, termasuk

penetapan kawasan hutan, izin-izin kehutanan, perlindungan lingkungan hidup,

serta pengelolaan sumber daya alam hutan secara berkelanjutan.


BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat

Adapun Praktikum Pengenalan Hutan yang dilaksanakan pada 23-26

februari 2024.

Adapun tempat pelaksanaan parktikum ini bvertepat di Taman Hutan

Raya,Ngatabaru,Sigi Biromaru,Sigi<sulawesi Tengah

3.2 Alat Dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai

berikut,alat tulis menulis,jas almamater,baju lapangan,sepatu

lapangan,headlem,carier,tenda camping,id card.

3.3 Prosedur Kerja

Adpun prosedur kerja pada praktiku ini adalah sebagai berikut:

Melakukian sosialisasi terhadap hutan dalam konsep (Tahura) kepada

mahasiswa,melaksanakan janggel trekking untuk pengenalan lokasi hutan pada

mahasiswa,dan pemebrian materi materi yang berkaitan dengan hutan,


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil dari praktikum ini sebagai berikut :

Nama Alat Gambar Alat

1.clinometer

2. Hagameter

3.Pi-banding
4.kompas

5.PH meter

6.meteran rool

7.Altimeter
8.binometer

4.2 Pembahasan

Adapaun pembahasan dari praktikum kali ini adalah :

A. Pengenalan alat alat kehutanan

Alat alat dalam bidang kehutanan ada banyak rupanya yang bertujuan

membantu mempermudah dalam melaksanakan kegiatan ketika berada di

lapangan.berikut adalah alat alat dalam bidang kehutanan beserta fungsinya

1. Clinometer

Clinometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut

kemiringan atau elevasi suatu objek relatif terhadap bidang horizontal.

Alat ini umumnya digunakan dalam berbagai konteks, seperti dalam

geologi untuk mengukur kemiringan lapisan batuan, dalam topografi

untuk membuat peta kontur, atau dalam navigasi untuk menentukan

ketinggian suatu objek atau posisi relatif terhadap medan sekitarnya.

2. Hagameter
Sebenarnya, istilah "hagameter" tidak umum dan mungkin merupakan

salah ketik atau istilah yang kurang dikenal. Namun, jika Anda

bermaksud "altimeter", itu adalah alat yang digunakan untuk mengukur

ketinggian suatu objek di atas permukaan laut atau di atas permukaan

bumi dengan tepat. Ini adalah alat yang penting dalam navigasi udara

dan kegiatan luar ruangan lainnya di mana pengetahuan tentang

ketinggian relatif sangat penting.

3. Pi-banding

Jadi, pi-banding adalah alat yang penting dalam penelitian dan

manajemen kehutanan karena memberikan informasi yang berguna

tentang struktur dan pertumbuhan hutan serta memungkinkan

pemantauan yang terperinci terhadap populasi pohon. Pi-banding

digunakan untuk mengukur diameter batang pohon pada tinggi dada

(diameter pada ketinggian 1,3 meter di atas permukaan tanah). Ini

penting dalam survei kehutanan untuk mengetahui struktur dan

komposisi hutan.

4. Kompas

Dalam konteks kehutanan, kompas adalah alat yang penting untuk

berbagai keperluan, terutama dalam survei lapangan, pemetaan,

navigasi, dan penelitian hutan.

5. PH meter

PH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat

keasaman atau kebasaan suatu larutan. Fungsi utamanya adalah untuk


menentukan pH larutan, yang merupakan ukuran dari konsentrasi ion

hidrogen dalam larutan. pH meter sangat penting dalam berbagai

bidang, termasuk ilmu kimia, biologi, pertanian, akuakultur, dan

industri makanan.

6. Meteran Rool

Meteran rol atau meteran gulungan adalah alat pengukur yang umum

digunakan dalam kegiatan kehutanan untuk mengukur jarak atau

panjang secara cepat dan akurat.

7. Altimeter

Altimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian

suatu objek di atas permukaan laut atau di atas permukaan bumi.

Fungsi utamanya adalah untuk memberikan informasi tentang

ketinggian relatif terhadap suatu titik referensi, yang biasanya adalah

permukaan laut

8. Binokuler

Binokuler digunakan untuk memperbesar pandangan, memungkinkan

pengamat untuk melihat detail yang tidak terlihat dengan mata

telanjang. Ini sangat berguna dalam pemantauan dan survei hutan

untuk mengidentifikasi jenis-jenis pohon, mengamati keberadaan

hewan, atau memantau perubahan lingkungan.

B. Survival

Survival adalah kemampuan seseorang untuk bertahan hidup dalam situasi

yang sulit atau ekstrim, di mana sumber daya dan kondisi lingkungan terbatas
atau tidak mendukung. Ini melibatkan penggunaan keterampilan, pengetahuan,

dan strategi untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, air, tempat

berteduh, dan perlindungan dari bahaya.

Survival bisa terjadi dalam berbagai konteks, termasuk:

1. Alam Terbuka: Survival di alam terbuka melibatkan kemampuan untuk

bertahan hidup di hutan, pegunungan, padang gurun, atau lingkungan alam

liar lainnya. Ini bisa terjadi karena tersesat, kecelakaan, atau situasi darurat

lainnya di mana bantuan tidak tersedia.

2. Bencana Alam: Saat terjadi bencana alam seperti gempa bumi, banjir,

badai, atau longsor, kemampuan survival menjadi penting untuk bertahan

hidup sampai bantuan datang. Ini melibatkan evakuasi darurat, pencarian

makanan dan air, serta perlindungan dari cuaca buruk atau bahaya lainnya.

3. Kondisi Ekstrim: Dalam situasi ekstrim seperti ekspedisi mendaki gunung,

petualangan di lautan, atau eksplorasi wilayah terpencil, kemampuan

survival sangat penting untuk mengatasi tantangan lingkungan yang keras

dan tidak terduga.

Kemampuan survival melibatkan berbagai keterampilan praktis, termasuk:

 Pencarian Makanan dan Air: Mengenali sumber makanan dan air yang

aman untuk dikonsumsi di lingkungan alam liar.

 Pembuatan Api: Menguasai teknik pembuatan api untuk memasak

makanan, memanaskan tubuh, dan memberikan sinyal bantuan.

 Pembangunan Tempat Berteduh: Membangun perlindungan dari cuaca

buruk atau suhu ekstrem.


 Navigasi: Menavigasi di lingkungan alam terbuka menggunakan peta,

kompas, atau pengetahuan arah alami.

 Pertolongan Pertama: Memberikan pertolongan pertama untuk mengatasi

luka atau kondisi medis darurat.

 Manajemen Emosi: Mengelola stres, kecemasan, dan ketakutan dalam

situasi darurat untuk tetap tenang dan fokus.

Kemampuan survival sering kali memerlukan latihan, pengetahuan, dan

persiapan sebelumnya. Melalui pendidikan dan pelatihan yang tepat,

seseorang dapat meningkatkan kemampuannya untuk bertahan hidup dalam

situasi yang sulit atau mendesak.

C. P3k ( pertolongan pertama pada Korban )

P3K merupakan singkatan dari Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. Ini

merujuk pada tindakan pertolongan medis darurat yang diberikan kepada

seseorang yang mengalami kecelakaan atau cedera. Tujuan dari P3K adalah

untuk memberikan pertolongan medis awal yang tepat dan cepat untuk

mengurangi risiko komplikasi, mempercepat pemulihan, dan menjaga

stabilitas kondisi pasien sebelum bantuan medis profesional tiba.

P3K melibatkan serangkaian tindakan pertolongan darurat,

termasuk:Penilaian Kondisi: Penilaian cepat terhadap kondisi pasien untuk

menentukan tingkat keparahan cedera dan jenis pertolongan yang

diperlukan.Pemberian Pertolongan: Memberikan pertolongan sesuai dengan

kondisi pasien, seperti menghentikan pendarahan, membersihkan luka,

menstabilkan tulang patah, atau memberikan bantuan pernapasan jika


diperlukan.Pemindahan Aman: Memindahkan pasien dengan aman dari tempat

kejadian ke lokasi yang lebih aman atau memastikan lingkungan sekitar aman

untuk pertolongan. Panggilan Darurat: Jika kondisi pasien serius atau

memerlukan perawatan medis lanjutan, panggilan darurat harus segera

dilakukan untuk meminta bantuan dari petugas medis profesional atau layanan

ambulans.

P3K dapat diberikan oleh siapa saja, termasuk orang awam, petugas

pertolongan darurat, atau tenaga medis yang terlatih. Pelatihan P3K sering kali

diberikan kepada masyarakat umum, petugas keamanan, atau pekerja di

lingkungan kerja untuk mempersiapkan mereka dalam menghadapi keadaan

darurat dan memberikan pertolongan pertama yang tepat dan efektif.

D. Dinas kehutanan dan penyuluh kehutanan

Dinas Kehutanan merupakan badan atau lembaga pemerintah yang

bertanggung jawab atas pengelolaan dan perlindungan hutan serta sumber

daya alam lainnya di suatu wilayah atau negara. Tugas utama Dinas

Kehutanan meliputi:

1. Pengelolaan Hutan: Dinas Kehutanan bertanggung jawab atas

perencanaan, pengelolaan, dan pemantauan hutan, termasuk pengaturan

penebangan kayu, rehabilitasi hutan, perlindungan terhadap kebakaran

hutan, serta pelestarian keanekaragaman hayati.

2. Pemberian Izin: Dinas Kehutanan menerbitkan izin untuk kegiatan

eksploitasi hutan seperti penebangan kayu, penanaman kehutanan, dan


kegiatan ekstraksi sumber daya hutan lainnya. Mereka juga mengatur dan

mengawasi penggunaan lahan hutan untuk kepentingan lain seperti

pertanian, pariwisata, atau kegiatan masyarakat.

3. Pendampingan dan Pengembangan Masyarakat: Dinas Kehutanan dapat

memberikan pendampingan, pelatihan, dan bantuan teknis kepada

masyarakat dalam pengelolaan hutan secara berkelanjutan, termasuk

dalam praktik pertanian berkelanjutan, pengelolaan hutan rakyat, atau

pengembangan usaha berbasis hutan.

4. Pelestarian Lingkungan: Selain menjaga keberlanjutan sumber daya hutan,

Dinas Kehutanan juga bertanggung jawab atas perlindungan lingkungan

hidup, termasuk pengendalian erosi tanah, pemantauan kualitas air, serta

konservasi satwa liar dan tumbuhan langka.

5. Penegakan Hukum: Dinas Kehutanan memiliki peran dalam penegakan

hukum terkait dengan pelanggaran aturan pengelolaan hutan, seperti illegal

logging, perambahan hutan, atau aktivitas ilegal lainnya yang merusak

lingkungan hutan.

Penyuluhan Kehutanan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak-

pihak terkait, termasuk Dinas Kehutanan, LSM, atau organisasi lainnya, untuk

meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya

pelestarian hutan dan lingkungan. Tujuan utama penyuluhan kehutanan

meliputi:
1. Peningkatan Kesadaran: Memberikan informasi kepada masyarakat

tentang pentingnya kelestarian hutan dan sumber daya alam, serta dampak

negatif dari kerusakan lingkungan.

2. Peningkatan Pengetahuan: Memberikan pengetahuan teknis dan praktis

kepada masyarakat tentang cara-cara pengelolaan hutan yang

berkelanjutan, praktik pertanian yang ramah lingkungan, atau upaya-upaya

pelestarian lingkungan.

3. Pemberdayaan Masyarakat: Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam

pengelolaan dan perlindungan hutan, serta memberikan mereka

keterampilan dan alat untuk berkontribusi dalam upaya pelestarian

lingkungan.

4. Promosi Praktik Berkelanjutan: Mendorong penggunaan teknologi dan

praktik pengelolaan hutan yang berkelanjutan, seperti agroforestri,

reboisasi, atau penggunaan energi terbarukan.

Dengan demikian, Dinas Kehutanan dan penyuluhan kehutanan memiliki

peran penting dalam pengelolaan dan pelestarian hutan serta sumber daya

alam lainnya, serta dalam meningkatkan kesadaran dan keterlibatan

masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan.


BAB V
PENUTUP

5.2 Kesimpulan

Pengelolaan hutan merupakan kegiatan kehutanan yang mencakupkegiatan

merencanakan, menggunakan, memanfaatkan, melindungi, rehabilitasiserta

mengembalikan ekosistem hutan yang didasarkan pada fungsi dan statussuatu kawasan

hutan.Menurut UU Kehutanan No.41 tahun 1999 tentang Kehutanan, ruanglingkup

pengelolaan hutan meliputi kegiatan tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan

hutan, pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi danreklamasi hutan

serta perlindungan hutan dan konservasi alam.

Alat alat dalam bidang kehutanan ada banyak rupanya yang bertujuan

membantu mempermudah dalam melaksanakan kegiatan ketika berada di

lapangan.

Survival adalah kemampuan seseorang untuk bertahan hidup dalam

situasiyang sulit atau ekstrim, di mana sumber daya dan kondisi lingkungan

terbatas atau tidak mendukung. Ini melibatkan penggunaan keterampilan,

pengetahuan, dan strategi untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, air,

tempat berteduh, dan perlindungan dari bahaya.

5.2 Saran

Adapun saran saya pada praktikum kali ini adalah Tumbuhkan Kesadaran

Lingkungan Melalui Praktik Pengenalan Hutan".Dalam era ini, kebutuhan akan

pemahaman mendalam tentang lingkungan semakin penting. Oleh karena itu,


kami mengusulkan praktik pengenalan hutan sebagai langkah awal untuk

memperluas wawasan masyarakat tentang kekayaan alam yang dimiliki oleh

hutan.

Praktik ini akan melibatkan peserta secara langsung dengan alam,

memperkenalkan mereka pada keanekaragaman hayati, siklus ekologi, dan nilai

penting hutan dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Melalui pengamatan

langsung dan interaksi dengan lingkungan hutan, peserta akan mendapatkan

pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya pelestarian alam.

Lebih dari sekadar sebuah kunjungan, praktik ini dirancang untuk memicu

rasa keterlibatan dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Dengan demikian,

diharapkan bahwa peserta akan menjadi lebih peduli terhadap pelestarian hutan

dan menjadi agen perubahan yang berkontribusi pada upaya-upaya konservasi

yang berkelanjutan.

Dengan menggali kearifan alam dan meresapi keindahan serta keberagaman

hutan, praktik ini akan membawa dampak yang signifikan dalam membentuk

sikap dan perilaku pro-lingkungan di kalangan masyarakat. Semoga praktik ini

tidak hanya menjadi perjalanan pendidikan, tetapi juga sebuah perjalanan

transformasibagisemuapeserta
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Septya Hanung Surya, I. Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani, and Fatma
Ulfatun Najicha. "Kedudukan Dan Perlindungan Masyarakat Adat Dalam
Mendiami Hutan Adat." Legislatif (2020): 79-92.

Din, Muhammad, et al. "Peningkatan Pengelolaan Keuangan Daerah Melalui


Penatausahaan Barang Persediaan di Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi
Tengah." Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat 8.2 (2020): 55-62.

Hardianto, Dadan, Dedi Sufyadi, and Suharjadinata Suharjadinata. "Hubungan


antara kinerja penyuluh kehutanan dengan partisipasi petani dalam
pengelolaan hutan rakyat." Agribusiness System Scientific Journal 1.1
(2021).

Mamarodia, Imanuel, Irvan Trang, and Greis M. Sendow. "PENGARUH


PELATIHAN, DISIPLIN KERJA DAN HUMAN RELATION
TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI DINAS KEHUTANAN
DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA." Jurnal EMBA: Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi 9.3 (2021): 1118-1127.

Pasai, Miswar. "Dampak kebakaran hutan dan penegakan hukum." Jurnal


pahlawan 3.1 (2020): 36-46.

Safe'i, Rahmat, et al. "Kajian kesehatan hutan dalam pengelolaan hutan


konservasi." Ulin Jurnal Hutan Tropis 4.2 (2020): 70-76.

Thamsi, Alam Budiman, et al. "Pelatihan Pemanfaatan Alat Navigasi Untuk


Pembuatan Peta Bagi Siswa SMK Negeri Kehutanan Makassar." Jurnal
PkM Pengabdian kepada Masyarakat 5.2 (2022): 136-142.

Wahyuni, Herpita, and Suranto Suranto. "Dampak deforestasi hutan skala besar
terhadap pemanasan global di Indonesia." JIIP: Jurnal Ilmiah Ilmu
Pemerintahan 6.1 (2021): 148-162.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai